Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82573 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simanungkalit, Iim Zovito
"Gadai merupakan salah satu hak jaminan yang memberikan kepada kreditur pelunasan yang mendahulu dari para kreditur lainnya. Gadai hanya diletakkan atas benda bergerak. Saham adalah benda bergerak dan oleh karenanya Saham dapat dijadikan jaminan oleh pemiliknya dalam suatu bentuk Gadai Sahara. Bukti kepemilikan Sahara diwujudkan dalam bentuk fisik berupa surat atau sertifikat Saham, yang disebut warkat, namun dalam perkembangannya bukti kepemilikan Saham ini diwujudkan bukan lagi hanya dalam bentuk warkat saja, melainkan sudah dalam bentuk data elektronik, yang diberlakukan dalam sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading). Adanya sistem ini dengan sendirinya mengakibatkan prosedur dalam peletakan Gadai atas Saham mengalami perubahan. Menurut hukum perdata, penyerahan Saham yang digadaikan dilakukan dengan menyerahkan warkat Saham dalam penguasaan penerima Gadai, sedangkan dalam Perdagangan Tanpa Warkat penguasaan warkat secara fisik oleh penerima gadai bukanlah merupakan suatu keharusan. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengajukan permohonan pencatatan Gadai atas saham kepada KSEI dan selanjutnya pihak KSEI akan berperan sebagai pihak yang melakukan pencatatan atas Gadai Saham serta menerima penguasaan atas Saham yang dijadikan obyek Gadai tersebut, yaitu dengan cara memblokir Saham yang dijadikan jaminan sehingga tidak dapat ditarik atau dipindahbukukan selama dalam status Gadai. Landasan hukum terkait Gadai Saham ini adalah konsep penitipan kolektif yang termuat dalam bab VII bagian kedua UUPM dan peraturan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia No. KEP-012/DIR/KSEI/0806 Tentang Jasa Kustodian Sentral, serta termuat pula dalam Surat Edaran PT Kustodian Sentral Indonesia No. KSEI-0101/DIR/0101 perihal Pencatatan Agunan Efek.

Pledge of shares is one of the security rights, that gave the creditor priority in debt settlement among other creditors. Pledge is only charge on moveable object. Shares are moveable object; therefore shares can be used by its owner as security object, in form of Pledge of shares. Ownership of shares can be authenticated physically by a letter or certificate of shares, mention as "warkat". Nevertheless, this authenticity, in progress, not only shown by warkat, but also by the form of electronic data, that happened in Scripless Trading System. The presence of the Scripless Trading System has made pledge of shares some alteration. According to civil law, shares, as the object of pledge, must be transferred by giving the warkat in authority of the creditor (pledgee), but in Scripless Trading this mechanism is not a necessity. Pledge of shares in Scripless Trading System can be done, in on way, by making an application on recording of pledged shares to KSEI. KSEI, after receive the application, act as a party who record the pledged shares and also have the authority on the pledged shares (pledgee) by blocking it during the tenor of the pledge. The shares cannot be withdrawn or transferred during the tenor of the pledge. Pledge of shares in Scripless Trading System base on collective custodian concept as shown in Chapter VII part two Capital Market Act and regulated in PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, Regulation Number KEP-012/DIRIKSEI/0805 regarding Central Custodian Services and in Circulate Letter of PT Kustodian Sentral Efek Indonesia Number KSEI 0101IDIR/0101 regarding Recording of Pledged Shares."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T19591
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titin Etikawati
"Eksekusi merupakan hal yang penting dalam gadai saham dirnana pihak kreditur memperoleh hak-haknya dalam pemenuhan kewajiban pihak debitur apabila pihak debitur wamprestasi, karena suatu pinjaman tidak ada artinya tanpa adanya suatu jaminan. Dalam gadai saham atas saham-saham PT. Go Publik maka kreditur harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan penerimaan suatu gadai saham yaitu dalam per-janjian gadai saham tersebut harus terpenuhi bertujuan untuk menjamin kepastian hukum, karena apabila tidak terpenuhi administratifnya maka saham yang digadaikan tersebut tidak dapat dieksekusi. Mengenai gadai saham dengan adanya scripless trading (perdagangan tanpa warkat) pengaturannya diatur dalam pasal 61 Undang-undang No.8 Tahun 1995 dan pasal 1155 KUH Perdata untuk efek bearer (saham atas tunjuk), maupun pasal 1156 KUH Perdata untuk efek registered (saham atas nama). Mengenai eksekusi gadai saham sendiri tidak ada pengaturan yang jelas dan pasti dari pemerintah maupun dari lembaga-lembaga yang terkait sehingga tidak dapat menjamin kepastian hukum, meskipun pare pihak Lelah membuat perjanjian baik itu perjanjian kredit maupun perjanjian gadai saham yang berlaku sebagai undang-undang bagi pihak yang membuatnya. Dalam tesis iri akan dianalisa dan dibahas studi kasus " Perdagangan saham PT. Trias Sentosa. Tbk" berdasarkan Kitab Undang-undang Hukurn Perdata. Secara keseluruhan isi dari tests ini bersifat deskriptifdan merupakan studi kepustakaan, yang diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi pihak kreditur dalam hal menerima suatu jaminan agar dapat terpenuhi haknya."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T19815
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Desyetti
"Dalam kegiatan di pasar modal, laporan keuangan perusahaan yang go publik merupakan salah satu informasi yang tersedia bagi investor dalam mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham perusahaan. Informasi mengenai laba akuntansi merupakan salah satu informasi yang dapat diperoleh dari laporan keuangan suatu perusahaan. Laba akuntansi yang sering digunakan oleh investor untuk menilai kinerja perusahaan adalah laba per lembar saham (earning per share).
Penelitian ini merupakan event study yang tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana reaksi harga saham dan volume perdagangan saham di sekitar waktu pengumuman laba akuntansi. Apabila pengumuman laba akuntansi mempunyai kandungan informasi yang relevan maka akan terjadi reaksi harga saham dan volume perdagangan saham disekitar waktu pengumuman. Dalam penelitian ini juga akan dilihat apakah ada hubungan yang positif antara besarnya laba tak terduga (unexpected EPS) dengan besarnya reaksi harga (abnormal return) dan antara perubahan harga saham dengan perubahan volume perdagangan. Penelitian terdahulu seperti yang dilakukan di luar negeri oleh Ball & Brown (1968), Beaver (1968), dan Dale Morse (1981), dan di dalam negeri oleh Affandi & Utama (1997), Husnan, Hanafi dan Wibowo (1995), menemukan bahwa disekitar pengumuman labs akuntansi terjadi perubahan harga saham dan volume perdagangan saham yang signifikan. Sedangkan penelitian oleh Linda Smith Bamber (1986&1987) serta Bamber & Atiase (1994), menemukan bahwa ada hubungan yang positif antara besarnya unexpected EPS dengan besarnya abnormal return dan antara perubahan harga dengan perubahan volume perdagangan.
Periode observasi dimulai tahun 1994 sampai tahun 1996 dengan mengambil sampel perusahaan go publik yang telah terdaftar di BEJ dan memenuhi beberapa kriteria yang telah ditetapkan. Laba akuntansi (EPS) dikelompokkan atas 2 yakni kelompok EPS naik dimana !aim aktual lebih besar dari !aim prediksi dan kelompok EPS turun dimana laba aktual lebih kecil dari laba prediksi. Laba prediksi diasumsikan sama dengan laba tahun sebelumnya. Ada 4 pendekatan yang digunakan untuk menentukan expected return yakni market model, aktual return, market adjusted return dan mean adjusted return serta 2 pendekatan untuk menentukan expected volume yakni pendekatan median dan pendekatan mean. Uji statistik yang digunakan selain uji parametrik juga menggunakan uji non parametrik.
Berdasarkan analisis hasil penelitian, dengan uji parametrik maupun non parametrik bahwa selama periode 1994-1996 dengan menggunakan empat pendekatan pengukuran abnormal return yang berbeda, pengumuman laba mengandung informasi yang relevan sehingga mempengaruhi harga saham dan menyebabkan investor memperoleh abnormal return. Hal ini terlihat dari nilai kumulatif abnormal return yang positif dan signifikan disekitar pengumuman kenaikan EPS dan kumulatif abnormal return yang negatif dan signifikan disekitar pengumuman penurunan EPS. Begitu juga halnya dengan volume perdagangan.
Informasi pengumuman laba akuntansi digunakan oleh investor untuk melakukan transaksi di pasar modal, sehingga disekitar waktu pengumuman laba akuntansi aktifitas perdagangan saham meningkat dan menyebabkan investor memperoleh abnormal volume. Akan tetapi reaksi harga dan volume perdagangan terhadap informasi tersebut terjadi secara lambat yakni sesudah pengumuman laba akuntansi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Ball & Brown (1968), Beaver (1968), Dale Morse (1981), Affandi & Utama (1997) dan Husnan, Hanafi & Wibowo (1995), walaupun dipasar modal Indonesia reaksi harga dan volume perdagangan terhadap informasi tersebut terjadi secara lambat yakni sesudah pengumuman laba akuntansi.
Uji korelasi dengan korelasi spearman menunjukkan bahwa selama periode 1994-1996, membuktikan bahwa hubungan antara besarnya unexpected EPS dengan abnormal return adalah positif. Demikian juga halnya dengan uji korelasi pearson, kecuali untuk tahun 1994-1995, dimana tidak ada satupun koefisien korelasi yang signifikan.
Begitu juga dengan uji korelasi antara perubahan harga dan perubahan volume perdagangan, baik uji korelasi spearman maupun korelasi pearson menunjukkan adanya korelasi yang positif dan signifikan antara perubahan harga dengan perubahan volume perdagangan. Hasil penelitian juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Linda Smith Bamber (1986 &1987) dan Bamber & Atiase (1994)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhianto
"Penulis dalam melaksanakan tugas penulisan karya akhir melakukan penelitian dengan judul "Pengaruh Publikasi Laporan Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham dan Transaksi Perdagangan Saham" di Bursa Efek Jakarta. Penelitian dilakukan karena pasar modal memiliki peranan penting dalam kehidupan perekonomian Indonesia yaitu memiliki fungsi intennediasi, fungsi indikator kinerja manajemen, menjaga transparansi sehingga tidak terjadi informasi asimetri dan laporan keuangan sebagai salah satu sumber informasi.
Masalah dan tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah menjabarkan pengaruh publikasi laporan keuangan terhadap pergerakan harga saham dan aktivitas perdagangan saham, menyimpulkan kandungan informasi dari laporan keuangan terhadap tingkat keyakinan dan aktivitas investor, menentukan faktor dominan di kalangan investor dalam menentukan keputusan investasi dan menjelaskan bentuk efisiensi Bursa Efek Jakarta
Penelitian ini akan memberikan informasi kepada Bapepam, BEJ. Emiten dan Investor tentang peran laporan keuangan terhadap keputusan investasi di Bursa Efek Jakarta serta saran kepada partisipan di bursa. Penelitian juga memberikan informasi tentang keterbatasan penelitian yang akan menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya.
Penelitian dilakukan dengan mengacu pada teori Efisiensi Pasar tentang bentuk efisiensi pasar dan kriterianya, teori portofolio tentang asumsi portofolio seperti sikap investor dan parameter yang dipertimbangkan dan terakhir teori informasi yang membedakan antara informasi privat dan publik kemudian status informasi bagi dunia usaha sebagai aset perusahaan sebagaimana aset lainnya. Variabel yang dilunakan adalah Standardized Unexpected Earnings (SUE) yang merepresentasikan kejutan laba, CAR yang merepresentasikan keuntungan abnormal saham dan terakhir Unexpected Trading Volume sebagai kejutan aktivitas perdagangan.
Sumber data penelitian adalah dari data transaksi di BEJ yang diperoleh dari PRPM (Pusat Referensi Pasar Modal) maupun dari website, data publikasi laporan keuangan di media massa diperoleh dari perpustakaan CSIS dan media massa bersangkutan. Data penelitian diperoleh setelah penulis menentukan kriteria data yang digunakan seperti terdaftar di BEJ sejak tahun 2000 s.d. 2004, Informasi tanggal publikasi laporan keuangan di media massa diperoleh, tidak terjadi stock split, reversed stock selama pedalo estimasi dan pengujian, tidak ada informasi lain selain publikasi laporan keuangan di kedua periode tersebut, Data kuartalan laporan keuangan diperoleh dan tanggal publikasi tidak jauh dari ketentuan Bapepam. Hasil seleksi kriteria tersebut diperoleh data penelitian sebanyak 121 emiten. Penulis melakukan uji semi strong dengan jendela penelitian sepuluh hari sebelum dan sesudah tanggal publikasi.
Berdasarkan teori yang ada, penulis menentukan enam hipotesis yang menguji korelasi antara SUE dengan CAR, signifikansi korelasi antara SUE dengan CAR, hubungan antara CAR dengan ukuran emiten, aktivitas perdagangan sebelum dan sesudah tanggal publikasi, korelasi antara absolut SUE dengan volume perdagangan abnormal dan korelasi antara volume perdagangan abnormal dengan ukuran emiten.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa publikasi laporan keuangan tidak memiliki korelasi dengan pergerakan harga saham dan aktivitas perdagangan salaam seperti yang dijabarkan dalam teori yang mendasarinya. Harga saham yang tidak mencerminkan informasi publik menunjukkan bahwa pengujian semistrong Bursa Efek Jakarta tidak efisien.
Penulis juga membahas apa yang membuat informasi publik tidak diserap oleh pasar, penelitian menunjukkan ternyata peristiwa politik (situasi makro) Indonesia memiliki peran yang sangat singnifikan bagi pergerakan harga dan aktivitas perdagangan saham di BEJ sehingga preferensi investor tampak lebih kepada investor besar yang dipandang lebih mampu menjaga aman kekayaan investor. Investor kecil dipandang mengandung ketidakpastian yang tinggi pada kondisi makro yang terjadi.
Penelitian ini juga memiliki keterbatasan penelitian di mana penulis tidak memperhitungkan karakteristik emiten ditinjau dari sektor industri karena tentunya risiko bisnis tiap sektor industri tidak sama sehingga tidak dapat diperbandingkan apple to apple, akan tetapi bila difokuskan pada sektor industri tertentu membawa akibat kesimpulan tidak merepresentasikan BEJ.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T17501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indirarini
"Seumumnya pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian gadai adalah kreditur dan debitur dalam perjanjian kredit. Namun tidak tertutup kemungkinan terlibatnya pihak ketiga, baik sebagai pemberi gadai atau pemegang gadai. Dalam hal terjadi wanprestasi dari debitur/pemberi gadai dan cukup dasar bagi pemegang gadai untuk mengeksekusi barang gadai maka terdapatlah peran penting notaris untuk membuat akta berkaitan acara eksekusi barang gadai dimaksud. Sebagaimana diketahui, pelaksanaan jabatan notaris diatur dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, dimana didalamnya terdapat pembatasan mengenai pihak-pihak yang dikatakan memiliki kepentingan langsung terhadap akta.
Penelitian ini membahas mengenai hubungan antara kualitas pihak-pihak dalam sebuah eksekusi gadai saham dan ketentuan mengenai pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap akta yang dibuat oleh dan/atau dihadapan notaris. Dibahas pula mengenai keputusan Majelis Pengawas Wilayah DKI Jakarta sehubungan dengan putusannya berkaitan dengan kasus mengenai pihak yang memiliki kepentingan terhadap akta. Dalam keputusan tersebut terjadi kekeliruan penerapan peraturan mengenai konsep pihak yang berkepentingan langsung terhadap akta serta kesalahan pemberian sanksi kepada notaris, dimana MPW DKI Jakarta memberikan sanksi melebihi tuntutan pemohon dan UUJN serta Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.02.PR.08.10 Tahun 2004 tentang Tata Cara Pengangkatan Anggota, Pemberhentian Anggota, Susunan Organisasi, Tata Kerja dan Tata Cara Pemeriksaan Majelis Pengawas Notaris.
Penulisan penelitian mni menggunakan metode penelitian normatif. Notaris dan Majelis Pengawas Notaris harus dapat membedakan antara pihak yang memiliki kepentingan terhadap akta dan pihak yang berkepentingan terhadap akta bahkan diperlukan sebuah definisi khusus mengenai pihak-pihak yang dikatakan memiliki kepentingan langsung terhadap akta yang dibuat oleh/dihadapan notaris agar tidak terjadi perbedaan penafsiran dan didapatkan kepastian hukum serta esensi dari kewenangan notaris yang bersumber dari kepercayaan kliennya dapat tercapai.

Basically, involved parties in Pledge Agreement are the creditor and debtor in Credit Agreement. But it is not limited to third party to involve as pledgor or pledgee. In terms of debtor's default and pledgee has enough reasons to execute the collateral, then the role of notary to draw deed regarding to the execution became important. As known, the performance of notary occupation is order by Regulation Number 30 Year 2004 of Notary Occupation (UUJN), whereas limitation of parties considered as parties with direct interest to deed.
This research studied and discussed the connection between the quality of parties in the share pledge execution with the regulation pursuant to parties with direct interest to deed which drawn by and/or before notary. Also discussed, the verdict of Notary Overseer Board DKI Jakarta Region in relation to the case regarding to parties with direct interest to deed. In the verdict, mistake occurred regarding to implementation of regulation about the concept of parties with direct interest to deed and error in punishment to notary, whereas the Notary Overseer Board DKI Jakarta Region verdict punishment to notary higher than the applicant plead, UUJN and Ministry of Law and Human Right Regulation Number: M.02.PR.08.10 Year 2004 of Order of Member Appointment, Member Dismissal, Work Order and Order of Notary Overseer Board Investigation.
This research used the normative methodology. Notary and Notary Overseer Board should be able to differentiate between parties with direct interest to deed and parties who have interest to deed, more over it need's specific definition pursuant to parties with direct interest to deed drawn by and/or before notary so there will be no different interpretations and meet the certainty of law, also the essence of notary authority which descended from their client trust can be achieve.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T19526
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aswin Reza
"Penelitian mengenai return saham dari bcrbagai sisi selalu mcnarik perhatian, terutama bagi investor. Dengan mengetahui volatilitas return saham maka dapat di pelajari dan antisipasi sebagai salah satu pcrtimbangan dalam keputusan investasi. Di dalam penelitian ini akan dilakukan analisa terhadap volatilitas pergerakan harga saham individual pada sektor perdagangan sejak Januari 1998 sampai dengan Desember 2005. Model yang digunakan untuk mengetahui volatilitas tergantung dari basil uji terhadap varian residual yang digunakan. Jika varian residual tersebut bersifat tidak konstan maka menggunakan model Autoregressive Hcteroskedastic (ARCH) dan Generalized Autoregressive Hereroskedasric (LARCH). Sedangkan untuk varian dari residual bersifat konstan maka akan digunakan model Ordinary Least Square, dalam penelitian ini model yang digunakan adalah Model AR ( Auto Regressivese), MA ( Moving Average ), dan AutoRegressive Moving Average (ARMA).
Berdasarkan basil pengolahan data selama periode penelitian ditemukan bahwa terdapat sepuluh emiten yang memiliki volatilitas bersifat homoscedasric yaitu Enseva! Putra Megatrading Tbk (EPMT), Great River International Tbk (GRIV), Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA), Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), Millennium Pharmacon Int. Tbk (SDPC). Tira Austenite Tbk (TIRA). AGIS Tbk (TMPI), Tunas Ridean Tbk (TURD, United Tractors Tbk (UNTR), dan Wicaksana Overseas Intl Tbk (WICO).
Sementara terdapat duabelas emiten yang bersifat heteroscedastic yaitu AKR Corporindo Tbk (AKRA), Hero Supermarket Tbk (HERO), Intraco Penta Tbk (INTA), Inter Delta Tbk(INTD), Perdana Bangun Pusaka Tbk (KON1), Lautan Luas Tbk (LTLS), Modern Photo Film Company Tbk (MDRN), Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), Metro Supermarket Realty Tbk (MTSM), Sona Topas Tourism Inds.Tbk (SONA), Tigaraksa Satria Tbk (TGKA), dan Toko Gunung Agung Tbk (TKGA). Tcrhadap kcduabelas emitcn ini akan dibuatkan estimasi model conditional variace dcngan metode ARCH/ GARCH untuk mcramalkan volatilitas replan saham emitcn yang bcrgcrak dalam sektor perdagangan.
Berdasarkan basil penelitian ini jugs ditemukan emitcn yang memiliki ARCHIGARCH yang volatilitasnya bersifat persisten yang ditandai dcngan nilai a + R I schingga mengurangi kestabilan model ARCHIGARCH. Emiten yang volatilitasnya bersifat persisten yaitu AK RA, KON1, MTSM, dan TGKA

Research towards stock's return from every aspect has always attracts attention, especially with respect for the investors. By be acquainted with the stock volatility returns there are a chance to examine and forecast event, as part of the investing consideration realization. In this research, the analysis will focus on the volatility movement on individual stock's price in retail sector from January 1998 until December 2005. The models that are applied to analyze the volatility depend on the output from the residual variances that are being analyzed. If the variance inconstant, consequently there is a need to use Autoregressive Heteroskedasticity (ARCH) and Generalized Autoregressive Heleroskedaslicity (GARCH).
In addition to constant residual variances, the model that are going to be used is Ordinary Least Square, whereas in this research the model that are going to be used are AR Model (Auto Regressive), MA model (Moving Average) and Auto Regressive Moving Average (ARMA).
Based on the data accumulation during the research period, it has been found that there are ten (10) items that has homoscedastic volatility. These items are Enseval Putra Megatrading Tbk (EPMT), Great River International Tbk (GRIV), Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA), Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), Millennium Pharmacon Int. Tbk (SDPC), Tira Austenite Tbk (TIRA), AGIS Tbk (TMPI), Tunas Ridean Tbk (TURI), United Tractors Tbk (LFNTR), and Wicaksana Overseas Int'l Tbk (WICO).
In contrary, there are twelve (12) items that are heteroscedastic. These items are AKR Corporindo Tbk (AKRA), Hero Supermarket Tbk (HERO), Intraco Penta Tbk (INTA), Inter Delta Tbk (1NTD), Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI), Lautan Luas Tbk (LTLS), Modem Photo Film Company Tbk (MDRN), Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), Metro Supermarket Realty Tbk (MTSM), Soria Topas Tourism lnds_Tbk (SONA), Tigaraksa Satria Tbk (TGKA), dan Toko Gunung Agung Tbk (TKGA). Relating to these twelve items, there is a need to make conditional variance estimation model with ARCHIGARCH method to predict stocks volatility return towards retail item.
This research also found that there are items that has ARCHIGARCH with persistent volatility that marked with a + ? 1 which decrease the ARCHIGARCH model stability. Items that are persistent in this research are AKRA, KONI, MTSM, and TGKA"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T19741
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Valentinus Edy Hermawan
"Tesis ini membahas implikasi dari semakin mengglobalnya perdagangan saham internasional terhadap percaturan ekonomi politik suatu negara terutama dalam hal menjaga ketahanan dan kestabilan ekonominya. Tesis ini lebih melihat bagaimana hubungan yang dibangun oleh para pelaku pasar modal dan bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain dalam sebuah industri pasar modal dunia lewat kacamata Ilmu Hubungan Internasional. Pembahasan mengenai hal ini menjadi penting dan dijadikan sebagai fokus perhatian utama penulis karena selama ini sudah banyak penelitian tentang industri pasar modal yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya yang berasal dari latar belakang llmu Ekonomi yang lebih melihat dari sisi bisnis dan keuangan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh pakar Ilmu Hubungan Internasional masih sangat jarang. Maka letak nilai tambah dari penelitian ini terdapat pada upaya penulis untuk memanfaatkan penelitian ini dalam melakukan analisa saham dalam industri pasar modal. Penelitian ini mencoba untuk melihat sisi lain dari industri pasar modal internasional secara khusus dari sudut pandang keilmuan dan metodologi yang berkembang dalam Ilmu Hubungan Internasional yaitu dengan lebih memfokuskan penelitian pada hubungan dan interaksi yang dibentuk dan dilakukan oleh para pelaku pasar modal internasional, Penelitian tentang bagaimana perilaku para pelaku pasar modal internasional dalam interaksinya dengan para politisi negara maju menjadi bagian yang paling menarik dari penelitian ini.
Pertanyaan penelitian yang perlu dijawab dalam tesis ini adalah bagaimana sampai terjadi hubungan interdepensi di antara pusat-pusat perdagangan saham internasional yang dalam tesis ini diwakili oleh The New York Stock Exchange (NYSE) dan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan hal-hal apa saja yang melatarbelakangi fenomena tersebut? Pertanyaan ini diarahkan untuk memperoleh gambaran tentang proses globalisasi yang terjadi dalam industri pasar saham internasional. Hubungan interdependensi yang terjadi di antara bursa utama dunia terjadi sebagai akibat dari semakin mengglobalnya perdagangan saham dunia. Globalisasi perdagangan saham internasional tersebut terjadi seiring dengan semakin terintegrasinya jaringan perdagangan saham dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi khususnya pemanfaatan jaringan internet dan jaringan Online Shares Trading seperti Bloomberg dan Reuters.
Penelitian ini mempergunakan konsep pemikiran yang berkembang dalam Teori Liberal. Teori interdepensi menjadi acuan penting dalam penelitian ini. Hal ini terutama terkait dengan non-state actors yang terlibat dalam industri pasar modal dan asumsiasumsi yang diketengahkan dalam pluralisme. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Jenis penelitian yang dipergunakan adalah metode pembahasan deskriptif-analisis. Teknik pengumpulan data dengan cara mempergunakan existing statistic berupa data primer yang bisa diakses dari perdagangan saham internasional dari jaringan Reuters yang tersedia di lingkungan kerja peneliti. Data-data sekunder didapatkan dari beberapa situs Internet dan CD-ROM yang diterbitkan oleh PT Bursa Efek Jakarta. Data yang lainnya didapatkan dari sumber-sumber kepustakaan (library research) dari PRPM (Pusat Referensi Pasar Modal) dan The British Council Library, Jakarta.
Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan yaitu terjadinya hubungan interdepensi di antara pusat-pusat perdagangan saham internasional yang disebabkan oleh semakin mengglobalnya perdagangan saham dunia yang dipicu oleh perilaku para pemain saham untuk melakukan spekulasi saham guna memperoleh capital gain sebesar-besarnya dengan mengabaikan dampak buruk dari kegiatan mereka yang bisa menjadi semacam trigger (=pemicu) terjadinya krisis moneter di kawasan tertentu. Temuan penting lainnya yaitu terjadinya international conspiracy yang dilakukan oleh para pelaku para politisi negara-negara maju dengan memanfaatkan kepintaran dan keahlian pars pemain saham untuk melakukan perubahan politik, sistem ekonomi dan bahkan pergantian pemerintahan yang lebih sesuai dengan keinginan dan kepentingan para politisi tersebut untuk memperoleh bargaining power yang lebih besar terhadap negara-negara sasaran."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12452
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Afriani
"ABSTRAK
Pendekatan terhadap penilaian saham yang tersedia bagi investor semakin berkembang guna mengakomodir harapan investor dalam memperoleh imbal hasil saham sebesar-besarnya dengan diimbangi peningkatan risiko sekecil mungkin. Burgstahler dan Dichev (1997) menunjukkan bahwa nilai pasar saham tergantung pada laba maupun nilai buku. Laba mengukur efektifitas suatu perusahaan saat ini dalam mengelola sumber dayanya (recursion value) sedangkan nilai buku mengukur nilai sumber daya perusahaan terlepas dari efektifitas penggunaan sumber daya saat ini (adaptation value).
Ketika rasio laba/nilai buku tinggi, perusahaan cenderung meneruskan Cara saat ini dalam mengelola sumber dayanya, dan laba merupakan faktor dominan yang berpengaruh pada nilai saham perusahaan (recursion value perusahaan adalah tinggi). Sebaliknya, ketika rasio laba/nilai buku rendah, perusahaan cenderung memilih alternatif lain dalam mengelola sumber dayanya, dan nilai buku merupakan faktor dominan yang berpengaruh pada nilai saham perusahaan (adaptation value adalah tinggi). Dengan demikian, adanya pilihan (opsi) dalam pengelolaan sumber daya perusahaan nierupakan alasan penggunaan model opsi oleh Burgstahler dan Dichev (1997).
Berkaitan dengan pengujian Burgstahler dan Dichev (1997) tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan konsep opsi dalam menilai nilai saham perusahaan di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Pengaruh laba dan nilai buku ekuitas terhadap nilai pasar dilihat secara bersamaan dan diperlihatkan dalam bentuk non-linear dengan mengacu pada model opsi yang diberikan oleh Burgstahler dan Dichev (1997). Penelitian ini merupakan penelitian empiris pertama di Indonesia yang menguji pengaruh laba dan nilai buku secara bersamaan terhadap nilai pasar serta kemungkinan hubungan non-linear antara laba dan nilai buku pada nilai pasar.
Populasi dalam penelitian ini adalah 100 (seratus) saham per tahun yang telah go public selama kurun waktu 1993-1996 di Bursa Efek Jakarta. Data yang diambil dari populasi tersebut merupakan data sekunder yang diperoleh dari Jumal Pasar Modal dan Jurnal Jakarta Stock Exchange. Dengan demikian sampel yang diambil berjumlah 400 saham. Selanjutnya, sampel terpilih dianalisis dengan menggunakan model piece-wise linear approximation dan model kuadratik. Model piece-wise linear approximation memerlukan pembagian sampel menjadi tiga kelompok dengan jumlah sampeI yang relatif sama dalam tiap kelompok, yaitu kelompok dengan tingkat laba rendah, tingkat laba menengah, dan tingkat laba tinggi. Keunggulan model ini adalah, selain dimungkinkan pengujian perbedaan slope antar kelompok, dimungkinkan juga pengujian perbedaan intercept. Namun, kelemahannya adalah dalam penentuan cut-off point yang membedakan 3 kelompok, di mana penentuannya adalah arbitrary. Selain itu persamaan tersebut mengasumsikan bahwa di dalam tiap kelompok hubungannya adalah linear. Untuk mengatasi kelemahan ini maka selain menggunakan persamaan diatas, penelitian ini juga menggunakan model kuadratik di mana keunggulan model ini adalah tidak perlu menentukan cut-off point serta tidak ada asumsi hubungan linear untuk tiap kelompok. Namun model ini tidak dapat menguji perbedaan intercept antar kelompok secara langsung.
Hasil penelitian dari model piece-wise linear approximation menemukan bahwa semakin tinggi tingkat laba, semakin kuat keterkaitan antara tingkat laba dan harga saham. Bukti yang ditemukan adalah : a) terjadi peningkatan koefisien slope dan kelompok rasio Iaba/nilai buku rendah ke tinggi; dan b) terjadi penurunan koefisien intercept dari rasio Iaba/nilai buku rendah ke tinggi. Temuan ini membuktikan bahwa recursion value semakin mendominasi nilai saham untuk saham dengan laba relatif tinggi sedangkan adaptation value semakin mendominasi nilai saham untuk saham dengan laba yang relatif rendah. Model kuadratik bahkan menghasilkan keluaran yang lebih baik dari model piece-wise linear approximation karena koefisien intercept dan slope adalah sangat signifikan. Selain itu, koefisien determinasi (R2) pada model kuadratik sedikit lebih tinggi dibandingkan model piece-wise linear upproxirnation.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah hasil penelitian di BEJ konsisten dengan riset yang telah dilakukan Surgstahler dan Dichev (1997). Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa laba dan nilai buku secara bersama-sama mempengaruhi nilai pasar saham sehingga bentuk hubungan tersebut menyerupai call option."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fennieka Kristianto
"Akuisisi saham adalah pengalihan seluruh atau sebagian saham perseroan yang dapat merubah pengendalian perseroan, semakin banyak dilakukan, terutama melalui transaksi jual-beli saham perseroan. Undang-Undang Perseroan Terbatas No.1 Tahun 1995 (UUPT) dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1998(PP 27) mengatur mengenai tata cars pelaksanaan akuisisi saham perseroan. Sebelumnya transaksi jual bell saham perseroan menggunakan ketentuan dalam anggaran dasar perseroan dan ketentuan dalam Buku 111 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer). Menurut Pasal 103 ayat (6) UUPT akuisisi saham ada yang langsung diprakarsai dan dilakukan oleh pemegang saham, dan yang tidak langsung melalui Direksi perseroan. Akuisisi yang tidak langsung mengikuti ketentuan yang diatur dalam Pasal 103 ayat (3) sampai ayat (5) UUPT. Tata cam bagi akuisisi yang langsung tidak dijelaskan disini. Peraturan yang tidak jelas itu perlu dipahami melalui ketentuan umumnya yaitu Buku I11 KUHPer yang mengatur mengenai jual-beli. Tujuan penelitian memperoleh data dan kejelasan atas maksud ketentuan-ketentuan akuisisi dalam UUPT khususnya Pasal I03 dan bagian ketiga PP 27 mengenai pengambilalihan, khususnya kejelasan persyaratan dan tata caranya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian normatif yang bersumber pada data sekunder bahan hokum. Berdasarkan analisa isi diperoleh kesimpulan berikut. Melalui jual-beli saham, perseroan terakuisisi memperoleh dana. Ketentuan dalam UUPT merupakan "lex specialis" dari ketentuan jual-beii dalam KUHPer. UUPT ternyata hanya mengatur tata cars pelaksanaan pengalihan saham. Secara materiil pengalihan hak atas saham sudah diatur sebelumnya di KUHPer. Pengambilalihan yang merubah pengendalian harus Imengikuti ketentuan Pasal 103 ayat (3) sampai ayat (5) UUPT dan bagian ketiga PP 27 Tahun 1998. Akuisisi saham yang tidak merubah pengendalian dapat dilakukan dengan ketentuan jual-beli biasa. Tata cara akuisisi perlu dibedakan antara yang langsung melalui pemegang saham dan merubah pengendalian perseroan dengan yang tidal( merubah pengendalian. Juga yang tidak langsung melalui direksi perseroan dan merubah pengendalian dengan yang tidak merubah pengendalian perseroan. Tata cara yang diatur dalam UUPT penting bagi kreditur perseroan yang akan diakuisisi. Unsur merubah pengendalian yang terutama. Sistematika dari pasal-pasal pengambilalihan perlu disempurnakan, yaitu Pasal 103 ayat (6) UUPT bila ditujukan hanya untuk membedakan yang iangsung dan yang tidak langsung. Maka ayat (6) ini perlu ditiadakan, karena sudah diatur di KUHPer tentang jual-beli. Sistematika yang ada bisa diterima apabila unsur merubah pengendalian menjadi penting dalam akuisisi."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T19865
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>