Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138799 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Widati
"Tiap perusahaan harus menjalin komunikasi dengan konsumennya untuk memperkenalkan produk, meningkatkan sikap positif dan akhirnya mempengaruhi keputusan beli. Komunikasi pemasaran bisa dilakukan dengan berbagai cara, melalui ikian, sponsorship, trade show, dan lain-lain. Komunikasi tersebut juga dilakukan melalui berbagai media, baik koran, majalah, brosur, radio, Internet, maupun televisi, Baik cara maupun media komunikasinya akan mempengaruhi sukses tidaknya sebuah komunikasi pemasaran.
Media televisi seringkali dipilih karena memberi nilai lebih dalam hal audio dan visual. Kelebihan ini seringkali dimanfaatkan produsen untuk memasarkan produknya. Salah satu caranya adalah dengan spot iklan. Spot. iklan dianggap sebagai suatu investasi. Namun, banyak ahli komunikasi pemasaran menyadari bahwa iklan besar-besaran tidak selalu efektif.
Selain spot iklan, akhir-akhir ini di media televisi marak adanya variety show yang juga merupakan salah satu jenis komunikasi pemasaran. Di mana produsen secara halus mengkomunikasikan core benefit propositions produknya. Variety show merupakan salah satu acara televisi yang dibuat khusus untuk memasarkan satu jenis produk dengan merek tertentu. Salah satu tujuannya adalah untuk memfasilitasi dan meningkatkan sikap positif konsumen.
Ditinjau dari sisi biaya, baik variety show maupun spot iklan relatif sama mahalnya. Bisa dikatakan variety show merupakan iklan dengan durasi panjang. Mana yang lebih disukai (likability) dan dipercaya (believability) oleh konsumen? Mana yang lebih efektif dalam meningkatkan sikap positif konsumen? Untuk mengetahuinya penulis melakukan penelitian pada variety show Kencan Sehat dan spot iklan lrex. Peneliti menggunakan 100 responden dari kalangan mahasiswa. Untuk pengumpulan data, peneliti menggunakan 2 jenis kuesioner dalam bentuk pertanyaan tertutup dan terbuka. Data diolah dengan bantuan SPPS 10.01 for windows dan diuji dengan independent T-test.
Hasilnya, tidak ada beda signifikan antara pengaruh variety show dan pengaruh spot ikian lrex terhadap peningkatan sikap positif konsumen baik dari sisi likability maupun sisi believability."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20462
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Muhammad Sadat
"Penelitian ini meneliti bagaimana hubungan yang terjadi antara tiga komponen yang membentuk pemasaran relasional yaitu : manajemen, karyawan dan konsumen. Ketiga elemen ini harus dikelola secara optimal agar sebuah perusahaan dapat terus eksis.
Carrefour sebagai sebuah perusahaan dalam menghadapi persaingan tentunya harus memperhatikan elemen tersebut, terutama dengan terus berorientasi pada konsumennya yang menurut survei kepuasan konsumen melaiui Indonesian Customer Satisfaction Index (ICSI) 2002 menunjukkan Carrefour berada pada top of mind konsumen untuk kategori swalayan(SWA, 5-18 Sept 2002), namun bagaimana membuat konsumen tersebut dapat loyal kepada perusahaan?, Apa saja yang mempengaruhinya?
Penelitian ini mencoba melihat bahwa dengan penciptaan kepercayaan (trust) dan nilai (value) yang tinggi akan menciptakan loyalitas (loyalty) konsumen. Kepercayaan konsumen pada penelitian ini dibagi menjadi dua dimensi yaitu : (1) kepercayaan pada manajemen yang diukur oleh, kompetensi operasional manajemen, benevolensi operasional manajemen dan orientasi pemecahan masalah manajemen, (2) kepercayaan pada karyawan lini depan diukur oleh, kompetensi operasional karyawan, benevolensi operasional serta orientasi pemecahan masalah karyawan. Kepercayaan konsumen terhadap kedua dimensi ini akan menciptakan loyalitas konsumen secara langsung ataupun dimediasi sebelumnya oleh nilai konsumen.
Fokus penelitian adalah Hipermarket Carrefour yang terietak di Lebak Bulus Jakarta Selatan dengan jumlah responden sebanyak 257 orang, semuanya merupakan konsumen yang berusia 17 tahun keatas dan pernah berbelanja di Carrefour sehingga mampu memberikan penilaian.
Hubungan variabel-variabel penelitian dianalisis dengan SEM (Structural Equation Modeling) dengan bantuan software LISREL 8.51 untuk melihat sampai sejauh mana hubungan yang terjadi antara indikator dengan variabelnya (measurement model), serta antara variabel dengan variabel Iainnya (structural model).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa :
1. Kepercayaan konsumen pada kebijakan manajemen dan pelaksanaannya secara signifikan hanya dibentuk oleh kepercayaan pada perilaku karyawan lini depan dan benevolensi operasional manajemen.
2. Kepercayaan konsumen pada perilaku karyawan lini depan secara signifikan hanya dibentuk oleh kepercayaan pada kebijakan manajemen dan pelaksanaannya serta benevolensi operasional karyawan.
3. Nilai konsumen secara signifikan hanya dibentuk oleh kepercayaan pada kebijakan manajemen dan pelaksanaannya.
4. Loyalitas konsumen secara signifikan hanya dibentuk oleh Nilai konsumen.
Hanya konstruk kepercayaan konsumen pada kebijakan manajemen dan pelaksanaannya serta nilai konsumen yang memiliki kesamaan dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Sirdeshmukh, Singh dan Sabol (2002)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20461
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meliyanti
"Faktor-faktor yang mempengaruhi iklan pada World Wide Web menjadi menarik untuk diamati dimana World Wide Web merupakan media iklan yang tergolong masih baru, tetapi memiliki potensi yang besar untuk perkembangannya dimasa datang. Dengan media ini terjadi pembaharuan dalam cara-cara berkomunikasi dan melakukan kegiatan bisnis dengan konsumen. Media ini menampakan kesempatan bare yang bagus bagi advertiser dan pemasar untuk berkomunikasi dengan pasar yang baru dan ada dalam cars yang baik.
Penelitian ini mencoba untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi ikian pada World Wide Web terhadap nilai iklan dan sikap konsumen terhadap ikian pada World Wide Web. Responden adalah mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang mana merupakan mahasiswa dalam bidang ilmu komputer.
Tujuan penelitian ini meliputi :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor penentu yang mempengaruhi nilai iklan pada World Wide Web.
2. Untuk mengetahui bagaimana nilai iklan mempengaruhi sikap konsumen terhadap ikian pada World Wide Web.
3. Untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor penentu mempengaruhi sikap konsumen terhadap iklan pada World Wide Web.
Indikator-indikator untuk masing-masing variabel yang diteliti diambil berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ducoffe (1996) dan Bracket dan Carr,JR (2001). Pada penelitian ini pengolahan data menggunakan factor analysis dan regressi linier dengan bantuan SPSS 10. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor penentu Entertainment, Informativeness dan Credibility mempunyai pengaruh terhadap nilai ikian pada World Wide Web sedangkan Irritation tidak berpengaruh. Ini tentunya berbeda dengan penelitian Bracket dan Carr, JR (2001) dimana Entertainment, Informativeness, Irritation dan Credibility memiliki pengaruh terhadap iklan pada World Wide Web.
Dari penelitian ini juga terlihat adanya pengaruh antara Advertising value (niiai iklan) terhadap Attitude toward advertising (sikap konsumen) pada iklan di World Wide Web. Hasil ini sejalan dengan penelitian Bracket dan Carr,JR (2001). Pada pertanyaan yang diajukan ke responden temyata iklan pada World Wide Web merupakan ikian yang paling efisien."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20621
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ririen Kusumawardhani
"Persaingan antar merek setiap produk semakin tajam dalam merebut konsumen. Produsen berlomba-lomba untuk membuat serta memasarkan produk mereka, khususnya produk-produk yang dikategorikan dengan 'consumer goods'(barang konsumsi). Kategori produk cologne di Indonesia sangat pesat perkembangannya, dan pengguna produk cologne ini cukup bervariasi, mulai dari anak-anak sampai dewasa. Produk Colonge ini dapat dikategorikan sebagai produk kecantikan/kosmetika.
Cologne termasuk dalam pilihan produk konsumsi remaja wanita karena cologne dipersepsikan sebagai salah satu produk yang mendukung penampilan mereka. Cologne memberikan keharuman dan membuat mereka menjadi lebih percaya diri. Bila dilihat dari sudut kuantitas saja, jumlah remaja di Indonesia jelas merupakan target pasar yang sangat potensial. Karena potensi ini pula maka para pemasar berlomba-lomba untuk merebutnya.
Produsen atau para pemasar berkewajiban untuk memahami konsumen, mengetahui apa yang dibutuhkan mereka, apa seleranya, dan bagaimana mereka mengambil keputusan. Apa yang tepat untuk target konsumen yang satu belum tepat untuk target konsumen lainnya. Salah satu strategi pemasaran adalah dengan menggunakan iklan.
Salah satu media bagi produsen untuk beriklan yang dianggap masih cukup efisien adalah Televisi. Tayangan iklan televisi saat ini sudah sangat banyak (cluttered). Tidak tertutup kemungkinan bagi pemirsa televisi memindahkan channel/saluran pada saat iklan berlangsung. Bagaimana iklan yang ditayangkan oleh produsen tersebut dapat mempengaruhi konsumennya, khususnya remaja. Bagaimana pemahaman dan sikap target market remaja ini terhadap iklan yang ditayangkan oleh produsen cologne merek Pucelle.
Subyek penelitian berjumlah 322 orang, terdiri atas remaja putri kelas 1 dan 2 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yang dipilih dari 3 SLTP di Jakarta. Pengumpulan data dilakukan secara kuesioner, dengan metode penelitian survey.
Secara umum hasil pnelitian menunjukkan bahwa pemahaman dan sikap remaja terhadap ikian produk kosmetika pada target konsumen remaja wanita dipengaruhi oleh faktor-faktor kebutuhan mereka sendiri. Sedangkan tingkat konsumsi media, persepsi kreatif tentang ikian, terpaan ikian, proses pembelajaran pesan ikut mempengaruhi brand awareness produk tersebut pada target konsumen remaja wanita tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisha Rachmani
"Skripsi ini membahas hubungan antara atribut produk terhadap sikap konsumen produk sereal sarapan Nestle Fitnesse. Permasalahan penelitian ini diteliti dengan menggunakan konsep atribut produk, perilaku konsumen, Hierarchy of Effetcs dan sikap konsumen. Hipotesis penelitian adalah terdapat perbedaan hubungan yang positif dan signifikan antara atribut produk terhadap sikap konsumen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan bersifat eksplanatif.
Teknik penelitian menggunakan pre-experimental research Static Group Comparison. Sampel akan dipilih dengan purposive sampling. Subjek penelitian terdiri dari 40 orang dan terbagi menjadi dua kelompok eksperimen. Kelompok 1 yaitu wanita yang tergabung ke dalam pusat kebugaran, dan kelompok eksperimen 2 yaitu wanita yang tidak bergabung ke dalam pusat kebugaran. Hipotesis penelitian terbukti dan sesuai.

This thesis examined the relationship between product attributes and consumer attitudes towards breakfast cereal product, Nestle Finesse. The key problems of this thesis are examined using product attribute, consumer behavior, Hierarchy of Effects, and consumer attitudes concepts. The researcher's hypothesized that there is a positive and significant relation between product attributes and consumer attitudes towards the brand. This research is using quantitative approach and a part of explanative research.
The researcher was using pre-experimental research Static Group Comparison technique to gather data for this research. A total of 40 women were used as samples which were selected using purposive sampling method, consisted of two kinds of women, 20 women who were registered as fitness center's member (experimental group 1), and 20 women who were not (experimental group 2). The result of this research confirmed and proved the early hypothesis.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Noviarini Hamdani
"Tesis ini membahas mengenai pengaruh unsur dalam SMS iklan berbasis lokasi (entertainment, credibility, intrusiveness, informativeness, permission, dan customization) pada sikap konsumen sehingga berpengaruh terhadap intensi pembelian mereka. Penelitian ini merupakan penelitian konklusif dengan desain deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui survey secara online dan mendapat respon dari 330 responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur entertainment, credibility, informativeness dan intrusiveness mempengaruhi sikap konsumen secara signifikan terhadap SMS iklan berbasis lokasi. Semakin positif sikap yang ditunjukkan konsumen terhadap SMS iklan berbasis lokasi, maka konsumen semakin besar kecenderungan, kemungkinan, maupun kesediaannya untuk membeli produk yang ditawarkan.

This study discusses the effects that features of SMS location-based advertising (entertainment, credibility, intrusiveness, informativeness, permission, and customization) have on consumer attitudes and their purchase intentions. This study is a conclusive research with descriptive design. An online survey was used for data collection. Responses were received from 330 consumers.
The result of this study shows that entertainment, credibility, informativeness dan intrusiveness features have significant effects on creating attitude towards SMS location-based advertising. In addition, when consumers shows positive attitude towards SMS location-based advertising, it is also significantly influence their intention to purchase.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mursiatno
"Sejak tahun 1991 Pemerintah memberlakukan ketentuan untuk mencantumkan label peringatan kesehatan pada produk rokok. Pemahaman sasaran terhadap pesan diharapkan dapat mendukung upaya pencegahan akibat buruk bahaya rokok. Namun disisi lain peningkatan jumlah perokok memperlihatkan kenaikan jumlah yang cukup mengkhawatirkan terutama pada remaja. Untuk mengetahui sejauhmana label peringatan kesehatan tersebut dibaca dan dimengerti oleh remaja maka diadakan studi dengan sasaran remaja/pelajar. Penelitian ini berdasar pada konsep Fishbein bahwa efek komunikasi tergantung sejauhmana komunikasi itu diperhatikan, difahami dan diterima.
Study ini merupakan crossectional survey, menggunakan 235 responden pada 6 SMU di Jakarta Timur yang diperoleh melalui simple random sampling. Untuk pengumpulan data digunakan kuesioner berisi atribut obyek sikap.
Dalam penelitian ini responden diminta informasinya yang berkaitan dengan atribut-atribut keyakinan atau yang diyakini dan atribut-atribut evaluasi terhadap obyek sikap berupa label peringatan kesehatan.
Hasil penelitian selanjutnya dikonfersikan pada 5 skala yaitu Sangat positip, positif, Netral, Negatif dan sangat negative.
Hasil memperlihatkan bahwa sikap responden adalah diantara negative dan sangat negative. Hal ini memperlihatkan bahwa responden mempunyai nilai yang negative terhadap obyek sikap dengan artian bahwa remaja / pelajar tidak mempunyai perhatian tentang keberadaan label peringatan kesehatan ataupun pemahaman terhadap isi pesan yang disampaikan. Analisa deskriptip memperlihatkan rendahnya pengetahuan akan bahaya akibat merokok dan ketidak pahaman tentang hubungan antara rokok dan penyakit yang ditimbulkannya.
Rekomendasi penelitian adalah bahwa kajian akademis perlu dilakukan agar dapat diperoleh upaya yang maksimal dalam rangka upaya pencegahan akibat bahaya rokok , secara praktis perlunya fihak terkait untuk meninjau kembali tentang pencantuman label peringatan kesehatan.
Kelemahan penelitian ini adalah jumlah responden yang kurang mencukupi apabila hendak digeneralisasikan kedalam populasi.serta sulitnya mengembangkan aribut-atribut sikap disebabkan dimensi sikap yang begitu luas."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14329
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwa Kurnia Sucahya
"Pada pertengahan Juni 2002, Tim Advokasi Gerakan Nasional Penanggulangan Masalah Merokok (TAGN-PMM), yang terdiri dari lima lembaga swadaya masyarakat (LSM) secara resmi mendaftarkan gugatan publik legal standing terhadap 9 pelaku usaha periklanan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan. Gugatan ini diajukan karena pelaku usaha yang bergerak di periklanan dianggap melanggar ketentuan di bidang iklan rokok. Dampak dari semua ini akan meningkatkan aktivitas promosi dengan menggunakan pendekatan below the line. Salah satu alternatif media yang dipakai adalah dengan menggunakan poster, billboard, atau media cetak.
Secara garis besar, iklan-iklan rokok yang pernah dibuat dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu iklan yang didominasi teks, gambar, dan kombinasi yang seimbang antara teks dan gambar. Untuk itu, pertanyaan yang diajukan dalam penelitian adalah: Apakah ada perbedaan respon antara ketiga jenis iklan rokok tersebut (iklan gambar, iklan teks, atau iklan kombinasi)? Lalu, dari ketiga jenis konsep iklan tersebut, jenis iklan mana yang paling efektif? Bagaimana pengaruhnya terhadap personal involvement, emotional response, brand attitude, dan behavioral intention?
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jenis iklan yang sesuai atau efektif dalam mempengaruhi pembelian konsumen. Model dalam penelitian ini merupakan replikasi studi Winzar dan Anne (1997) yang meneliti perbandingan antara brosur dan web pada iklan wisata kunjungan ke Bali. Penelitian kali ini mencoba membandingkan pada iklan cetak pada tiga jenis iklan yang berbeda, yaitu iklan teks, gambar, dan kombinasi.
Desain penelitian ini adalah potong lintang (cross sectional) dengan sasaran pelajar sekolah menengah umum (SMU). Jumlah sampel terpilih 228 responden dengan menggunakan teknik pengambilan sampel sistematic random sampling. Uji coba instrumen dilakukan untuk memilih jenis iklan yang sesuai kriteria menurut responden dan menguji keakuratan kuesioner. Jumlah responden yang terlibat uji coba sebanyak 30 orang. Teknik analisa data yang digunakan adalah factor analysis untuk mereduksi variabel dan analisis regresi untuk mengetahui tingkat hubungan antar variabel utama.
Hasil factor analysis pada ketiga iklan memperlihatkan adanya perluasan faktor pada variabel involvement (keterlibatan), emotional response dan brand attitude. Akibatnya, terjadi perluasan analisis karena faktor yang terbentuk tidak tunggal seperti yang diharapkan dalam model penelitian, kecuali pada behavioral intention.
Keterlibatan digunakan sebagai dasar yang memberikan pengaruh kepada responden atas kehadiran pesanliklan. Untuk itu, hasil penelitian ini difokuskan kepada emotional response, brand attitude, dan behavioral intention. Variabel emotional response diukur melalui basil regresi dari keterlibatan. Pada iklan teks, keterlibatan rendah (negatif) memberikan pengaruh terhadap respon emosi positif. Sedangkan pada iklan gambar terjadi respon sebaliknya, yaitu keterlibatan tinggi (positif) memberikan pengaruh terhadap respon emosi negatif. Pada iklan kombinasi, baik keterlibatan rendah maupun tinggi memberikan pengaruh signifikan terhadap respon emosional positif.
Variabel brand attitude diukur melalui regresi keterlibatan dan emotional response. Pada keterlibatan, iklan teks hanya ditemukan pada keterlibatan rendah (negatif 3), yang berpengaruh terhadap brand attitude (BA) 1, sedangkan pada BA 2 tidak demikian. Pada iklan gambar, terdapat dua faktor keterlibatan yang berpengaruh, yaitu keterlibatan rendah dan tinggi. Sedangkan pada iklan kombinasi hanya keterlibatan tinggi, dimana efek respon yang diberikan antara iklan gambar dan kombinasi terlihat sama besar. Pada emotional response, iklan teks hanya berpengaruh terhadap BA 2, sehingga terlihat pola terbalik dengan keterlibatan. Pada iklan gambar, walaupun respon yang terbentuk hanya emosional negatif, ternyata memberikan pengaruh yang signifikan pula. Hal ini mungkin telah terjadi proses adaptasi pada iklan gambar di kalangan responden. Sedangkan pada iklan kombinasi, terlihat respon emosional positif yang signifikan.
Variabel behavioral intention diukur melalui regresi brand attitude dan emotional response. Pada brand attitude, ada dua jenis iklan yang signifikan, yaitu iklan gambar dan iklan kombinasi. Iklan teks tidak memberikan pengaruh secara signifikan kemungkinan karena variabel brand attitude yang terbentuk terpecah menjadi dua faktor sehingga pengaruhriya menjadi melemah. Pada emotional response, ternyata ada 2 jenis iklan yang signifikan yaitu iklan teks dan iklan kombinasi. Iklan gambar tidak signifikan karena respon emosional yang terbentuk hanya emosional negatif. Kemungkinan ini terjadi karena proses adaptasi.
Dengan demikian, kesimpulan yang dapat ditarik adalah iklan teks memberikan pengaruh terbesar dalam mempengaruhi emotional response, sedangkan iklan gambar memberikan pengaruh yang kuat terhadap brand attitude. Iklan kombinasi merupakan jalan tengah bagi kedua jenis iklan tersebut dalam mempengaruhi emotional response dan brand attitude. Pada akhirnya, apapun jenis konsep iklan yang dipilih, baik iklan teks, gambar, maupun kombinasi, semuanya memberikan pengaruh terhadap behavioral intention."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T20556
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hugo Diba Yusniantama
"Pertumbuhan industri telekomunikasi yang kian pesat menyebabkan persaingan di bidang komunikasi semakin ketat. Bisnis Monitor Internasional, memprediksi pertumbuhan industri telekomunikasi di kawasan Asia Pasifik mencapai 20-25 persen pada tahun 2010. Diperkirakan pengguna internet akan meningkat sebanyak tiga kali lipat. Namun, peningkatan yang paling signifikan terjadi pada layanan akses jaringan pita lebar (broadband} yang peningkatannya hingga 15 kali lipat.
Value added services (VAS) yang merupakan bagian dari sektor industri telekomunikasi ini juga berkembang dengan pesat. Layanan VAS khususnya produk content, ataupun layanan SMS interaktif merupakan layanan yang saat ini sedang digemari masyarakat yang pada dasarnya merupakan layanan dari operator telekomunikasi yang berbasis layanan SMS. Saat ini tidak banyak content provider dan juga operator telekomunikasi seluler yang mempunyai skema yang jelas mengenai perilaku konsumen untuk produk VAS yang mereka sediakan Oleh sebab itu, diperlukan suatu penelitian sehingga dapat ditentukan suatu strategi pemasaran yang efektif berdasarkan perilaku konsumen terhadap produk content tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku dan profil konsumen bagi industri Telekomunikasi seluler khususnya untuk produk VAS, dan juga mengetahui atribut-atribut apa sajakah yang mempengaruhi konsumen di Jakarta dalam memilih produk Iayanan VAS.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan riset deskriptif. Data yang dicari melalui riset ini adalah klasifkasi demografis responden, proses pengambilan keputusan dan perilaku konsumen pada saat memilih produk VAS, dan peringkat atribut-atribut produk VAS berdasarkan tingkat kepentingannya. Desain riset yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross-Sectional Study dimana penelitian dilakukan dengan mengukur suatu parameter populasi pada satu waktu dan tempat yang telah ditentukan. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan layanan telekomunikasi seluler yang bertempat tinggal di Jakarta. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai perilaku konsumen terhadap produk VAS dari layanan telekomunikasi seluler, dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :
Hasil penelitian ditemukan bahwa mayoritas responden menjawab bahwa motivasi dan tujuan utama menggunakan produk VAS adalah mendapatkan manfaat hiburan dari produk yang mereka beli, seperti produk ring back tone yang saat ini menjadi top product yang paling banyak dibeli oleh para pengguna produk VAS. Penelitian ini juga mendapatkan basil bahwa atribut yang berpengaruh dan menentukan bagi konsumen dalam membeli produk VAS adalah produk, merek, harga dan promosi.
Sebagai saran, untuk strategi jangka pendek operator telekomunikasi dan content provider sebaiknya meningkatkan awareness dan perceived quality dari content dengan menerapkan strategi bauran pemasaran. Yaitu dengan menerapkan strategi 4P, price, product, place, promotion. Untuk strategi penetapan price, sebaiknya menetapkan harga maksimal di kisaran Rp 10.000 hal ini untuk menghadapi kemampuan dan ekspektasi dari konsumen.
Untuk strategi place, content provider disarankan melakukan model bisnis bare dengan Sara bekerja sama dengan operador dalam hal distribusi dan packaging content sehingga dapat fokus pada segmen pelanggan layanan telekomunikasi seluler tertentu.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sampel yang diambil untuk diteliti hanya 116 orang responden dengan periode waktu pelaksanaan penelitian hanya dilakukan selama periode Maret-April 2005, lokasi pengambilan sampel yang hanya diambil di wilayah Jakarta dan seluruh populasi pelanggan layanan telekomunikasi seluler diseluruh Indonesia. Sehingga sebagai saran penelitian lebih lanjut diperlukan jumlah sampel yang lebih besar, dengan variasi responden.

The fast moving growth of telecommunication industry has caused a tight competition in the communication sectors. The World Business Monitoring predicted that the growth of Telecommunication industry in Asia Pacific will reach 20-25% in year 2010. It was estimated the Internet users will rise to triple the current numbers. However, the most significant increase will be in broadband access services, which can increase by 15x from current situation.
Value Added Services (VAS) which is part of telecommunication industries was also accelerating pretty fast. VAS products such as mobile contents or SMS inter-active services had been popular in the market right now. This service is basically provided by telecommunication operators that got text messages (SMS) service.
These days, not many content providers and telecommunication operators that have a clear scheme about its customer behavior towards the VAS products they had offered. Therefore, a research is required to establish an effective marketing strategy which based on the customer behavior towards that particular content.
This research is to learn the behavior and profile of customers in the industry of Cellular telecommunication, especially VAS and also to know what are the factors can affect customers in Jakarta when it comes to choosing the VAS services.
This research is done by using descriptive research. The search data include demographic of respondents, decision making process and customer reaction when they choose a VAS product, as well as the list of VAS attributes according to their each usefulness. The design of this research is Cross-Sectional Study, wherein research was done through measurement of the population parameter in a particular time and place that had been set. The population here referred to subscribers of cellular telecommunication services, which is located in Jakarta. Based on the analysis results and review of the customer behavior towards VAS products, there are some conclusions can be state. These are:
The research showed that the majority of respondents said their motivation and purpose in using VAS product is for the entertainment benefits, such as Ring Back Tone which had been the no. l VAS product. The research also showed that product, brand, price and promotion are factors that can affect the buying behavior of customer.
A suggestion for short-term strategy, the cellular operators and content providers are better to develop their brand awareness and perceived quality of the contents with applying Bauran marketing strategy. This means by using the 4Ps strategy, price, product, place, promotion. In terms of price, it is better to be in the average range, maximum about Rp. 10,000, this is to meet the customer buying power and expectations.
For place strategy, content provider is better to use a new business model by cooperate with operators in terms of the distribution and packaging the contents. This way, the content provider can focus with the segment of particular cellular telecommunication subscribers.
The limitation of this research was the small number of samples taken into count, it was only 116 respondents with the period only from March - April 2005 and only include subscribers in Jakarta out of all other cellular telecommunication subscribers in Indonesia. Thus, to do a further research will need a bigger amount of samples and more varitype respondents."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18462
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kemala Sovia
"Pertamina mmepunyai kekuasaan monopoli (monopolistic power) dalam manajemen pelumas di tanah air, yakni menguasai pasokan bahan baku, produksi, impor, dan jaringan pemasaran. Menurut konsep biaya transaksi (transaction cost, Willamson, 1990), konsep monopoli (monopolistic), Chamberlein (1977), Joan Robinson (1987), Krugman dan Obstfeld (1988), dan Sumitro Djodjohadikusumo (1991), monopoli dapat membuat efisien biaya transaksi, sehingga meningkatkan keuntungan bagi perusahaan serta memenangkan persaingan melalui penguasaan pasar sebagai market leader.
Konsep ilmiah seperti ini belum terbukti pada pemasaran pelumas Pertamina, terutama dengan terjadinya penurunan penjualan sebesar 600 milyar rupiah atau penurunan angka penjualan sebesar 34% dalam kurun waktu 1989-1992, disisi lain konsumsi BBM meningkat tajam sekitar 10% pertahun. Secara teoritis konsumsi BBM dan konsumsi pelumas berkolerasi positif linier. Pertamina telah berupaya meningkatkan penjualan melalui kebijakan yang pada umumnya diarahkan pada pengendalian pelumas palsu , namun hal ini belum berhasil meningkatkan penjualan sementara pelumas palsu masih tetap menjadi masalah.
Ternyata kekuatan monopoli tidak cukup menjamin suatu perusahaan bertahan sebagai pemimpin pasar, dengan keuntungan yang maksimal. Lingkungan perusahaan terutama lingkungan teknologi, pesaing, dan lingkungan sosioekonomis berpengaruh dominan terhadap efektifitas strategi dan kebijakan perusahaan (Glueck dan Jauch,1987). Disamping itu perubahan sikap dan perilaku konsumen sangat menentukan terhadap tingkat penjualan pelumas Pertamina terutama dengan banyaknya pilihan pelumas yang beredar, karena persaingan merek saat ini bukan lagi antar perusahaan dalam negeri, tetapi persaingan merek secara global, karena produksi dari suatu negara telah menghapus batas ruang sehingga dapat masuk ke negara manapun diseluruh dunia.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk analisis strategi, kebijaksanaan pemasaran, dan lingkungan perusahaan serta metode kuantitatif untuk analisis sikap dan perilaku konsumen melalui 500 sampel yang ditetapkan secara unpropotioned stratified random sampling (Parasuraman, 1990). Diagnosis masalah, dan analisis dilakukan berdasarkan deskripsi data dan fakta aktual, dengan menjelaskan (eksplanasi) hubungan casual dan corelasional atas variabel yang mempengaruhi kinerja (performance) pemasaran. Dari penjelasan hubungan variabel yang dibuktikan melalui tes hipotesis dilakukan beberapa teknik analisis seperti; cause and effect analysis, corelasional analysis, situation analysis and trend analysis berdasarkan konsep Bovee, 1992. Dari temuan dan hasil penelitian secara umum dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Telah terjadi penerunan penjualan pelumas otomotif Pertamina. Penurunan penjualan ini disebabkan oleh adanya perubahan sikap dan perilaku konsumen, yaitu berpindahnya sebagian kostumer Pertamina kepada merek pelumas lain. Perpindahan pemakaian merek ini juga didorong oleh perubahan lingkungan perusahaan terutama lingkungan kompetitor, teknologi otomotif, dan lingkungan sosioekonomis.
Adanya kesenjangan antara strategi pemasaran Pertamina dengan pengetahuan, kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen terhadap suatu produk pelumas, yang belum sepenuhnya disadari. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya orientasi Pertamina terhadap konsumen dan lingkungan perusahaan. Pada umumnya budaya (corporate culture) perusahaan negara cenderung berorientasi pada perusahaan yang menyebabkan over convidence, yaitu menganggap produk Pertamina pasti dibutuhkan dan dibelu konsumen.
Merek pelumas Pertamina merupakan jumlah terbesar yang dipalsukan, kenyataan ini dapat menurunkan kepercayaan dan kesetiaan konsumen kepada produk Pertamina yang turut mendorong berpindahnya kostumer Pertamina kepada merek yang dianggap lebih aman.
Kesimpulannya adalah bahwa telah terjadi perubahan pasar pelumas otomotif Pertamina dari captive market kepada competitive market. Oleh karena itu budaya perusahaan yang firm centeredness, perlu diarahkan kepada costumer centeredness, menuju kepuasan konsumen (consumer satisfaction) untuk mengantisipasi pasar pelumas yang akan datang. Disamping itu strategi pemasaran tidaklah monoton, tetapi disesuaikan dengan sikap dan perilaku konsumen serta lingkungan perusahaan yang selalu berubah. Hal ini diperlukan agar produk pertamina tetap dicintai, dan tetap bertahan sebagai market leader kini dan yang akan datang. Untuk mencapai hal ini perlu peningkatan kualitas secara menyeluruh (total quality management) dan kunci utama kearah itu adalah sumber daya manusia yang berkualitas."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>