Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114935 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Prapti Mentari
"ABSTRAK
Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan beberapa tahun belakangan ini mulai meningkat, hal ditandai dengan banyak sekali pusat kebugaran (fitness center) yang muncul di Indonesia khususnya wilayah ibukota DKI Jakarta. Masing-masing memiliki ciri khas tersendiri dengan menawarkan berbagai macam program olah tubuh yang sedang digemari masyarakat saat ini.
Pilates merupakan salah satu jenis olah tubuh yang ikut meramaikan industri kesehatan saat ini. Jenis olah tubuh yang mulai masuk ke Indonesia sekitar kurang lebih pada tahun 2002 cukup merebut perhatian masyarakat. Tetapi terdapat beberapa kendala yang harus diperhatikan oleh para pelaku bisnis, karena bila tidak berhati-hati Pilates hanya akan menjadi suatu eforia semata saja yang lama kelamaan akan menghilang sehingga tidak akan dapat bertahan lama. Pada saat ini pengetahuan masyarakat mengenai merek Pilates masih sangat kurang sekali dan selain itu masih timbal persepsi bahwa Pilates sama dengan Yoga. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian yang memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal apa sajakah yang dapat mempenghruhi proses pembangunan merek Pilates di Indonesia,
2. Tindakan serta strategi apa saja yang perlu dilakukan pelaku bisnis supaya Pilates dapat mempertahankan eksistensinya di Indonesia.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua maca populasi sampel yaitu orang yang sama sekali belum pernah ikut pilates tetapi tertarik dan orang yang sudah pemah Pilates. Selain itu survei juga dilakukan terhadap empat pemilik atau manajemen studio Pilates untuk mengetahui pandangan mereka terhadap prospek merek Pilates untuk masa yang
akan datang, sehingga data yang didapatkan hanya berupa data pendukung dalam penelitian
Dalam penelitian ditemukan beberapa faktor - faktor penting yang dapat dijadikan acuan oleh pelaku bisnis dalam industri kesehatan apabila ingin mengembangkan merek Pilates di Indonesia, yaitu:
? Pengetahuan konsumen mengenai manfaat Pilates sangat panting. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa masih banyak orang yang belum mengetahui apa manfaat Pilates bahkan defmisi atau maksud dari Pilates itu sendiri.
? Mengubah persepsi bahwa Pilates memiliki manfaat dan kualitas yang berbeda dengan Yoga merupakan salah satu faktor yang memerlukan perhatian khusus. Masih banyak persepsi masyarakat umum habwa Pilates memiliki kesamaan manfaat dan kualitas dengan Yoga.
? Adanya persepsi bahwa Pilates merupakan jenis olah tubuh yang diperuntukkan untuk kaum wanita juga harus dirubah.
? Usia menjadi salah satu faktor penting dalam proses pembangunan merek Pilates. Kelompok usia 20 - 29 tahun dan 30 - 39 tahun merupakan usia yang dapat dijadikan sebagai potential market bagi merek Pilates, karena pada kisaran usia 20 - 29 tahun orang cenderung sedang pada masa produktif dan ingin selalu mengikuti perkembangan lifestyle (ten) yang sedang terjadi dalam masyarakat, sedangkan pada kelompok usia 30 - 39 tahun merupakan masa dimana orang rata-rata mulai menikmati kemapanan dalam hidup sehingga mereka mulai ingin mengubah dan meningkatkan image diri mereka dalam masyarakat sehingga memiliki self confidence level yang baik daripada sebelumnya
? Jenis pekerjaan memiliki hubungan yang sangat kuat dengan pendapatan seseorang, karena untuk mengikuti Pilates memerlukan biaya yang cukup mahal.
Terdapat berbagai tindakan dan strategi yang dilakukan para pelaku bisnis dalam proses menbangun merek Pilates sebagai berikut:
a. Memberikan informasi sebanyak mungkin mengertai Pilates beserta manfaat yang dimiliki lebih intensif lagi akan membentuk sebdah identitas tersendiri bagi merek Pilates.
b. Edukasi terhadap konsumen hares dilakukan dengan berbagai macam Cara terutama derigan melibatkan konsumen tersebut untuk dapat merasakan (experience) value yang dimiliki oleh Pilates.
e. Word of mouth merupakan suatu bentuk komunikasi yang paling efektif dalam membangun merek Pilates, hal ini diakibatkan karena untuk dapat merasakan value yang dimiliki Pilates seorang konsurtien hares mengikuti Pilates terlebih dahulu dan apabila sudah merasakan manfaatnya maka konsumen tersebut akan memberitahukan kepada teman atau anggota keluarga mengenai Pilates.
Masih terdapat beberapa hal lainnya yang dapat disimptilkan secara lebih terperinci
lagi dalam karya akhir ini.
Adapun beberapa saran yang dapat dilakukan berikut ini;
1. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih mendalam lagi dengan membandingkan Pilates dengan olah tubuh lainnya yang sejenis seperti Yoga yang selama ini dipersepsikan sama dengan Pilates, untuk mengetahui merek mama yang ada pada posisi top of mind dalam benak konsumen dan bagaimana persepsi mereka terhadap masing-masng mereka, sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang menjadi kelebihan atau kekurangan dari masing-masing merek.
2. Selain itu, penelitian mengenai persepsi konsumen terhadap merek Pilates perlu dilakukan kembali dalam jangka waktu paling tidak tiga tahun lagi. Hal ini untuk mengetahui apakah strategi yang dilakukan selama ini suddah cukup efektif sehingga dapat mengubah persepsi konsumen mengenai Pilates seperti saat ini.
"
2007
T 19674
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathalie Grace Celine
"Pelindungan terhadap konsumen pemanfaat jasa pilates yang disediakan oleh studio pilates di Indonesia merupakan aspek penting, sejalan dengan meningkatnya jumlah peminat olahraga pilates di Indonesia yang menyebabkan peningkatan jumlah studio pilates di Indonesia. Hal ini harus diiringi dengan penerapan standar dan kualitas penyediaan jasa olahraga pilates yang berlaku dalam aspek alat-alat pilates, instruktur pilates, dan ruang kelas pilates. Tulisan ini menganalisa pelindungan konsumen dan pertanggungjawaban yang dimiliki oleh penyelenggara studio pilates selaku pelaku usaha terhadap konsumen pemanfaat jasa pilates yang mengalami kerugian di Indonesia. Penelitian ini memanfaatkan pendekatan doktrinal yang berdasarkan peraturan yang berlaku di Indonesia serta teori-teori yang sesuai dengan fenomena yang terjadi. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang mengacu kepada hukum positif di Indonesia, antara lain KUHPER, KUHP, UU Perlindungan Konsumen, UU Keolahragaan, dan peraturan lainnya yang berkaitan dengan pelindungan konsumen. Melalui fenomena kerugian yang dialami oleh konsumen pemanfaat jasa pilates yang disediakan oleh studio pilates di Indonesia, terungkap bahwa hak-hak yang dimiliki oleh konsumen atas keamanan, keselamatan, dan kenyamanan serta hak memperoleh informasi yang benar terkait standar dan kualitas jasa pilates telah dilanggar. Maka dari itu, penyelenggara studio pilates sebagai pelaku usaha memiliki tanggung jawab untuk memberikan ganti kerugian kepada konsumen sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tidak terbatas terhadap tanggung jawab untuk mengganti kerugian, penyelenggara studio pilates juga memiliki tanggung jawab untuk melakukan upaya pencegahan kerugian dan pengawasan terhadap penyediaan jasa pilates kepada konsumen pemanfaat jasa pilates. Hal ini dapat dilakukan dengan pengadaan dan peningkatan peraturan yang berkaitan dengan tujuan meminimalisir kerugian bagi konsumen pemanfaat jasa pilates yang disediakan oleh studio pilates di Indonesia.

Protection of pilates consumers provided by pilates studios in Indonesia is an important aspect, in line with the increasing number of pilates consumers in Indonesia which has led to an increase in the number of pilates studios in Indonesia. This must be accompanied by the implementation of standards and quality of pilates service provision applicable to pilates equipment, pilates instructors, and pilates classrooms. This paper analyzes consumer protection and the responsibility of pilates studio organizer as business actor towards pilates consumers who experience losses in Indonesia. This research utilizes a doctrinal approach based on applicable regulations in Indonesia and theories that are relevant to the phenomenon that occurs. The data used in this research is secondary data referring to positive law in Indonesia, including the KUHPER, KUHP, Consumer Protection Law, Sports Law, and other regulations related to consumer protection. Through the phenomenon of losses experienced by pilates consumers provided by pilates studios in Indonesia, it is revealed that the rights of consumers to safety, security, and comfort as well as the right to obtain true information regarding the standards and quality of pilates services have been violated. Therefore, pilates studio organizer as business actor have a responsibility to compensate consumers in accordance with applicable regulations. Not limited to the responsibility to compensate for losses, pilates studio organizer also have a responsibility to make efforts to prevent losses and supervise the provision of pilates services to pilates consumers. This can be done by procuring and improving regulations related to the purpose of minimizing losses for consumers of pilates services provided by pilates studios in Indonesia."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oey-Gardiner, Mayling
"Belum banyak buku tentang etika yang ada sekarang, terutama di Indonesia. Buku ini dapat mengisi kekosongan itu. Benar-benar buku yang layak dibaca oleh para peneliti, khususnya mengingat makin banyaknya penelitian tentang perilaku manusia. Sebuah karya yang sungguh mengagumkan.” “Buku ini membahas sejumlah topik penting dalam konteks Indonesia, sebuah negara berkembang di Asia Tenggara. Sebagian besar tulisan tentang etika penelitian memang bersumber dari negara berkembang. Kelebihan buku ini adalah kemampuannya untuk mengaitkan antara banyak sumber pustaka internasional dan masalah-masalah spesifik yang mungkin dihadapi oleh peneliti Indonesia, khususnya yang bergerak dalam ilmu sosial. Buku ini layak dibaca oleh banyak pihak baik di Indonesia maupun di belahan dunia lain.” “Di dunia yang penuh dengan berita bohong, birokrat korup, dan ketidakadilan ini, penting sekali bagi kita untuk melatih generasi baru para ilmuwan sosial dalam hal etika secara menyeluruh. Buku ini harus dijadikan sebagai bacaan wajib di semua program belajar serta bagian dari koleksi pustaka para sarjana yang hendak meniti karier sebagai peneliti sosial profesional.” “Membaca buku ini merupakan sebuah pengalaman yang memperkaya wawasan. Profesor Mayling Oey-Gardiner menawarkan sebuah kebaruan dengan membahas etika dalam ilmu sosial yang dikaitkan dengan isu-isu mutakhir, seperti mahadata, penelitian berbasis internet, dan penelitian lingkungan. Buku ini dapat membimbing para cendekiawan dan pembuat keputusan untuk menentukan batasan dan mempertimbangkan dampak-dampak dari suatu penelitian sosial."
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2022
001.42 OEY k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Innayah
"ABSTRAK
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk: (1) mendeskripsikan kebijakan pemerintah di bidang perluasan akses terhadap layanan pendidikan di daerah perbatasan, (2) menggambarkan keberadaan atau kondisi stasiun radio di wilayah perbatasan, dan (3) menjelaskan model siaran pendidikan di wilayah perbatasan. Metode yang digunakan adalah studi dokumentasi terhadap kondisi layanan pendidikan di perbatasan, Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai Lembaga Penyiaran Publik (LPP), dan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) di wilayah perbatasan. Hasil kajian/ telaah mengungkapkan bahwa (1) pemerintah telah melakukan perluasan akses layanan pendidikan di wilayah perbatasan yang antara lain berupa pembangunan sarana-prasarana sekolah, asrama, dan pengiriman tenaga pengajar, (2) LPP RRI, dan KPID telah menyelenggarakan siaran di wilayah perbatasan di 12 provinsi, dan (3) model siaran radio pendidikan di wilayah perbatasan dilakukan dalam bentuk kerjasama kemitraan antara Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan dan Kebudayaan Yogyakarta (BPMRPKKemendikbud) dengan stasiun radio, baik Lembaga Penyiaran Publik (LPP), Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL), Lembaga Penyiaran Publik Swasta (LPS) maupun Radio Komunitas (Rakom)."
Jakarta: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan, KEMENDIKBUD, 2018
TEKNODIK 22:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Innayah
"ABSTRAK
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk: (1) mendeskripsikan kebijakan pemerintah di bidang perluasan akses terhadap layanan pendidikan di daerah perbatasan, (2) menggambarkan keberadaan atau kondisi stasiun radio di wilayah perbatasan, dan (3) menjelaskan model siaran pendidikan di wilayah perbatasan. Metode yang digunakan adalah studi dokumentasi terhadap kondisi layanan pendidikan di perbatasan, Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai Lembaga Penyiaran Publik (LPP), dan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) di wilayah perbatasan. Hasil kajian/ telaah mengungkapkan bahwa (1) pemerintah telah melakukan perluasan akses layanan pendidikan di wilayah perbatasan yang antara lain berupa pembangunan sarana-prasarana sekolah, asrama, dan pengiriman tenaga pengajar, (2) LPP RRI, dan KPID telah menyelenggarakan siaran di wilayah perbatasan di 12 provinsi, dan (3) model siaran radio pendidikan di wilayah perbatasan dilakukan dalam bentuk kerjasama kemitraan antara Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan dan Kebudayaan Yogyakarta (BPMRPKKemendikbud) dengan stasiun radio, baik Lembaga Penyiaran Publik (LPP), Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL), Lembaga Penyiaran Publik Swasta (LPS) maupun Radio Komunitas (Rakom)."
Jakarta: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan, KEMENDIKBUD, 2018
371 TEKNODIK 22:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anisa Muslicha
"[ABSTRAK
Penurunan kualitas lingkungan terjadi karena kelalaian, ketidaktahuan dan tiadanya etika serta moral terhadap lingkungan. PLH penting diajarkan pada murid SD. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis metode yang digunakan di Sekolah Jepang dan Sekolah Adiwiyata dalam mengajarkan PLH; dan (2) menganalisis metode yang efektif dalam mengajarkan PLH. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan analisis deskriptif. Penelitian dilakukan di
Sekolah Jepang Jakarta dan Bandung; dan sekolah penerima Adiwiyata di DKI Jakarta yaitu SDN Klender 22, SDN Benhil 12, SDN Menteng 02, dan SDN Sungai Bambu 05 serta SDN Sungailiat 05. Responden berjumlah 72 orang guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode yang digunakan oleh guru Sekolah Jepang dan Sekolah Adiwiyata dalam mengajarkan PLH adalah metode ceramah, metode pengalaman langsung dan metode diskusi. Pemilihan metode mempertimbangkan tujuan pembelajaran, situasi dan kesiapan pengajar sendiri. Metode yang efektif digunakan untuk mengajarkan PLH di sekolah dasar Adiwiyata dan sekolah Jepang adalah metode pengalaman langsung, metode diskusi dan metode ceramah.

ABSTRACT
The degradation of environmental quality caused by human negligence, ignorance, lack of ethics/moral towards the environment. Environmental education is a
significant subject to be taught to elementary students.The aims of this study are
(1) to analyze the teaching method on environmental education in Japanese
Schools and Adiwiyata-achiever Primary Schools; and (2) to analyze the effective
teaching method on environmental education. The method of this research is
quantitative method with descriptive analysis. The study has conducted in
Japanese Schools located in Jakarta (JJS) and Bandung (BJS); and Adiwiyata
achiever schools, which are SDN Klender 22, SDN Benhil 12, SDN Menteng 02,
and SDN Sungai Bambu 05 also SDN Sungailiat 03. There are 72 respondents.
The result shows that the teaching method used by the Japanese Schools and
Adiwiyata-achiever schools are lecture, discussion, and experiential methods. The
selection of teaching method is based on the criteria of the objectives of the study,
situation, and teacher itself. The teaching method on environmental education
used in Japanese Schools and Adiwiyata-achiever schools are experiential,
discussion and lecture methods considered most effective.;The degradation of environmental quality caused by human negligence, ignorance,
lack of ethics/moral towards the environment. Environmental education is a
significant subject to be taught to elementary students.The aims of this study are
(1) to analyze the teaching method on environmental education in Japanese
Schools and Adiwiyata-achiever Primary Schools; and (2) to analyze the effective
teaching method on environmental education. The method of this research is
quantitative method with descriptive analysis. The study has conducted in
Japanese Schools located in Jakarta (JJS) and Bandung (BJS); and Adiwiyata
achiever schools, which are SDN Klender 22, SDN Benhil 12, SDN Menteng 02,
and SDN Sungai Bambu 05 also SDN Sungailiat 03. There are 72 respondents.
The result shows that the teaching method used by the Japanese Schools and
Adiwiyata-achiever schools are lecture, discussion, and experiential methods. The
selection of teaching method is based on the criteria of the objectives of the study,
situation, and teacher itself. The teaching method on environmental education
used in Japanese Schools and Adiwiyata-achiever schools are experiential,
discussion and lecture methods considered most effective.;The degradation of environmental quality caused by human negligence, ignorance,
lack of ethics/moral towards the environment. Environmental education is a
significant subject to be taught to elementary students.The aims of this study are
(1) to analyze the teaching method on environmental education in Japanese
Schools and Adiwiyata-achiever Primary Schools; and (2) to analyze the effective
teaching method on environmental education. The method of this research is
quantitative method with descriptive analysis. The study has conducted in
Japanese Schools located in Jakarta (JJS) and Bandung (BJS); and Adiwiyata
achiever schools, which are SDN Klender 22, SDN Benhil 12, SDN Menteng 02,
and SDN Sungai Bambu 05 also SDN Sungailiat 03. There are 72 respondents.
The result shows that the teaching method used by the Japanese Schools and
Adiwiyata-achiever schools are lecture, discussion, and experiential methods. The
selection of teaching method is based on the criteria of the objectives of the study,
situation, and teacher itself. The teaching method on environmental education
used in Japanese Schools and Adiwiyata-achiever schools are experiential,
discussion and lecture methods considered most effective.;The degradation of environmental quality caused by human negligence, ignorance,
lack of ethics/moral towards the environment. Environmental education is a
significant subject to be taught to elementary students.The aims of this study are
(1) to analyze the teaching method on environmental education in Japanese
Schools and Adiwiyata-achiever Primary Schools; and (2) to analyze the effective
teaching method on environmental education. The method of this research is
quantitative method with descriptive analysis. The study has conducted in
Japanese Schools located in Jakarta (JJS) and Bandung (BJS); and Adiwiyata
achiever schools, which are SDN Klender 22, SDN Benhil 12, SDN Menteng 02,
and SDN Sungai Bambu 05 also SDN Sungailiat 03. There are 72 respondents.
The result shows that the teaching method used by the Japanese Schools and
Adiwiyata-achiever schools are lecture, discussion, and experiential methods. The
selection of teaching method is based on the criteria of the objectives of the study,
situation, and teacher itself. The teaching method on environmental education
used in Japanese Schools and Adiwiyata-achiever schools are experiential,
discussion and lecture methods considered most effective.;The degradation of environmental quality caused by human negligence, ignorance,
lack of ethics/moral towards the environment. Environmental education is a
significant subject to be taught to elementary students.The aims of this study are
(1) to analyze the teaching method on environmental education in Japanese
Schools and Adiwiyata-achiever Primary Schools; and (2) to analyze the effective
teaching method on environmental education. The method of this research is
quantitative method with descriptive analysis. The study has conducted in
Japanese Schools located in Jakarta (JJS) and Bandung (BJS); and Adiwiyata
achiever schools, which are SDN Klender 22, SDN Benhil 12, SDN Menteng 02,
and SDN Sungai Bambu 05 also SDN Sungailiat 03. There are 72 respondents.
The result shows that the teaching method used by the Japanese Schools and
Adiwiyata-achiever schools are lecture, discussion, and experiential methods. The
selection of teaching method is based on the criteria of the objectives of the study,
situation, and teacher itself. The teaching method on environmental education
used in Japanese Schools and Adiwiyata-achiever schools are experiential,
discussion and lecture methods considered most effective.;The degradation of environmental quality caused by human negligence, ignorance,
lack of ethics/moral towards the environment. Environmental education is a
significant subject to be taught to elementary students.The aims of this study are
(1) to analyze the teaching method on environmental education in Japanese
Schools and Adiwiyata-achiever Primary Schools; and (2) to analyze the effective
teaching method on environmental education. The method of this research is
quantitative method with descriptive analysis. The study has conducted in
Japanese Schools located in Jakarta (JJS) and Bandung (BJS); and Adiwiyata
achiever schools, which are SDN Klender 22, SDN Benhil 12, SDN Menteng 02,
and SDN Sungai Bambu 05 also SDN Sungailiat 03. There are 72 respondents.
The result shows that the teaching method used by the Japanese Schools and
Adiwiyata-achiever schools are lecture, discussion, and experiential methods. The
selection of teaching method is based on the criteria of the objectives of the study,
situation, and teacher itself. The teaching method on environmental education
used in Japanese Schools and Adiwiyata-achiever schools are experiential,
discussion and lecture methods considered most effective.;The degradation of environmental quality caused by human negligence, ignorance,
lack of ethics/moral towards the environment. Environmental education is a
significant subject to be taught to elementary students.The aims of this study are
(1) to analyze the teaching method on environmental education in Japanese
Schools and Adiwiyata-achiever Primary Schools; and (2) to analyze the effective
teaching method on environmental education. The method of this research is
quantitative method with descriptive analysis. The study has conducted in
Japanese Schools located in Jakarta (JJS) and Bandung (BJS); and Adiwiyata
achiever schools, which are SDN Klender 22, SDN Benhil 12, SDN Menteng 02,
and SDN Sungai Bambu 05 also SDN Sungailiat 03. There are 72 respondents.
The result shows that the teaching method used by the Japanese Schools and
Adiwiyata-achiever schools are lecture, discussion, and experiential methods. The
selection of teaching method is based on the criteria of the objectives of the study,
situation, and teacher itself. The teaching method on environmental education
used in Japanese Schools and Adiwiyata-achiever schools are experiential,
discussion and lecture methods considered most effective., The degradation of environmental quality caused by human negligence, ignorance,
lack of ethics/moral towards the environment. Environmental education is a
significant subject to be taught to elementary students.The aims of this study are
(1) to analyze the teaching method on environmental education in Japanese
Schools and Adiwiyata-achiever Primary Schools; and (2) to analyze the effective
teaching method on environmental education. The method of this research is
quantitative method with descriptive analysis. The study has conducted in
Japanese Schools located in Jakarta (JJS) and Bandung (BJS); and Adiwiyata
achiever schools, which are SDN Klender 22, SDN Benhil 12, SDN Menteng 02,
and SDN Sungai Bambu 05 also SDN Sungailiat 03. There are 72 respondents.
The result shows that the teaching method used by the Japanese Schools and
Adiwiyata-achiever schools are lecture, discussion, and experiential methods. The
selection of teaching method is based on the criteria of the objectives of the study,
situation, and teacher itself. The teaching method on environmental education
used in Japanese Schools and Adiwiyata-achiever schools are experiential,
discussion and lecture methods considered most effective.]"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Ai Herliani
"Perkembangan rumah sakit swasta di Kabupaten Purwakarta menimbulkan persaingan yang ketat antar rumah sakit, hal ini terlihat dari jumlah kunjungan pasien ke rumah sakit pemerintah semakin menurun sedangkan ke rumah sakit swasta semakin meningkat, hal ini disebabkan oleh kualitas pelayanan yang diberikan rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan antara persepsi dan harapan pasien rawat jalan terhadap kualitas pelayanan kesehatan di RSUD Bayu Asih dan RSU Amira Kabupaten Purwakarta. Kualitas pelayanan merupakan hal yang penting untuk meningkatkan jumlah pelanggan dalam perusahaan jasa termasuk rumah sakit, metode SERVQUAL banyak digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan. Metode ini menggunakan 5 dimensi yaitu ketampakan fisik, reliabilitas, responsivitas, kepastian, dan perlakukan dengan cara membandingkan antara harapan dan persepsi pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. Penelitian ini dilakukan di RSUD Bayu Asih dan RSU Amira dengan jumlah sampel sebanyak 400 responden.
Hasil penelitian menunjukan kesenjangan di RSUD Bayu Asih lebih besar dari pada di RSU Amira. Kesenjangan yang paling tinggi yaitu pada dimensi respodsiveness, hal ini disebabkan karena adanya waktu tunggu yang lama baik di bagian pendaftaran, pemeriksaan maupun di apotek. Sedangkan dimensi empathy RSU Amira sudah bisa memberikan pelayanan yang melebihi harapan pasien, hal ini ditunjukan dengan hasil pengujian berdasarkan perbedaan rata ? rata antara harapan dan persepsi terhadap kualitas pelayanan yang dirasakan oleh pasien.

The development of private hospitalsin Purwakarta region pose stiff competition between hospitals, it is seen from the number of patients visited to government hospitals is decreasing, while the number of patients visited private hospitals is increasing. This is due to the quality of services provided hospital. This study aims to analyze the gaps between perception and expectation outpatient of the quality services in Bayu Asih Hospital and Amira Hospital Purwakarta. Quality of service is essential to increase the number of customers in service based companies, including hospitals.SERVQUAL method widely used to measure the quality of service. This method usedfive dimensions namely tanggibles, reliability, responsiveness, assurance and empathy and compare between expectations and patientsperceptions to services provided by hospitals. The research was conducted in RSUD Bayu Asih and RSU Amira the number of samples as much as 400 respondents.
The results showed gaps in RSUD Bayu Asih greater than RSU Amira. The highest gap i.e the dimension of responsiveness, this is because the existence of long waiting times either in the registration, examination or in pharmacies. While RSU Amira dimensions of empathy been able to provide services which can meet the expectations of patients. this is indicated by results based on testing the mean differences between expectations and perception to quality of service patients? perceived.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42799
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>