Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106399 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leonardi Armando Goenawan
"Kemajuan di bidang kesehatan memberikan dampak yang besar dalam status kesehatan manusia, Hal ini dapat terlihat dengan semakin rnenurunnya angka morbiditas dan rendahnya angka mortalitas, serta usia harapan hidup yang semakin meningkat. Indonesia sebagai negara berpenduduk terbesar ke empat di dunia memiliki jumlah penduduk 207,5 juta jiwa pada tahun 2000. Dengan tingkat pertumbuhan 1,35% per tahun, jumlah penduduk akan menjadi 400 juta jiwa di tahun 2050. Untuk itu, usaha menekan laju pertumbuhan harus terus dilakukan dan memberikan prioritas pada pembinaan potensi dan kualitas penduduk.
Di tahun 1991, usia harapan hidup penduduk Indonesia adalah 64,4 tahun. Pada tahun 2000 diproyeksikan umur harapan hidup telah mencapai 67 tahun. Diperkirakan, pada tahun 2020 usia harapan hidup Iansia Indonesia mencapai 71.7 tahun. Dari segi jumlah, lansia Indonesia juga menempati urutan ke empat terbesar di dunia setelah RRC, India dan Amerika Serikat, yaitu 15.4 juta jiwa, atau sekitar 7,4% dari jumlah penduduk Indonesia, menurut data terakhir yang dikemukakan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Terjadi peningkatan yang cukup dramatis bila dibandingkan dengan tahun 1970-an yang hanya 4,5% dari jumlah penduduk, atau 6.6% di tahun 1990. Karenanya diperkirakan, pada tahun 2020 jumlah lansia di Indonesia akan mencapai 11% dari jumlah penduduk.
Kenyataan ini membawa Indonesia pada era penduduk berstruktur tua (aging society) dengan potensi dan permasalahannya. Pembinaan potensi dan kualitas penduduk menjadi prioritas pada saat ini agar aging society tersebut tidak menjadi beban masyarakat dan negara. Kebijakan kesehatan masyarakat sudah perlu mengarah kepada memperpanjang "usia kehidupan yang aktif dan produktif ?
Kondisi tetap aktif dan produktif ini, tentunya mustahil bila harus bergantung kepada orang lain. Dengan kata lain, lansia harus mampu berfungsi secara otonom dan tetap independen dalam menjalani kehidupannya. Dalam hal ini dikenal istilah kapasitas fungsional atau kompetensi sebagai determinan penting tingkat independensi seseorang.
Berbagai usaha antisipatif terhadap kemungkinan-kemungkinan menurunnya kapasitas fungsional atau tingkat kompetensi akibat proses penuaan maupun penyakit degeneratif harus menjadi prioritas. Termasuk di sini adalah perlunya dikembangkan instrumen-instrumen yang dapat mendeteksi secara dini terjadinya penurunan tersebut. Seperti telah kita ketahui, terdapat banyak aspek yang perlu dinilai dalam menentukan kapasitas fungsional atau tingkat kompetensi seseorang. Sejauh ini, telah dikembangkan berbagai instrumen yang mampu menilai kapasitas fungsional berdasarkan aspek tertentu.
Sebagai contoh instrumen Activities of Daily Living (ADL/Index Barthel) yang menilai aspek kemampuan pemeliharaan fisik diri sendiri dan Instrumental Activities of Daily Living (IADL) yang menilai aspek kemampuan pemeliharaan diri secara instrumental atau kemampuan pemeliharaan fisik diri sendiri dalam kaitan dengan aplikasinya di komunitas. Karena yang diukur adalah aspek yang relatif mendasar dalam kapasitas fungsional maka penggunaannya lebih tepat pada pengukuran yang berbasis rumah sakit atau pada lansia yang telah mengalami penurunan kapasitas fungsional yang jelas. Sedangkan untuk menilai kapasitas fungsional yang lebih tinggi, tidak akan terdeteksi oleh kedua instrumen tersebut.
Untuk itu dibutuhkan instrwnen seperti Tokyo Metropolitan Institute of Gerontology Index of Competence (TMIG IoC) yang mampu mengukur tingkat kapasitas fungsional yang lebih tinggi di samping fungsi lainnya yang lebih mendasar yang terkait dengan kompetensi lansia. Tokyo Metropolitan Institute of Gerontology Index of Competence (TMIG IoC) adalah merupakan suatu instrumen yang sangat praktis dan sederhana sehingga dipertimbangkan agar dapat dipakai sebagai self-rating/self-administrative instrument untuk mengukur indeks kapasitas fungsi luhur dan fungsi-fungsi lainnya yang lebih mendasar. Dengan diketahuinya indeks kapasitas fungsional tersebut maka dapat dilakukan berbagai tindakan antisipatif untuk mencegah ataupun memperlambat kemungkinan terjadinya penurunan indeks tersebut di kemudian hari, yang berarti semakin berkurangnya tingkat independensi seseorang."
Jakarta: Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cornelia Ayu Purwandari
"Studi ini menyelidiki efek antara penuaan populasi dan tingkat inflasi di berbagai negara, termasuk negara ekonomi maju dan negara berkembang. Analisis regresi menggunakan Fixed Effect Model (FEM) menunjukkan hubungan negatif yang konsisten dan signifikan secara statistik antara rasio ketergantungan lansia dan tingkat inflasi di semua sampel negara yang berbeda. Kenaikan 1% rasio ketergantungan lansia berkorelasi dengan penurunan signifikan 0,266% pada tingkat inflasi. Hasil ini menunjukkan bahwa seiring bertambahnya proporsi penduduk lanjut usia, inflasi akan melemah. Hal ini konsisten dengan gagasan bahwa populasi yang menua mengubah pola pengeluaran, meningkatkan tabungan, dan menurunkan permintaan barang dan jasa, sehingga kemudian menurunkan inflasi. Efek non-linear juga diidentifikasi menggunakan model Panel Threshold Regression (PTR) dengan single threshold. Estimasi menghasilkan nilai threshold optimal untuk rasio ketergantungan lansia di seluruh negara sebesar 8,89%. Efek positif dihasilkan oleh rasio di bawah nilai threshold, sedangkan efek negatif jika rasio di atas threshold. Sebagai implikasi kebijakan, temuan ini menyoroti perlunya pendekatan khusus untuk mengatasi dampak inflasi akibat population aging dengan memperhitungkan faktor demografis dalam mempengaruhi inflasi. Studi selanjutnya perlu untuk melihat efek menurut komponen pembentuk inflasi agar dapat diidentifikasi transmisi efek dari sisi permintaan.

This study investigates the effects of population aging on the inflation rate across countries, including both advanced economies and emerging markets from 2001 to 2020. Using the Fixed Effect Model (FEM), regression analysis demonstrates a consistent and statistically significant negative correlation between the old age dependency ratio and the inflation rate across all country. A 1% increase in the old dependency ratio corresponds to a 0.266% reduction in the inflation rate. This result suggests that as the proportion of the elderly population increases, inflation will weaken. This is consistent with the idea that an aging population changes spending patterns, increases savings, and lowers demand for goods and services, thereby lowering inflation. The Panel Threshold Regression (PTR) model with a single threshold is also used to identify non-linear effects. The estimations result in an optimal threshold value of 8.89% for the old dependency ratio. Positive impact is observed when the ratio is less than the threshold, but negative effect is observed when the ratio exceeds the threshold. As a policy implication, these findings highlight the need for a specific approach to address the impact of inflation due to population aging by taking into account demographic factors in influencing inflation. Future studies need to look at the effects according to the components contributing to inflation in order to discover the demand side transmission effects."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Mohammad Aufari
"Penuaan penduduk merupkan salah satu fenomena yang sedang dihadapi Indonesia di mana proporsi penduduk lansia terhadap populasi meningkat. Salah satu konsekuensi sosial dan ekonomi dari penuaan penduduk adalah melebarnya ketimpangan pendapatan. Studi ini bertujuan untuk mempelajari secara empiris dampak penuaan penduduk terhadap ketimpangan pendapatan dengan mempertimbangkan aspek lokasi spasial di Indonesia. Studi ini menggunakan data panel dari 119 kota dan kabupaten di Pulau Jawa selama periode 2010 s.d. 2020 dengan metode regresi GLS dengan random-effects dan Spatial Autoregressive (SAR). Hasil studi menunjukkan bahwa penuaan penduduk berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan ketimpangan pendapatan kota dan kabupaten di Pulau Jawa. Studi ini juga menemukan bahwa terdapat klasterisasi spasial yang positif dan kuat pada tingkat ketimpangan kota dan kabupaten di Pulau Jawa. Dengan demikian, penuaan penduduk yang terjadi di suatu kota/kabupaten juga akan memengaruhi tingkat ketimpangan kota/kabupaten yang berada di sekitarnya. Studi ini memberikan rekomendasi kebijakan bagi masyarakat dan pemerintah daerah di akhir bagian.

Aging population is one of the phenomena that is being faced by Indonesia where the proportion of the elderly population to population increases. One of the social and economic consequences of aging population is the widening of income inequality. This study aims to empirically examine the impact of aging population on income inequality by considering the spatial location aspect in Indonesia. This study uses panel data from 119 cities and regencies in Java Island during the period of 2010 to 2020 using GLS with random-effects regression and Spatial Autoregressive (SAR) methods. The result of this study shows that aging population has a significant impact on increasing income inequality in cities and regencies in Java Island. This study also finds that there is a positive and strong spatial clustering in the level of inequality between cities and regencies in Java Island. Thus, aging population that occurs in a city/regency will also affect the level of inequality of the neighbouring city/regency. This study provides recommendations for communities and local governments at the end of the section."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Quadagno, Jill S.
New York: St. Martin's Press, 1980
612.6 QUA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rowlan, Donald T.
"It provides a foundation for understanding and reflecting on key demographic and social trends, together with related theoretical and policy frameworks that are important in explaining changes and designing informed responses. With particular reference to countries that have the oldest or largest aged populations, the book presents a synthesis of research on population aging, new analyses of trends and a discussion of the major social policy strategies. Key topics include the new demography of aging, population health, family change, the third age, international policy concepts and strategies, and comparisons of countries."
New York: Springer, 2012
e20400607
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Matheus Nathanael
"Pendahuluan. Proses penuaan merupakan kondisi gangguan fungsi akibat penurunan integritas fisiologis yang dapat menjadi faktor risiko penyakit utama lain. Proses penuaan diakibatkan radikal bebas dan kondisi stres oksidatif sehingga dapat mempercepat proses penuaan. Kondisi ini menyebabkan peningkatan mediator proinflamasi, penurunan kognisi dan kekuatan otot. Berdasarkan studi, Acalypha indica Linn (AI) menunjukkan efek antioksidan dan antiinflamasi. Ekstrak tanaman herbal AI juga diketahui dapat menekan sitokin proinflamasi, meningkatkan kognisi dan kekuatan otot. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh AI dalam proses penuaan melalui perlakuan terhadap tikus Sprague-Dawley (SD) tua.
Metode. Tikus SD terdiri dari Tikus SD tua (n=21) dan Tikus SD muda sebagai pembanding (n=6). Tikus SD tua dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok perlakuan (ekstrak etanol AI 250 mg/kg berat badan), kontrol negatif, dan kontrol positif (vitamin E 6 IU). Kognisi tikus SD diuji menggunakan metode Y-maze sebelum dan selama perlakuan melalui uji setiap minggu. Perlakuan diberikan tikus selama 28 hari. Pada hari ke-29, kekuatan otot tikus dilakukan dengan metode grip test, setelah itu tikus diterminasi dan dilakukan pengukuran kadar interleukin-6 darah menggunakan enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA).
Hasil. Ditemukan penurunan kadar IL-6 darah (p=0,02) dan peningkatan kekuatan otot (p=0,032) yang signifikan pada kelompok perlakuan (AI) dibandingkan dengan kontrol negatif. Namun, tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan pada kognisi tikus (p>0,05).
Kesimpulan. Ekstrak etanol AI dapat menurunkan kadar IL-6 darah dan meningkatkan kekuatan otot tikus SD tua, tetapi tidak memberikan efek yang signifikan terhadap kognisi tikus SD tua. Dibutuhkan penelitian lanjutan untuk melihat lebih jauh dan mendalam mengenai potensi AI sebagai agen antipenuaan.

Objectives. Aging is a condition of impaired function due to the decrease of physiological" "integrity that can be a risk factor for another disease. Aging process is caused by free radicals and oxidative stress that can increase proinflammatory mediators, such as interleukin-6. Acalypha indica Linn (AI), is widely used as a herbal medicine. Studies have shown that AI have antioxidant and antiinflammatory effects and known to suppress proinflammatory cytokines, improve cognition and muscle strength. We aimed to study the effects of AI in the aging process through treatment on aged Sprague-Dawley (SD) rats.
Methods. Old (n=21) and young SD rats as a comparison group (n=6). Aged rats were divided into treatment group (AI ethanolic extract 250mg/kg bodyweight), negative control, and positive control (6IU vitamin E). SD rats cognition was tested (Y-maze method) before and during treatment every week. Treatment was given for 28 days. On the 29th day, muscle strength was tested (grip test). SD rats were terminated and measured for its blood interleukin-6 levels using enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA).
Results. Decrease in blood IL-6 levels (p=0.02) and an increase in muscle strength (p=0.032) significantly was found in the treatment group (AI) compared to negative control. Statistics did not show significant differences in rats cognition (p>0.05).
Conclusions. AI ethanolic extracts can reduce blood IL-6 levels and increase muscle strength on aged SD rats, but did not have a significant effect on its cognition. More research is needed to look further about the potential of AI as an antiaging agent.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustinus Bunarto
"Penuaan populasi yang terjadi di Jepang dan Eropa memberikan contoh bagaimana variabel demografi memengaruhi inflasi. Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara akan mengalami penuaan juga. Penelitian ini menggunakan rasio ketergantungan sebagai indikator utama dan dikontrol dengan pertumbuhan M2 dan kesenjangan output. Hasil regresi menunjukkan variabel demografi signifikan mempengaruhi inflasi tapi pertumbuhan M2 dan kesenjangan output tidak. Polinomial populasi digunakan untuk estimasi pengaruh setiap kohort usia 5-tahunan. Hasil polinomial mendukung bahwa penduduk usia muda dan tua memberikan tekanan inflasi sedangkan penduduk usia kerja memberikan tekanan deflasi. Tekanan deflasi yang rendah disebabkan karena tenaga kerja yang memiliki keahlian yang rendah dan bekerja pada sektor informal. Familial transfer membuat tekanan deflasi yang semakin rendah. Tantangan yang akan dihadapi Indonesia pada masa yang akan datang karena penuaan adalah tekanan inflasi yang meningkat mulai tahun 2030. Kesempatan yang dimiliki adalah tekanan deflasi akan menurun hingga 2030.

Aging population of Japan and Europe show how demographic variable affects inflation. Indonesia as a country which has biggest population in South East Asia will aging eventually. This study uses dependency ratio as main indicator of population and controlled by growth of M2 and output gap. Regression result shows demographic variable significantly affects inflation but growth of M2 and output gap does not. Population polynomial estimate 5-year cohorts’s effects. Polynomial result supports that young and old population have inflationary pressure while working-age population have deflationary pressure. Low deflationary pressure caused by low skill worker and informal sector. Familial transfer lower deflationary pressure. The challenge in the future for Indonesia is upward inflationary pressure start from 2030. The opportunity is downward inflationary pressure until 2030."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rossy Yulianti
"ABSTRAK

Latar belakang. Meningkatnya usia harapan hidup menambah jumlah populasi dewasa dan usia lanjut yang menyebabkan meningkatnya gangguan fungsi kognitif, salah satunya adalah fungsi eksekutif. Pemeriksaan Trail Making Test merupakan salahsatu instrumen untuk pemeriksaan fungsi eksekutif. Trail Making Test dapat dipengaruhi faktor demografi seperti usia dan tingkat pendidikan, selain itu, saat ini belum ada nilai normal waktu rerata Trail Making Test di Indonesia.

Metode. Studi ini dilakukan secara potong lintang pada 200 subyek dengan kognitif normal yang terdiri atas 55 subyek laki-laki dan 145 subyek perempuan berusia >18 tahun.

Hasil. Pada penelitian ini, dari keseluruhan subyek didapatkan waktu rerata dari TMT-A adalah 41,39±17,877 detik dan TMT-B adalah 82,82±35,05 detik. Pada kelompok berdasar tingkat pendidikan, waktu rerata TMT-A &TMT-B kelompok dengan tingkat pendidikan ≤12 tahun adalah 47,21±17,97 detik & 98,12±33,70 detik dan kelompok dengan tingkat pendidikan >12tahun adalah 36,62±16,39 detik & 70,29±31.04 detik. Pemeriksaan TMT-A dan TMT-B berdasarkan kelompok usia dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok usia 18-39 tahun, 40-49 tahun, 50-59 tahun, 60-69 tahun dan ≥70 tahun. Untuk kelompok usia 18-39 tahun, waktu rerata TMT-A dan TMT-B adalah 22,85±6,15 detik dan 44,90±14,69 detik, kelompok usia 40-49 tahun 37,45±11,82 detik dan 71,60±25,51 detik, kelompok usia 50-59 tahun 44,15±16,39 detik dan 86,72±27,91 detik, kelompok usia 60-69 tahun 48,52±17,48 detik dan 98,50±27,26 detik, sedangkan kelompok usia ≥70 tahun 53,95±16,97 detik dan 112,35±33,35 detik. Tidak ada perbedaan bermakna waktu rerata TMT-A & TMT-B pada kelompok berdasar jenis kelamin.

Kesimpulan. Telah didapatkan rerata waktu Trail Making Test pada kognitif normal. Usia dan tingkat pendidikan secara bermakna mempengaruhi waktu rerata Trail making Test.


ABSTRACT

 


Background.  With a rapidly aging population would increase the incidence of cognitive impairment, which one of them was executive function. The Trail Making Test is among the most widely used neuropsychological assesment instrument as an indicator of executive functioning. The demografic factor such as age and level of eductaion could effect on the performance of the trail Making Test and this study would provide normative information in normal cognitive population in Indonesia

Method. The study was a cross sectional study involving 200 normal cognitive subject consist of 55 males and 145 females which age ranging more than 18.

Results. In this study, the whole mean score for TMT-A & TMT-B were  41,39±17,877 sec & 82,82±35,05 sec. Based on level of education, the mean score of TMT-A & TMT-B for education ≤12 years were 47,21±17,97 sec & 98,12±33,70 sec & for education >12 years were 36,62±16,39 sec & 70,29±31.04 sec. The mean score of TMT-A & TMT-B for age 18-39 year, were 22,85±6,15 sec & 44,90±14,69 sec, for 40-49 year were 37,45±11,82 sec & 71,60±25,51 sec,  for age 50-59 year were 44,15±16,39 sec & 86,72±27,91 sec, for age  60-69 year were 48,52±17,48 sec & 50±27,26 sec & for age ≥70 year were 53,95±16,97 sec & 112,35±33,35 sec. There is no significant differences of mean scores TMT between male and female.

Conclusion. The mean score of Trail Making Test in normal cognitive has been found. Age as well as level of education have significant effect on mean score of the Trail Making Test.

 

 

"
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Body mass index and percent body fat are two parameters used to assess human body composition , which has several advantages for clinical practice, sport, growth and normal population as well..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarya Wargasasmita
1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>