Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148495 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Henuhili, Supiyani
"Lanjut usia sering mengalami gangguan mental berupa Gangguan Depresi dan Ansietas, Demensia, dan lain-lain. Telah dilakukan penelitian proporsi gangguan mental pada lanjut usia terhadap 79 lanjut usia yang tinggal di Sasana Tresna Werda Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan Cibubur dari bulan Januari 2004 sampai dengan April 2004.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan proporsi gangguan mental pada lanjut usia yang tinggal di Sasana Tresna Werda Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan (STW-YKBRP) Cibubur.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain cross sectional terhadap 79 subyek penelitian berusia antara 62 - 102 tahun, dengan menggunakan instrumen CIDI versi 1.1.
Hasil : Pada penelitian ini ditemukan 46,8% mengalami gangguan mental pada lanjut usia yang tinggal di STWYKBRP Cibubur, yang terdiri dari Gangguan Depresi (20,2%), Sindrom Gtak Drganik (17,7%), Gangguan Camas Menyeluruh (3,8%), Gangguan Nyeri Somatoform (2,5%), Sindrom Ketergantungan Tembakau (1,3%) dan Skizofrenia (1,3%).
Simpulan : Gangguan mental terbanyak pada lanjut usia yang tinggal di STW-YKBRP Cibubur adalah Gangguan Depresi.

Elderly was known to be vulnerable to multiple pathology, including mental disorders, such as Depression and Anxiety Disorders, Dementia's and etc.
Objective: The study was done among the elderly residence of Sasana Tresna Werda Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan (STW-YKBRP) Cibubur to determine the proportion of mental disorders.
Method: The cross sectional study was done to 79 elderly aged between 62 - 102 years, residence of STW-YKBRP Cibubur, using CIDI version 1.1 to determine the proportion of existing mental disorders.
Result : The proportion of mental disorders of the 79 subject were as follows 46.8% elderly at STW-YKBRP Cibubur suffered from mental disorders, 20.2% suffered Depressive Disorder, 17.7% suffered from Organic Brain Disorder, 3.8% suffered from General Anxiety Disorder, 2.5% suffered from Somatoform Pain Disorder, 1.3% suffered from Nicotine Dependence Disorder, and Schizophrenia 1.3%.
Conclusions: Depression Disorder was the most predominant mental disorders in the elderly at STW-YKBRP Cibubur.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T58458
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Ajeng Nuurizqia Utami Prawiro
"Depresi merupakan masalah psikologis yang sering ditemukan pada lansia. Depresi pada lansia berisiko memengaruhi kesejahteraan dan kualitas hidup lansia. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada lansia dengan depresi yang tinggal di nursing home melalui penerapan intervensi art therapy (aktivitas mewarnai). Aktivitas mewarnai dilakukan selama empat kali dengan durasi 1 jam setiap pertemuan. Hasil intervensi menunjukkan adanya penurunan tingkat depresi pada klien dari skor GDS 9 menjadi 7. Aktivitas mewarnai dapat menjadi alternatif tindakan mandiri keperawatan untuk menurunkan depresi pada lansia. Aktivitas mewarnai disarankan menjadi salah satu kegiatan rutin lansia yang tinggal di nursing home. Disarankan ketika akan melakukan intervensi ini, perawat perlu menyiapkan lingkungan yang kondusif minim distraksi dan peralatan mewarnai.

Depression is a psychological problem that is often found in the elderly. Depression in the elderly has the risk of affecting the well-being and quality of life of the elderly. This scientific work aims to describe nursing care for elderly people with depression who live in nursing homes through the application of art therapy interventions (coloring activities). The coloring activity was carried out four times with a duration of 1 hour per session. The results of the intervention showed a decrease in the level of depression in clients from a GDS score of 9 to 7. Coloring activities can be an alternative independent nursing intervention to reduce elderly’s depression. Coloring activities are recommended to be one of the routine activities of elderly people living in nursing homes. It is recommended that when carrying out this intervention, nurses need to prepare a conducive environment with minimal distractions and coloring equipment."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Permata Putri
"Depresi pada lansia dapat disebabkan oleh perubahan pada peristiwa kehidupannya. Salah satu faktor yang dapat melindungi lansia dari depresi yaitu kesejahteraan spiritual. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kesejahteraan spiritual dengan tingkat depresi pada lansia di Sasana Tresna Werdha Ciracas.
Desain penelitian menggunakan analitik korelasi dengan metode pendekatan cross-sectional. Sampel berjumlah 68 lansia dengan secara systematic random sampling. Kesejahteraan spiritual dinilai dengan kuesioner Spiritual Well-Being Scale (SWBS) dan tingkat depresi lansia dinilai dengan kuesioner Geriatric Depression Scale-15 (GDS-15).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kesejahteraan spiritual dan tingkat depresi pada lansia dengan nilai p value (0,000) (r= -0,642). Perawat harus mampu meningkatkan kesejahteraan spiritual lansia sehingga lansia mampu menghadapi gejala depresi yang timbul.

Depression in the elderly can be caused by changes in the events of their life. One factor that may protect the elderly from depression is spiritual well-being. This study aims to determine the relationship of spiritual well-being with depression levels of the elderly in Sasana Tresna Werdha Ciracas.
The study design was analytic correlation with cross-sectional approach. Samples consisted of 68 elders with systematic random sampling. Spiritual well-being was assessed by questionnaire Spiritual Well-Being Scale (SWBS) and depression levels of the elderly assessed by questionnaire Geriatric Depression Scale-15 (GDS-15).
The results showed that there is a significant relationship between spiritual well-being and depression levels of the elderly with p value (0,000) (r = -0.642). Nurses should be able to enhance the spiritual well-being of the elderly as a coping elderly to deal with depression.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S63282
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meria Woro Listyorini
"ABSTRAK
Depresi merupakan (depressive symptoms) atau gangguan fungsi psikososial pada masa tua
(Late-life depression). Depresi pada lansia dapat terjadi akibat beberapa faktor internal
maupun eksternal. Tujuan: mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang berhubungan
dengan depresi lanjut usia di PSTW Budi Dharma Bekasi. Metode: desain kuantitatif dengan
pendekatan analisis cross secional dengan responden sebanyak 101. Hasil penelitian: (24,8%)
lansia depresi ringan, (28,7%) depresi sedang, dan (5%) lansai depresi berat. Faktor internal:
rerata usia responden sebesar 72,83 tahun mengalami depresi, SD: 2,8, berjenis kelamin
wanita (69,6%), berstatus tidak menikah (89,7%), berpendidikan rendah (60,2%), dan rerata
status kesehatan dengan nilai mean: 43,33 SD: 1,54. Faktor eksternal: sumber dukungan
sosial dengan depresi nilai mean: 36,61 SD: 2,55, dan bentuk dukungan sosial: mean 26,07
SD: 1,14. Kesimpulan: ada hubungan signifikan usia dengan status depresi, jenis kelamin
wanita lebih banyak dan berhubungan signifikan dengan depresi, serta lansia dengan status
pernikahan tidak menikah berhubungan signifikan dengan depresi.

ABSTRACT
Depression is (depressive symptoms) or impaired psychosocial function in old age (Late-life
depression). Depression in the elderly can occur due to several internal and external factors.
Objective: to identify internal and external factors related to elderly depression in PSTW
Budi Dharma Bekasi. Method: Quantitative design with cross sectional approach with 101
respondents. Results: (24.8%) elderly mild depression, (28.7%) moderate depression, and
(5%) severe depression lansai. Internal factors: average age of respondents 72.83 years old
experienced depression, SD: 2.8, female sex (69.6%), unmarried status (89.7%), low
education (60.2%), and Mean health status with mean value: 43,33 SD: 1,54. External
factors: a source of social support with mean value depression: 36.61 SD: 2.55, and form of
social support: mean 26.07 SD: 1.14. Conclusion: There is a significant association of age
with depression status, more female sex and significant relation with depression, and elderly
with unmarried marital status significantly related to depression."
2017
T47785
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulpida Rizki
"Depresi merupakan masalah umum yang terjadi pada lansia. Tingginya tingkat depresi dapat mempengaruhi kualitas hidup. Spiritual merupakan salah satu kebutuhan dasar lansia yang dapat digunakan sebagai strategi koping dalam menghadapi depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesehatan spiritual dan depresi pada lansia di Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur Jakarta Timur. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan melibatkan 37 lansia yang dipilih melalui total sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kesehatan spiritual dan depresi dengan p value 0,340 (p > 0,05), akan tetapi lansia dengan kesehatan spiritual tinggi lebih berisiko rendah untuk mengalami depresi. Pemberi pelayanan di Sasana Tresna Werdha perlu mempertahankan dan meningkatkan pelayanan kesehatan spiritual sebagai salah satu upaya untuk mengurangi gejala depresi pada lansia.

Depression is a common problem which can occur in older adult. High level of depression can affect quality of life. Spiritual is one of basic needs that can be used as coping strategy to solve depression.This study aimed to determine the relationship between spiritual health and depression in older adult in Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur East Jakarta. The study design was cross sectional, involved 37 older adult who were selected through the total sampling.
The result of this study indicated that there was no significant relationship between spiritual health and depression with p value 0,340 (p >0,05), therefore older adult with high spiritual have low risk of suffer depression. Health providers in Sasana Tresna Werdha need to maintain and improve spiritual services in order to reduce the symptoms of depression in older adult.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S63464
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Frida Agu
"Dengan makin bertambahnya jumlah lanjut usia di Indonesia, maka pelayanan kesehatan, termasuk kesehatan mental bagi kelompok usia tersebut merupakan hal yang perlu mendapat perhatian. Untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan mental yang adekuat, maka, diperlukan data prevalensi gangguan mental lanjut usia yang ada di masyarakat. Saat ini di Indonesia belum ada data prevalensi gangguan mental pada lanjut usia.
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui prevalensi gangguan mental lanjut usia di Keluraban Manggarai, Kecamatan Tenet, Jakarta Selatan. Besar sample 144 subyek penelitian, berusia 60 tabun dan lebib. Pengambilan sampel dengan menggunakan cara cluster random sampling. Instruinen yang dig unakan adalah Composite International Diagnostic Interview (CIDI) versi 1.1.
Dari hasil penelitian diperoleh; prevalensi gangguan mental lanjut usia di kelurahan Manggarai sebesar 25%. Tidak ada perbedaan bermakna antara jumlah lanjut usia wanita dan lanjut usia Aria yang mengalaxni gangguan mental Sindrom otak organik merupakan gangguan yang paling banyak terdeteksi dad penelitian ini yakni 11,7 %. Semua gangguan akibat deficit kognitif antara lain Depresi, Delirium, Dimensia, Sindroma Pasca Kontusio serebri dan retardasi mental dapat masuk dalam sindroma otak organik- Cangguan mental lainnya yaitu Depresi 6,2 % dan Gangguan camas 4,7 %, juga merupakan gangguan yang berada pads urutan kedua dan ketiga setelah sindroma otak organik.
Prevalensi gangguan mental pada lanjut usia yang ditemukan pada penelitian ini tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan oleh Jarvik LF dalam Comprehensive textbook of Psychiatry bahwa 15 - 25 % dad lanjut usia mengalami gangguan mental instrumen yang digunakan pada penelitian ini tidak dapat mendeteksi gangguan Demensia yang banyak dijumpai pada lanjut usia. Oleh karena itu diperlukan perangkat yang dapat mendeteksi secara spesifik gangguan. mental pada lanjut usia."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adiantini Kusumawati
"Teori degeneratif pada lanjut usia menjadi acuan bagi perancangan lingkungan bangunan rumah tinggal lanjut usia yang sehat dan nyaman. Di Jakarta, Panti Sasana Tresna Werdha merupakan salah satunya.
Teori iklim mikro dan pertukaran panas dapat dijadikan acuan untuk menghasilkan lingkungan bangunan rumah tinggal yang sehat dan nyaman. Pada kondisi iklim Jakarta, kenyamanan termal penghuni menjadi lebih krusial.
Analisis penulisan ini merupakan hasil pengamatan dan pengukuran termal terhadap ruang tidur dan ruang sosialisasi dari dua buah Panti Sasana Tresna Werdha di Jakarta yang bertujuan untuk meninjau pengaruh Iingkungan bangunan rumah tinggal lanjut usia terhadap kesehatan dan kenyamanan termal penghuni.
Berkaitan dengan kesehatan, ternyata kenyamanan termal bagi lanjut usia cenderung tidak sama dengan tingkat kenyamanan golongan usia lain."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S47899
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhian Ririn Lestari
"Terapi telaah pengalaman hidup adalah terapi keperawatan jiwa bagi lansia dengan masalah psikososial seperti depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi terhadap tingkat depresi lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Martapura dan Banjarbaru Kalimantan Selatan. Desain penelitian adalah quasi experiment pretest and posttest with control group dengan sampel 33 orang pada kelompok perlakuan dan 33 orang pada kelompok kontrol.
Hasil penelitian mengidentifikasi tingkat depresi pada kelompok perlakuan sebelum diberikan intervensi sebesar 53,73% atau tingkat depresi ringan dan setelah diberikan terapi tingkat depresi menurun menjadi 28,47% atau normal dengan pvalue= 0,0005. Terapi telaah pengalaman hidup direkomendasikan untuk mengatasi depresi lansia. Implikasi keperawatan bagi lansia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha dengan depresi yaitu memberikan bantuan psikoterapi keperawatan untuk meminimalisir kejadian tingkat depresi pada lansia.

A life review therapy is a nursing therapy for elderly with psychosocial problems such as depression. The purpose of this study was to determine the effect of therapy towards the level of depression experienced by elderly lived in social institution in Martapura and Banjarbaru, South Kalimantan. A pretest and posttest quasi experiment with control group design was applied to 33 elderly in the treatment group.
The study identified the level of depression before intervention was 53.73% or mild depression and the level of depression decreased to 28.47% after treatment, or normal (p value = 0.0005). The life review therapy is recommended for managing depression on elderly. Nursing implication to elderly who lived in social institution with depression by giving psychotherapy nursing intervention to minimize the level of depression experienced.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T31769
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gusyani Rahmawati
"

Semakin bertambahnya usia, status fungsional dalam melakukan aktifitas sehari-hari semakin menurun. Seiring dengan hal itu banyak pula lansia yang menderita depresi di Panti Sasana Tresna Werdha. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan status fungsional dengan depresi pada lansia. Penelitian dilakukan melalui simple random sampling dan menggunakan desain cross secsional dengan cara menggunakan kuesioner Katz Index dan Zung Self Rating Scale. Penelitian dilakukan pada 103 responden lansia yang tinggal di PSTW Budi Mulia 01 Ciracas, PSTW Budi Mulya Cengkareng, PSTW Budi Mulia 03 Margaguna, dan PSTW Budi Mulia 05. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status fungsional dengan depresi pada lansia (p value= 0,001 OR= 10,45). Hasil penelitian menyatakan bahwa lansia dengan status fungsional buruk 10.45 kali berpotensi mengalami depresi dibandingkan lansia yang memiliki status fungsional yang baik. Saran dari penelitian ini adalah perlu tindakan lebih lanjut dari petugas panti untuk masalah status fungsional buruk agar dapat meminimalisir angka depresi pada lansia yang tinggal di PSTW.


As age increases, functional status in daily activities is decreas. Along with that, there are also many elderly people have depression when they live in the Sasana Tresna Werdha Home. The purpose of this research was to determine the relationship between functional status and depression in the elderly. The research was conducted through simple random sampling and using the cross-sectional method by using the Katz Index questionnaire and the Zung Self Rating Scale questionnaire . The research was conducted on 103 elderly respondents living in Budi Mulia 01 Ciracas PSTW, Budi Mungkareng PSTW, Budi Mulia 03 Margaguna PSTW, and Usada Mulia 04 PSTW. The results of this research stated that there was a significant relationship between functional status and depression in the elderly, with p value 0.001. The results of the study stated that elderly with poor functional status 10.45 times had the potential to experience depression compared to elderly who had good functional status. Suggestions from this study are that further action is needed for the problem of poor functional status in order to minimize the rate of depression in the elderly living in PSTW.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thika Marliana
"Depresi pada lansia Indonesia memiliki prevalensi sebesar 7,7%, lebih tinggi daripada kelompok usia yang lebih muda secara nasional yaitu 6,1%, namun tindakan untuk mengatasinya belum optimal karena asuhan yang diberikan belum holistik dan tidak terintegrasi dengan program maupun sektor layanan lainnya. Pengembangan model tindakan holistik integratif kesehatan jiwa merupakan salah satu upaya dalam menurunkan depresi pada lansia dengan meningkatkan perkembangan psikososial dan kebahagiaan lansia melalui optimalisasi sumber daya yang ada di masyarakat. Tujuan penelitian ini menguji efektifitas model tindakan holistik integratif kesehatan jiwa terhadap perkembangan psikososial dan kebahagiaan lansia depresi. Desain operational research diterapkan menjadi 3 tahap yaitu: 1) Tahap eksplorasi pada 452 sampel kuantitatif dan 27 partisipan kualitatif, 2) Tahap pengembangan model, dan 3) Tahap uji efektifitas model menggunakan studi true experiment dengan randomisasi dan matching pada 122 responden. Hasil penelitian tahap pertama didapatkan gambaran masalah kesehatan jiwa lansia yaitu GME 67,5 % dan 58,7% diantaranya mengalami depresi, serta teridentifikasi 8 tema, yaitu: Sindrom sarang kosong sebagai killer silent lansia depresi; Kegelisahan dalam interaksi sosial karena social approval addiction; Kurangnya apresiasi masa sekolah dan remaja pada lansia depresi; Cabin fever memperburuk depresi; Love language sumber kepuasan lansia deprei: Self-healing untuk mengurangi luka masa lalu; Stimulus fisik dan mental untuk kesehatan jiwa lansia depresi yang holistik; dan Kemudahan akses pelayanan kesehatan jiwa lansia yang terintegrasi. Hasil penelitian tahap kedua tersusunnya model Tindakan Holistik Integratif Kesehatan jiwa (THIKA) pada lansia depresi. Hasil tahap 3 uji efektifitas model THIKA yang diberikan secara synchronous berpengaruh secara bermakna terhadap pencapaian perkembangan psikososial (integritas diri), peningkatan kebahagiaan, penurunan tingkat depresi dan kortisol. Hasil analisis GLM menunjukkan: Faktor yang paling mempengaruhi perkembangan psikososial adalah intervensi model THIKA, perkembangan sebelumnya dan indeks kebahagiaan sebesar 89,9%; Faktor yang paling mempengaruhi indeks kebahagiaan yaitu intervensi model THIKA, status mental, status fungsional, dan status nutrisi sebesar 90,01%; Faktor yang paling mempengaruhi tingkat depresi yaitu intervensi model THIKA, dan perkembangan psikososial sebesar 57,1%; Faktor yang paling mempengaruhi tingkat kortisol yaitu intervensi model THIKA, status nutrisi dan status fungsional sebesar 43,6%. Rekomendasi menggunakan model THIKA diperlukan untuk tindakan kesehatan jiwa oleh tenaga kesehatan, kader dan keluarga pada lansia sehingga active ageing dapat dicapai optimal.

Depression in older adults in Indonesia has a prevalence of 7.7%, higher than the younger age group nationally, which is 6.1%. Still, measures to overcome it are not optimal because the care provided is not holistic or integrated with other programs or services sectors. Developing a mental health integrative holistic intervention model is an effort to reduce depression in older adults by increasing psychosocial development and happiness by optimizing existing community resources. This study aimed to test the effectiveness of a holistic, integrative mental health intervention model on psychosocial developmental tasks and happiness in the older adults depression. The operational research design was implemented into three phases: 1) The exploratory stage used 452 quantitative samples and 27 qualitative participants, 2) The model development stage, and 3) The model effectiveness test phase used a true-experiment study with randomization and matching on 122 respondents. The results of the first stage of the study showed an overview of elderly mental health problems, namely GME 67.5% and 58.7% of them experienced depression, and eight themes were identified: Empty-nest syndrome as a silent killer; Anxiety in social interactions due to social approval addiction; Lack of appreciation of school age and adolescence phase; Cabin fever exacerbates depression; Love language is a source of satisfaction for depressed older adults: Self-healing to reduce inner-child; Physical and mental stimulus for holistic mental health intervention; and The integrated mental health services accesibility. The results of the second study's phase were the formulation of a holistic, integrative mental health intervention model (THIKA) for depressed older adults. The final results of the effectiveness test of the THIKA model given synchronously had a significant effect on achieving psychosocial development (self-integrity), increasing happiness, decreasing levels of depression and cortisol. The results of the GLM analysis showed: The factors that most influence psychosocial development are the THIKA model intervention, previous development and happiness index by 89,9%; The factors that most influence the happiness index are the THIKA model intervention mental status, functional status, and nutritional status by 90,01%; The factors that most influence the level of depression are the THIKA model intervention and psychosocial development by 57,1%; The factors that most influence cortisol levels are the THIKA model intervention, nutritional status and functional status by 43,6%. Recommendations for using the THIKA model are needed for mental health intervention by health workers, cadres and families for older adults to achieve active ageing optimally."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>