Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85638 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yudhi Gumilar
"LATAR BELAKANG:
Osteoporosis pasta menopause merupakan masalah kesehatan yang serius, dan masih diperlukan alternatif regimen dalam penatalaksanaannya.
OBYEKTIF:
Mengetahui efek pemberian vitamin K 2 (menatetrenone) terhadap densitas mineral tulang (DMT), proses metabolisme tulang dan kejadian fraktur vertebra lumbal pada pasien osteoporosis pasta menopause.
METODE:
Total 63 perempuan Indonesia usia 65 sampai 75 tahun penderita osteoporosis pasca menopause mengikuti penelitian selama 4R minggu. Penelitian ini merupakan uji Minis tersamar ganda. Kelompok Kontrol (n=30) mendapatkan kalsium karbonat 1500 mg/had per oral dan kelompok kasus (n=33) mendapatkan menatetrenone 45mg/hari per oral kombinasi dengan kalsium karbonat 1500 mg/hari per oral. Kedua kelompok kemudian dinilai DMT pada vertebra lumbal (LDMT), collum femur (CFDMT) dan distal radius (DRDMT) dengan menggunakan dual-energy X-ray absorpsiometry [DEXA]; kadar serum osteocalcin (OC) dan serum undercarboxilated osteocalcin (ucOC) serta insiden fraktur pada vertebra lumbal.
HASIL PENELITIAN
Karakteristik data dasar kedua kelompok indentik. Perubahan persentase dui data inisial untuk nilai LDMT, CFDMT dan DRDMT di minggu ke 24 dan ke 48, masingmasing adalah -0.71 ± 3.7 % dan -0.72 ± 3.7 %; 3.8 ± 5.7 % dan 0.9 ± 3.3 %; 3.4 ± 9.8 % dan 4.2 ± 13.2 % untuk kelompok kontrol , serta masing-masing 0.7 ± 3.2 % dan 1.2 ± 3.8 %; 1.6 ± 4.7 % dan 1.57 ± 5.5 %; 2.3 ± 10.6 % dan 3.2 ± 13.7 % untuk kelompok kasus.
Semua peningkatan DMT yang di dapat pada tiap pengukuran pada kelompok kasus tidak berbeda bermakna jika dibandingkan dengan kelompok kontrol (p=0.191 untuk LDMT 24 minggu dan p= 0.169 untuk LDMT 48 minggu; p= 0.198 untuk CFDMT 24 minggu dan p= 0.989 untuk CFDMT 48 minggu; p= 0.640 untuk DRDMT 24 minggu dan p=0.912 untuk DRDMT 48 minggu).
Perubahan persentase dari data inisial untuk nilai OC di minggu ke 24 dan ke 48 adalah 33.5 ± 35.7 % dan 35.1 ± 69.2 % untuk kelompok kontrol serta 51.5 ± 59.4 % dan 33.8 ± 30.5 % untuk kelompok kasus. Peningkatan nilai OC pada kelompk kasus tidak berbeda bermakan dibandingkan kelompok kontroI (p= 0.201 pada minggu ke 24 dan p= 0.396 pada minggu ke 48). Begitu juga perubahan nilai ucOC pada minggu ke 24 tidak berbeda bermakna antara kelompok kasus dan kelompok kontrol (35.1 ± 69.2 % untuk kelompok kontrol dan 33.8 ± 30.5 % kelompok kasus, p=0.368).
Pada penelitian ini tidak didapakan fraktur vertebra lumbal selam 48 minggu pengobatan baik pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol. Akan tetapi penurunan tinggi korpus vertebra lumbal pada kelompok kasus lebih kecil dan secara statistik berbeda bermakna dibanding kelompok kontrol (0.688 ± 0.612 untuk kelompok kasus dan 1.195 ± 0.816 untuk kelompok kontrol, p= 0.006). Tidal( didapatkan efek samping yang bermakna baik pada kelompok kontrol maupun kelompok kasus.
KESIMPULAN:
Dapat disimpulkan bahwa pemberian vitamin K 2 memberikan pengaruh protektif terhadap resiko fraktur pada vertebra lumbal meskipun tidak berhasil meningkatkan DMT secara bermakna dibanding pemberian kalsium."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ichramsjah Azim Rachman
Jakarta: UI-Press, 2004
PGB 0177
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Ema Susiana
"ABSTRAK
LATAR BELAKANG: Proses remodelling tulang ditentukan oleh keseimbangan antara proses pembentukan oleh osteoblast dan resorpsi sel tulang oleh osteoklas. Osteprotegerin (OPG) memiliki peran penting dalam menghambat proses resorpsi tulang oleh osteoklas. Pada wanita menopause, proses resorpsi lebih tinggi daripada proses pembentukan tulang, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya osteoporosis. Pada penelitian ini, single nucleotide polymorphisms (SNPs) pada daerah promoter gen OPG diteliti untuk mengetahui hubungannya dengan risiko osteoporosis pada wanita menopause.
BAHAN dan CARA KERJA: Penelitian ini melibatkan 285 wanita Indonesia menopause yang terdiri dari 81 wanita normal, 143 wanita dengan osteopenia dan 61 wanita dengan osteoporosis. Angka T-score diperoleh dengan pengukuran menggunakan Ultrasound Densitometry. Analisis genetik dilakukan menggunakan teknik PCR-RFLP. Analisis statistik menggunakan uji chi-square dengan asumsi kemaknaan p<0,05.
HASIL: Hasil penelitian memperlihatkan bahwa frekuensi genotip (TT, TC dan CC) pada semua kelompok (normal, osteopenia dan osteoporosis) tidak berbeda bermakna (p>0,05). Frekuensi alotip (alel T dan C) pada semua kelompok juga tidak berbeda bermakna (p>0,05). Hasil perhitungan odd ratio dengan menggunakan genotip TT sebagai pembanding memperlihatkan bahwa genotip CC memiliki kemungkinan mengalami gangguan kelainan tulang (osteopenia dan osteoporosis) 0,29 kali (22%) dan TC 0,88 kali (46%) lebih besar dibandingkan dengan genotip TT. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa SNP T950C tidak memiliki peranan dalam kejadian osteoporosis pada wanita menopause di Indonesia.

ABSTRACT
INTRODUCTION: Bone remodelling process is determined by the balance between the bone formation and resorption. Osteoprotegerin (OPG) has an important role to inhibit bone resorption by osteoclast. In menopausal women, the rate of bone resorption is higher than its formation, thereby inducing osteoporosis. In this study, single nucleotide polymorphism (SNPs) in promoter region of gene OPG is studied regarding to the association to the risk of the osteoporosis in menopausal Indonesian women.
MATERIAL and METHODS: The study samples consist of 285 menopausal Indonesian women, of which 81 are classified as normal (healthy), 143 are with osteopenia and 61 are with osteoporosis. T-score is obtained from the measurement using Ultrasound Densitometry, and genetic polymorphism analysis was performed by PCR RFLP. The statistical analysis uses chi-square with significance assumption at p<0.05.
RESULT: This study shows the frequency of genotypes (TT, TC and CC) to all groups (normal, osteopenia and osteoporosis), but it does not demonstrate any significant differences (p>0.05). The frequency of allotypes (T and C) to all groups also does not show the significance (p>0.05). Odd ratio calculations demonstrate that the possibility of developing bone disorders (osteopenia and osteoporosis) for both CC genotype and TC genotype is higher than TT genotype, as much as 0.29 times higher (22%) and 0.88 times higher (46%), respectively."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Christina Olly Lada
"Penelitian uji klinik dengan one group pre-post test design bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian susu bubuk kedelai terbadap peroksidasi lipid dengan mengukur kadar MDA. Terdapat 21 subyek perempuan perimenopause deugan hiperkolestero!emia yang memenuhi kriteria penelitian, mengkomsumsi susu bubuk kede!ai setiap hari sebanyak 2x30g selama delapan minggu, Data yang diambil adalah: data demografi, IMT, asupan zat gizi, isoflavon dan emioksidan. Data laboratorium meliputi kadar kolesterol LDL dan MDA serum sebelum dan sesudah empat, delapan minggu perlakuan. Uji statistik yang digunakan adalah uji t-berpasangan blla distribusi normal dan uji Wilcaxon bila distribusi tidak normal dengan tingkat kemaknaan p<0,0:5. Penelitian ini telah mendapat ijin dari Komite Etik FKUI.
Dua subyek drop out, 19 subyek menyelesaikan penetitian; umumnya berlatar belakang pendidikan rendah rerata usia 49,15 tahun dan lMT tergolong berisiko. Asupan kalori subyek penelitian sebelum perlakuan tergolong kurang, tetapi kemudian tergolong cukup setelah perlalkuan. Pola dan asupan harian isollavon subyek penelitian sebelum perlakuan tergolong cukup, meningkat setelah perlakuan. Pola dan asupan harian antioksidan subyek sebelum dan selama masa perlakuan tergolong krang, Rerata kadar kolesterol LDL subyek penelitian sebelum masa perlakuan adalah 134,32 ± 23,70 mg/dl.
Setelah perlakuan menurun, tetapi masih tergolong batas tinggi. Rerala kadar MDA serum subyek penelilian sebelum masa perlakuan adalah 0,82 ± 0,47 nmol/mL. Setelah empat dan delapan minggu masa perlakuan kadar MDA serum meningkat, yaitu masing­ masing sebesar 0,98 ± 0,26 umol/ml (p 0,16) dan 1,13 ± 0,40 nmol/ml (p 0,023). Beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab peningkatan tersebut adalah faktor subyek, biomarker MDA, bioaviabilitas dan karakteristik isoflavon serta asupan antioksidan. Bila subyek digolongkan berdasarksn status pre dan pasca menopause, maka setelah minggu IV pedakuan golongan premenopause menunjukkan penurunan kadar MDA yang lebih baik.

The objective of this study is to investigate the effect of soy powder-milk supplementation on lipid peroxidation which is measured by the level of it's metabolite, malondialdehyde (MDA). Twenty one hypercholesterolentic pre-menopause women who fulfilled the study criteria. started ro consume 2x30g soy powder-milk everyday for eight week. Data taken were: demographic, anthropometric, nutrition intake, isoftavone, antioxidant pattern of isotlavone and antioxidant intake. Whilst laboratory data taken were level of LDL cholesterol and MDA serum before and after four and eight week supplementation. Statistical tests used were paired test if named distribution and Wilcoxon for up normal distribution with significance level of 5%.
Nineteen subjects completed the study. Most subjects had a low educational background, mean age were 49.15 years old and bed BMI classified as "risk." The subjects' calorie intake before supplementation was low, however after the forth and eighth week of supplementation was renegade as sufficient. Subjects' inkwell pattern and daily intake of isoflavoue were sufficient anti increased during supplementation. outtake pattern anti daily inkwell of antioxidant subjects before and doting supplementation were low. The subjects' mean level of LDL cholesterol before supplementation was 134,32 ± 23,70 mgldl. After four anti eight week supplementation it decrease considerably at 120,79 ± 21,30 and 122,68 ± 20,95 mgldL, which was still categorizeas "high". Subjects' mean level of MDA serum before supplementation was 0,82 ± 0,47 nmoVmL.
After fuur anti eight week of supplementation level of MDA serum was increase consecutively at 0,98 ± 0,26 mnollmL (p = 0,16) and 1,13 ± 0,40 nmollmL (p = 0,023). Several fuctJS that might cause the increase were subjects' age, menopausal status, and BMJ, MDA biomalker, bio availabilily and characteristics of isotlavoue and antioxidant intake. The g100ped of subjects in pre and post-menopause status sbowu different pattern of MDA level which is after four weeks of supplementation the pre-menopause subjects shown reduced of MDA level more than post menopausal subjects.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T11522
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Luthfia Yandri
"Osteoporosis merupakan penyakit degeneratif yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang. Salah satu faktor risiko penyakit ini adalah genetik. Gen P16INK4A diduga merupakan salah satu gen yang terlibat dalam penuaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah terdapat gambaran polimorfisme pada penderita osteoporosis beserta hubungannya. Dilakukan analisis dengan PCR-RFLP pada 171 sampel wanita pascamenopause (56 sampel normal dan 115 sampel berisiko osteoporosis). Terdapat 16 (9,4%) genotip CC, 37 (21,6%) genotip CG, dan 118 (69%) genotip GG. Dari uji statistik yang dilakukan, disimpulkan terdapat kejadian polimorfisme gen P16INK4A pada penderita osteoporosis, namun tidak terdapat hubungan polimorfisme gen P16INK4A dengan risiko osteoporosis.

Osteoporosis is a degenerative disease characterized by reduced bone mass. One of the risk factors for this disease is genetic factor. P16INK4A gene is suspected to be one of the genes involved in aging. The aim of this study was to analyze the relationship between P16INK4A gene polymorphism with osteoporosis risk in 171 samples of postmenopausal women (56 normal samples and 115 samples with osteoporosis risk) by using PCR-RFLP method. There are 16 (9.4%) CC genotype, 37 (21.6%) CG genotype, and 118 (69%) GG genotype. From statistical analysis, there is no significant relationship between P16INK4A gene polymorphism with osteoporosis risk.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kemas Irsan Sa`bani
"Gen P16INK4A merupakan gen yang berfungsi menghentikan siklus sel dan mengakibatkan cellular senescence yang berperan pada proses penuaan dan munculnya age-related disease salah satunya pada jaringan muskuloskeletal.
Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara status metilasi gen P16INK4A dengan osteoporosis sebagai salah satu age-related disease. 181 sampel DNA wanita pasca menopause (68 sampel osteoporosis dan 113 sampel non-osteoporosis) dianalisis dengan teknik MS-PCR. 12 sampel (6,6%) fully methylated, 164 sampel (90,6%) partially methylated, dan 5 sampel (2,8%) fully unmethylated. Terjadi metilasi gen P16INK4A pada wanita pascamenopause, namun tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status metilasi gen P16INK4A dengan osteoporosis pada wanita pasca menopause (p=0.652).

P16INK4A is a tumor suppressor gene which function is stopping the cell cycle that cause on cellular senescence which plays role on aging process and agerelated disease in musculoskeletal organs.
This research has purpose to analyze the relationship between methylation status of P16INK4A gene with osteoporosis as one of the age-related disease. 181 DNA sample (68 osteoporosis and 113 nonosteoporosis) from postmenopausal women has been analyzed using MS-PCR technique. 12 (6,6%) carried fully methylated, 164 (90,6%) carried partially methylated, and 5 (2,8%) carried fully unmethylated. There is no significant association between methylation status of P16INK4A gene and osteoporosis in postmenopausal women (p=0,652).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Yatim
Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2003
616.716 FAT o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Herdiana Christanty
"Skripsi ini membahas gambaran kasus menopause osteoporosis di MTIE FK UI tahun 2006-2008. Penelitian ini bersifat deskriptif, menggunakan desain studi serial kasus. Hasil penelitian ini total kasus 98, kasus terbanyak di tahun 2006 (54,08%) dan bertempat tinggal di Jakarata Selatan (25,23%). Mean umur 65,90 tahun, median 65,5 tahun; modus 63 tahun. Mean paritas 4,33; median 4; modus 4. Proporsi riwayat konsumsi pil KB 44,44%; sudah menopause 94,90%; lama menopause >10 tahun 79,57%; tidak berolahraga 68,18%; memiliki riwayat penyakit kronis 28,57%. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat hubungan kausal antara kejadian menopause osteoporosis dengan faktor-faktorrisiko tersebut.

This thesis explains about description of Menopause Osteoporosis at Makmal Terpadu Imunoendokrinologi of Medical Faculty University of Indonesia in 2006- 2008. This is descriptive research with case series study. The result of this research are total cases 98, most case found in 2006 (54.08%) and in South Jakarta (25.23%). Mean of age is 65.90 years old; median is 65.5 years old; mode is 63 years old. Mean of parity is 4.33; median is 4; mode is 4. Proportion of oral contraception consumption history is 44.44%; having menopause 94.90%; having menopause more than 10 years is 79.57%; not doing exercise 68.18%; having history of chronic disease 28.57%. Therefore, further research must b e done to see the causal association of menopause osteoporosis with those risk factors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jo Yenny Lindoyo
"Latar Belakang : Senam Pencegahan Osteoporosis (SPO) telah
disosialisasikan sampai ke daerah-daerah DT II di Indonesia. Untuk mengetahui evaluasi hasil SPO dengan menggunakan alat DEXA tidak dapat dilakukan di setiap kota karena tidak tersedianya alat tersebut. Cara pengukuran lain yang aman, relatif lebih mudah pengoperasiannya, dapat dipindahtempatkan serta mulai banyak digunakan adalah Quantitative Ultra Sound dimana salah satu merek adalah Achilles Express Lunar (AEL). Di Perjan RS dr. Hasan Sadikin Bandung belum ada penelitian mengenai evaluasi hasil SPO dengan menggunakan AEL.
Tujuan : Untuk mengetahui peningkatan massa tulang pasca SPO pada minggu ke-12,16 yang diukur dengan AEL.
Disain : Kuasi eksperimental dengan rancangan pre dan pasca perlakuan
Tempat penelitian : Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Perjan RS. Dr. Hasan Sadikin Bandung
Pasien dan Cara Kerja : 36 subyek penelitian yang telah diperiksa massa tulang dengan AEL dan memenuhi kriteria penerimaan. 20 orang subyek mengikuti SPO (kelompok I) dan 16 orang subyek tidak mengikuti SPO (kelompok II) selama 16 minggu. Kedua kelompok mendapat edukasi setiap 1 bulan sekali. Dilakukan pemeriksaan ulang AEL pasca SPO minggu ke-12,16.
Hasil: Terdapat peningkatan massa tulang dengan AEL
Kesimpulan : SPO meningkatkan massa tulang dan dapat diukur dengan AEL pasca minggu ke-16."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T58801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>