Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189159 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wulan Purwandari N.
"Sungai Cisadane merupakan salah satu sungai penting yang mengalir di Kota Tangerang. Di sepanjang daerah aliran sungai ini terdapat berbagai kegiatan seperti kegiatan industri, kegiatan perkantoran, kegiatan pertokoan dan kegiatan perurnahan. Berbagai kegiatan ini menyebabkan Sungai Cisadane tidak hanya menampung curah hujan tetapi juga menampung limbah dari berbagai kegiatan tersebut. Masuknya beban limbah dari berbagai kegiatan tersebut tidak didukung oleh kemampuan daya tarnpung sungai yang memadai sehingga terjadilah pencemaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil pemantauan kualitas air Sungai Cisadane yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang yang menunjukkan angka-angka konsentrasi pencemar relatif tinggi.
Dalam tesis ini, dihasilkan Model Pengelolaan Sungai Cisadane berdasarkan masalah penelitian yang diajukan, yaitu: (1) Belum diketahui besarnya beban pencemar organik yang berasal dari kegiatan industri dan kegiatan domestik, (2) Belum diketahui apakah dapat dibuat suatu model system dynamics yang komprehensif yang dapat menggambarkan besamya beban limbah cair dari industri dan domestik yang masuk ke dalam sungai, (3) Belum diketahui bagaimana pengaruh suatu kebijakan iingkungan yang akan diterapkan untuk mengendalikan limbah cair yang dihasilkan oleh industri dan domestik di masa yang akan datang.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui besamya beban pencemar yang diakibatkan oleh kegiatan non domestik dan kegiatan domestik, (2) Membuat model system dynamics yang dapat merepresentasikan proses masuknya limbah cair industri dan domestik, dalam kaitannya dengan pengendalian pencemaran lingkungan, (3) Melakukan intervensi dan simulasi lanjutan pada model system dynamics yang hasilnya dapat dipergunakan untuk pertimbangan penetapan suatu kebijakan lingkungan yang dapat mengendalikan dan menekan laju pencemaran lingkungan oleh limbah cair industri dan domestik.
Dalam penelitian ini, pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kuantitatif dengan tahapan penelitian sebagai berikut: (1) Mengumpulkan data primer dan sekunder berdasarkan metode ex post facto yaitu: pendekatan yang digunakan berdasarkan kejadian yang telah terjadi dan juga metode survey. Data primer dan sekunder yang dikumpulkan meliputi:
konsentrasi BOD pada titik-titik pemantauan, debit air, dan kecepatan aliran Sungai Cisadane, (2) Pembuatan Model System Dynamics dengan menggunakan perangkat lunak powersim versi 2.5. (3) Perumusan kebijakan yang akan diintervensikan mempergunakan peraturan-peraturan tentang pembuangan limbah industri dan domestik yang telah ada, (4) Simulasi dengan mengunakan perangkat lunak powers/n versi 2.5.
Hasil penelitian menunjukkan (1) Besarnya beban pencemar dari kegiatan industri dan domestik pada tahun 2010 adalah cenderung menurun tetapi telah melampaui daya tampung sungai (2) Model Sistem Dinamik yang dibuat dapat menggambarkan besamya beban limbah cair dari industri dan domestik, (3) Hasil simulasi yang di dapat menunjukkan bahwa skenario 4 merupakan skenario yang paling dapat melakukan pengendalian terhadap limbah. Skenario 4 dapat meminimalkan beban limbah.
Kesimpulan yang dapat diambi! adalah (1) Dapat diketahui jumlah beban pencemar yang berasal dari industri dan domestik yang terdapat di sungai. Sehingga dengan menggunakan Model System Dynamics maka dapat dibuat intervensi kebijakan untuk menekan laju beban pencemar. (2) Model System Dynamics yang telah dibuat dipergunakan untuk memprediksi beban pencemar di sungai dari limbah cair industri dan limbah cair domestik. Dengan menggunakan beberapa skenario untuk memperoleh hasil akhir yang diinginkan. Dari hasil simulasi maka skenario N merupakan skenario terbaik yang dapat mengurangi beban limbah yang ada di sungai seminimal mungkin dengan melakukan intervensi kebijakan pada level industri dan domestik. (3) Dengan melakukan intervensi struktural berupa kebijakan lingkungan berupa pengendalian limbah cair industri dan domestik ke dalam model system dynamics, kecenderungan konsentrasi beban pencemar akan terus menurun mendekati baku mutu yang diizinkan untuk peruntukan Sungai Cisadane.

The Cisadane River is one of the important rivers that flowed in the Tangerang City. All along this river basin was gotten by various activities like the industrial activity, the office activity, the shop activity and the housing activity. Various activities caused the Cisadane River only did not accommodate the rainfall but also accommodated the waste from various activities. The entry of the burden of the waste from various activities was not supported by the capacity the adequate river so as to pollution happen. This could be seen from results of the monitoring of the quality of the Cisadane river water that was done by the Tangerang Service of the City Environment that showed concentration figures of the pollutant relatively high.
In this thesis, is produced the Cisadane Model of the River Management is based on the problem of the research that is put forward, that is: (1) is not yet known by the burden size of the organic pollutant that came from the industrial activity and the domestic activity, (2) is not yet known whether could be made a model system dynamics that comprehensive that could depict the burden size of the liquid waste from the industry and domestic that entered the river, (3) was not yet known how the influence a policy of the environment that will be applied to control the liquid waste that is produced by the industry and domestic in the period that will come.
The aim of this research is (1) knew the burden size of the pollutant that is resulted in by the domestic activity and the domestic activity, (2) made the model system dynamics that could to represented the process of the entry of the liquid waste of the industry and domestic, in connection with him with the control of pollution of the environment, (3) did the intervention and the simulation of the continuation to the model system
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T20343
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Salam
"ABSTAK
Sejak tahun 1989, Program Kali Bersih (Prokasih) gencar dicetuskan dan dibahasa dalam berbagai kesempatan dan media karena dianggap sebagai hal yang sangat mendasar bagi hidup dan kehidupan masyarkat, terutama mereka yang berdomisili di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS).
Pemerintah DKI Jakarta telah menyelenggarakan Prokasih sejak awal, kegiatannya dilaksanakan oleh kelompok kerja (Pokja) yang dibentuk dan dievaluasi setiap awal tahun anggaran sebagai kelembagaan yang mengelola Prokasih. Upaya ini telah membuahkan hasil berupa penghargaan sebagai penyelenggara terbaik [ertama Prokasih selama 3 tahun berturut-turut dan menjadi terbaik kedua pada tahun keempat se-Indonesia. Berdasarkan hasil tersebut di satu sisi, sementara di sisi lain keadaan kali yang kini masihtercemar (menurut laboratorium KP2L), semakin hitam dan semakin berbau (menurut pengamatan dan keterangan masyarakat setempat), serta belum tercapainya baku mutu yang telah ditetapkan (menurut data yang ada pada Sekretariat Prokasih dan Biro BLH), menimbulkan keinginan untuk meneliti bagaiman performance (tampilan, pelaksanaan, penyelenggaraan) kelembagaan Prokasih serta faktor apa yang menentukan/menghambat keberhasilan kelembagaan Prokasih di Jakarta ini.
Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui faktor-faktor penentu keberhasilan kelembagaan Prokasih dalam upaya mengembalikan kebersihan kali dan meningkatkan kualitas air kali sesuai dengan baku mutu peruntukannya. Secara khusus bertujuan untuk mengembangkan model kelembagaan berupa lembaga pengelola sungai dengan garis tugas yang jelas dan tegas dalam upaya mewujudkan tujuan Prokasih di DKI Jakarta.
Penelitian ini diharapkan menghasilkan manfaat antara lain berupa konsep tentang pengelolaan sungai yang secara khusus ditujukan kepada Pemerintah DKI Jakarta dan secara umum sebagai contoh bagi pemerintah Daerah lainnya di Indonesia.
Untuk maksud tersebut, dilakukan penelitian pustaka dan penelitian lapangan yang difokuskan kepada lembaga dan kelembagaan dalam mengelola 3 sungai utama Prokasih di DKI Jakarta, yaitu Sungai Ciliwung, Cipinang dan Mookervart.
Populasi penelitian ini adalah lembaga-lembaga yang mengelola Prokasih seperti Dinas, Badan, Biro, lembaga lain yang terkait, serta masyarakt sekitar DAS Prokasih. Sampel penelitian ditentukan dari populasi yang ada, pilihan didasarkan pada unsur/sub bagian lembaga yang mengelola bagian tugas prokasih, serta anggota masyarakat dan industry yang dipilih secara pusposif (pertimbangan, yaitu sampel pertimbnagan menurut konteks dan kondisinya.
Responden penelitian ini dipilih dengan mempertimbnagkan erat tidaknya tugas yang dikelolanya pada lembaga responden dengan performance Prokasih serta anggota masyarakat dan atau industry yang dipilih secara purposive sebagai bagian dari sampling purposive.
Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara, observasi dan studi pustaka tentang penyelenggaraan Prokasih di DKI Jakarta. Cara ppengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputer Microstat, menerapkan rumus Chi Kuadrat (x2) yang antara lain berfungsi untuk mnegukur derajat hubungan antar variabel dan keterkaitan antar aspek kelembagaan Prokasih yang berarti keterpaduan antar lembaga pengelolanya.
Dari hasil analisis diperoleh temuan bahwa performance (penyelenggaraa) Prokasih belum optimal, masih terdapat kelembagaan yang overlapping (tumpeng tindih) dalam mengelola sungai, serta masih rendahnya partisipasi masyarakat dan pengusaha industry dalam menunjang Prokasih di DKI Jakarta. Kenyataan ini dibuktikan dengan keadaan kali yang masih belu memenuhi syarat sesuai baku mutu dan peruntukkannya.
Untuk mengatasi hal tersebut aspek kelembagaan Prokasih di DKI Jakarta harus dilaksanakan secara terpadu, terarah dan serentak dengan memrioritaskan pada perlakuan lembaga terkait untuk mewujudkan performance Prokasi yang lebih baik dari yang ada kini, kemudian pemantauan efluen dan badan air perlu ditingkatkan frekuensinya dan diikuti dengan tindak lanjut dari pemantauan tersebut baik yang dilakukan oleh lembaga pemerintah secra langsung maupun dengan melibatkan masyarakat setempat, serta diperlukan upaya untuk menyamakan persepsi antar lembaga terkait agar lebih terjalin koorsdinasi yang lebih baik dari yang ada sekarang ini. Mengikuti hasil analisis tersebut, barangkali kini sudah waktunya untuk meningkatkan piranti hukum dan penerangan, agar lembaga Prokasih bekerjasama dengan lembaga berwenang mau dan mampu menerapkan sanksi yang lebih tegas kepada para pencemar sungai tanpa kecuali bila ingin mengendalikan pencemaran sungai ini."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Alih fungsi lahan memiliki kaitan yang erat dengan pertumbuhan penduduk dan ekonomi. Perubahan ini memiliki dampak positif dan tidak sedikit dampak negatifnya. Salah satu hal yang disebabkan oleh adanya alih fungsi lahan adalah meningkatnya lahan kedap air dan berkurangnya baseflow. Perubahan fungsi lahan ini berujung kepada meningkatnya aliran permukaan dan bencana banjir. Melihat hal ini, dibutuhkan studi lebih lanjut mengenai hubungan perubahan fungsi lahan dan banjir yang terjadi pada suatu kawasan. Penelitian ini berfokus pada DAS Martapura yang merupakan bagian DAS Barito, salah satu DAS terbesar di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan spasial terhadap hasil tangkapan Citra Landsat pada tahun 1990, 2000, 2010, dan 2020. Menggunakan fitur maximum likelihood classification, penelitian ini mendeteksi tutupan lahan pada setiap data Citra Landsat yang digunakan. Penelitian ini juga menggunakan bantuan HEC-HMS dalam menghasilkan hidrograf banjir untuk setiap sub-DAS, reach, dan junction. Data ini yang bervariasi menurut tutupan lahan setiap tahunnya dan menjadi input ke dalam HEC-RAS. Penelitian ini menggunakan fitur analisis hidrolika HEC-RAS 2D untuk menghasilkan peta genangan. Berdasarkan simulasi yang telah dilakukan, perubahan tutupan lahan menjadi kedap air semakin meningkat. Hal ini juga meningkatkan limpasan permukaan dan puncak debit banjir yang terlihat pada hasil hidrograf. Menurut analisis genangan banjir yang terjadi, didapatkan peningkatan luas genangan banjir seiring bertambahnya tahun Sebagai upaya pengendalian banjir di lokasi ini, diperlukan perencanaan tata ruang dan penataan kawasan dengan lebih baik. Hal ini perlu dilakukan untuk mengendalikan laju perubahan tutupan lahan dan mengendalikan dampak bencana banjir.

Land conversion has a very close relation with population and economic growth. This change has had both positive and negative impacts. One of the things caused by land use change is the increase in impermeable land and reduced baseflow. This land use change leads to an increase in surface runoff and flooding. In regards to this problem, further studies are needed to determine the relation between land use change and flooding that occur in an area. This study focuses on the Martapura Watershed which is a part of the Barito Watershed, one of the largest watershed in Indonesia. This study uses a spatial approach to Landsat Image capture in 1990, 2000, 2010 and 2020. Using the maximum likelihood classification feature, this study detects land cover in each Landsat Image data used. This study also uses HEC-HMS assistance in generating flood hydrographs for each sub-watershed, reach, and junction. This data, which varies by land cover each year, is the input to the HEC-RAS. This study uses the HEC-RAS 2D hydraulics analysis feature to generate inundation maps. Based on the simulations that have been carried out, land cover changes to a more impermeable cover are increasing. This also increase surface runoff and peak flood discharge as seen in the hydrograph results. According to the analysis of the flood inundation that occurred, it was found that there was an increase in the area of ​​​​the flood inundation in every year modelled. As an effort to control flooding in this location, better spatial planning and regional arrangement are needed. This needs to be done in order to control the rate of land cover change and the impact of floods."
[Depok;;, ]: [Fakultas Teknik Universitas Indonesia;;, ], 2022
S-pdf;S-pdf;S-pdf;S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isnugroho
"Pengelolaan sumber daya air terpadu merupakan kegiatan yang sangat penting guna mendapatkan jaminan ketersediaan air yang mencakup perspektif antar sektor, kesenjangan kebutuhan mendatang, dan ketersediaan saat ini serta berorientasi pada tiga pertimbangan utama yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dalam dekade terakhir banyak negara di Asia telah menerapkan kebijakan nasional dalam pengelolaan air dengan sistem pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai walaupun penerapannya masih dalam tahap permulaan. Pengelolaan sumber daya air terpadu di wilayah sungai dilaksanakan dengan baik oleh organisasi pengelola sungai dengan memfasilitasi dan/atau melaksanakan berbagai proses pembangunan dan pengelolaan. Di Asia berbagai pengelola sungai baik kecil maupun besar membantu pemerintah dan pemilik kepentingan dalam merealisasikan pengelolaan air terpadu. Beberapa pengelola sungai merupakan organisasi pemerintah. Namun, dalam beberapa kasus untuk memberikan keleluasaan serta otonomi, baik dalam pengelolaan, pengembangan, maupun keuangan digunakan sistem perusahaan atau semi-perusahaan. Tulisan ini mengkaji perbedaan antara tiga tipe sistem pengelolaan wilayah sungai yaitu: komite, publik/pemerintah, dan korporasi. Dengan demikian, dapat ditentukan tipe/jenis pengelolaan yang paling sesuai untuk diterapkan di suatu wilayah sungai."
Bandung: Badan penelitian dan pengembangan Kementerian pekerjaan Umum, 2014
620 JSDA 10:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pradnya Paramita, 1985
627.12 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Pujatmiko
"ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan lingkungan hidup di DAS Cidanau Provinsi Banten. Berbagai institusi terlibat dalam pengelolaan DAS Cidanau, tetapi efektivitas lembaga tersebut dalam memecahkan permasalahan lingkungan hidup di DAS Cidanau belum efektif. Sefain lembaga formal (pemerintah), pada tahun 2002 dibentuk suatu forum DAS berdasarkan Surat Keputusan Gubemur Banten No. 124.3/Kep.64-Huk/2002, yang diperbaharui dengan SK Gubemur Banten No. 614/Kep.211-Huk/2006 tentang pembentukan Forum Komunikasi DAS Cidanau (FKDC). Adanya fembaga pemerintah dan forum DAS tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja, sehingga dapat meningkatkan kelembagaan pengelolaan DAS Cidanau.
Tujuan dari penelitian ini adalah : (1). mengetahui kewenangan dan kelembagaan yang terkait dengan pengelolaan DAS Cidanau di Provinsi Banten; (2). mengetahui efektivitas forum dalam pengelolaan DAS Cidanau di Provinsi Banten; (3). mengembangkan efektivitas Forum dalam membantu peningkatan kelembagaan pengelolaan DAS Cidanau di Provinsi Banten.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dilengkapi penelitian kuantitatif, dengan pendekatan kualitatif sebagai pegangan utama. Penelitian bersifat multikasus dan eksploratoris, sehingga penelitian ini menggunakan tiga tahapan penelitian, yaitu tahap pralapangan, pekerjaan lapangan, dan analisis data. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif. Data primer kualitatif adalah data yang diperoleh dari pengamatan berperanserfa melalui interaksi sosial antara peneliti dengan subyek dalam lingkungan subyek, dan selama itu data dalam bentuk catatan lapangan dikumpulkan secara sistematis. Data primer kualitatif ini, selanjutnya dilengkapi dengan data primer kuantitatif, yaitu pengumpulan data primer yang diperoleh dari responden melaluli wawancara dengan berpedoman pada kuisioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data sekunder penelitian ini adalah data yang diperoleh dari Dinas atau instansi terkait serta dari pustaka yang relevan dengan penelitian. Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan yaitu : (a) Pengolahan dan analisis data kualitatif menggunakan metode KEKEPAN/SWOT (Rangkuti, 1999), bertujuan untuk menganalisis efektivitas Forum Komunikasi DAS Cidanau dalam membantu pengelolaan DAS Cidanau di Provinsi Banten; (b) setelah pengolahan dan analisis data kualitatif didapat, maka dilengkapi dengan pengolahan dan analisis data kuantitatif menggunakan pengolahan dan analisis Proses Hierarkhi Analitik/AHP (Saaty,1993), bertujuan untuk menganalisis bentuk kelembagaan pengelolaan DAS yang sesuai, dalam mengatasi permasalahan Iingkungan hidup DAS Cidanau di Provinsi Banten.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah : a). Kewenangan pengelolaan DAS Cidanau merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi, dengan kelembagaan yang terkait meliputi : (1). Pemerintah Provinsi Banten, yang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Daerah (Bapeda), Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal), Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun), Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) pada Dinas Pekerjaan Umum (DPU); (2) Pemerintah Pusat yaitu Departemen Kehutanan, yang dalam pelaksanaan tugasnya dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) yaitu Balai Pengelolaan DAS (BPDAS) Sungai Citarum-Ciliwung dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jabar I seksi Konservasi Wilayah III Banten, dan; (3) Forum DAS yaitu Forum Komunikasi DAS Cidanau (FKDC); b). Pelaksanaan tugas dan fungsi FKDC dalam membantu kelembagaan pengelolaan DAS Odanau belum dilaksanakan dengan efektif, diantaranya usaha mengurangi degradasi Iingkungan hidup yaitu semakin berkurangnya ketersediaan air Baku, meningkatnya kekeruhan air dan meningkatnya perambahan di kawasan Cagar Alam Rawa Danau, selain itu belum adanya keputusan dalam menyikapi kebijakan pengembangan daerah ekowisata dan pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi di cadmen area DAS Cidanau, dan dalam hal struktur organisasi yang masih didominasi unsur pemerintah, pendanaan yang belum Independent, pembagian tugas yang belum dilaksanakan khususnya bagi pengarah dan mekanisme kerja yang belum sepenuhnya berjalan sesuai harapan, pelaksanaan mekanisme model pembayaran jasa Iingkungan belum melalui mekanisme pasar dengan jumlah seller dan buyer yang masih terbatas, dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi yang belum maksimal bisa dilakukan, dan; c). Usulan pengembangan efektivitas FKDC agar menjadi kelembagaan pengelolaan DAS Cidanau yang baik, dapat dilakukan dengan menjalankan strategi : (1) peningkatan kapasitas lembaga pengelolaan DAS Cidanau; (2) peningkatan kapasitas dan kesejahteraan masyarakat di sekitar DAS Cidanau; (3) peningkatan pelestarian clan pencegahan kerusakan Iingkungan hidup di DAS Cidanau; (4) peningkatan pertumbuhan dan keseimbangan ekonomi kawasan, dan; (5) pengembangan sistem penataan ruang yang konsisten.
Penulis menyarankan : a). Kewenangan yang diberikan oleh undang-undang untuk mengelola DAS Cidanau, hendaknya dapat dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Banten dengan baik, semua permasalahan yang ada dapat diselesaikan oleh instansi yang terkait, sehingga dapat dicapai pengelolaan DAS Odanau yang berkelanjutan dan berwawasan Iingkungan; b). Efektivitas FKDC perlu ditingkatkan dengan mengurangi keanggotaan dari unsur pemerintah dan subsidi pemerintah, serta melaksanakan mekanisme kerja dan pembagian tugas dengan maksimal, mengurangi campur tangan pemerintah dalam model pembayaran jasa Iingkungan, serta melakukan monitoring dan evalusi yang maksimal terhadap pelaksanaan keseluruhan program kerja yang telah dibuat, dan; c). FKDC harus menjalankan strategi yang telah dibuat, melalui perencanaan yang terarah, terkoordinasi dan fokus baik jangka pendek, menengah dan panjang, secara simultan dan berkesinambungan sesuai tata waktu yang telah ditetapkan."
2007
T20476
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"A curve stream is the part of river if compared to a straight stream with more problems. Problems always accurring are the scouring at the outer bend of curve and sedimentation at inner bend of curve...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Meiobenthos inhabiting the seagrass bed of sungai Pulai estuary,Johor,was studied for the differnces in community structure .Sampling was carried out using a hand corer during the lowest tide in December 2006...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The Citarum River is one of the main rivers in the West Jaava province. Commonly, the Citarum is devided into 3 sections : upper stream, middle stream and down stream...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Masni Dyta Anggriani
"Tujuan utama penelitian ini adalah membangun model peningkatan resiliensi sistem sosio-hidrologis melalui tata kelola air polisentrik yang mengintegrasikan resiliensi komunitas untuk menjamin keberlanjutan fungsi ekosistem sungai di Wilayah Sungai Citarum. Metode yang digunakan adalah formula matematis untuk menghitung vulnerability index dengan menggunakan data sekunder dari berbagai institusi pengelola Wilayah Sungai Citarum, yang selanjutnya disebut sebagai WS Citarum. Hasil perhitungan vulnerability index digunakan sebagai dasar penetapan status resiliensi sistem sosio-hidrologis WS Citarum. Selain itu digunakan pula permodelan statistik Structural Equation Modelling (SEM) dengan menggunakan perangkat lunak LISREL versi 8.7 untuk menetapkan resiliensi komunitas. Resiliensi komunitas dianalisis berdasarkan data primer hasil pengukuran modal sosial masyarakat (social capital) dan nilai, keyakinan, norma serta perilaku peduli lingkungan (values, beliefs, norms and pro-environmental behavior), individu anggota masyarakat di WS Citarum. Model konseptual upaya peningkatan resiliensi sistem sosio-hidrologis dibangun menggunakan permodelan system dynamics dengan perangkat lunak VensimPLE versi 9.3.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa vulnerability index (VI) di Wilayah Sungai Citarum adalah sebesar 1,80 pada Zona Citarum Hulu yang menunjukkan bahwa sistem sosio-hidrologis pada zona ini berada pada status rentan sedang (moderate vulnerability). Sedangkan pada Zona Citarum Tengah, nilai VI adalah 2,52 dan pada Zona Citarum Hilir adalah 2,06, yang menunjukkan bahwa sistem sosio-hidrologis pada kedua zona tersebut berada pada status sangat rentan (significant vulnerability). Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa untuk mengatasi kerentanan sistem sosio-hidrologis di WS Citarum diperlukan implementasi model peningkatan resiliensi sistem sosio-hidrologis melalui intervensi tata kelola air polisentrik. Tata kelola air polisentrik yang didukung oleh aksi kolektif masyarakat dengan kekuatan modal sosial dan perilaku peduli lingkungan, sebagai wujud resiliensi komunitas, diharapkan dapat mencapai keberlanjutan fungsi ekosistem sungai di Wilayah Sungai Citarum.

The main objective of this research was to develop a model representing the resilience of the socio-hydrological system through polycentric water governance that integrates community resilience to ensure the sustainability of river ecosystem services in the Citarum River Basin. The method used in this study is a mathematical formula to calculate the vulnerability index using secondary data from various institutions managing the Citarum River Basin (CRB). The results of the vulnerability index calculations were used as the basis for determining the resilience of the CRB socio-hydrological system. Furthermore, statistical modeling of structural equation Modelling (SEM) using LISREL software version 8.7 is also used to assess community resilience. Community resilience was analyzed based on primary data from the results of measuring community social capital and the values, beliefs, norms, and pro-environmental behavior of individual community members in the Citarum River Basin. A conceptual model representing the resilience of the socio-hydrological system was built using system dynamics modeling with the VensimPLE software version 9.3.0. The results show that the vulnerability index (VI) in the Citarum River Basin is 1.80 in the upstream zone, indicating that the socio-hydrological system in this zone is moderately vulnerable. In the middle zone, the value of VI is 2.52 and in the downstream zone, it is 2.06, which indicates that the socio-hydrological system in the two zones is significantly vulnerable. This study concludes that to overcome the vulnerability of the socio-hydrological system in the Citarum River Basin, it is necessary to implement a model to increase the resilience of the socio-hydrological system through polycentric water governance interventions. Polycentric water governance supported by collective community action with the strength of social capital and pro-environmental behavior as a form of community resilience will achieve the sustainability of river ecosystem services in the Citarum River Basin.
"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>