Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 206742 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ediani Rahardjanti
"Balai Kasih Sayang (BKS) Pamardisiwi adalah Unit Pelayanan Terapi dan Rehabilitasi (T&R), Pusat Laboratorium Terapi dan Rehabilitasi (PusLab T&R), Badan Narkotika Nasional (BNN), yang menyelenggarakan pelayanan bagi korban penyalahgunaan narkoba. Sebagai lembaga pemerintah yang melaksanakan pelayanan publik, BKS Pamardisiwi memiliki tanggung jawab memberikan pelayanan yang berkualitas sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan institusi publik. Pelayanan yang demikian membutuhkan strategi yang digerakkan oleh misi yang lebih berorientasi kepada pelanggan, yaitu masyarakat pengguna jasa layanan terapi dan rehabilitasi. Selama ini BKS Pamardisiwi belum menerapkan strategi yang berorientasi kepada pelanggan, yang dapat dilihat dari belum adanya data base pelanggan yang lengkap dan tersusun dengan baik, belum adanya informasi tentang alur pelayanan yang mudah diketahui pelanggan, belum terdistribusinya beban pekerjaan secara optimal, serta sikap, pengetahuan dan ketrampilan petugas yang belum memadai untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kualitas pelayanan BKS Pamardisiwi ditinjau dari persepsi dan harapan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan. Penelitian juga dimaksudkan untuk mengetahui prosedur pelayanan dan pengelolaan BKS Pamardisiwi, serta menganalisa kesenjangan yang terjadi di dalam dan di luar organisasi, berdasarkan indikator kualitas pelayanan.
Penelitian ini menggunakan Metode Servqual, yaitu suatu metode untuk mengukur kualitas pelayanan berdasarkan pada persepsi dan harapan pelanggan terhadap 5 dimensi kualitas pelayanan yaitu (1) tangibles, (2) reliability, (3) responsiveness, (4) assurance, (5) empathy, sesuai teori kualitas pelayanan yang dinyatakan oleh Zeithaml (1990). Penelitian ini merupakan studi kasus pada BKS Pamardisiwi, dan proses pengumpulan data telah dilaksanakan pada bulan Februari 2005 sampai dengan April 2005. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling. Sumber data adalah responden yang terdiri dari pelanggan dan pegawai BKS Pamardisiwi. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Metode pengambilan data dilakukan dengan observasi, wawancara, pengisian kuesioner, serta penelusuran dokumen dan kepustakaan. Analisis data dilakukan dengan menghitung distribusi frekuensi skor persepsi, harapan, serta skor servqual dan tingkat kepuasan yang dicapai pelanggan, kemudian melakukan analisis deskriptif kualitatif terhadap hasil pengamatan dan wawancara sesnai subyek yang diteliti. Metode Anova digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan distribusi skor servqual pada tiap dimensi kualitas pelayanan.
Hasil penelitian menunjukkan masih adanya kesenjangan antara harapan pelanggan dengan persepsi pelanggan terhadap kinerja pelayanan BKS Pamardisiwi, yang meliputi seluruh dimensi kualitas pelayanan yaitu dimensi tampilan fisik, keandalan, ketanggapan, jaminan, dan empati. Kesenjangan tersebut juga berarti bahwa kualitas pelayanan yang diberikan oleh BKS Pamardisiwi selama ini belum sesuai dengan yang diharapkan pelanggan. Sementara itu hasil uji anova menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan pada penilaian pelanggan terhadap kelima dimensi kualitas pelayanan.
Hasil analisis data tentang kesenjangan internal menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menjadi penyebab terbesar kesenjangan di dalam organisasi adalah kurangnya orientasi riset pasar, pemyataan tujuan yang kurang spesifik, kurangnya kemampuan petugas untuk mengontrol situasi yang tidak diduga, serta kurangnya komunikasi horizontal.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini disarankan agar BKS Pamardisiwi melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang bersifat menyeluruh mencakup kelima dimensi kualitas pelayanan. Secara terinci upaya tersebut meliputi peningkatan program terapi dan rehabilitasi, melakukan kerjasama dengan lembaga ketrampilan, meningkatkan kompetensi pegawai, peningkatan sarana, perbaikan prosedur pelayanan, melakukan riset pelanggan, peningkatan sistem pengawasan, dan perbaikan sistem koordinasi dan komunikasi di dalam organisasi.

Balai Kasih Sayang (BKS) Pamardisiwi is the Therapy and Rehabilitation Service Unit (T&R), Therapy Laboratory Center and Rehabilitation (PusLab T&R), National Narcotics Board (BNN), that provides services for drugs abuser. As the government agency that provides public service, ?BKS Pamardisiwi' has responsibility to provide qualified service in the form of public institution accountability. Such service requires strategy motivated by customer-oriented mission, namely community who are the therapy and rehabilitation service user. So far BKS Pamardisiwi has not applied its customer oriented mission, as it is shown that they still do not have complete data base and it is not well arranged, they still do not have information about service line that is easily known by customer, load of work has been equally distributed, and the related worker has not been fully equipped with appropriate attitude, skill and knowledge to asset conforming to the customer's expectation and needs.
The purpose of this research is to specify quality of BKS Pamardi Siwi service based on customer's perception and expectation against the service. The research is also aiming to identify service procedure and BKS Parnardisiwi management, and analyze the gap between the internal and external part of organization pursuant to service quality indicator.
This particular research is applying Servqual Method, namely a method to measure the service quality based on customer's perception and expectations on 5 service quality dimensions namely (1) tangibles, (2) reliability, (3) responsiveness, (4) assurance, (5) empathy, conforming to service quality theory developed by Zeithaml (1990). This kind of research is the case study in BKS Pamardisiwi and the process of data collecting has been implemented in Februazy 2005 till April 2005. Sample is taken based on accidental sampling method. Data resources is the respondent comprising customer and employee of BKS Pamardisiwi. Data collected comprising primary and secondary data. Data collecting method is applied through observation, interview, questioner, and studying on documents and literature. Data analyzes is made by calculating perception score frequency distribution, expectation, and servqual score and satisfaction level achieved by customers, then qualitative descriptive analyses is made against the result of observation and interview in complying with the researched subject. Anova Method is used to identity the difference of servqual score distribution in each dimension of service quality.
Research result shows that there are still gaps between customer's expectation and customer's perception against BKS Pamardisiwi service performance that involves all dimension of service quality currently provided by physical appearance dimension, reliability, responsive, security and empathy. Such gap also means that service quality that currently provided by BKS Pamardisiwi is still not in complying with customer's expectation. Meanwhile, anova test result shows that there is no significant difference in customer's assessment against such five dimension of service quality.
Data analyses result on internal gap show that factors that highly contributed to the organization gap is the lack of market research orientation, less specific target statement, worker is not well equipped to control unexpected situation, and lack of horizontal communications.
Based on the result obtained from this research, it is recommended that BKS Pamardisiwi shall improve their integrated service quality that comprise therapy program and rehabilitation, maintain partnership with vocational agency, enhance worker competency, develop facilities and Service procedure, conduct customer research, boost the control system, and coordination system improvement and communication in organization.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22320
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspogati Mauliani
"Dalam memberikan pelayanan terapi & rehabilitasi kepada masyarakat, keberadaan Balai Kasih Sayang Pamardisiwi dihadapkan pada beberapa kendala klasik antara lain dana dan sumber daya manusia yang terbatas serta sarana dan prasarana yang dirasa kurang untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang semakin rneningkat, sehingga yang terjadi adalah terjadinya gap (kesenjangan ) antara pelayanan yang diharapkan dengan apa yang terjadi.
Berlandaskan pemikiran tersehut, penulis Lertarik untuk melakukan penelelitian berupa analisis kualitas pelayanan BKS Pamardi Siwi. Untuk mengetahui tingkat harapan dan persepsi responden terhadap variabel kualitas pelayanan digunakan lima wujud kualitas pelayanan berdasarkan teori Zeithaml, et, al., (dalam Tjiptono, 2000 ; 70) yang terdiri atas bukti langsung, keandalan, daya tanggap, jaminan dan empati.
Penjelasan atas persepsi dan harapan terhadap kualitas pelayanan mengunakan analisis deskriptif berdasarkan data kuantitatif dari para responden. Instrunen penelitian terdiri atas kuesioner kualitas pelayanan yang dipandang dari dua aspek, yaitu aspek persepsi responden tentang pelayanan yang telah diterimanya dan aspek harapan yang ditetapkan atas indikator wujud kualitas pelayanan yang sama. Kuesioner berisi 22 item yang disebarkan kepada residen BKS Pamardi Siwi selaku responden penelitian sebanyak 70 orang. Hasil uji validitas Product Moment: terhadap item-item kuesioner tersebut dinyatakan valid seluruhnya. Selanjutnya berdasarkan hasil uji reliabilitas Alpha Cronbach diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,9690. Koefisien tersebut menunjukkan bahwa kuesioner kualitas pelayanan yang digunakan dalam penelitian ini telah valid dan reliabel.
Berdasarkan hasil penilaian persepsi responden terhadap aspek-aspek kualitas pelayanan terlihat bahwa masing-masing aspek kualitas pelayanan dinilai telah baik dengan skor rata-rata 3,78. Untuk hasil penilaian harapan responden terhadap aspek-aspek atau tingkat kepentingan kualitas pelayanan menunjukkan skor rata-rata 3,87, artinya masing-masing aspek kualitas pelayanan dipandang penting.
Untuk mengukur tanggapan terhadap tingkat kepuasan responden digunakan pengukuran kualitas jasa (Tjiptono, 1998 : 100), yaitu :Skor Kualitas Jasa = Skor Persepsi (perceived) - Skor harapan (expected). Ketentuannya yaitu bila nilai gap atau kesenjangan lebih besar dari nilai -0,5 maka penilaian pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh suatu instansi adalah ideal atau melampaui tingkat kepuasan Rata-rata dari hasil total skor persepsi yang diperoleh adalah sebesar 3,78 dan rata-rata hasil skor total harapan yang diperoleh adalah sebesar 3,81 maka skor dan kualitas jasa adalah -0,09. Nilai tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan responden menyatakan puas terhadap kualitas pelayanan di BKS Pamardi Siwi - BNN.
Nilai uji statistik untuk persepsi terhadap pelayanan rehabilitasi sosial yang diterima adalah F = 2,262 < nilai kritis F0_05;db 431 = 2,96. Artinya rata-rata kelima dimensi service quality dalam memenuhi kualitas pelayanan pelanggan adalah sama atau tidak ada perbedaan yang signifikan. Untuk tingkat harapan pelanggan terhadap pelayanan rehabilitasi sosial menunjukkan nilai uji statistik F = 2,488 < nilai kritis F0,05;d|,4,|; = 2,96 Berarti bahwa antara mean atau rata-rata dari kelima dimensi service quality dalam memenuhi harapan pelanggan akan pelayanan adalah semua sama atau tidak; ada perbedaan yang signifikan. Sedangkan nilai uji statistik untuk tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan rehabilitasi sosial menunjukkan F = 2,341 < nilai kritis F()_U§j|_|b .H-.» =2,96, maka Artinya, antara rata-rata dari kelima dimensi service quality dalam memenuhi kepuasan pelanggan adalah semua sama atau tidak ada perbedaan yang signifikan.
Pengujian tentang hubungan antara kualiatas pelayanan dengan kepuasan konsumen di BKS Pamardi Siwi, dilakukan dengan uji korelasi Rank Spearman dengan menggunakan program SPSS versi ll for windows untuk mengukur keeratan hubungan antara persepsi dan harapan dari kualitas pelayanan. Dari hasil analisis data tersebut diperoleh nilai rs = 0,586 dengan signifikansi (p) = 0,000. Koefisien tersebut menunjukkan adanya hubungan searah antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen. Berdasarkan batasan koefisien korelasi (rs) (Sidney Siegel, 1996: 250) maka derajat korelasi yang ada tergolong korelasi yang sedang (modetare correlation)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22624
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanungkalit, Bona
"Balai Kasih Sayang Pamardi Siwi Badan Narkotika Nasional merupakan satu unit treatment and rehabilitation yang baru, sesuai dengan perkembangan dari sebelumnya yang hanya merupakan tempat rehabilitasi sosial saja. Sebagai suatu tempat pelayanan kesehatan dimana dengan terbentuknya unit gawat darurat yang relatif baru, maka dalam pelaksanaan sangat memerlukan suatu bentuk alur residen, alur administrasi dan keuangan serta standard operating procedures.
Dalam pembuatan alur pasien, alur administrasi dan keuangan serta standard operating procedures di unit gawat darurat Balai Kasih Sayang Pamardi Siwi Badan Narkotika Nasional dilakukan suatu action research dengan analisis data kualitatif. Tahapan dimulai dengan rencana (plan) yang berisi langkah pertama adalah identifikasi keluaran yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu identifikasi keluaran internal dan identifikasi keluaran eksternal yang keduanya dikaitkan dengan kepuasan pelanggan, langkah kedua adalah gambaran proses saat ini yang berkaitan dengan alur residen maupun alur administrasi dan keuangan serta standard operating procedures. Langkah ketiga adalah pengukuran, yang diharapkan adanya suatu keluaran berbentuk daftar sebagai checklist di unit gawat darurat tersebut.
Serta langkah yang terakhir adalah analisa dan keseluruhan penelitian ini didapatkan dokumen yang dapat dipakai sebagai bahan pelaksanaan di unit gawat darurat, dan juga dilakukan suatu simulasi terhadap alur residen, alur administrasi dan keuangan serta pelaksanaan standard operating procedures
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah adanya pengembangan manajemen mutu sistim pelayanan kedaruratan, dengan adanya pengembangan tersebut pelanggan baik internal maupun eksternal mempunyai kesan yang sama yaitu merasa nyaman. Memang kalau kita melihat alur pasien maupun alur administrasi dan keuangan serta standard operating procedures belum sepenuhnya terlaksana.
Daftar bacaan : 29 (1991-2003)

The Development of Quality Health Care Management Applied in Emergency Unit of Pamardi Siwi Rehabilitation Center of National Narcotics BoardPamardi Siwi Rehabilitation Center of National Narcotics Board is a new treatment and rehabilitation unit, developed from the original social rehabilitation unit. As a new health care facility with emergency unit, it needs residential flow, administration and financial flow, and standard operating procedure.
To produce residential flow, administration and financial flow, and standard operating procedure, an action research was conducted with qualitative data analysis. First step of producing the above flows and SOP was identification of output consisted of identification of internal and external outputs, both were related to client satisfaction. Second step was process description related to those flows. Third step was production of measurement in form of checklist of the emergency unit, The last step was analysis of overall study in form of document to be used as input for implementation in the emergency unit and simulation on residential flow, administration and financial flow, and standard operating procedure.
Conclusion of the study was the development of quality management of the emergency system. This development would allow both internal and external clients to have similar impression of comfortability. The residential flow, administration and financial flow, and standard operating procedure were not existed yet.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12789
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Sadewa
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan Rehabilitasi Sosiai Balai Kasih Sayang Pamardi Siwi dengan menggunakan konsep Service Quality selain itu juga menganalisis pelaksanaan yang telah dicapai oleh Rehabilitasi Sosiai Balai Kasih Sayang Pamardi Siwi. Di samping itu ingin diketahui tingkat pelaksanaan peiayanan terhadap kelima dimensi kualitas pelayanan serta ingin mengetahui penilaian Pegawai Rehabiiitasi Sosiai Balai Kasih Sayang Pamardi Siwi terhadap aspek kualitas pelayanan menurut modei 7s McKinsey.
Pada penelitian ini metode penilaian yang digunakan adalah deskriptif. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui penelusuran berbagai kepustakaan dan dokumentasi. Analisis data yang terkumpul dari kuesioner dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 12.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian pelaksanaan pelayanan Rehabilitasi Sosial. Dalam rangka menyiapkan diri menghadapi tuntutan stakeholder-nya, Rehabilitasi Sosiai Balai Kasih Sayang Pamardi Siwi dengan segenap sumber daya yang dimiliki memandang Shared Vision and Values, Strategy, Structure, System, Staff, Skill and Style sebagai aspek-aspek penting dalam kualitas pelayanan sesuai dengan pendapat McKinsey dalam model 7"S-nya.
Hasil penelitian ini secara teoritis bermanfaat bagi berbagai pihak di Rehabilitasi Sosiai BKS Pamardi Siwi BNN untuk dapat dijadikan referensi dalam melakukan penelitian lanjutan, akan tetapi dalam cangkupan analisis yang Iebih luas dan komprehensif. Secara praktis diharapkan menjadi masukan bagi Rehabilitasi Sosial BKS Pamardi Siwi BNN dalam menyusun strategi pengambilan keputusan yang tepat mengenai kualitas pelayanan dan kinerjanya dengan memperhatikan dimensi dan aspek-aspek kualitas pelayanan yang dianggap penting oleh Stakeholdernya.

The objective of this research is to determine the Customer Perception on the implemented services at Balai Kasih Sayang Pamardi Siwi, National Narcotics Board. Aside from that, researcher will determine the level of service implementation towards the five dimension of service quality and the judgement of the employees of Social Rehabilitation department of Balai Kasih Sayang Pamardi Siwi towards the aspects of service quality according to the 7s McKinsey Model.
The method used in this research is descriptive and data gathered is primary and secondary data. The primary data gathered is through questionnaire and in-depth interview. While secondary data is gathered through library reading and documentation. Analysis of data gathered is through SPSS version 12.
In regards to face the demand of the stakeholder, Social Rehabilitation department of Balai Kasih Sayang Pamardi Siwi with all its resources has a vision towards Shared Vision and Values, Strategy, Structure, System, Staff, Skill and Style as important aspects in delivering service quality according to the 7s McKinsey framework.
Theoritically this research result is useful to various personnel involved in Social Rehabilitation department of Balai Kasih Sayang Pamardi Siwi. Through this research it is hoped that the result is of reference for further broader and comprehensive research. Practically, this research is an input to the Social Rehabilitation department of Balai Kasih Sayang Pamardi Siwi in formulating decisive strategies on service quality and performance by considering the dimensions and aspects of service quality which is of importance to the stakeholders.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22327
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cecep Sulaeman
"Masalah penyalahgunaan Napza merupakan persoalan yang banyak mendapat sorotan berbagai pihak, hal ini diantaranya disebabkan banyaknya remaja sebagai generasi penerus menjadi korban. Salah satu faktor yang menyebabkan remaja melakukan penyalahgunaan Napza adalah karena pengaruh negatif kelompok teman sebaya. Pengaruh kelompok teman sebaya bisa juga berdampak positif yaitu dengan mengarahkan pengaruh kelompok teman sebaya sesama klien/residen dalam proses pemulihan. Oleh karena itu permasalahan pokok dari penelitian ini adalah bagaimana pengaruh kelompok teman sebaya sesama klien residers pada remaja penyalahguna Napza dalam menunjang proses pemulihan.
Bedasarkan pokok permasalahan tersebut kemudian dilakukan studi kasus terhadap 4 empat orang remaja klien/residen pada Balai Kasih Sayang Pamardi Siwi Badan Narkotika Nasional. Tujuannya adalah untuk: (1) Menggambarkan pengaruh kelompok teman sebaya sesama klien/residen pada remaja penyalahguna Napza dalam membantu merubah perilaku. (2) Menggambarkan pengaruh kelompok teman sebaya sesama klien/residen pada remaja penyalahguna Napza dalam membantu memecahkan masalah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif yaitu untuk menggambarkan pengaruh kelompok teman sebaya sesama klien/residen dalam menunjang proses pemulihan. Teknik pemilihan informan yang digunakan adalah purposive sampling yaitu pemilihan informan didasarkan pada pertimbangan tujuan penelitian. Informan penelitian ini terbagi dua kelompok. Kelompok pertama yaitu empat orang remaja penyalahguna Napza yang menjadi klien di Balai Kasih Sayang Pamardi Siwi dan kelompok kedua yaitu tiga orang petugas atau konselor pada Balai tersebut.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah indepth interview, observasi dan studi dokumentasi, sedangkan analisa data yang digunakan adalah sesuai dengan pendekatan kualitatif meliputi langkah-langkah mereduksi data, mengorganisasi data, dan menginterpretasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pengaruh kelompok sebaya sesama klien/residen dalam proses pemulihan remaja penyalahguna Napza sangat besar dan positif bagi perubahan perilaku, yaitu dari perilaku yang negatif sebagai akibat dari penyalahgunaan Napza seperti tidak disiplin, kurang tanggung jawab, malas dan manipulatif kepada perilaku positif seperti disiplin; bertanggung jawab terhadap diri, orang lain dan pekerjaan; jujur mengakui kesalahan, berani mengungkapan perasaan serta masalah secara terbuka. (2) pengaruh kelompok teman sebaya sesama klien/residen juga sangat besar dalam membantu residen memecahkan masalah. Mereka dapat melihat masalah dari pandangan dan pengalaman orang lain, serta dapat pula membimbing mereka dalam merumuskan rencana ke depan setelah keluar dari rehabilitasi. Dalam kaitan kedua hal itu setiap residen aktif berpartisipasi, memberikan kontribusi berupa saling memberikan perhatian, teguran mulai yang ringan sampai teguran keras, dorongan atau motivasi, hubungan dan kerja sama, nasihat, saling berbagi (sharing) dan menjadi panutan (role model).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh kelompok teman sebaya sesama klien/residen dapat berdampak positif, menyediakan solusi bagi upaya pemulihan terhadap remaja penyalahguna Napza yaitu membantu merubah perilaku dan memecahkan masalah. Qleh karena itu disarankan Pertama, Departemen Sosial dalam upaya rehabilitasi dapat mengembangkan pedoman, juklak, juknis dan melakukan pelatihan bagi pelatih tingkat nasional tentang cara-cara pengelolaan kelompok teman sebaya bagi rehabilitasi korban Napza. Kedua, para petugas rehabilitasi korban penyalahgunaan Napza, diharapkan dapat mengoptimalkan peran kelompok teman sebaya sesama klien/residen dalam upaya pemulihan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14414
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul-Ghani Abud
Bandung: Mizan, 2005
297.431 ABD k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lee, Harper
Bandung: Qanita, 2006
813 LEE t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Swerys Deviasi Pidjath
"ABSTRAK
Sebagai sebuah pusat terapi dan rehabilitasi milik Badan Narkotika Nasional, yang merupakan focal point terhadap pencegahan, pemberantasan peredaran dan penyalahgunaan narkoba (P4GN), Balai Kasih Sayang Pamardi Siwi (BKSPS) dituntut agar dapat terus memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan pemerintah pada umumnya serta masyarakat pada khususnya. Karena itulah, penulis tertarik untuk meneliti Persepsi tentang Aspek-aspek organisasi yangberhubungan dengan kualitas pelayanan lewat 7s McKinsey framework (strategy, structure, system, staff, skiff, style dan shared value) terhadap kualitas pelayanan menurut Service Quality (Zeithami,Valerie, et al, 1990) dengan dimensi pelayanan yaitu tangibility, reliability, responsiveness, assurance dan empathy di BKSPS.

Penelitian ini melihat hubungan yang terjadi antara aspek-aspek organisasi tersebut terhadap kualitas pelayanan melalui korelasi. Uji empiris terhadap data penelitian dilakukan dengan perhitungan statistik menggunakan program SPSS (Statistical Product for Service Solution) versi 12. 0. Besarnya koefisien hubungan antara Aspekaspek organisasi yang berhubungan dengan kualitas pelayanan terhadap kualitas pelayanan sebesar +0.752, yang artinya, Aspek-aspek organisasi yang berhubungan dengan kualitas pelayanan berhubungan kuat terhadap kualitas pelayanan. Nilai F test sebesar 81,871 dengan taraf signifikansi sebesar 0.000 menunjukkan bahwa variabel Aspek-aspek organisasi yang berhubungan dengan kualitas pelayanan secara signifikan mempengaruhi kualitas pelayanan. Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa dari 56,5% pengaruh Aspek-aspek organisasi yang berhubungan dengan kualitas pelayanan, masing-masing faktor memberikan sumbangan efektif terhadap kualitas pelayanan sebagai berikut: aspek staff memberikan sumbangan sebesar 29,6%; aspek shared value memberikan sumbangan sebesar 10,2%; aspek sistem memberikan sumbangan sebesar 7,8%; aspek skill memberikan sumbangan sebesar 6,8%; aspek strategy memberikan sumbangan sebesar 2,3%; aspek style memberikan sumbangan sebesar 1 ,7%; aspek structure memberikan sumbangan sebesar -1,8%.

Aspek staf paling dominan mempengaruhi kualitas pelayanan terapi dan rehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba, maka kualitas pelayanan yang baik dapat diberikan oleh penyedia jasa pelayanan kepada para pengguna jasanya bila penyedia jasa pelayanan tersebut memiliki sumber daya manusia yang baik.

Dengan demikian, untuk melaksanakan pelayanan terapi dan rehabilitasi terpadu bagi korban penyalahgunaan narkoba , BKSPS perlu melakukan peningkatan kualitas SDM secara berkesinambungan melalui pendidikan formal, pendidikan dan pelatihan teknis, peningkatan ketrampilan lewat magang pada panti-panti rehabilitasi dan mengadakan studi banding ke pusat-pusat rehabilitasi di luar negeri. Melakukan penelitian yang dikembangkan berdasarkan permasalahan tentang pelayanan terapi dan rehabilitasi terpadu, agar memacu perkembangan tempat pelayanan terapi dan rehabilitasi yang lebih komprehensif dalam menangani korban penyalahgunaan narkoba. Pimpinan juga harus segera membuat sebuah pola penilaian/daftar penilaian prestasi pegawai bagi para staf yang kemudian tisa dijadikan dasar dalam pemberian insentif bagi para staf secara adil dan proporsional dan pada akhirnya lebih memacu staf untuk memberikan pelayanan terbaik kepada klien BKSPS.

"
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Yetty
"Di era globalisasi akan semakin banyak usaha pelayanan jasa teknis yang terlibat, baik dari institusi perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Untuk dapat memenangkan persaingan dalam Pelayanan Jasa Teknis (PJT) tentunya diperlukan strategi yang tepat dan sesuai dengan kriteria-kriteria teknik, ekonomi dan finansial, manajerial dan secara kualitas harus dapat memenuhi kepuasan pelanggan tersebut.
Balai Besar Industri Agro telah berusaha memberikan PJT yang berkualitas dan memuaskan pelanggannya. Penelitian ini bertujuan untuk; mengetahui persepsi pelanggan terhadap kualitas PJT BBIA, mengetahui persepsi karyawan BBIA sehubungan dengan PJT yang diberikan, mengukur kepuasan pelanggan PJT BBIA, dan menentukan strategi peningkatan PJT yang cocok untuk memenuhi kepuasan pelanggannya. Kualitas pelayanan dianalisa dengan metoda Servqual dan analisis strategi dengan menggunakan matrik kepuasan pelanggan.
Dari hasil penelitian dan analisa yang dilakukan diketahui bahwa dengan metoda Servqual, menurut persepsi pelanggan kinerja PJT BBIA masih belum memenuhi harapan pelanggan, tetapi kualitas PJT BBIA sudah dikategorikan cukup bagus. Sedangkan kualitas PJT menurut karyawan dikategorikan bagus. Terlihat adanya perbedaan persepsi pelanggan dengan persepsi karyawan tentang kualitas PJT BBIA yaitu karyawan menilai kualitas PJT Iebih tinggi dari penilaian pelanggan. Hal ini berarti karyawan kurang tepat memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dengan matriks kepuasan pelanggan diketahui bahwa semua dimensi PJT berada pada kuadran B yang berarti kinerja PJT BBIA sudah memenuhi kepuasan pelanggannya. Begitu juga halnya dengan semua variabelnya juga telah memuaskan pelanggannya. Oleh karena itu PJT BBIA tidak memerlukan strategi peningkatan kualitas.
Strategi yang cocok untuk PJT BBIA adalah strategi untuk mempertahankan kualitas supaya terus dapat memuaskan pelanggan PJT BBIA Bogor. Pada akhir tulisan disarankan beberapa upaya yang sebaiknya dilakukan sehubungan dengan strategi untuk mempertahankan kualitas PJT BBIA Bogor tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12512
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nungky Widyaningsih
"Di Jepang, obentou tidak hanya dianggap sebagai kotak makan siang saja, tetapi juga merupakan sarana mengekspresikan kasih sayang. Selain kaya akan nutrisi, obentou juga harus ditata sedemikian rupa agar orang-orang tertarik untuk memakannya. Di Taman Kanak-Kanak Jepang, seorang ibulah yang wajib membuatkan obentou bagi anaknya. Para ibu harus berusaha sekuat tenaga mengekspresikan atau merepresentasikan diri mereka dalam obentou tersebut agar anak-anak dapat mengikuti kegiatan di Taman Kanak-Kanak tanpa kesulitan. Untuk membuat obentou yang identik dengan kasih sayang, usaha yang melibatkan pengorbanan, pengertian, juga kreatifitas sangat dibutuhkan. Dengan membuat obentou yang menarik dan penuh nutrisi, anak-anak diharapkan tidak hanya dapat makan dengan lahap dan riang, namun juga dapat merasakan cinta sang ibu dalam obentou yang dimakannya.

Abstract
In Japan, obentou is not only just a lunch box, but also one mean to express someone_s affection. Besides the nutrition factor, obentou has to be nicely arranged and designed so that the people are interested in consuming it. In Japanese Preschool, it is the mothers who have the obligation to make the obentou for their children every morning. Mothers must have the ability to represent and express themselves through the obentou arrangement so that the children can do their daily activities well at preschool. In order to make obentou full of motherly affection, effort needs to be done. The effort made to express affection involves sacrifice, understanding, and creativity. Because of the nutritious and well arranged obentou, children are not only expected could enjoy their lunch time, but also could feel their mothers_ affection in the obentou."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13759
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>