Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149258 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desiana E. Pramesti
"Tesis ini mengangkat suatu fenomena berkenaan dengan praktik-praktik sosial yang dimunculkan oleh para model, supemodel dan model multi talenta dari 'agensi model' Look Inc. 'Agensi model' beserta model binaannya merupakan bagian dari produk kebudayaan dimana keberadaan mereka tidak terlepas dari interaksinya dengan persoalan-persoalan internal dan ekternal.
Memfokuskan pada sejumlah praktik-praktik sosial dari para pelaku model ini, dapat dikuak apa yang menjadi persoalan komplek dibalik pernak-pernik kelakuan atau perilaku mereka, keseluruhan kelakuan atau perilaku mereka ditampakkan pada munculnya reaksi ataupun respon para pelakunya terikat dengan situasi obyektif di sekeliling mereka yang terkoneksi dengan pengaruh globalisasi.
Perbincangan tesis ini mengurai isu-isu berkenaan dengan terma globalisasi, gejala ini tengah menjadi kesadaran umum dan pada realitasnya ditampakkan pada sejumlah praktik sosial masyarakat kontemporer yang tengah mengalami proses transformasi. Dalam situasi demikian tersebutlah model, supermodel dan model multi talenta dalam seting kegiatannya dunia show bussines industry seperti apa praktik-praktik sosial pelaku model yang terikat dengan situasi globalisasi ini? Interpretivisme simbolik dipergunakan sebagai pisau analisis untuk membedah persoalan ini. Melalui pendekatan kualitalif dengan orientasi paradigmanya interpretivisme simbolik ajuan Gifford Geertz, dimungkinkan untuk menjelaskan persoalan ini hingga menjadi masuk akal.
Kehadiran pelaku berikut dengan kelakuannya mengisyaratkan 'sesuatu' dan 'suatu'-nya itu dapat dijelaskan dan dipahami melalui proses observasi yang mendalam, sensitif dan terlibat penuh dalam rangka mengurai jalinan simbol- simbol yang merefleksikan suatu isyarat-isyarat. Beragam isyarat-isyarat tersebut dapat dipahami melalui kegiatan pengamatan yang rinci dengan mengobservasi segenap tindakan pelaku, penggunaan bahasa dalam perbindangan mereka, penampilan berbusana berikut dengan aksesoriesnya, pengkonsumsian barang-barang konsumsi, jalinan pertemanan mereka, arena tempat bermainnya, dan paparan cerita mereka tentang 'apa saja', lalu pada tahapan selanjutnya keseluruhan penampakan-penampakan itu dikonfirmasikan kepada pelakunya melalui teknik wawancara mendalam untuk dapat menemukan native's point of view para pelakunya. Pada akhirnya ini dapat mengurai jalinan deskripsi menda Iam tentang proyek-proyek kehidupan pelaku, dan pada muaranya tertampaklah pengalaman 'eskotik' mereka berkenaan dengan pengimajinasiannya terhadap dunianya, dunia yang dibenakkannya sebagai kehidupan yang modern, glamours dan tampak 'wah'. Sekiranya dengan menggabungkan diri pada sebuah 'agensi model' memungkinkan bagl pelakunya untuk merealisasikan 'mimpi-mimpinya', melalui proses rekrutmen, seleksi clan pelatihan, 'agensi model' berkenan untuk menyodorkan kesempatan-kesempatan lebih luas bagi pelakunya untuk meraih 'mimpi-mimpi' tersebut.
Mengutip dari apa yang dikatakan oleh Giddens, "individu adalah sumber kunci perubahan politik, melalui individu proyek politik penentuan atas nasib pribadinya dilakukan", bahwa kehidupan politik kontras dengan politik emansipatoris memungkinkan individu membangun identitas pribadi dalam lingkungannya yang secara relieksif terorganisir dan hal ini dapat diartikan bahwa identitas pribadi terhubung dengan persoalan individu melakukan proyek adaptasi dalam rangka mengantisipasi perubahan lingkungan dalam konteks Iokal maupun global. Ketika seseorang 'memutuskan' dirinya untuk menjadi sosok model, supermodel dan model multi talenta sesungguhnya tindakannya 'harus dipahami' sebagai rasionalisasi pelaku terhadap situasi-situasi yang terbentang dihadapannya, terdapat produsen kebudayaan sebagai penyedia fasilitas-fasilitas yang memung kinkan bagi pelakunya untuk menyatakan keberadaan dirinya, menyatakan pilihan hidupnya,dan mengkabulkan impiannya menjadi sosok Cindrella abad -21."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21890
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zilham Fahmi
"Konflik adalah hal yang biasa muncul dalam berelasi sosial dan penyelesaiannya bergantung pada kemampuan mengatasi konflik seseorang. Diduga tingkat kemampuan mengatasi konflik seseorang selain dipengaruhi oleh kestabilan emosi yang terdapat pada dirinya sendiri juga dipengaruhi oleh kestabilan emosi pada sahabatnya. Kebenaran dugaan tersebut akan diteliti dalam tulisan ini dengan menggunakan metode structural equation model (SEM) dengan variabel laten untuk data interchangeable dyads. Metode SEM dengan variabel laten untuk data interchangeable dyads mempunyai dua matriks input yaitu matriks between-dyad dan matriks within-dyad serta menggunakan variabel panthom dalam proses estimasi parameter. Dalam SEM dengan variabel laten untuk data interchangeable dyads terdapat tiga macam model yaitu model actor-partner, mutuall-influence, dan model mixed. Namun dalam tulisan ini hanyalah membahas model actor-partner. Pada model actor-partner variabel panthom juga berfungsi untuk merepresentasikan pengaruh kestabilan emosi seseorang terhadap tingkat kemampuan mengatasi konflik dari sahabatnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemampuan menyelesaikan konflik dari seseorang sangat dipengaruhi oleh kestabilan emosi dari orang tersebut namun tidak dipengaruhi oleh kestabilan emosi sahabatnya. Dari hasil tersebut dapat disarankan bahwa dalam memperbaiki tingkat kemampuan mengatasi konflik dari mahasiswa Universitas Indonesia jenjang strata 1 dan iv diploma 3 kampus Depok, seseorang atau peneliti harus melihat kestabilan emosi pada dari orang tersebut. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S27639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noviyanti Ika Wardhani
"Structural Equation Model (SEM) merupakan salah satu metode statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan simultan antar variabel laten. Selain digunakan untuk menganalisis hubungan simultan antar variabel pada data yang tidak berpasangan, ternyata SEM juga dapat digunakan untuk menganalisis hubungan simultan antar variabel pada data yang berpasangan, baik pasangan yang dapat dibedakan maupun pasangan yang tidak dapat dibedakan. Pada tugas akhir ini akan dibahas SEM untuk data berpasangan yang tidak dapat dibedakan. Ada 3 model pada SEM untuk data berpasangan yang tidak dapat dibedakan, yaitu model actor-partner, model mutual-influence dan model mixed. Pada penelitian ini akan digunakan model mixed yang merupakan penggabungan dari model actor-partner dan model mutual-influence. Tidak seperti pada metode SEM pada umumnya, SEM untuk data berpasangan yang tidak dapat dibedakan menggunakan 2 matriks input, yaitu matriks between-dyad dan matriks within-dyad. Selain itu digunakan pula variabel phantom yang selain berguna untuk merepresentasikan pengaruh pasangan, juga membantu proses estimasi parameter dalam model. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S27736
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rangkuti, Choirun Nisaa
"Kami melakukan perhitungan konduktivitas optis pada layered (perovskite) Pr0.5Ca1.5MnO4untuk mengidentifikasi fenomena charge-ordering. Pemodelan melibatkan orbital Mn dan O yang berada pada bidang MnO2 dari layered Pr0.5Ca1.5MnO4. Interaksi yang diperhitungkan dalam pemodelan yaitu interaksi Coulomb inter-orbital dan intra-orbital, distorsi Jahn-Teller dan exchange interaction dengan menerapkan beberapa asumsi. Perhitungan dilakukan menggunakan Dynamical Mean Field Theory untuk mencapai self-consistency. Hasil perhitungan menunjukkan profile yang mendekati hasil eksperimen dengan puncak charge-ordering berada di bawah 1 eV dan puncak charge-transfer pada 3-3.7 eV. Di bawah temperatur TCO=OO ( 325 K), puncak charge-ordering mengalami blue shift seiring dengan penurunan temperatur.

We calculate the optical conductivity of layered (perovskite) Pr0.5Ca1.5MnO4 to capture charge-ordering phenomena. The calculations are based on a model which considers Mn and O orbitals within the MnO2 plane of layered Pr0.5Ca1.5MnO4. Interaction terms included in the model with some assumptions are the inter-orbital and intra-orbital Coulomb repulsions, the static Jahn-Teller distortion and the exchange interaction. We calculate within Dynamical Mean Field Theory to achieve self-consistency. The result shows a profile similar to recent experimental data, where the charge-ordering peak appears below 1 eV and charge-transfer peak at 3-3.7 eV. For temperaturelower than TCO=OO ( 325 K), the charge-ordering peak undergoes a blue shift as the temperature is decreased."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57092
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raiyani Indah Kasih
"Misalkan $G=(V,E)$ adalah suatu graf terhubung tak trivial dan misalkan pada $G$ didefinisikan pewarnaan $c$ : $E(G)\rightarrow\{1,2,3,\ldots,k\},k\in \mathbb{N}}$, dengan busur-busur yang bertetanggaan dapat diwarnai dengan warna yang sama. Suatu lintasan $u-v$ dengan $u$ dan $v$ adalah dua simpul di $G$ adalah lintasan pelangi jika busur-busur pada lintasan $u-v$ diwarnai dengan warna berbeda. Graf $G$ disebut terhubung pelangi, jika $G$ memuat suatu lintasan pelangi $u-v$ untuk setiap dua simpul ${u,v\in G}$. Pewarnaan $c$ ini disebut pewarnaan-$k$ pelangi dan $k$ adalah banyaknya warna yang digunakan. Nilai minimum $k$ sehingga terdapat pewarnaan-$k$ pelangi pada graf $G$ disebut bilangan keterhubungan pelangi $rc(G)$ pada $G$. Jika untuk setiap dua simpul ${u,v\in G}$, terdapat satu lintasan geodesik pelangi ${u-v}$, maka $G$ disebut terhubung pelangi kuat. Nilai minimum $k$ sehingga terdapat pewarnaan $c$ yang menyebabkan $G$ bersifat terhubung pelangi kuat disebut bilangan keterhubungan pelangi kuat ${src(G)}$ pada $G$. Pada tesis ini dibuktikan bilangan keterhubungan pelangi pada graf grid-3D dan graf perahu.

Let $G=(V,E)$ is a nontrivial connected graph on which is defined a coloring $c$ : $E(G)\rightarrow\{1,2,3,\ldots ,k\},k\in \mathbb{N}}$, of the edges of $G$, where adjacent edges may be colored the same. A path $u-v$ in $G$ is a rainbow path if there are no two edges of $u-v$ are colored the same. The graph $G$ is rainbow-connected if $G$ contains a rainbow ${u-v}$ path for every two vertices ${u,v \in G}$. The coloring $c$ is called a rainbow $k$-coloring of $G$ where $k$ is the number of color used. The minimum value of $k$ for which there exists a rainbow $k$-coloring of the edges of $G$ is called the rainbow connection number ${rc(G)}$ of $G$. If for every pair ${u,v\in G}$, $G$ contains a rainbow $u-v$ geodesic, then $G$ is called strongly rainbow-connected. The minimum $k$ for which there exist a coloring $c$ of $G$ such that $G$ is strongly rainbow-connected is called strong rainbow connection number $src(G)$ of $G$. In this thesis will be determined rainbow connection number of grid 3D graph and boat graph."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T52558
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliyatun
"ABSTRAK
Modeling merupakan salah satu metode yang efektif dalam upaya penanaman nilai terhadap seseorang. Hal ini dikarenakan dalam modeling, seorang pendidik atau seorang tokoh tidak hanya menyampaikan nilai-nilai secara teoritis dalam mengajak orang lain berbuat kebajikan, tetapi juga dituntut untuk menjadi contoh atau teladan dalam mengaplikasikan nilai-nilai ke dalam kehidupan riil. Disamping sebagai kecenderungan dan potensi alami manusia, modeling (perilaku meniru) juga sangat berperan dalam proses pembentukan kepribadian, perkembangan, dan lebih luas lagi dalam pengembangan kepribadian seseorang. Namun dalam fenomena sekarang ini, peran modeling sering dilalaikan oleh mereka yang seharusnya sangat layak menjadi model baik bagi individu peserta didik maupun bagi masyarakat luas. Hal ini menyebabkan terjadinya krisis keteladanan di tengah masyarakat dalam penerapan nilai-nilai agama, sosial, dan kemanusiaan yang seharusnya menjadi nafas dalam setiap tindakan manusia.
Mengenai modeling dalam upaya pengembangan kepribadian, telah ditemukan dalam penelitian tentang aktivitas modeling yang terjadi pada kasus peziarah makam Walisongo. Peziarah makam Walisongo mengalami sebuah pengalaman psikis relijius melalui penghayatannya terhadap nilai-nilai dakwah Walisongo. Walisongo yang telah dikenal luas masyarakat muslim Indonesia, khususnya di Jawa, memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan keagarnaan masyarakat muslim Jawa. Metode dakwah Walisongo yang akulturatif dengan kultur lokal Jawa dan pendekatannya yang menjiwai masyarakat Jawa dapat dilihat hasilnya dalam fenomena kehidupan sosial keagamaan masyarakat muslim Jawa. Hal inilah yang menarik peziarah makam Walisongo untuk selalu berupaya meneladani nilai-nilai dakwah Walisongo dalam berperilaku?shaleh dan hidup bermasyarakat secara damai. Meskipun sosok Walisongo hanya dapat diamati melalui simbol-simbol berbpa jejak jejak peninggalannya, namun secara psikis Walisongo telah memotivasi dan menginspirasi peziarah dalam menjalani kehidupan beragama di tengah masyarakat Jawa.

ABSTRACT
Modeling is one of effective method in effort to cultivate value to person. This is caused that in modeling, an educator or figure doesn't deliver just on values theoretically to ask others do in truth, but he or she is demanded to be model in application of the values in real life. Beside as man tendency and natural potential, modeling (imitation) plays role in establishment of personality, development of personality, even in developing of personality. The phenomena in present, however, the role of modeling are sometime neglected by educators or figures must be model to others. This caused appear a modeling crisis in community of application the values of religion, social, and humanity in every man behavior.
In this case, modeling to develop personality has been found in the research. It is found that activity modeling happens to visitors of Walisongo grave. The psyche religious experience of visitors by their full experience of Walisongo dakwah values. Walisongo, who had been known in Indonesian muslim, especially in Java, have strong influence in religious life of muslim Java. The method of Walisongo dakwah that is acculturated with local culture of Java, and the approach to indigenous psyche of Java society can be found in social religious life of muslim Java. This interesting visitors of Walisongo grave to do modeling to Walisongo dakwah values in their religious life. Although the Walisongo values just can be found in symbols, psychally, however, Walisongo had motivated and inspirited visitors in doing their religious life to develop their personality as a muslim live in local culture of Java.
"
2007
T20472
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setyo Hari Wijanto
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008
330.15 SET s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rosalia
"

Model regresi varying intercept adalah salah satu model regresi yang diterapkan pada nested data, yaitu data yang terdiri dari beberapa grup dan setiap grupnya mengandung beberapa observasi individu. Terdapat beberapa karakteristik yang sering dijumpai pada nested data, yaitu adanya variansi antar grup dan obervasi-observasi individu yang berasal dari grup yang sama saling berkorelasi. Dengan mempertimbangkan error di dua tingkat, yaitu tingkat individu dan tingkat grup, model regresi varying intercept lebih sesuai untuk diterapkan pada nested data karena model regresi tersebut mengakomodir kedua karakteristik tersebut. Pada tugas akhir ini, dibahas model regresi varying intercept tanpa variabel prediktor dan dengan satu variabel prediktor. Model regresi tersebut mengandung beberapa parameter yang perlu ditaksir, yaitu koefisien regresi dan komponen variansi. Adapun efek acak, yaitu efek grup yang merupakan variabel acak pada model regresi tersebut yang perlu diprediksi. Metode penaksiran koefisien regresi pada model regresi varying intercept yang dibahas pada tugas akhir ini adalah Generalized Least Squares (GLS) dan Maximum Likelihood (ML) dengan algoritma Expectation-Maximization (EM). Efek acak pada model regresi varying intercept diprediksi dengan menggunakan Best Linear Unbiased Prediction (BLUP). Sedangkan, komponen variansi pada model regresi varying intercept ditaksir dengan menggunakan metode Maximum Likelihood (ML) dengan algoritma Expectation-Maximization (EM). Pada tugas akhir ini, simulasi dilakukan untuk mengetahui efek standar deviasi dari komponen error pada model regresi varying intercept dan efek banyaknya observasi individu di setiap grup terhadap standar deviasi dari komponen error. Hasil simulasi menunjukkan bahwa apabila nilai standar deviasi dari komponen error tingkat individu lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi dari komponen error tingkat grup, pengelompokan observasi-observasi individu dapat diabaikan. Sebaliknya, apabila nilai standar deviasi dari komponen error tingkat individu lebih kecil atau sama dengan nilai standar deviasi error tingkat grup, pengelompokan observasi-observasi individu tidak dapat diabaikan. Hasil simulasi juga menunjukkan bahwa banyaknya observasi individu di setiap grup tidak berasosiasi dengan standar deviasi dari komponen error, baik standar deviasi dari komponen error di tingkat individu maupun standar deviasi dari komponen error di tingkat grup.


Varying intercept model is a regression model that is applied in nested data, which is data that consists of several groups and each group contains several individual observations. Several characteristics are often found in nested data, namely, the variance between groups and individual observations from the same group are correlated. By considering errors in two different levels, that is individual level and group level, varying intercept model is more suitable than the linear regression model in nested data because varying intercept model accommodates those characteristics. In this thesis, discussed varying intercept model without the predictor variable and varying intercept model with one predictor variable. The varying intercept model consists of several parameters that must be estimated, namely regression coefficients and variance components. There is also a random effect, which is a group effect which is a random variable. The regression coeficients are estimated using Generalized Least Squares (GLS) and Maximum Likelihood (ML) via the EM (Expectation-Maximization) Algorithm. The random effect in varying intercept model is predicted using Best Linear Unbiased Prediction (BLUP). On the other side, the variance components in varying intercept model are estimated using Maximum Likelihood via EM (Expectation-Maximization) Algorithm. In this thesis, simulation is done to analyze the effect of the standard deviation of the error components in varying intercept model and the effect of the number of individual observations in each group toward the standard deviation of the error components. The simulation results show that if the standard deviation of the error component in the individual level is larger than the standard deviation of the error component in the group level, then the classifications of individual observations into several groups should be ignored. On the other side, if the standard deviation of the error component in the individual level is smaller or equal to the standard deviation of the error component in the group level, then the classifications of individual observations into several groups should not be ignored. The simulation results also show that the number of individual observations in each group is not associated with the standard deviation of the error components.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Meutia Ratri
"Skripsi ini dilakukan untuk mengetahui institutional environment, governance structure, dan informal structure dalam koperasi. Dinamika antar level ini yang perlu dipahami dalam melihat kecenderungan umum dari ragam koperasi yang ada. Khususnya dinamika strategi koperasi dalam menerjemahkan nilai dan norma menjadi suatu outcomes ekonomi kepada para anggotanya, serta adaptasi dari governance structure dalam koperasi dengan formal regulation ketika terjadi ketidakserasian kebijakan dengan menggunakan Soft System Methodology. Dengan menggunakan Soft Systems Methodology (SSM), berbasiskan pada research interest.
Penelitian ini merupakan upaya mengkaji koperasi melalui kerangka koseptual Nee dalam New Istitutionalism in Economic Sociology serta melalui serangkaian tahapan dalam Soft Systems Methodology (SSM). Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak mudah bagi koperasi melakukan aksi kolektif pada institutional environment, adaptasi menjadi konsekuensi logis. Suatu adaptasi dalam memanfaatkan jaringan dalam melaksanakan negosiasi, bagaimana koperasi mendekatkan diri dan membentuk kerjasama dengan koperasi atau institusi lain.
Studi ini kembali memperkuat bahwa ikatan informal dalam suatu tindakan ekonomi memiliki peranan penting dalam strategi koperasi mencapai tujuannya apakah mengakomodasi kepentingan anggota atau mendekatkan dirinya dalam regulasi formal. Pada akhirnya pengembangan suatu koperasi penting untuk memperkuat dimensi non-sosial dalam strategi dan adaptasi yang dilakukan.

This paper is conducted to determine the institutional environment, governance structure, and the informal structure in the cooperative. The dynamics between these levels that need to be understood in view of the general trend of the range of existing cooperatives. Particularly the dynamics of cooperative strategy in translating the values and norms become an economic outcomes to its members, as well as the adaptation of governance structure in a formal cooperative regulation when there is disharmony policy by using the Soft Systems Methodology as the methodology.
This study is using Soft Systems Methodology (SSM), based on research interest to review the conceptual frameworks, Nee in New Istitutionalism in Economic Sociology theory and through a series of stages in the Soft Systems Methodology (SSM). This study shows that not easy for collective action of cooperative at the institutional environment, thus adaptation becomes a logical consequence. An adaptation of network used to conduct the negotiations, how Cooperative and establish the closer cooperation with the other Cooperative or other institutions.
This study confirms that informal ties in economic action has an important role in achieving the goal of cooperative strategy and also accommodate the interests of members. In other side, to make cooperative synergic in formal regulations. In the end of this study suggested that in the development of a cooperative is important to strengthen the non-social dimension in strategies and adaptations made.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>