Ditemukan 9289 dokumen yang sesuai dengan query
Boston : Butterworth-Heinemann, 2001
617.762 BIN
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Maciariello, Joseph A.
New York: McGraw-Hill, 2011
658 MAC d
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Muchamad Syahrul Gunawan
"Autonomous car atau kendaraan tanpa awak merupakan salah satu bagian dari sistem transportasi cerdas yang kelak akan digunakan. Kendaraan tanpa awak memungkinkan kendaraan dapat bergerak dan mengontrol dirinya secara mandiri tanpa bantuan manusia. Salah satu fitur yang paling penting pada kendaraan tanpa awak adalah sistem navigasi. Beragam sistem navigasi yang sudah berkembang ialah metode SLAM dengan LiDAR, penggunaan odometer, ataupun dengan sensor GPS dan gyroscope. Namun, metode-metode tersebut masih perlu pengaturan ulang (tuning) dan penentuan trajectory yang masih dilakukan manual. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan sehingga sistem navigasi kendaraan otonomus yang terhubung dengan sistem pemetaan. Pada penelitian ini, diujicobakan sebuah sistem yang mengintegrasikan antara GPS, Google Maps, dan sensor vision sehingga kendaraan dapat berjalan sesuai dengan trajectory yang mudah diatur. Sensor GPS dan Google Maps akan bekekerja sama untuk melakukan mapping lokasi dan mengatur tujuan perjalanan. Sedangkan sensor vision yang menggunakan kamera akan berfungsi sebagai pengatur kesesuaian jalan dengan marka jalan. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa keberhasilan pendeteksian jalan mencapai 93,37 %, ketepatan Google Maps dalam mengenali jalan 97,54 % dengan rata-rata kecepata 0,2205 detik, serta kecepatan pemrosesan pembuatan trajectory adalah 0,155 detik.
Autonomous cars or unmanned vehicles are one part of the intelligent transportation system that will be used in the future. Unmanned vehicles allow vehicles to move and control themselves independently without human assistance. One of the most important features of unmanned vehicles is the navigation system. Various navigation systems that have been developed are the SLAM method with LiDAR, the use of an odometer, or GPS and gyroscope sensors. However, these methods still need tuning and trajectory determination is still done manually. Therefore, it is necessary to develop an autonomous vehicle navigation system that is connected to the mapping system. In this research, a system that integrates GPS, Google Maps, and vision sensors is tested so that the vehicle can run according to a manageable trajectory. GPS sensors and Google Maps will work together to map locations and set travel destinations. While the vision sensor that uses a camera will function as a regulator of road conformity with road markings. The results of this study found that the success of road detection reached 93.37%, the accuracy of Google Maps in recognizing roads was 97.54% with an average speed of 0.2205 seconds, and the processing speed of making trajectories was 0.155 seconds."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Wechsler, Harry
Boston: Academic Press, 1990
006.3 WEC c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Ballard, Dana H.
Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, 1982
621.380 414 BAL c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
London: Academy Editions, 1982
720.9 VIS
Buku Teks Universitas Indonesia Library
[Place of publication not identified]: Princeton University Press, 1970
149.3 BUO m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Nina Dwi Handayani
"Tesis desain ini membahas tentang pembentukan sebuah ruang arsitektur yang dihasilkan dari memahami respon inderawi yang dihasilkan dari seseorang yang memiliki keterbatasan visual (low vision) yang berproses memahami ruang secara bertahap. Proses terbentuknya sebuah ruang diturunkan dari pendekatan bagaimana seorang penderita low vision bergerak dan beraktifitas dalam lingkungannya. Riset ini dilakukan menggunakan tiga metode berbeda, yaitu yang pertama mengamati pengalaman visual dalam mengapresiasi media film, yang kedua memahami aktifitas keseharian di dalam ruang diri yang sudah dikenali, dan yang ketiga adalah memahami ruang diri yang baru pertama kali dialami.
Pendekatan narasi yang terbentuk dalam memahami ruang menghasilkan beberapa proposisi penting yaitu penggunaan karakter ruang dengan warna-warna kontras, metode berjalan dan berhenti untuk melakukan reorientasi posisi, pengabaian aspek detail dan pengutamaan aspek fungsional, dan faktor-faktor pendukung lainnya. Low vision dalam kondisi yang sangat umum, terjadi tidak hanya pada satu kelompok differently-able saja, tetapi dapat digeneralisasi terjadi juga pada generasi lanjut usia (elderly).
Pendekatan arsitektural berbasis narasi ini diterapkan dalam desain sebuah fasilitas publik untuk kelompok lanjut usia (elderly). Kecenderungan kenaikan jumlah penduduk lanjut usia dalam komposisi penduduk suatu kota menunjukkan pentingnya perhatian khusus terhadap eksistensi mereka dalam ruang publik. Mengakomodasi kebutuhan mereka secara arsitektural menjadi sangat perlu agar mereka sebagai kelompok yang memiliki keterbatasan secara visual mampu bergerak dan beraktifitas secara mandiri dalam ruang hidupnya.
This design thesis develops a method of forming an architectural space generated from the understanding of the sensory response of a person with visual limitations (low vision) in the process of understanding the space gradually. The process of space formation is derived from how a person with low vision moves and conducts activities in the environment. The research was conducted through three different methods, the first one is observing the visual experience with the film as a media, the second one is understanding the spatial experiences in the daily activities within familiar space, and the third one is understanding the spatial experiences in non-familiar space.The resulting narrative approach produced several important propositions, namely the use of spatial qualities with contrasting colors, the method of moving, walking and stopping to reorient the position, ignored details and enhanced functional aspects, and other supporting factors. Low vision in a very common condition, occurs not only in a differently-able group, but it can also generally occurs in the elderly group.This narrative-based architectural approach is then applied in the design of a public facility for the elderly. The increasing tendency in the number of elderly in the urban population suggests the importance of special attention to their existence in public space. Architecture that could accommodate the spatial needs of people with visual limitations become necessary to enable them to move and to experience their life space independently."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T28803
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Cambridge, UK: MIT Press, 1987
612.84 VIS
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Buku Teks Universitas Indonesia Library