Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42893 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Gumelar Susanto
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pelaksanaan kegiatan Ekowisata Sungai Ciliwung Segmen I yang telah dilakukan sejak tahun 2002 hingga tahun 2004, mengetahui penyimpangan dalam proses pelaksanaan kegiatan Ekowisata Sungai Ciliwung Segmen I didasarkan atas teori perencanaan, mengetahui kelayakan keuangan dari investasi kegiatan arung jeram (rafting) di Sungai Ciliwung Segmen I dan memberikan alternatif masukan yang dapat mendorong/ mempercepat upaya mewujudkan ekowisata di Sungai Ciliwung Segmen I.
Penelitian ini merupakan penelitian partisipatoris, yaitu penelitian yang mengembangkan teknik interaksi yang efektif dengan masyarakat. Metode partisipatoris adalah metode yang mengkombinasikan fungsi ganda perolehan data dan pembentukan dialog di antara pihak-pihak yang ikut ambil bagian pada suatu kegiatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah Propinsi DKI Jakarta khususnya, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Propinsi DKI Jakarta telah melakukan beberapa pendekatan perencanaan yang makin maju seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan perhitungan nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp 57.347.992,-. Nilai NPV yang positif atau lebih besar dari nol berarti bahwa paket rafting di Sungai Ciliwung Segmen dinyatakan layak untuk dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T20395
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nababan, Maria Evangelis
"Keadaan alam yang semakin buruk di Sungai Ciliwung merupakan latar belakang dari penelitian ini. Sungai yang semakin tercemar karena pengalihan fungsi DAS sungai mengubah manfaat sungai menjadi musibah yang dapat dirasakan oleh masyarakat. Masyarakat yang sadar dan peduli terhadap lingkungan berkumpul dan menamai dirinya Komunitas Ciliwung Depok (KCD). Dalam pergerakannya muncul ide ekowisata sungai yang dicetuskan oleh seorang akademisi yang merupakan anggota KCD. Oleh karena itu, melalui penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam terhadap masyarakat sekitar sungai atau yang jauh dari sungai, anggota KCD, dan anak-anak yang bermain di sungai.
Tulisan ini menemukan bahwa Sungai Ciliwung cocok menjadi sebuah ekowisata. Ekowisata ini melibatkan lingkungan alam dan masyarakat, hal ini dikombinasikan oleh KCD sehingga menimbulkan efek ekonomi, sosial dan lingkungan. Efek ini bernilai positif seperti lingkungan alam yang lebih lestari baik oleh KCD, masyarakat atau wisatawan. Adanya peningkatan ekonomi bagi masyarakat dan lebih dikembangankan budaya masyarakat.

The worst natural conditions in Ciliwung River is the background of this research. Rivers are increasingly polluted due to the transfer function of the river watershed transform the river into disaster that can be perceived by the public. People who are aware and concerned about the environment join together and named theirselves as Ciliwung Community Depok (KCD). During the movement came up the idea of ecotourism river idea was created by an academic who is a member of KCD. Therefore, through the study used a qualitative approach with in-depth interviews to the community around the river or far away from the river, members of KCD, and children who are playing in the river.
This writing found out that the Ciliwung River fit into an eco-tourism area. This Ecotourism involves natural environment and community, it is combined by KCD so it will give the effect to economy, social and environment. This effect valued positive such as more sustainable natural environment either by KCD, the community or tourists.There was an increasing economy for the community and more developing the community culture.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S65855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Diah Herawati
"Jakarta dialiri oleh tiga belas sungai yang bermuara di Laut Jawa. Perpaduan antara kondisi geografis, banyaknya sungai, rusaknya lingkungan hidup, tekanan jumlah penduduk, menyebabkan Jakarta semakin rentan terhadap banjir. Permasalahan kepadatan penduduk, menyebabkan munculnya pemukiman ilegal, dan kumuh di wilayah bantaran sungai. Dengan kondisi perubahan iklim yang terjadi saat ini, frekuensi banjir semakin meningkat dengan volume dan daya rusak banjir yang juga semakin meningkat. Semakin banyaknya rumah ilegal di bantaran sungai, akan mempersempit dan menurunkan kemampuan sungai untuk menampung air. Penduduk yang tinggal di bantaran sungai juga sangat rentan terhadap bahaya banjir. Normalisasi sungai Ciliwung dilakukan untuk memperlebar dan memperdalam sungai. Namun normalisasi Sungai Ciliwung belum disertai dengan penataan bantaran sungai untuk mengoptimalkan fungsi ekologis, ekonomis, dan sosial dari sungai dan bantaran sungai. Selain normalisasi sungai, untuk meningkatkan kualitas lingkungan, menyelamatkan penduduk dari bencana banjir, dan memperbaiki kondisi sungai, diperlukan juga perencanaan dan penataan lansekap di wilayah tersebut. Kehadiran lansekap/taman di bantaran Sungai Ciliwung ditujukan untuk mengusung berbagai fungsi yang meliputi fungsi ekologis-estetika, dan fungsisosial-ekonomi. Perencanaan lansekap di wilayah bantaran Sungai Ciliwung dibutuhkan agar berbagai fungsi-fungsi tersebut dapat dicapai secara optimal dan berlanjut.

Jakarta has thirteen rivers that ends into the Java Sea.The combination of geographical conditions, a number of rivers, destruction of the environment, population pressure, make Jakarta increasingly vulnerable to flooding. Problems of overcrowding, led to the emergence of illegal settlements and slums in the riverbanks. With climate change conditions that occur at this time, the frequency of flooding is accumulated with the volume and the destructive force of floods is also accumulated. Accumulated number of illegal settlements in the riverbank, will narrow and reduce the ability of rivers to hold water. Residents who live along the river are also extremely vulnerable to flooding. Ciliwung river normalization done to widen and deepen the rivers. However, normalization of Ciliwung River has not been accompanied by the arrangement of river banks to optimize the function of ecological, economic, and social aspects of rivers and flood plains. Planning and arrangement of the landscape in that area are required to normalize the river, to improve the quality of the environment, to save the the residents from floods, and to improve the condition of the river. The presence of landscape/garden on the Ciliwung riverbank intended to carry a variety of functions that include ecological-aesthetic, and socio-economic functions. Landscape planning in the Ciliwung riverbank needed for various functions can be achieved optimally and continuously."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30191
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Akbar
"Sebagaimana diketahui daerah Jakarta dan Bogor, terutama DAS Ciliwung, banyak menghasilkan temuan beliung persegi dari berbagai macam batuan. Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sejauh ini belum menjawab mengenai nama batuan dan lokasi sumber bahan bakunya. Hasil analisis bahan beliung persegi dari DAS Ciliwung menunjukkan bahwa terdapat tujuh macam batuan yang dijadikan bahan beliung persegi. Bahan beliung persegi yaitu batuan chert, dacite, hornfels, jasper, metalimestone, silisifiedwood, dan siltstone. Metalimestone merupakan batuan yang paling banyak dijadikan bahan beliung persegi, sedangkan silisifiedwood dan siltstone merupakan batuan yang paling sedikit. Berdasarkan peta geologi lembar Jakarta dan Bogor, chert, silisifiedwood, dan siltstone terdapat di DAS Ciliwung, yaitu di sekitar daerah Sugutamu, Depok. Sedangkan batuan lainnya tidak terdapat di DAS Ciliwung. Bila mengacu pada peta geologi, maka dacite, hornfels, jasper, dan metalimestone, yang terdekat terdapat di DAS Bekasi dan DAS Cisadane. Di DAS Bekasi ke empat batuan tersebut di atas, terdapat di sekitar daerah Cileungsi, Bogor. Chert, silisifiedwood, dan siltstone juga terdapat di daerah ini. Di DAS Cisadane ke empat batuan tersebut di atas terdapat di sekitar daerah Gunung Dago, Bogor. Sedangkan chert, silisifiedwood, dan siltstone terdapat pula di daerah ini, terutama di sepanjang aliran sungai Cisadane. Hasil ekskavasi di Kelapa Dua memberikan dugaan yang kuat bahwa lokasi tersebut merupakan salah satu perbengkelan yang menghasilkan beliung persegi, sedikitnya Kelapa Dua merupakan situs perbengkelan tahap penyelesaian akhir, yaitu pada kegiatan penghalusan dan pengupaman. Beliung persegi yang ditemukan di Kelapa Dua terdiri dari seluruh macam batuan yang ada. Berdasarkan hal tersebut di atas tidak tertutup kemungkinan beliung persegi yang terdapat di Kelapa Dua didatangkan dari luar, mengingat tidak terdapatnya batuan dacite, hornfels, jasper, dan metalimestone. Terdapat kemungkinan bahwa beliung persegi Kelapa Dua berasal dari daerah Cileungsi atau dari daerah Gunung Dago, atau mungkin keduanya. Di kedua daerah tersebut juga dapat dijurnpai batuan chert, silisifiedwood, dan siltstone. sehingga terdapat kemungkinan ketujuh macam batuan yang dijadikan bahan beliung persegi didatangkan dari luar Kelapa Dua. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, tidak dijurnpai bukti-bukti perbengkelan di sekitar daerah Cileungsi dan Gunung Dago, Bogor. Hal ini membuka kemungkinan bahwa semua macam batuan yang dijadikan bahan beliung persegi didatangkan dari luar Kelapa Dua, baik berbentuk bongkahan maupun bentuk setengah jadi. Di Kelapa Dua dilakukan penyelesaian akhir sehingga menghasilkan beliung persegi yang telah berpermukaan halus dan siap dipakai. Dari Kelapa Dua kemungkinan besar didistribusikan ke lokasi-lokasi lain di DAS Ciliwung. Mengingat Kelapa Dua mempunyai sumber bahan chart, silisifiedwood, dan siltstone, yang dekat dengan lokasi, tampaknya ketiga bahan tersebut berasal dari daerah yang relatif sangat dekat, yaitu daerah Sugutamu, Depok. Hasil analisis menunjukkan bahwa batuan yang paling banyak digunakan sebagai bahan pembuatan beliung persegi adalah metalimestone. Beliung persegi dan bahan tersebut tersebar di 7 dari 10 lokasi temuan di DAS Ciliwung. Pada uraian sehelumnya telah disampaikan bahwa secara geologis, di DAS Ciliwung tidak terdapat metalimestone. Dapatlah kiranya diperkirakan bahwa pada masa bercocok tanam telah terjadi kegiatan pertukaran, sehingga beliung persegi yang bahannya tidak terdapat di DAS Ciliwung, ditemukan di wilayah tersebut. Kegiatan pertukaran juga terjadi antar lokasi di DAS Ciliwung, sehingga lokasi yang tidak mempunyai sumber bahan, tetap dapat ditemukan beliung persegi."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S11462
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fidya Najla Arisabmika
"Keberadaan bakteri Enterococci dan Vancomycin Resistance Enterococci (VRE) di air sungai dapat menyebabkan infeksi apabila terpapar pada manusia. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis konsentrasi bakteri Total Enterococci di Sungai Ciliwung dan menganalisis kosentrasi Vancomycin Resistance Enterococci (VRE) dan rasionya terhadap Total Enterococci (TE) dari hasil uji konfimasi dengan Antimicrobial Susceptibility Test (AST) menggunakan metode disk diffusion di Sungai Ciliwung. Hasil penelitian menunjukkan rata – rata TE sebesar 129,67 CFU/100 mL dan 153,33 CFU/100 mL untuk intake IPA Kedung Halang dan intake IPA Legong. Hasil konsentrasi VRE terkonfirmasi dengan menggunakan metode AST menunjukkan presumptive VRE yang hasilnya tidak semua resistant. Konsentrasi VRE terkonfirmasi diperoleh dari hasil konsentrasi rata – rata VRE di intake IPA Kedung Halang sebesar 1,111 × 103 CFU/100 mL dan intake IPA Legong sebesar 0 CFU/100 mL. Rasio VRE yang menunjukkan intake IPA Kedung Halang (27,10%) lebih besar dibandingkan dengan intake IPA Legong (0%).

The presence of Enterococci bacteria that live in the gastrointestinal (GI) tract. Enterococci bacteria can cause various infections, one example is urinary tract infection (UTI). This study has the aim of analyzing the concentration of Total Enterococci bacteria in the Ciliwung River and analyzing the concentration of Vancomycin Resistance Enterococci (VRE) and its ratio to Total Enterococci from the results of the confrimation test with the Antimicrobial Susceptibility Test (AST) using the disk diffusion method in the Ciliwung River. The method used in this study is for the concentration of total Enterococci using the membrane filtration method and the test results confirmed VRE with the Antimicrobial Susceptibility Test (AST) using the disk diffusion method. The results of the research that has been done show the average TE is Kedung Halang IPA intake 129.67 CFU/100 mL and Legong IPA intake 153.33 CFU/100 mL. The results of confirmed presumptive VRE using the AST method show presumptive VRE whose results are not all resistant. The confirmed VRE ratio was obtained from the results of the average VRE concentration at Kedung Halang IPA intake of 1.111 × 103 CFU/100 mL and Legong IPA intake of 0 CFU/100 mL. VRE ratio that shows Kedung Halang IPA intake (27.10%) greater than the Legong IPA intake (0%).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elgrytha Victoria Tybeyuliana
"Sungai Ciliwung merupakan sumber air bersih untuk wilayah sekitarnya, akan tetapi, ditemukan mikroplastik yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan pada air sungai alirannya berasal dari saluran input. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan mikroplastik, karakteristik mikroplastik berdasarkan jenis, material, dan warna, serta pengaruh waktu terhadap kelimpahan partikel mikroplastik di aliran input Sungai Ciliwung. Untuk menganalisis kelimpahan dan karakteristik mikroplastik, digunakan metode metode National Oceanic and Atmosphere Administration (NOAA) dan FTIR. Sedangkan, untuk menguji pengaruh waktu terhadap kelimpahan mikroplastik, dilakukan analisis t-test dependent (paired). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan mikroplastik di aliran input Sungai Ciliwung bernilai antara 668—1918 partikel/liter dengan rata-rata 1273,64 partikel/liter dan jumlah yang fluktuatif di setiap titik pengambilan sampel. Bentuk yang ditemukan pada partikel mikroplastik adalah 93% fragment, serta fiber, microbeads, film, dan foam dalam jumlah kecil. Warna yang ditemukan adalah 37% transparan, 32% merah, 23% hitam, serta biru, hijau, dan kuning dalam jumlah sedikit. Dari hasil uji material, ditemukan polimer, Polyvinyl formal (PVFM), Poly vinylchloride (PVC), PVC Film (PVC-DR), dan Soft PVC (PVC2). Waktu berpengaruh pada kelimpahan mikroplastik dalam rentang musim serta hari kerja dan akhir pekan. 

The Ciliwung River is a source of clean water for the surrounding area; however, microplastics that are harmful to the environment and health are found in the river water, which flows from the input channel. This research aims to analyze the abundance of microplastics, the characteristics of microplastics based on type, material, and color, as well as the effect of time on the abundance of microplastic particles in the Ciliwung River input stream. The National Oceanic and Atmosphere Administration (NOAA) and FTIR methods were used to analyze the abundance and characteristics of microplastics. Meanwhile, to test the effect of time on the abundance of microplastics, a t-test-dependent (paired) analysis was performed. The results showed that the abundance of microplastics in the input stream of the Ciliwung River was between 668-1918 particles/liter, with an average of 1273.64 particles/liter and the amount fluctuated at each sampling point. The form found in microplastic particles is 93% fragments and small amounts of fibers, microbeads, films, and foam. The colors were 37% transparent, 32% red, 23% black, and small amounts of blue, green, and yellow. From the results of the material test, Tencel, Polyvinyl formal (PVFM), Polyvinylchloride (PVC), PVC Film (PVC-DR), and Soft PVC (PVC2) were found. Timing influences the abundance of microplastics over a range of seasons, as well as weekdays and weekends."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hefty Clarissa Wilyalodia
"Mikroplastik merupakan partikel plastik yang berukuran kurang dari 5 mm dan menjadi salah satu polutan di badan air. Mikroplastik termasuk emerging contaminant dan keberadaannya telah ditemukan di berbagai sungai. Sungai digunakan oleh manusia sebagai sumber air baku untuk air minum sehingga kualitasnya harus terjaga untuk mencegah dampak buruknya bagi manusia. Mikroplastik yang terakumulasi pada tubuh manusia dapat menyebabkan peradangan pada organ, cedera internal dan/atau eksternal, transformasi kandungan kimia plastik ke dalam tubuh, dan penurunan kesuburan. Penelitian perlu dilakukan di salah satu sungai dengan dampak terbesar di Jakarta, yaitu Sungai Ciliwung yang digunakan sebagai sumber air baku bagi masyarakat Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jumlah partikel mikroplastik, mengidentifikasi karakteristik partikel mikroplastik berdasarkan jenis, wana, dan material, serta menganalisis pengaruh kondisi cuaca terhadap kelimpahan partikel mikroplastik. Objek penelitian ini adalah air dan sedimen di Sungai Ciliwung dengan 7 titik lokasi pengambilan sampel dan 2 waktu pengambilan sampel. Pengambilan sampel air menggunakan plankton net untuk menyaring air sebanyak 10 liter. Preparasi sampel air dilakukan dengan cara memisahkan mikroplastik berdasarkan densitas, menghilangkan kandungan organik, menyaring dengan kertas saring, lalu menganalisis mikroplastik dengan mikroskop. Pengambilan sampel sedimen menggunakan Ekman grab sampler sebanyak 400 ml. Pengujian sampel sedimen hampir sama dengan sampel air dengan adanya penambahan pengeringan sampel menggunakan oven pada awal preparasi sampel. Analisis kelimpahan mikroplastik menggunakan metode adaptasi NOAA untuk air dan sedimen sungai. Identifikasi karakteristik material mikroplastik menggunakan uji FTIR untuk menghasilkan gugus ikatan kimia material. Analisis hubungan kelimpahan mikroplastik dengan cuaca dilakukan dengan paired t-test. Penelitian menghasilkan rata-rata kelimpahan pada air sebanyak 1.111 partikel/L dan pada sedimen sebanyak 1.583 partikel/100 gram. Jenis mikroplastik di Sungai Ciliwung ada fragmen, fiber, film, microbeads, dan foam dengan jenis paling mendominasi yaitu fragmen. Warna mikroplastik yang teridentifikasi di Sungai Ciliwung ada hitam, merah, biru, hijau, kuning, dan transparan, serta warna hitam merupakan warna dominan pada sampel. Material yang ditemukan pada sampel adalah Tencel, cellopha, cupra, PTFE, FEP, PVFM, dan silicon. Tencel adalah material yang ditemukan pada semua sampel. Cuaca tidak mempengaruhi kelimpahan mikroplastik pada kondisi curah hujan tinggi dan rendah.

Microplastic is plastic particle that is less than 5 mm in size and is one of the pollutants in water bodies. Microplastics are emerging contaminants and their presence has been found in various rivers. Rivers are used by humans as a source of raw water for drinking water so that its quality must be maintained to prevent adverse effects on humans. Microplastics that accumulate in human body can cause inflammation of organs, internal and/or external injury, transformation of plastic chemical substances in human body, and decreased fertility. Research needs to be conducted in one of the rivers with the greatest impact in Jakarta, the Ciliwung River, which is used as a source of raw water for the people in Jakarta. This study aims to analyze the number of microplastic particles, identify the characteristics of microplastic particles based on type, color, and material, and analyze the effect of weather conditions on the abundance of microplastic particles. The object of this research is water and sediment in the Ciliwung River with 7 sampling locations and 2 sampling times. Water sampling used a plankton net to filter 10 liters of water. Preparation of water samples is done by separating microplastics based on density, removing organic content, filtering with filter paper, then analyzing microplastics with a microscope. Sediment sampling uses an Ekman grab sampler in the amount of 400 ml. Sediment sample testing is almost the same as water samples with the addition of drying samples using an oven at the beginning of sample preparation. Analysis of microplastic abundance uses the NOAA adaptation method for water and river sediments. Identification of microplastic material characteristics uses the FTIR test to produce material chemical bond. Analysis of the relationship between microplastic abundance and weather is done with paired t-test. The study resulted in an average abundance in water of 1,111 particles/L and in sediment of 1,583 particles/100 grams. The types of microplastics in the Ciliwung River are fragments, fibers, films, microbeads, and foam with the most dominating type is fragments. The color of microplastics identified in the Ciliwung River is black, red, blue, green, yellow, and transparent, and black is the dominant color in the sample. The materials found in the samples are Tencel, cellopha, cupra, PTFE, FEP, PVFM, and silicon. Tencel was the material found in all samples. Weather did not affect the abundance of microplastics in high and low rainfall conditions. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irvan Airlangga
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5245
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Alloysius Pamurda Dhika Mahendra
"Sungai Ciliwung merupakan salah satu sumber air bersih bagi sekitar 70.000 penduduk di sekitar bantaran, di mana kondisinya tercemar sampah dari kegiatan domestik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis timbulan sampah berjenis organik dan anorganik, pengaruh waktu kontak sampah terhadap perubahan kualitas COD dan amonia, dan menganalisis laju pembentukan dan penguraian COD dan amonia di air Sungai Ciliwung. Metode yang digunakan untuk menganalisis timbulan sampah adalah persamaan dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dengan menggunakan media pengambilan sampah trawl boom.Untuk menganalisis pengaruh waktu kontak dan jenis sampah terhadap kualitas COD dan amonia, metode yang digunakan adalah uji normalitas dan Kruskal Wallis. Adapun metode yang digunakan untuk menganalisis laju pembentukan dan penguraian COD dan amonia menggunakan ODE Linear faktor pengintegrasian. Total timbulan sampah yang didapatkan di titik pengambilan sampel adalah 0,3 ton per hari dengan 68,36% organik dan 31,36% anorganik. Hasil pengujian Kruskal Wallis menunjukkan bahwa jenis dan waktu kontak sampah memengaruhi perubahan COD dan amonia, di mana dibuktikan dengan nilai titik kritis yang lebih rendah (9,49) jika dibandingkan dengan Hhitung (20,08 dan 21,27). Nilai k1 untuk COD dari reaktor sampah organik berada adalah 3,841 dan 4,655. Sedangkan untuk k1 COD pada reaktor anorganik adalah 0,122 dan 0,425. Hasil untuk nilai k2 COD pada reaktor organik adalah 3,879 dan 3,839. Untuk nilai k2 COD pada reaktor anorganik adalah 1,026 dan 0,355. Pada parameter amonia menggunakan prinsip persamaan yang sama dan menghasilkan nilai k1 pada reaktor organik adalah 0,0028 dan 0,0021. Kemudian pada reaktor anorganik nilai k1 amonia adalah 0,0014 dan 0,001. Sedangkan untuk nilai k2 pada reaktor organik adalah 0,1761 dan 0,100. Kemudian nilai k2 dari reaktor anorganik adalah 0,300 dan 0,3437. Nilai degradasi (k) akan berpengaruh terhadap kondisi pencemar di sungai, di mana kondisinya sudah melebihi baku mutu. Keberadaan COD dan amonia yang tinggi di air sungai akan memberikan dampak buruk terhadap lingkungan

Ciliwung river is one of the clean water sources for approximately 70.000 people in the river bank, which polluted by municipal solid waste. This research aims to analyze the organic and inorganic solid waste generation, the effect of solid waste type and contact time on the decreasing COD and ammonia, and also the waste degradation rate to COD and ammonia (k1) and COD or ammonia degradation rate (k2) in Ciliwung River Water. The method that used for analyzing the solid waste generation is mentioned in the previous research, that used trawl boom as the solid waste sampler media. Normality test and Kruskal Wallis is the method that used for analyzing the impact of solid waste type and contact time on the decreasing of COD and ammonia. Then, the principle for analyzing the degradation rate of COD and ammonia is mass balance and ODE Linear equation with integrating factor. The solid waste generation in this experiment shows 0.3 ton per day with 68,63% organic and 31,36% inorganic. The Kruskal Wallis Test results show that the type of solid waste and contact time impact the quality of COD and ammonia. It is showed by the value of H is bigger (20,08 and 21,27) than the critical value (9,49). The analysis of COD and ammonia degradation that uses ODE Linear equation with integrating factor show the value of organic solid waste degradation to COD (k­1) in reactor 1 and 2 are 4,655 and 3,841. Besides, the k1 value for inorganic 1 and 2 reactor are 0,425 and 0,122. Then, the value of COD degradation (k2) in organic 1 and 2 reactor are 3,879 and 3,839. The COD k2 value for inorganic 1 and 2 reactor are 1,026 and 0,355. For ammonia parameter, the value of k1 in organic 1 and 2 reactor are 0,0028 and 0,0021. In the inorganic 1 and 2 reactor, the value of k1 and k2 are 0,0014 and 0,001. The ammonia degradation rate (k2) in organic 1 and 2 reactor are 0,1761 and 0,100. Then, ammonia k2 in the inorganic reactor 1 and 2 are 0,300 and 0,3437."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>