Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171865 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elisa Tandiono
"Latar Belakang : AIDS merupakan salah satu penyakit pandemi yang paling berbahaya dan mempengaruhi penduduk Indonesia dalam berbagai cara. Akibat peningkatan prevalensi orang yang terinfeksi AIDS, caregiver terus menerus mengalami tantangan dalam merawat dan mendukung orang-orang yang mereka kasihi. Akan tetapi penelitian mengenai prevalensi maupun faktor-faktor yang berkaitan dengan psikopatologi caregiver informal orang dengan AIDS masih sangat minim. Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti frekuensi dan distribusi psikopatologi caregiver informal orang dengan AIDS dan faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya psikopatologi tersebut.
Metoda : Penelitian ini bersifat potong lintang. Wawancara dilakukan pada caregiver informal yang menemani orang dengan AIDS yang datang berobat jalan di Pokdisus AIDS, Jakarta dengan menggunakan MINI ICD-10.
Hasil : Seratus caregiver informal diwawancarai dengan rerata umur 46,2 tahun (SD 11,3). 87% di antaranya wanita, 68% memiliki pendidikan setingkat atau lebih tinggi dari SMA. Empat puluh lima persen caregiver informal didiagnosis Episode Depresi, 11% Gangguan Depresi Berulang, 9% Gangguan Cemas Menyeluruh, 8% Gangguan Panik, 2% Distimia dan 2% Gangguan Obsesif Kompulsif. Kami menemukan OR psikopatologi caregiver yang lebih besar pada caregiver informal yang tidak bekerja (p=0,034), status ekonominya rendah (p=0,002), menghabiskan lebih banyak jam dalam sehari merawat (p=0,02) dan merawat orang dengan nilai IADL rendah (p=0,002).
Kesimpulan . Frekuensi psikopatologi yang tinggi ditemukan pada caregiver informal orang dengan AIDS. Mereka membutuhkan berbagai bantuan dan pelayanan kesehatan mental.

BACKGROUND: AIDS is one of the most devastating diseases and Indonesian continues to be affected by this disease in many ways. In addition to the prevalence rates of the disease in the community, caregivers of people living with AIDS continue to be challenged as they strive to provide care and support to their love ones. However only few studies have examined prevalence and the factors associated with psychopathology in informal caregivers of AIDS-infected persons. The purpose of this study is to investigate the frequency and distribution of psychopathology among informal caregivers of AIDS-infected individuals.
METHODS: This is a cross-sectional study. Personal interviews using the Structured Clinical Interview for lCD-10 ( MINI lCD-10) were conducted with caregivers who were accompanied AIDS-infected persons attending outpatient clinics at Pokdisus AIDS, Jakarta.
RESULTS: One hundred informal caregivers were interviewed. Infonnal caregivers were 46,2 years old (SD 11,3), 87% female, and 68% had education beyond high school. Forty-five percent of informal caregivers were having Depressive Episode, 11% Recurrent Depressive Disorder, 9% Generalized Anxiety Disorder, 8% Panic Disorder, 3% Agoraphobia with Panic Disorder, 2% Dysthymia, and 2% Obsessive-Compulsive Disorder. We found significantly greater odds of informal caregiver psychopathology with unemployment (p= 0,034), lower social class (p=0,002), spending more hours of' caregiving (r,= 0,02), take care of people with low IADL score (p=- 0,002)
CONCLUSIONS: High rate of psychopathology was found among AIDS-infected individuals' informal caregivers. Informal caregivers of HIV patients may be in need of both mental health services and assistance in caregiving.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T55784
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haridana Indah Setiawati Mahdi
"Latar belakang. Prevalensi kasus AIDS menunjukkan kenaikan tajam dalam beberapa tahun terakhir, antara lain disebabkan pemakaian narkoba suntik yang meningkat di populasi berisiko. Penggunaan obat-obat antiretroviral untuk AIDS telah banyak terbukti memperbaiki harapan, kualitas hidup dan survival pasien-pasien dengan AIDS di negara-negara maju. Penggunaan obat antiretroviral di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 2001, walaupun penggunaannya belum meluas. Belum ada laporan mengenai kesintasan pasien AIDS yang mendapat antiretroviral selama 1 tahun di Indonesia.
Tujuan. Mengetahui kesintasan 1 tahun pasien-pasien AIDS yang mendapat obat antiretroviral di Rumah Sakit Kanker Dharmais, serta membandingkan kesintasan berdasarkan jenis kelamin, usia, hitung CD4 dan cara penularan.
Metodologi. Penelitian ini merupakan studi retrospektif dengan menelusuri rekam medik pasienpasien AIDS yang berobat ke Rumah Sakit Kanker Dharmais dengan CD4<2001mm3, yang menggunakan obat antiretroviral secara teratur sampai 1 tahun atau sampai pasien meninggal. Diidentifikasi usia, jenis kelamin, hitung CD4 (5.501mm3dan>50/mm3), cara penularan (IDU dan non-IDU). Analisis kesintasan dilakukan terhadap seluruh pasien, jugs terhadap beberapa faktor risiko (jenis kelamin, kelompok usia, hitung CD4 dan cara penularan), dengan menggunakan Kurva Kesintasan dari Kaplan-Meier dengan uji log-rank untuk menyatakan perbedaan kesintasan.
Hasil. Selama bulan April 2005 sampai Mei 2005 dilakukan penelusuran terhadap rekam medik pasien AIDS yang berobat ke RS Kanker Dharmais pada periode Januari 2002 - Mei 2005, terdapat 196 orang yang terdiri dari 182 laki-laki dan 14 perempuan dengan rentang umur antara 15 sampai diatas 36 tahun, dengan mayoritas pads kelompok umur 26-35 tahun (55,61%), median usia 3138 tahun Kesintasan pasien AIDS selama 1 tahun dengan CD4<2001mm3 didapatkan rerata kesintasan 9,03 bulan (IK 95% 8,37-9,70) median kesintasan 12 bulan, kesintasan berhubungan dengan jenis kelamin didapatkan laki-laki (rerata kesintasan 8,93 bulan) lebih pendek daripada perempuan, kesintasan berhubungan dengan cars penularan (IDU rerata 8,85 bulan) lebih pendek dari non IDU. Kesintasan berhubungan dengan usia, diantara semuanya, usia >36 tahun (rerata 8,82 bulan) paling pendek. Kesintasan berhubungan dengan CD4<501mm3 (rerata 8,15 bulan) lebih pendek dari CD4>50/mm3. Terdapat hubungan yang bermakna antara hitung CD4 dengan kesintasan (P=0,0007). Diteliti faktor penentu yang berhubungan dengan CD4 melalui uji Chi Square, didapatkan OR sebesar 3,39 (P= 0,001 dengan IK 95% 1,58 - 7,40).
Simpulan. Hitung CD4 yang rendah merupakan faktor prognostik yang buruk. Umur, jenis kelamin dan cara penularan tidak berhubungan dengan kesintasan.

Backgrounds: Prevalence of HIV/AIDS cases showed dramatically increased in the last few years, it is due to increasing injecting drug users (IDU) in risk population_ The use of antiretroviral (ARV) drugs for HIVIAIDS can reduced the mortality and morbidity in developed countries and increased the survival in AIDS's patients. The use of ARV in Indonesia has begun since 2001 even though it is not used widely. The survival report had not been published yet in Indonesia.
Objectives: The one year survival analysis for AIDS patient who received antiretroviral therapy in Dharmais Cancer Hospital based on sex, age, CD4 count and route of transmission.
Methods: Retrospective studies from medical records of AIDS patients in Dharmais Cancer Hospital with CD4 count 52001mm3 , who received ARV regularly for 1 year or until death based on sex, age, CD4 count, route of transmission with Survival Curve from Kaplan-Meier and log rank test to exam the survival differences .
Results: Between April until May 2005 from AIDS's medical records in January 2002 through May 2005, there were I96 patients (182 men and 14 women). Majority age 26-35 years old (55.61%), median age 31.38 years old. One year survival analysis with CD4 count 5 2001mm3 (mean 9.03 CI 95% 8.37-9.70) median 12 months, survival analysis in male patient (mean 8.93 month) shorter than female, survival analysis according to the route of transmission, IDU (mean 8.85 month) shorter than non IDU, survival analysis in age over 36 shortest (mean 8.82 month) from the other age and CD45501mm3 ( mean 8.15 month) shorter than CD4>50/mm 3. There's significantly survival analysis in CD4 count (P=0.0007). CD45501mm3 had 3.39 times mortality risk compare than CD4>50frnm3 (Chi Square test, with OR=3.39 (P= 0.001, CI 95% 1.58 - 7.40).
Conclusions: Low count CD4 is a bad prognostic factor. Sex, age and the route of transmission are statistically not significantly.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T58435
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Agustanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kualitas hidup ODHA di Bandar Lampung, khususnya yang bergabung dalam LSM Sakurai Support Group, yang berjumlah 54 orang. Desain yang digunakan adalah desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Analisis yang dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian untuk sumber dukungan didapatkan bahwa keseluruhan responden menyatakan mendapat dukungan, balk dari keluarga, teman, tenaga profesional dan non profesional. Dimensi dukungan materil instrumental, dukungan emosi/psikologis dan dukungan penghargaan didapatkan jumlah yang berimbang antara yang mendapat dukungan balk dan tidak balk. Sedangkan untuk dimensi dukungan integritas sosial dan informasi, sebagian besar responden mendapatkan dukungan baik. Jumlah responden yang memiliki kualitas hidup baik juga berimbang antara yang baik dan tidak balk. Analisis hubungan antara dukungan sosial dengan kualitas hidup dengan menggunakan uji Chi Square dengan a < 0,05, terlihat ada hubungan yang bermakna antara dukungan emosi, penghargaan dan informasi dengan kualitas hidup (p Value 0,05). Uji regresi Iogistik terhadap 5 (lima) variabe! yang memenuhi syarat untuk analisis multivariat ditemukan bahwa ada 2 (dua) variabel yang berhubungan secara signifikan dengan kualitas hidup yaitu dukungan penghargaan dan dukungan informasi. Hasil akhir analisis multivariat didapatkan bahwa dukungan penghargaanlah yang paling dominan berhubungan dengan kualitas hidup ODHA (p = 0,000). Pihak pemerintah maupun institusi pelayanan kesehatan, khususnya Puskesmas disarankan dapat membuat program dukungan sosial bagi ODHA baik program jangka panjang maupun jangka pendek. Masyarakat diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan berperan aktif dalam memberikan dukungan sosial bagi ODHA. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan desain eksperimen maupun penelitian kualitatif untuk mengetahui efektifitas dukungan sosial yang diberikan pada ODHA dan dimensi dukungan yang paling diharapkan ODHA untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

The purpose of this study is to examine the correlation between social support and quality of life of people with HIV/AIDS (PHlV/AIDS) in Bandar Lampung, especially those who joined in Saburai Support Group's non-governmental organization (NGO). The total respondent of this study were 54 persons, male and female. This study used correlation descriptive design with cross sectional approach. The method of data analysis was univariate, bivariate, and multivariate. The descriptive results showed that all respondents got the social support from all sources such as from family, friends, professionals, and non-professionals. It also showed that respondents got an equal support for instrumental/material, emotional/psychological, and esteem dimensions of social support. Therefore, all respondents categorized in good social support both from social integrity and informational dimensions of social support. For the quality of life variable, this study showed that respondents had an equal result both from good and bad category. To measure the correlation between social support and quality of life, this study using the Chi Square test with cc < 0.05. The result indicated that there is a significant correlation between emotional, esteem and informational support with quality of life (p<0.05). The multiple logistic regression analysis informs that 5 variables could be used in multivariate analysis properly, and 2 variables -that are esteem and informational support- were significantly correlated to quality of life. This study - using multivariate analysis-found that esteem support is the dominant factor to quality of life of PHIVIAIDS (p=0.000). This finding of this study suggests that the government and the health service institutions should make short and long programe about social support for PHIVIAIDS. The suggestions for the community are to encourage for H1V/AIDS information actively, minimize the discrimination and develop new health centre/ NGO which are concern to PHIVIAIDS. The new researcher can used disaign eksperiment research or kualitative research. So then, social support from any kind of sources could be optimized."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18377
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Suparno
"Tulisan ini menganalisis dampak kegiatan KIE-HIV/AIDS oleh kelompok pendidik sebaya terhadap perubahan perilaku berisiko terinfeksi HIV/ AIDS di kalangan IDU di Jakarta, 2003. Fokus perubahan perilaku yang diamati adalah praktek yang terkait dengan penggunaan peralatan suntikan dan hubungan seksual. Praktek yang terkait dengan penggunaan peralatan suntikan yang diamati antara lain status kelangsungan pemakaian NAPZA dengan suntikan, penggunaan jarum suntik bersama, penggunaan peralatan tempat pencampur larutan NAPZA secara bersama dan sterilisasi peralatan suntikan. Perilaku hubungan seks yang diamati adalah jumlah pasangan seks dan konsistensi penggunaan kondom dalam melakukan hubungan seks.
Model penelitiannya adalah one group pre-posies, yaitu rancangan penelitian yang hanya menggunakan satu kelompok subyek serta melakukan pengukuran sebelum dan sesudah pemberian perlakukan pada subyek. Perbedaan kedua hasil pengukuran ini dianggap sebagai dampak/ efek perlakulan. Jumlah subyek penelitian yang terlibat sebanyak 327 IDU. Pemilihan sampel menggunakan metode multiplikasi nominasi. Yaitu memperoleh sampel dengan cara snowball dengan melibatkan orang kunci yang berperan untuk menunjukkan sejumlah IDU secara acak. Analisis data menggunakan dasar perhitungan uji McNemar untuk mengetahui signifikasi perubahan perilaku yang diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1). proporsi IDU yang menghentikan menggunakan NAPZA dengan suntikan cenderung meningkat namun berdasar hasil uji statistik , peningkatan tersebut belum menunjukkan hasil yang signifikan selama pasca intervensi, 2). terjadi penurunan proporsi IDU yang menggunakan jarum dan semprit secara bersama selama intevensi, 3). terjadi perubahan perilaku yang lebih baik dalam praktek mensucihamakan jarum dan sempritnya namun dengan intensitas (sampai tiga kali). Pemberian KIE ternyata tidak diiikuti dengan meningkatkannya proporsi IDU yang mensucihamakan peralatan suntikan dengan bleach, 4). analisis terhadap praktek penggunaan tempat pelarut ternyata menunjukkan perubahan perilaku yang lebih baik, yaitu menggunakan tempat milik sendiri (tidak berbagi dalam wadah) selama intervensi berlangsung. 5). dalam upaya merubah perilaku seks yang berisiko hasilnya terlihat adanya kecenderungan menurunnya proporsi IDU yang melakukan hubungan seks dengan banyak atau berganti-ganti pasangan. dan kecenderungan tersebut belum menunjukkan perubahan proporsi yang signifikan secara statistik dan 5). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa proporsi IDU yang selalu menggunakan kondom saat berhubungan seks dengan orang lain meningkat secara signifikan selama intervensi berlangsung.
Daftar bacaan : 45 ( 1993 - 2003 )

Effect of HIV/AIDS Information, Education, and Communications (IEC) Among Intravenous Drug Users (Edus) Through Peer Educators on the Changes in HIV/AIDS Risk Behaviors in Jakarta, 2003This thesis examines the impact of IEC through peer educators on HIVIAIDS to IDUs in Jakarta. The focus of the study includes changes in risk behaviors relating to IDU and risky sex. Observed behaviors relating to IDU include use of needles and syringes, sharing behaviors. and sterilization, while those relating to risky sex include: multiple sex partners and condom use.
The study used a one group pre- and post-test approach, using one subject group for pre- and post testing intervention method to observe the level of changes behavior and as indicative of the intervention impact. The subject included a total of 327 IDUs. The samples were selected using a multiple nomination by snowballing through key persons. These were then randomly selected. Data analysis basically utilized McNemar test of significance.
The results indicate several interesting points: 1) that although the proportion of IDUs who reduced injected drugs tend to increase, the post intervention results (based on 1 year period) have not been statistically significant, 2) with increasing intensity of EEC on HIVIAIDS and harm reduction, there were some changes in risk behaviors relating to sharing of needles_ 3) although sterilization behaviors tend to improve somewhat, and IOUs have tend to use their own containers, however bleaching practices does not seem to have improved significantly, 4) 1EC have not resulted in significant changes in risky sex although a few IDUs reported less sex with less number of partners, and 5) IEC have, however, resulted in improved consistent condom use among IDUs.
References: 45 (1993 - 2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13008
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muswarni
"ABSTRAK
AIDS merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan segera. Hal ini terlihat dari jumlah kasus baru HIV/AIDS yang meningkat tajam. Dibandingkan dengan propinsi lainnya di Indonesia, DKI Jakarta mempunyai prevalensi tertinggi. Sebagian besar penularan AIDS di DKI Jakarta terjadi melalui hubungan seksual (heteroseksual dan homoseksual/biseksual), hal tersebut akan menjadi ancaman bagi keluarga yang dalam halini ibu rumah tangga. Disamping peningkatan jumlah kasus yang cepat, hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan atau vaksin untuk mencegah. Karena itu alternatif penanggulangan yang mungkin dapat dilakukan adalah memberikan informasi yang benar mengenai AIDS sehingga masyarakat umumnya, ibu rumah tangga khususnya mempunyai pengertian yang benar mengenai AIDS dan dengan pengetahuan yang baik ibu rumah tangga diliarapkan akan dapat menghindari AIDS.
Salah satu cara dalam memberikan informasi yang benar kepada masyarakat adalah melalui media komunikasi. Hingga saat ini belum ada informasi mengenai hubungan antara keterpajanan media komunikasi dengan pengetahuan ibu tentang AIDS.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterpajanan oleh media komunikasi dengan pengetahuan ibu tentang AIDS dengan dikontrol dengan variabel lain yaitu sosial demografi responden yaitu umur, pendidikan dan pekerjaan responden, pendidikan dan pekerjaan suami.
Pada penelitian ini data diambil dari hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI'94) dengan disain Cross Sectional. Populasi adalah wanita pernah kawin, umur 15-49 tahun, tempat tinggal di DKI Jakarta dan pernah mendapatkan informasi mengenai AIDS. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih secara cluster random sampling.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa tingkat pengetahuan ibu masih rendah, sedangkan keterpajanan dengan media komunikasi cukup tinggi. Pada analisis multivariat terlihat bahwa pendidikan ibu memberikan kontribusi yang besar dalam peningkatan pengetahuan ibu secara bermakna dengan p-value 0,000. Pendidikan suami juga memberikan kontribusi yang bermakna dengan p-value 0,001. Tidak terlihat hubungan yang bermakna antara keterpajanan media komunikasi dengan pengetahuan ibu dengan p-value= 0,146. Tetapi dalam fit model media komunikasi tetap memberikan kontribusi.
Penulis menyarankan agar penyuluhan kesehatan kepada masayarakat tentang AIDS terus ditingkatkan dengan mencari metode yang sesuai dan menindaklanjuti dengan meningkatkan penyuluhan kelompok di organisasi kemasyarakatan dan dengan peningkatan komunikasi antar personal.
Daftar kepustakaan 42: (1984-1997)

ABSTRACT
The Relationship Between Media Communication Exposure with the House Wife Knowledge of AIDS in DKI Jakarta (Analysis of data SDKI 1994)Aids is one of the issues of public health has to hold as soon as possible. Such case can be seen from the number of incidence HIV/AIDS increase sharply. In compare with the other provinces in Indonesia, DKI Jakarta province has the highest incidence. The majority of transmission of AIDS in DKI Jakarta occurred through sexual transmitted diseases (heterosexual and homo sexual/bisexual). Such problem can become the treating in family life especially the house wife. Beside AIDS will increase very fast, and up to now neither drugs can cure nor vaccine will protect. So that the alternatives of the management of AIDS may be taken by giving the right information of AIDS to the public communities, especially the house wife, we have to give the knowledge in avoiding of AIDS and then we hoped they can avoid AIDS.
One of the methods to give the right information to public communities is taken from the media communication. Even now no information is given about relation between relating of involving media communication with the knowledge of house wife about AIDS
The objectives of this study are to know the relationship between media communication exposure with knowledge of the house wife about AIDS, and the others control variabel such as social demographic of respondent (age, education, job) and education and job of the husband.
In these study the collecting data was taken from Indonesia demographic and Health Survey 1994 (SDKI'94) with cross sectional design. Population of this study are women who have been married, 15-49 years old, living in DKI Jakarta and they have ever been exposed by AIDS information. Sample is part of population which is chosen with cluster random sampling.
The result of this study shows that the level of the mother knowledge is still low, although the exposure with media communication is high enough. In the multivariate analysis can be seen that the education of the mother will give high contribution to increase the mother knowledge of AIDS is statistically significant with p-value 0'000. The education of husband also gives contribution to increase the mother knowledge of AIDS with p-value 0,001. The media communication that it is in significant with the mother knowledge with p-value = 0,146, but in the fit model the media communication still gives contribution.
Finally the writer suggest the campaign about AIDS to be continued in accordance with the right method and continuing with the education to groups in public organization and increasing personal communication.
Bibliography : 42 (1984-1997)
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miller, David
London: Routledge, 2000
362.196 MIL d (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suryantini B. Chatib
"Saat ini, jumlah individu yang terinfeksi HIV atau Odha (Orang dengan HIV/AIDS) di Indonesia sudah semakin meningkat karena itu diperlukan penanganan kebutuhan-kebutuhan psikologis yang muncul. Mengetahui telah terinfeksi virus yang belum ditemukan obatnya tentu saja menimbulkan beban bagi Odha Harga obat-obatan yang mahal, perjalanan penyakit yang terkadang membaik dan terkadang memburuk serta sikap masyarakat yang diskriminatif membuat stres yang dialami Odha semakin berat. Faktor yang banyak berperan dalam proses stres adalah dukungan sosial, karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran dukungan sosial yang dibutuhkan Odha untuk menangani stresnya.
Metode penelitian yang akan digunakan adalah metodologi kualitatif yang memungkinkan peneliti mempelajari isu-isu tertentu secara lebih mendalam dan mendetail. Dengan demikian lebih dapat menggambarkan dinamika psikologis yang terjadi. Teknik yang digunakan adalah wawancara dengan pertanyaan tak terstruktur dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka serta teknik observasi.
Dari hasil wawancara dan observasi dengan 3 orang Odha yang sudah tahap AIDS diketahui sumber-sumber stres pada Odha adalah: sikap diskriminatif dari masyarakat; harga obat-obatan yang mahal; komentar-komentar dari lingkungan yang mengabaikan perasaannya; perubahan-perubahan fisik; perjalanan penyakit; ketakutan telah atau akan menularkan virus ke orang lain; slogan-slogan kampanye AIDS yang kurang tepat; perubahan-perubahan yang teljadi karena status HIV.
Hasil penelitian juga menunjukkan subyek membutuhkan semua bentuk dukungan sosial, yaitu dukungan emosional, dukungan informasi, dukungan instrumental, dukungan penghargaan dan dukungan integrasi sosial. Sumber dukungan sosial yang berarti adalah dokter, keluarga serta relawan AIDS.
Penelitian ini bisa dianggap sebagai studi awal dari penelitian tentang Odha, karena itu masih diperlukan penelitian-penelitian yang lebih mendalam. Misalnya penelitian yang membahas sumber-sumber stres secara lebih spesifik, meningkatkan jumlah subyek sehingga dapat lebih menggeneralisasikan hasil penelitian serta mencakup subyek yang masih dalam tahap tanpa gejala."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2426
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Andriyani
"Acquired Immune Deficiency Syndrome AIDS merupakan penyakit tahap lanjut dari Human Immunodeficiency Virus HIV yang menyebabkan terjadinya penurunan pada sistem imun. AIDS dapat berdampak pada sistem saraf dengan salah satu manifestasi klinis yang muncul berupa nyeri. Nyeri yang tidak tertangani dapat menimbulkan dampak, diantaranya mengganggu aktivitas, gangguan tidur, dan meningkatkan kecemasan yang dapat menurunkan kualitas hidup penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis intervensi terapi musik klasik dan instrumental untuk mengurangi nyeri pada pasien dengan HIV/AIDS. Metodologi yang digunakan adalah metode studi kasus dan analisis intervensi keperawatan. Terapi musik diberikan selama 7 hari dengan frekuensi 2 kali sehari selama 30 menit. Hasil intervensi menunjukkan adanya penurunan skala nyeri dari skala nyeri 6 menjadi 4. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terapi musik dapat menjadi salah satu penatalaksanaan nonfarmakologi yang dapat menurunkan nyeri. Rekomendasi dari penelitian ini adalah pentingnya perawat untuk memberikan manajemen nyeri nonfarmakologi seperti terapi musik sebagai salah satu upaya dalam menurunkan masalah nyeri pada pasien.

Human Immunodeficiency Virus HIV that damage the immune system. AIDS can affected the nervous system with pain as the symptom. Uncontrolled pain can cause various effects, such as impaired activity, sleep disorders, and increased anxiety, which reduce the quality of life. This case study aimed to analyze nursing interventions to reduce pain on patient with HIV AIDS. This study conducted by the case study method and evidence based practice intervention. Patient was administered the classical and instrumental music twice a day with 30 minutes long in each session for 7 days. The results showed a decrease in pain scale from 6 to 4 out of 10 by using numerical rating scale. The result of this study indicates that music therapy can be one of non pharmacological intervention to reducing pain. The recommendation of this study is the importance of nurses to provide non pharmacological pain management such as music therapy in order to reducing pain in patients with HIV AIDS.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Greif, Judith
New York: John Wiley & Sons, 1994
610.736 99 GRE a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Trubus
"Perkembangan jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan, sebagai akibat cara penularannya yang pada umumnya melalui hubungan seksual.
Sejak secara resmi dilaporkan dan ditemukan di Bali tahun 1987, penyakit ini telah mengundang perhatian para ahli dari sejumlah bidang ilmu terkait. Data jumlah kasus HIV/AIDS sampai sekarang, 31 Maret 2000, yang tercacat dan terlaporkan adalah 1190 kasus, yang terdiri dari 887 orang HIV positip dan 303 orang AIDS. Selama ini kajian penyakit ini lebih banyak dikaji dengan pendekatan medis, karena ada asumsi bahwa permasalahan penyakit HIV/AIDS seperti halnya penyakit-penyakit lain merupakan permasalahan medis belaka. Namun demikian dalam perkembangannya seorang penderita yang sering disebut dengan Odha ternyata tidak hanya mengadapi persoalan kesehatannya saja, tetapi dalam kehidupan sehari-harinya Odha juga menghadapi permasalahan sosial, yakni mendapat perlakuan yang diskriminatif baik dari keluarga maupun dari tenaga medis sendiri. Bahkan dalam banyak kasus, Odha dan keluarganya mendapat tuduhan yang bermacam-macam yang berkaitan dengan perilaku seksualnya.
Mengingat kehidupan sosial yang buruk, karena selalu mendapat tekanan baik dari tekanan internal maupun eksternalnya, menyebabkan Odha harus menggunakan cara-cara tersendiri dalam rangka mempertahankan kehidupannya. Oleh karena itu penulis mengadakan penelitian terhadap proses adaptasi Odha dalam mempertahankan hidup dengan studi kasus pada pengidap HIV/AIDS di Sanggar Kerja Yayasan "X". Seperti diketahui bahwa sanggar tersebut selain berfungsi sebagai tempat penampungan sementara dan sebagai salah satu model perawatan Odha di rumah, tetapi juga sebagai tempat Odha untuk beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Dalam penelitian ini penulis mengambil beberapa Odha untuk dijadikan informan, termasuk juga orang-orang yang terkait dengan Odha.
Walaupun dalam penelitian ini menggunakan analisis individual, tetapi dalam pelaksanaannya berhasil mengungkapkan bahwa pengetahuan dan reaksi Odha, terhadap penyakit HIV/AIDS, termasuk juga reaksi keluarga ataupun masyarakat, sangat berbeda-beda dan bergantung pada pengetahuan masingmasing. Reaksi masyarakat pada umumnya menghindari Odha, dan bahkan dalam beberapa kasus justru mengucilkan Odha, karena takut tertular penyakitnya. Sedangkan reaksi Odha sendiri secara terinci dapat dikemukakan, sebagai berikut: (1) ketakutan akan kehilangan pekerjaan; (2) masalah keungan dan biaya pengobatan; (3) takut ditolak oleh pasangan, kolega, dan keluarga; (4) mempunyai teman yang sakit atau meninggal karena AIDS; (5) takut terhadap diskriminasi; (6) cemas akan terjadi cacat dan kehilangan fungsi tubuh; (7) antisipasi terhadap isolasi sebelum kematian; (8) takut akan terjadi gangguan mental; dan (9) takut akan kematian.
Oleh karena kondisi yang tidak menguntungkan, maka dalam banyak kasus para Odha dengan menggunakan seperangkat pengetahuannya, kemudian secara aktif berhasil mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapinya. Beberapa strategi Odha dalam mepertahankan hidupnya adalah dengan mengisolasi diri dari lingkungannya, membuka diri dengan memberitahukan penyakitnya kepada orang-orang yang dianggapnya dekat, bersikap hidup positif dan selalu berserah diri pada Tuhannya, dan membentuk jaringan sosial dengan sesama Odha dalam rangka berbagi perasaan, penderitaan, dan informasi."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>