Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179332 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mia Fardiana
"Integrated marketing communication (IMC) atau komunikasi pemasaran terpadu, semakin banyak digunakan oleh pemasar untuk mengkomunikasikan suatu merek produk kepada konsumen. Semakin berkembangnya praktek penggunaan IMC dalam bidang pemasaran, menjadikan IMC tidak lagi digunakan sebatas untuk mengkomunikasikan suatu merek atau produk saja. Hal ini juga banyak diterapkan oleh pemasar yang bergerak pada industri otomotif kendaraan roda empat nasional.
Saat ini terjadi persaingan yang semakin ketat pada industri otomotif kendaraan roda empat nasional, namun daya beli masyarakat justru melemah karena meningkatnya harga BBM (Bahan Bakar Minyak) di tanah air pada tahun 2005 yang berdampak langsung terhadap perilaku pembelian konsumen. Saat ini, para konsumen cenderung memilih kendaraan yang berkapasitas mesin kecil, sehingga dapat lebih menghemat hemat BBM dan harganya terjangkau. Oleh karena itu, para produsen kendaraan bermotor roda empat harus dapat menangkap minat para konsumen itu agar dapat meraih keuntungan.
PT. Indomobil Niaga International (PT. IMNI) berusaha menangkap needs dari para konsumen dengan mengeluarkan kendaraan kelas Mini MPV, yaitu Suzuki Swift. Konsep IMC diterapkan terhadap merek mobil Suzuki Swift ini, dengan serangkaian kegiatan promosi yang dilakukan oleh tim pemasaran untuk mengkomunikasikan merek Suzuki Swift kepada masyarakat luas agar tercipta kepercayaan serta nilai positif dari Suzuki Swift pada konsumen potensialnya. Dengan terciptanya kedua hal tersebut, diharapkan pada situasi pengambilan keputusan pembelian terhadap produk kendaraan kelas Mini MPV, keduanya menjadi dasar yang kuat bagi konsumen potensial untuk memilih Mini MPV merek Suzuki Swift dibandingan Mini MPV merek lainnya.
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap corporate brand Suzuki dan produk Suzuki Swift, serta efektivitas strategi komunikasi pemasaran Suzuki Swift berdasarkan IMC tools, yaitu advertising, internett, personal selling, direct marketing, dan sales promotion. Selain itu, juga diteliti pengaruh persepsi konsumen pada corporate brand Suzuki dan produk Suzuki Swift tersebut terhadap keinginan membeli konsumen (willingness to buy).
Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua metode riset, yaitu riset eksploratori dan riset deskriptif yang menggunakan sumber data primer melalui metode sampel survei dengan instrumen utama berupa keusioner dengan skala Likert. Riset eksploratori dilakukan melakui studi pustaka, focus group discussion dengan beberapa konsumen yang berasal dari target pasar Suzuki Swift, dan wawancara dengan staf pemasaran Indomobil yang menangani pemasaran Suzuki Swift.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan antara nilai persepsi merek Suzuki dengan nilai persepsi produk Suzuki Swift. Pada nilai persepsi mengenai merek Suzuki, nilai emosional dan nilai sosial tidak mempunyai pengaruh sama sekali, faktor kualitas mempunyai pengaruh kecil, sedangkan faktor harga mempunyai pengaruh besar pada keinginan membeli produk Suzuki Swift. Hal ini menunjukkan bahwa citra merek Suzuki diminati oleh segmen pasar golongan pendapatan menengah dan menengah ke bawah, karena produknya mempunyai harga yang terjangkau. Sedangkan pada nilai persepsi mengenai produk Swift, faktor kualitas, nilai emosional, dan nilai sosial mempunyai pengaruh positif pada keinginan membeli, sedangkan faktor harga mempunyai pengaruh paling besar pada keinginan membeli Swift. Target pasar Suzuki Swift mempunyai anggapan bahwa produk Swift harganya cukup terjangkau.
Dari hasil penelitian juga dapat diketahui bahwa komunikasi pemasaran yang telah dijalankan oleh Suzuki Swift sudah cukup baik dan konsumen tertarik dengan promosi dan advertising Suzuki Swift. Di sisi lain, hasil penelitian menemukan bahwa awareness melalui media tersebut perlu ditingkatkan karena sebagian besar responden hanya mengetahui bentuk promosi dan advertising Suzuki Swift, namun tidak dapat mengingat bentuk promosinya. Dengan meningkatkan komunikasi melalui media tersebut, maka komunikasi Suzuki Swift akan menjadi lebih efektif dan efesien.
Adapun urutan IMC tools Suzuki Swift yang pengaruhnya paling besar kepada keinginan membeli konsumen adalah advertising, personal selling, direct marketing, sales promotion, dan kemudian yang pengaruhnya paling kecil adalah internet.

The Integrated Marketing Communication (IMC) has been widely used to promote brand products to potential consumers. IMC has also been used to promote four wheel vehicle products of automotive industries in Indonesia.
At present the competition between the products of four wheel vehicle of the national automotive industries has become intense, although the purchasing capacities of the community has become weaker, because of the increase of the price of gasoline in the year 2005, which directly induced the purchasing behavior of the consumers. The consumers tend to choose vehicles with small engine capacities, to save gasoline and other operational expenditures. The producers of four wheel vehicles must be able to capture the interest of the consumers to win in the competitive market.
P.T. Indomobil Niaga Internasional (PT IMNI) has tried to meet the needs and interests of the consumers by marketing vehicles in the class of Mini MPV, i.e. Suzuki Swift. The IMC concepts are applied to the products of Suzuki Swift, by conducting a series of marketing activities to promote Suzuki Swift to enhance confidence of the positive values of Suzuki Swift to the potential consumers. It is expected that potential customers will consider and favor Suzuki Swift brand in making decision to purchase among Mini MPV class vehicles.
The objectives of this research is to measure the consumers perceptions of the corporate brand of Suzuki, the brand product of Suzuki Swift, and the effectiveness of the marketing communication strategy of Suzuki Swift with IMC tools, i.e. advertising, internet marketing, personal selling, direct marketing, and sales promotion. The research is also conducted to measure the impact of the perception of the corporate brand of Suzuki and the brand product of Suzuki Swift to the willingness to buy of the potential consumers.
Two research methodologies are utilized in this research, i.e. exploratory research and descriptive research. The research makes use of primary data by survey sampling method and questionnaires with Likert scale as the main tool. Exploratory research is conducted by library studies, focus group discussions with several consumers of the market targets of Suzuki Swift, and with interview with marketing staff members of P.T. Indomobil Niaga Internasional who handle the marketing of Suzuki Swift.
The result of the research shows that there are differences between the perception values of Suzuki corporate brand and the perception values of the Suzuki Swift products. In the perception values of Suzuki corporate brand, emotional values and social values have no influence to the willingness to buy, quality factor has small influence, and price factor has the dominant influence to the willingness to buy of Suzuki Swift products.
In the perception values of Suzuki Swift products, quality factor, emotional values, and social values have positive influence to the willingness to buy, and again price factor has the largest influence to the willingness to buy of Suzuki Swift products. The market target is attracted to Swift brand because of its affordable price. The result of the research also shows that the image of Suzuki brand and Swift product attracted potential consumers in the medium and low income market segment.
The result of the research shows that the marketing communication of Suzuki Swift has been conducted effectively and the consumers are attracted to Suzuki Swift by the promotion and advertisement. The awareness through communication media should be enhanced, because the respondents stated that they are only informed about Suzuki Swift through promotion and advertisement, but they do not keep in mind the details and positive values of the product. By enhancing the communication media, the marketing communication of Suzuki Swift will become more effective and efficient. The order of effectiveness of the IMC tools of Suzuki Swift to the willingness to buy of the potential consumers are as follows: advertisement, personal selling, direct marketing, sales promotion, and lastly internet marketing."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19722
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gina Karlina
"ABSTRAK
Dalam konteks pemasaran persuasif informasi tentang barang langka atau
jumlah terbatas kemungkinan akan mendatangkan asumsi yang positif tentang
produk, seperti kualitas yang baik dan eksklusifitas. Kelangkaan dapat
meningkatkan persepsi nilai dan keinginan membeli melalui asosiasi keuntungan
simbolis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perceived scarcity
terhadap willingness to buy melalui variable mediasi perceived value pada produk
Nokia Lumia Batman Series. Sampel penelitian ini berjumlah 200 responden,
metode SEM (Structural Equation Modelling), digunakan untuk mengolah data
dengan software SPSS 17 dan Lisrel 8.7. Hasil analisa menunjukkan bahwa
strategi scarcity yang dilakukan Nokia tidak berhasil meningkat perceived value
Nokia Lumia Batman Series, walapun demikian konsumen masih menilai bahwa
Nokia Lumia Batman Series memiliki perceived value yang baik dan
menimbulkan willingness to buy.

ABSTRACT
A scarcity claim in a persuasive marketing context is likely to elicit positive
thoughts about the product such as enhanced quality and exclusiveness. Scarcity
may increase the perception of value and willingness to buy through symbolic
benefits association. This study aim to analyze perceived scarcity effect on
willingness to buy through mediating variables, perceived value, on Nokia Lumia
Batman Series. Sample of this study is 100 respondents. This study used SEM
(Structural Equation Modelling) to process data with Lisrel 8.7 and SPSS 17
software. The analysis shows that scarcity strategies that Nokia applied do not
enhance Nokia Lumia Batman Series perceived value, nevertheless consumers
consider that Nokia Lumia Batman Series has a positive perceived value and
arouse willingness to buy."
2012
T43052
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustika Candrawardani
"Tingkat ramah lingkungan konsumen yang masih rendah menjadi tantangan pemasaran produk eco-friendly homes yang semakin berkembang di Indonesia. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana perbedaan respon dalam pembentukan attitude toward the ad (AAD), attitude toward the product (AAP), dan purchase intention (PI) produk eco-friendly homes diantara kelompok high, medium, low involvement with the environment dengan self-benefit appeal dan environment-benefit appeal.
Penelitian ini berbentuk penelitian eksperimen dengan menggunakan analisis statistik deskriptif terhadap 123 orang mahasiswa MMUI sebagai partisipan. Riset eksperimen ini berbentuk factorial design 2x3 (benefit appeals & involvement with the environment).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok high involvement with the environment respon AAD, AAP, PI dengan environment-benefit lebih tinggi dibandingkan selfbenefit. Sedangkan pada kelompok medium & low involvement with the environment respon AAD, AAP, PI dengan self-benefit lebih tinggi dibandingkan environment-benefit.

The low involvement with the environment of Indonesian consumers becomes a challenge for marketing of developed eco-friendly homes recently in Indonesia. General objective of this research is to examine the benefit appeals (self-benefit appeal and environment-benefit appeal) effect in influencing attitude toward the ad (AAD), attitude toward the product (AAP), dan purchase intention (PI) of ecofriendly homes product in high, medium, low level of involvement with the environment.
This research used an experimental research design with statistic descriptive analysis through 123 undergraduate student of MMUI as a participant. This experimental research was require factorial design 2x3 (benefit appeals & involvement with the environment).
The results showed that for those high involvement with the environment, environment-benefit was more persuasive in influencing AAP, AAD, and PI than the self-benefit. For those low, and medium involvement with the environment, self-benefit was more persuasive in influencing AAP, AAD, and PI than the environment-benefit.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T30285
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Utama Widya
"Saat ini mal bukan Iagi tempat untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari seperti pada awalnya berdiri. Mai saat ini menjadi salah satu tempat tujuan untuk menghilangkan kejenuhan, tempat untuk bertemu, berbincang-bincang dan lainnya yang dahulu belum terpikirkan hal tersebut dilakukan di pusat perbelanjaan. Karya akhir ini akan melihat fenomena perilaku konsumen dan hubungannya dengan Integrated Marketing Communications. Mal Kelapa Gading merupakan salah satunya dimana dahulu hanya memiliki fasilitas untuk berbelanja memenuhi kebutuhan masyarakat sekitarnya dan sekarang menjadi tempat bergaul anak-anak muda.
Karya akhir ini memiliki tiga tujuan utama, tujuan yang pertama yaitu melihat dan kemudian menganalisa komunikasi pemasaran dalam hal ini Integrated Marketing Communications (MC) manajemen Mal Kelapa Gading yang telah dilakukan, tujuan kedua yaitu melihat pangaruh IMC yang dilakukan manajemen dengan perilaku konsumen yang ada saat ini. Sedangkan tujuan yang terakhir adalah melihat apakah dengan adanya Mal Kelapa Gading membawa pengaruh terhadap rni.nat membeli di kawasan Kelapa Gading.
Karya akhir ini menggunakan metode eksploratory untuk mencari bahan rujukan dari berbagai sumber agar dapat mendalami permasalahan yang akan diteliti dan deskriptif yang digunakan untuk menjelaskan hasiI dari penelitian secara terstruktur dan sistematis. Jumlah responden valid sebagai sampel sebesar 202 orang, pembagian kuesioner menggunakan Non probability sample. Analisa dalam penelitian ini menggunakan cross tabulation, regresi, validitas dan reliabilitas, dan Importance Performance Analysis.
Untuk melihat dan manganalisa IMC yang dilakukan manajemen Mal Kelapa Gading digunakan Importance Performance Analysis yang membandingkan secara langsung 19 atribut IMC untuk harapan konsumen dengan kinerja yang diberikan manajemen_ 1-Iasil penelitian ini cukup baik dengan nilai harapan (importance) rata-rata sebesar 3,96 poin dan kinerja (performance) sebesar 3,31 yang mempunyai jarak tidak terlalu jauh yaitu sebesar 0,65 poin dari skala 5. Terdapat 10 atribut dimana kinerja sudah mendekati apa yang diinginkan oleh konsumen (kuadran I), dan hanya terdapat I atribut dimana manajemen mal memiliki kinerja yang rendah dan konsumen mempunyai harapan yang tinggi (kuadran II) yaitu konsumen mengharapkan iklan MKG yang lebih informatif dan berguna. Selain itu terdapat pula atribut yang mempunyai harapan yang tidak terlalu tinggi dari konsumen dan memang manajemen juga memberikan kinerja yang tidak tinggi pula (kuadran III) sebanyak 6 atribut dan terdapat 2 atribut dimana mal memberikan kinerja yang cukup balk dibandingkan dengan harapannya.
Analisa regresi juga dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perilaku konsumen dipengaruhi oleh komunikasi pemasaran Mal Kelapa Gading. Terdapat lima hipotesis dalarn melakukan analisa ini, maka terdapat lima variabel tidak bebas perilaku konsumen yang dipengaruhi oleh 19 variabel bebas komunikasi pemasaran. Variabel tidak bebas tersebut didapatkan dari basil in-depth interview dengan pengunjung dan memberikan 5 basil terbanyak untuk tindakan yang dilakukan pada saat berada di mal. Hasil analisa regresi yang memiliki lima hipotesis menunjukkan bahwa kelima perilaku konsumen yaitu berbelanja, makan, nonton bioskop, melihat pertunjukkan, bertemu dan berbincang-bincang di mal dipangaruhi secara signifikan oleh IMC yang dilakukan manajemen Mal Kelapa Gading yang diwakili oleh 19 variabel bebas. Perilaku berbelanja sangat dipengaruhi positif oleh adanya promosi yang menarik dan adanya event di mal, walaupun terdapat faktor lainnya yang berpangaruh terhadap minat belanja ini. Perilaku makan di mal sangat dipangaruhi oleh adanya event yang sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen, dan memang ha! ini terbukti setelah adanya event pengunjung tidak langsung pulang rnelainkan sekaligus berjalan-jalan di ma! dan kemudian mencari makan. Perilaku nonton bioskop sangat dipangaruhi oleh adanya promosi menarik yang dilakukan manajemen, seperti adanya potongan harga tiket masuk. PeriIaku untuk melihat pertunjukkan dipengaruhi oleh event yang sesuai dengan harapan dan promosi yang menarik. Sedangkan perilaku terakhir untuk bertemu dan berbincang-bincang di mal dipangaruhi secara event yang sesuai harapan dan promosi yang menarik. Masih terdapat beberapa faktor lainnya yang berpangaruh dalam perilaku konsumen namun tidak terialu signifikan.
Untuk tujuan terakhir yaitu melihat apakah Mal Kelapa Gading memberikan pengaruh minat berbelanja di kawasan Kelapa Gading itu sendiri dilakukan dengan analisa deskriptif melalui perhitungan frekuensi. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebanyak 74,3% menyatakan ingin ke kawasan Kelapa Gading setelah ke Mal Kelapa Gading dengan tujuan (diurutkan dari yang paling besar minatnya) mencari restoran, mal lainnya, karaoke, salon, kursus, rumah sakit dan ke showroom mobil selebihnya menjawab lainnya. Sedangkan dari motivasi yang ada pengunjung ingin ke kawasan Kelapa Gading yaitu (diurutkan dari yang paling besar) ingin marimba yang bare, tidak ada di MKG, mendapat info, lebih nyaman, lebih murah dan lebih bagus, se[ebihnya menjawab lainnya.
Hasil dari penelitian karya akhir ini memberikan beberapa pengetahuan bail( bagi manajemen Mal Kelapa Gading, bagi peneliti dan bagi masyarakat umum & akademisi. Bagi manajemen Mal Kelapa Gading tenlu saja dapat merupakan kajian ulang terhadap apa yang telah dilakukan dan diharapkan dapat menutup "kekurangan" dari tindakan komunikasi pemasarannya. Bagi peneliti, karya akhir ini "membuka mata" bahwa !MC yang dilakukan raempunyai efek yang cukup luar biasa terhadap pembentukkan perilaku konsumen dan kelangsungan mal itu sendiri. Bagi masyarakat umum dan para akademisi, hal dapat semakin memperjelas bahwa perilaku konsumen tidak serta merta berubah dengan cepat tanpa adanya stimulasi komunikasi pemasaran dari perusahaan dan contoh yang nyata adalah perubahan perilaku konsumen yang cukup drastis pada Mal Kelapa Gading dalam kurun waktu hanya kurang Iebih 10-15 tahun.

Nowadays, malls are not anymore places for shopping like in the first planned. Today, malls become one of the places to reduce stress, meet colleagues, chat with friends, which are we never thought to do in malls before. This thesis will look deep about the relationship of phenomena of consumer behavior and Integrated Marketing Communications. Kelapa Gading Mall is one of the malls which was facilitate only shopping needs and its become into hang-out place for teenagers lately.
This thesis emphasizes three purposes. The first purpose is to see and analyze marketing communication, in this case, IMC have been done by MKG management. The second purpose is to see about IMC effect which has been done by MKG management recently. The final purpose is to see whether MKG brings buying effect in Kelapa Gading areas.
The writer uses exploratory method to find the materials from any other sources in order to deepen the problem which will be looked closely at and the descriptive method which is used to explain the result of research in structured and systematic way_ The amount of valid respondents is 202 samples. The distribution of questionnaire used non probability sample. In this research used cross tabulation analysis, regression analysis, validity and reliability, and Importance Performance Analysis (IPA).
To see and analyze IMC that have been done by MKG management, we use IPA which compare 19 attributes of IMC between consumer importance?s with management's performance. This result of the research is good with mean score; 3, 96 points and performance score for 3, 31 points. The gap is not far that is only 0, 65 points from 5 scales. There are 10 attributes where the performance is near with consumer's demand (I" quadrant), and only one attribute where the mall management has low performance and the high importance of consumer (2"d quadrant) is about advertisement of MKG to be more informative and useful. Besides that, there are attributes that have importance not too high from the consumer and the management gives performance at the same level (3rd quadrant) in 6 attributes and there are 2 attributes where the mall gives quite good performance than the importance.
Regression analysis was done in order to know the relationship between consumer behaviors affected by marketing communication of MKG. There are 5 hypotheses to analyze this, so those are 5 tied variables of consumer behavior which affected by 19 independent variables marketing communication. Those tied variables got from the result of in-depth interview with customer and it given the most 5 results for action that had been done at the mall. The result of regression analysis has 5 hypotheses which point in 5 consumer behaviors, shopping, eating, watching movie, enjoying performances, meeting and chatting with friends at the mall affected significantly by IMC which have been done by management of MKG presented by 19 independent variables. Shopping behavior is the most positive affect in interesting promotions and events at the mall. Nevertheless there are others factor that affects this behavior. For eating behavior in the mall is so affected by the events that are demanded by the consumers, and it was proven that after events played, costumers do not go straight home, but they might take a walk and then eat some food For watching movie behavior, it was so affected by interesting promotion which has been done by management of MKG. For example, the reduction price for the ticket. The behavior of seeing performances is affected by interesting events and promotions. The last behavior is to meet and chat with friends at the mall is affected by the interesting Events and promotions either. There are still some factors that affects consumer behavior but those are not too significant.
For the last purpose is to see whether MKG gives affect for shopping in Kelapa Gading areas which have been done by descriptive analysis with frequency counting. The result of this research is 74,3% wants to go to Kelapa Gading areas after visit MKG, the reasons are from the biggest score) look for restaurants, other malls, karaoke, salon, courses, hospitals, car showrooms, and the others answer other option. Moreover, the other consumers are motivated to visit Kelapa Gading areas (from the biggest score) are to try something new that is not available in MKG, get more information, more comfortable, cheaper and better that MKG, and the others answer other options.
Finally, the result of this research gives some information, not only for management of MKG, the writer, and societies but for academicians too. This research can also be considered as feedback to management of MKG in order to what they have been done and be expected to cover their destitute of marketing communication. In writer's opinion, this thesis makes vision wide about what IMC have been done affects great effect to curve the consumer behavior and for the mall itself Nevertheless, for the societies and academicians, those things are to clear that the consumer behavior is not change rapidly without stimulation of marketing communication from the company and the real example is the drastically changing of consumer behavior in MKG in term of 10-15 years."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Andina Rahajeng
"Tesis ini membahas komunikasi pemasaran listrik prabayar dan pengaruhnya terhadap citra dan reputasi perusahaan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara dan kuesioner. Model penelitian yang digunakan adalah untuk mengukur komunikasi korporat terhadap citra dan reputasi perusahaan. hasil penelitian ini menyarankan agar PLN sebaiknya menerapkan sistem komunikasi pemasaran yang lebih terintegrasi dan lebih gencar dalam mengadakan edukasi mengenai produk Listrik Prabayar kepada masyarakat.

This Thesis discusses the Listrik Prabayar marketing communication and its effect on the image and reputation of the company. This research is descriptive quantitative research design. Data were collected through interviews and questionnaires. The study is a model to measure communication against corporate image and corporate reputation. These results suggest that PLN should implement a more integrated marketing communications and more vigorous in conducting education about Listrik Prabayar products to the public."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T30286
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suprawito
"Kondisi perkembangan kesenian utamanya seni pertunjukan tradisional Indonesia sekarang ini masih dirasakan belum mendapatkan perhatian yang cukup dari para pihak terkait baik dari pihak penentu kebijakan (dalam hal ini Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI), para pelaku seni dan para pemasar seni maupun penggemarnya. Hal tesebut dapat dilihat dengan adanya persepsi/ anggapan dari berbagai kelompok masyarakat mengenai seni itu sendiri. Anggapan-anggapan tersebut antara lain: mereka yang menganggap bahwa kesenian (seni pertunjukan tradisional) lahir karena suatu kebutuhan untuk mengagungkan asma Tuhan YME atau membuat suatu tradisi bagi masyarakatnya, mereka yang menganggap bahwa seni adalah suatu karya yang dapat dinikmati baik bagi dirinya sendiri maupun orang lahir dan tidak pernah memikirkan untuk mendapatkan nilai ekonomi/ penghasilan dari hasil karyanya tersebut, kelompok masyarakat seni yang menyadari bahwa kesenian dapat dinikmati oleh masyarakat, bersama-sama dengan kegiatan pariwisata. Pagelaran-pagelaran semi tradisional ini biasa dilaksanakan sebagai pelengkap kehadiran wisatawan di daerah tujuan wisata, kelompok masyarakat utamanya para pelaku seni pertunjukan tradisional yang melihat peluang adanya penggemar seni tradisional Indonesia di luar negeri mencoba dengan caranya sendiri sehingga mereka mampu mengadakan pagelaran di luar negeri. Para penentu kebijakan pada umumnya masih menganggap bahwa kebudayaan termasuk kesenian khususnya seni pertunjukan tradisional di dalam negeri dapat digunakan sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa sedangkan untuk di luar negeri dipergunakaa sebagai salah satu alat diplomasi untuk meningkatkan persahabatan antar bangsa.
Pokok bahasan dalam tesis ini adalah mengenai strategi komunikasi pemasaran untuk mengembangkan seni pertunjukan tradisional. Penulis melakukan analisa dengan metode penelitian kualitatif. Adapun metode pengumpulan data menggunakan analisis data sekunder dan indepth interview untuk memperoleh data primer.
Dalam tesis ini, model perencanaan komunikasi pemasaran dari Smith (1996) dan bentuk-bentuk komunikasi pemasaran menurut Kotler (2000) merupakan model yang sangat relevan dalam kaitannya dengan model Strategi Komunikasi Pemasaran Seni Pertunjukan Tradisional.
Dengan dukungan komunikasi pemasaran yang tepat, sebuah kesenian tradisional khususnya seni pertunjukan tradisional pun dapat dijadikan industri yang memberikan manfaat dan keuntungan seluas-luasnya bagi Para pendukung seni di dalamnya. Tak jarang sebuah seni pertunjukan tradisional yang sebelumnya dilupakan dan dipandang tidak memiliki potensi bisnis (komersial), dengan pendekatan komunikasi pemasaran ternyata hasilnya menjadi tak terduga bahkan luar biasa. Dengan memasarkan seni pertunjukan tradisional khususnya ke mancanegara, Indonesia juga dapat memperbaiki citra bangsa di mata bangsa-bangsa lain. Pada saatnya nanti seni pertunjukan tradisional Indonesia diharapkan dapat sejajar kedudukannya dengan pariwisata sehingga seni pertunjukan tradisional dapat memberikan kontribusi terhadap bangsa, yaitu dapat memberikan perolehan devisa negara.

Marketing Communication Strategy for Traditional Art Performance (Study: Strategy Marketing Communications for Traditional Art Performance The Indonesian Excellency of Culture and Tourism)Art development, especially traditional art performance in Indonesia is revealed as yet to have a sufficient attention by the decision-maker (government - Department of Tourism & Cultural), the artist and business sectors. This situation can be seen from some perceptions to the meaning of `traditional art' by some groups of people. Some people thought art was born from the need of religions (i.e. praise to the God) then create a `tradition' to those own people. Some other thought art is an activity that can be enjoyable by everyone but not for business purposes. These people thought that traditional art can not be commercialized (i.e. benefit purposes). They thought their traditional art was meant for their own group, not to be exposed for different purposes. They even don't think of getting economic value (revenue) from their art creation. However, there are specific groups of people who are aware that traditional art is economically potential and it is enjoyable/consumable by lot of people. These groups thought traditional art performances can be explored for a business purposes, especially in conjunction with `tourism'. Indonesian traditional art is used to be as a complementary to the tourism in some favorite tourism destinations. Recently, groups of people (especially the traditional artist) have seen the opportunity for traditional art performances to be more recognized by domestic or foreign tourists. They are aware of potential around the world fans for Indonesian traditional art. Given to this opportunity, Indonesian traditional artist try with their own way to be able to perform overseas. On the other hand, in general the decision maker (Government or investors) may still thinking that traditional art as part of culture is mainly good to be used for uniting the country, and in overseas, this can be used as a diplomatic tool for foreign relationship.
The main discussion of this thesis is about the marketing communication strategy in developing traditional art show business (commercial traditional art performances). Qualitative methods were used to support the analysis. In-depth interview and support data gathering were also used to get the primary data."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T 8994
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayang Rukmi
"Pertumbuhan industri media cetak yang cepat, membuat persaingan menjadi semakin ketat. Banyaknya media cetak baru membuat konsumen memiliki berbagai macam pilihan sehingga jarang hanya membeli satu macam saja. Melihat hal tersebut membuat para pemain dalam industri ini harus dapat membuat suatu strategi pemasaran yang tepat untuk dapat memenangkan persaingan. Begitu pula pada majalah Femina yang merupakan pemain lama dalam industri ini.
Kondisi tersebut membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan topik Analisa Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan Loyalitas Merek pada Majalah Wanita (studi kasus majalah Femina). Bagaimana Femina menetapkan dan menjalankan komunikasi pemasarannya, dan apakah ada hubungan pads loyalitas pada majalah tersebut. Penelitian dilakukan dengan cara survai. Kerangka pemikiran yang digunakan adalah teori mengenai strategi pemasaran, komunikasi pemasaran dan loyalitas merek Majalah Femina telah melakukan strategi komunikasi pemasaran agar dapat menarik pembaca dan dapat menjaga pembaca setianya. Adanya konsistensi pesan sangat diperiukan dalam komunikasi pemasaran sehingga pembaca tidak bingung dan dapat menancap di benak pembacanya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa majalah Femina belum melakukan strategi komunikasi pemasaran secara tepat, sehingga belum dapat membentuk loyalitas merek sesuai dengan yang diinginkan. Melihat dari hasil penelitian tersebut sebaiknya majalah Fernina melakukan komunikasi pemasaran yang lebih terarah dan berkesinambungan, dengan pernyataan yang lebih jelas dan lugas sehingga dapat mengena pada pembacanya. Prinsip dasar dari komunikasi pemasaran bila dihubungkan dengan loyalitas merek adalah perusahaan harus dapat mengelola customer expectation karena itu merupakan dasar dalam pengelolaan merek yang menjanjikan dan terciptanya kepercayaan dari merek. Dari penelitian ini terlihat bahwa komunikasi pemasaran yang dilakuan belum diterapkan secara sinergi dan berkesinambungan. Konsitensi peran dan citra yang dimiliki pertu dipertahankan, selain itu perlu dipertimbangkan pengunaan media komunikasi lain seperti Internet dan juga pembentukan komunikas pembaca majalah tersebut.
Correlation Analysis Marketing Communication Strategy with Brand Loyalty to Women's Magazines: Case Study: Femina Magazine The growth of media industry is moving very fast and makes the competition among the player becomes tighter. There is much kind of new magazines and new newspapers showed up and makes consumer have many kind of choices so rarely they only buy one kind of magazines. Seeing that kind of situation makes the player must decide good marketing strategy to win the competition. So does Fernina magazines, which is an old player in the industry.
That condition makes the author interested in doing a research of Correlation Analysis Marketing Communication Strategy to Brand Loyalty At Women's Magazines (Case: Femina Magazine ). How Femina chooses and do their marketing communication and does it has correlation with brand loyalty. This research was done by quantitative method and data compilation getting done survey. The basic concepts of this research are the theories about marketing strategy, marketing communication and brand loyalty.
Femina magazine has done marketing communication to attract and to keep their readers. The consistency of message is a must so there be no confusing in their reader and the message will stay on their head.
Femina has not done the correct marketing communication so they cannot build brand loyalty as they expected. According to the result, it would be better if Femina do marketing communication more focus and more integrated, using easier and attractive message to their readers. The basic principle of marketing communication is that acompay must manage customer expectation. This is the foundation of managing the brand promise and creating trust on which brands are built. The consistency of image and message must be remaining. Besides that Femina must consider using other media of communication and making a community for their readers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T11552
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Dwi Oktaviani
"Bentuk komunikasi tradisional seperti Advertising kini sudah mulai ditinggalkan oleh perusahaan, karena biaya yang tinggi dan semakin padatnya persaingan iklan di media elektronik dan cetak tersebut. Sebelum adanya komunikasi yang terintegrasi (Integrated Marketing Communication atau IMC), perusahaan menjalankan promosi produknya secara terpisah. Melalui IMC pesan disampaikan lewat berbagai macam bentuk media dalam sebuah tema yang memiliki "One Voice, One Look" sehingga tercipta sebuah konsistensi informasi di benak konsumen.
Berbagai media yang digunakan dalam IMC adalah advertising, public relation dan publicity, internet, direct selling, personal selling dan sales promotion. Media-media promosi ini digunakan untuk mempengaruhi dalam proses pembelian produk. Pada produk-produk yang bersifat high involvement, komunikasi yang diterima oleh receiver akan berdampak pada pembentukan cognitive, affective dan conative. Lebih jauh lagi ketiga tahapan tersebut akan dijabarkan menggunakan Hierarchy of Effects Model, di mana cognative mencakup awareness dan knowledge; affective terdiri dari liking, preference dan conviction; sedangkan conative merupakan tujuan terakhir dalam model ini yaitu purchase.
Tujuan pertama diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat efektivitas setiap media IMC ini terhadap masing-masing tahapan pembelian pada produk yang bersifat high involvement, dengan studi kasus produk otomotif Toyota Yaris. Tujuan
kedua adalah untuk mcngetahui apakah media tradisional yaitu advertising berpengaruh terhadap pembentukan purchase behaviour. Produk Yaris dipilih sebagai objek penelitian karena dianggap memiliki konsistensi dalam keseluruhan materi komunikasinya. Alasan lain adalah karena produk ini baru diluncurkan pada pertengahan bulan Februari 2006, schingga daya ingat responden terhadap media promosi diharapkan masih tinggi.
Pada penelitian ini responden dibagi menjadi dua kelompok yaitu user dan non user Yaris, di mana masing-masing responden terdiri dari 50 orang. Pembagian kelompok ini dilakukan untuk mcngetahui sampai sejauh mana kefektifan promosi produk Yaris terhadap scliap tahapan pembelian produk pada kelompok users dan non users.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan antara keefektifan promosi pada responden users dan non users. Pada responden non users, seluruh alat promosi tidak berpengaruh pada pembentukan liking dan preference pada produk Yaris. Hal ini dapat terjadi karena asosiasi responden terhadap kendaraan kelas citycar, masih didominasi oleh kendaraan Honda Jazz yang juga merupakan pioneer di kelasnya. Pada responden users, alat promosi yang mempengaruhi tahapan liking adalah public relation, intemet dan direct marketing. Pembentukan preferensi sangat dipengaruhi oleh public relation dan direct marketing, sedangkan Internet dan personal selling hanya sedikit berpengaruh. Berdasarkan hasil riset juga ditemukan bahwa pengaruh advertising pada tahapan pembelian menunjukkan perbedaan pada responden users clan non-users. Pada responden users, advertising mempengaruhi purchase behaviour, berbeda halnya dengan non users responden di mana advertising tidak mempengaruhi purchase intention.

Traditional communication, such as Advertising, is beginning to be abandoned by company due to the high cost and extremely cluttered competition among electronic media. Before Integrated Marketing Communications (IMC) was founded, company runs promotion separately. Through IMC, information is passed with lots of kind of media in a single campaign theme that has "One Voice, One Look". The objective is to make a clarity and consistency message in audience mind.
There are many kind of media such as advertising, public relation and publicity, internet, direct selling, personal selling and sales promotion. These promotion media are used to persuade audience through their purchasing decision. In a high involvement product category, the message that is being received by audience will have impact in cognitive, affective and conative behavior. Further more, these three orders model will be called Hierarchy of Effects Model. Cognitive stage includes awareness and knowledge, while affective stage includes liking, preference and conviction behavior, and conative is the final destination to customer behavior that is purchase.
The first objective of this research is to find out the affectivity of each IMC tools to stages in hierarchy of effects model in a high involvement product, with Toyota Yaris as a study case. The second objective is to know if advertising still has big impact on purchase behavior.
The object of this research is Toyota Yaris, the reason is because it is founded that Yaris is being promoted with IMC strategy. Another reason is because Toyota Yaris was just launched this February 2006, so the media exposure among audience should be high.
In this research, there are 100 respondents which being divided into 2 groups (users and non users), each of these groups contains of 50 respondents.
Research shows that there are differentiation between promotion affectivity on users and non user respondent. In non user respondents, all IMC tools have no impact on liking and preference stages. These were cause by low awareness to the brand Toyota Yaris compare to Honda Jazz as the pioneer in mini MPV class. In users respondents, internet, Public relation and direct marketing have impact on liking stage. Preference stage is highly influence by public relation and direct marketing, while Internet and personal selling only have low impact. Research also shows that in user respondents, advertising does have big impact on consumers purchase behavior. The reason behind this is the high corporate image of Toyota as Yaris producer. In non user respondents, it is founded that advertising have no impact on purchase behavior."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18304
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrie Handayani
"Pemasar menyadari bahwa tidak ada gunanya memberlakukan seluruh pasar sebagai potential customers. Sebaliknya kini pemasar mulai memilah dan memilih bagian yang paling menarik untuk dilayani, atau yang disebut niche marketing.
Strategi komunikasi pemasaran untuk niche product harus disesuaikan agar pesan yang disampaikan bisa sampai sesuai ke khalayak sasaran yang terbatas tersebut. Selain itu, suatu produk yang niche harus dapat memuaskan konsumennya agar dapat berhasil di pasarnya. Kepuasan konsumen dapat terpuaskan apabila suatu produk memiliki consumption values, atau nilai-nilai yang diharapkan konsumen ada pada suatu produk, baik berupa nilai fungsional, sosial, emosonal, epistemik dan kondisional. Produk yang merniliki consumption values yang baik akan mempengaruhi penilaian/keputusan konsumen terhadap suatu produk/merek.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara consumption values dengan penilaian konsumen terhadap merek `Equil' dan mengetahui elemen consumption values mana yang memberikan kantribusi terbesar. Tujuan Iainnya adalah mengetahui bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dijalankan perusahaan dan bagaimana efek terpaannya terhadap konsumen. Sehingga pada akhirnya dapat dirancang suatu strategi komunikasi pemasaran yang tepat dengan menonjolkan values yang paling dirasakan konsumen.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif eksplanatif dengan pengumpulan data berupa kuesioner dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisa dengan Label frekuensi untuk analisa deskriptifnya dan analisa regresi ganda untuk analisa eksplanasinya. Responden penelitian adalah manajer Food & Beverages di hotel bintang empat dan lima, serial beberapa cafe/restoran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan telah melakukan strategi komunikasi pemasaran, karena responden telah merasakan paparan komunikasi pemasaran tersebut. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara consumption values dan penilaian terhadap merek. Responden telah mendapatkan kesan/penilaian terhadap merek yang sesuai dengan tujuan komunikasi pemasaran perusahaan, yaitu prestis dan alami. Dan sesuai produk yang menawarkan keprestisan, elemen consumption values yang paling besar konstribusinya terhadap persepsi terhadap merek adalah emotional values Sementara nilai epistemik dan nilai kondisional tidak memberikan kontribusi yang berarti terhadap persepsi terhadap merek.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat dirancang suatu program komunikasi pemasaran yang efekrif, yang semua toolsnya diintegrasikan untuk menonjolkan segi keprestisan dan kehigienisan produk.
Marketing Communications Strategy For Niche Product: A Case of Marketing Communications Strategy and Correlation between Consumption Values and Perception Toward Brand "Equil" Mineral Water Marketers realize that there is no use to treat all market as potential customers. Instead, they now select the most interesting part to serve or so-Called niche marketing.
Marketing communications strategy for a niche product must be well designed in order to deliver a message to its highly segmented audiences. A niche product must satisfy its customers' need to be succeeded in the market. Customers satisfaction could be accomplished if a product has consumption values, which consist of five forms of perceived utility, that individually or collectively acquired when choosing an alternative: functional value, soda) value, emotional value, epistemic value and conditional value. A product that has consumption values will influence consumers' choices toward a brand/product.
The objectives of this research are to see correlation between consumption values and customers' perception toward brand "Equil" and to find out which dimensions of consumption values that contributes more to the brand's perception. Beside that, the research is also intended to recognize how the company runs its marketing communications strategy to the customers and how the effect of those exposures to the customers ls. At the end, this research is intended to recommend an effective marketing communications design that brings-to-front the perceived value of the product brand.
This research uses descriptive-explanative methods. The data needed in this research are collected by questionnaire and by conducting interview. Data-analyzing use frequency tables for descriptive methods, and multiple regression analysis for explanative methods. The respondents for the survey are Food and Beverages Managers in four/Five-star hotel in Jakarta, and also Managers in cafes/restaurants.
The results show that the company has conducted communications strategy, reflected by the respond from the respondents that shows that they are already exposed to the communications programs. Beside that, this research also shows the causal relationship between consumption values and brand perception. Respondent has perceived brand perception as expected by the company: prestigious and natural. This prestigious impression of the product is also reflected by the result of consumption values analysis. Share of emotional values contributes most to the brand perception. On the contrary, epistemic and conditional values do not give significant contribution to the brand perception.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T11561
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Sari
"Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keinginan remaja dalam membeli produk kosmetika "PUTERI". Penelitian dilakukan di wilayah Jakarta Timur. Penelitian tentang sikap dan keinginan dalam konteks perilaku membeli produk ini didasarkan pada teori-teori penerimaan dan pemrosesan pesan, teori Komunikasi Pemasaran, dan teori Perilaku Konsumen: proses pembelian.
Penelitian dilakukan dengan memakai pendekatan kuantitatif dan dilaksanakan dengan metode survey. Populasi penelitian adalah remaja putri usia 15-21 tahun, sampling dilakukan secara sistematik random yang didahului pengklasteran berdasarkan wilayah. Data digali menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan Skala keinginan membeli. Kemudian uji statistik menggunakan faktor analisis dan regresi.
Hasil uji statistik faktor analisis menunjukkan bahwa dari sepuluh variabel, tereduksi menjadi 4 faktor yang dominan (surrogate variable). Pada uji kekuatan hubungan antara variabel independent (Harga, tempat, jenis dan uang), dengan variabel dependen (keinginan membeli) didapatkan r pearson's sebesar 0,964. Uji regresi menunjukkan diantara variabel independen, yang paling besar pengaruhnya terhadap variabel dependent, adalah variabel harga produk. Kesimpulannya, faktor yang mempengaruhi keinginan membeli adalah faktor harga.
Kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Mustika Ratu antara lain, melalui media massa, kerjasama dan sponsorship, serta mengadakan event-event khusus. Strategi komunikasi pemasaran yang sebaiknya diterapkan oleh Mustika Ratu, sesuai dengan kondisi obyektif yang ada, dengan menggunakan bauran pemasaran (marketing mix), dengan mengaplikasikan beberapa atau seluruh elemen strategi komunikasi pemasaran, yang meliputi pemilihan pasar, perencanaan produk, penetapan harga, sistem distribusi, dan promosi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T8018
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>