Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136197 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Jamilun
"Situasi pasar pada masa sekarang ini ditandai oleh perubahan perilaku konsumen yang semakin kritis dan selektif dalam setiap hubungan mereka dengan service provider. Dibutuhkan lebih dari sekedar hubungan transaksional antara organisasi penyedia layanan dengan pelanggan, yaitu hubungan relasional yang berorientasi pada hubungan jangka panjang. Salah satu strateji pemasaran yang sangat urgen dibutuhkan dalam konteks perkembangan situasi seperti itu adalah pemasaran relasional (relationship marketing). Dengan pemasaran relasional diyakini bahwa sebuah organisasi akan mampu menjaga kemampuannya bersaing dan tentunya yang paling krusial adalah mampu menjaga hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
Hubungan relasional antara pelanggan dengan organisasi menjadi sangat penting karena pada hubungan seperti ini interaksi antara keduanya ditandai dengan adanya kepuasan, komitmen dan loyalitas dari pelanggan. Situasi seperti ini membawa keuntungan bagi organisasi karena pelanggan yang loyal dapat berperan sebagai ages promosi yang efektif.
Penelitian ini akan mengkaji salah satu aspek penting relationship marketing yaitu janji. Janji dengan ketiga aktivitasnya, yaitu membuat janji (keeping promise), memungkinkan janji (enabling promise), dan menepati janji (keeping promise) merupakan aktivitas-aktivitas yang terkait dengan pemasaran relasional untuk jasa yang sangat penting dan dibutuhkan bagi organisasi penyedia layanan (service provider). Ketiga aktivitas yang berkaitan janji tersebut diteliti hubungannya dengan pencapaian kepuasan, komitmen, dan loyalitas pelanggan.
Dari hasil survey terhadap 96 responden pada sekolah-sekolah swasta di Jakarta menunjukkan bahwa membuat janji dan menepati janji berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. Sedangkan memungkinkan janji kurang signifikan pengaruhnya terhadap kepuasan dikarenakan lemahnya aspek manajerial organisasi. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya pengaruh positif dari kepuasan terhadap komitmen. Dengan adanya kepuasan dan komitmen maka loyalitas pelanggan merupakan keniscayaan yang akan didapatkan oleh organisasi (service provider), karena terbukti pada basil penelitian bahwa kepuasan dan komitmen berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan.

In this decade, market stuation are signed by change of customer behaviors. The customer are more selectiive and critict in every relation between them and their service providers. It need not only transactional relationship between service providers and customers, but also relationship that oriented on longtherm relationship one of the urgent strategies in the contects of this situation is relationship marketing. It is believed that a service provider will be able to keep its competition ability and its longtherm relationship with customers.
The relationship between customers and service provider are very important since in such relationship, interaction between them are signed by customer's satisfaction, commitment and loyalty. This situation will give benefit to the service provider because loyal customer can act as effective promotion agent.
This research will study one of important aspect of relationship marketing, namely promise. There are three promise activities, namely keeping promise, enabling promise, and keeping promise. They are related to relationship marketing for important services for service provider. The three activities related to the promise will be studied in the terms of the achievement of customer satisfaction, commitment and loyalty.
Survey on 96 respondents in schools around Jakarta show that making and fulfilling promises give positive influence to customers satisfaction. Mostly customers dissatisfaction are cause by managerial matters. Therefore, strong commitment given by school will strengthen up customers loyalty."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20270
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kutut Wijanarko Budi Sulistio
"Penelitian ini membahas hubungan antara antaseden strategi pemasaran relasional yang diproksi kedalam variabel relationship benefits, seller expertise, communication, similarity, interaction frequency, dan conflict dengan loyalitas pelanggan yang diproksi kedalam variabel individual fortitude, expectancy of continuity, word of mouth, dan cooperation, melalui variabel mediator relationship satisfaction, trust, dan relationship quality. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis hubungan antara antaseden strategi pemasaran relasional dengan relationship satisfaction, trust, dan relationship quality, serta menganalisis hubungannya dengan relationship outcomes sebagai pembentuk loyalitas pelangan.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa variabel outcomes pemasaran relasional individual fortitude dipengaruhi secara tidak langsung oleh variabel seller expertise, similarity, interaction frequency, conflict dan secara langsung memiliki hubungan dengan variabel mediator trust dan relationship quality. Sementara itu variabel expectation of continuity dipengaruhi secara tidak langsung oleh variabel relationship benefit, seller expertise, communication, similarity, interaction frequency dan conflict melalui mediasi relasional relationship satisfaction, trust dan relationship quality. Selanjutnya variabel word of mouth memiliki hubungan tidak langsung dengan variabel seller expertise, similarity, interaction frequency dan conflict melalui variabel mediator trust dan relationship quality. Dan terakhir variabel cooperation memiliki pengaruh secara tidak langsung oleh variabel relationship benefit, communication, similarity, interaction frequency dan conflict melalui mediasi variabel relationship satisfaction dan relationship quality.
Hasil penelitian ini menyarankan agar distributor alat diagnostik lebih meningkatkan hubungan relasional melalui pengelolaan konflik dengan efektif sehingga mampu memberikan pengaruh positif untuk meningkatkan kualitas hubungan dengan pelanggan. Yang pada akhirnya akan meningkatkan loyalitas pelanggan dalam bentuk kesediaan merekomendasikan hal positif tentang distributor ke konsumen lain

This study examines the relationship between relational marketing strategy antecedent that proxy into variables of relationship benefits, selling expertise, communication, similarity, interaction frequency and conflict with the customer loyalty that proxy into variables of individual fortitude , expectation of continuity, word of mouth, and cooperation, through mediator variable relationship satisfaction, trust, and relationship quality. The purpose of this study is to describe and analyze the relationship between antecedent of relationship marketing strategies with relationship satisfaction, trust, and relationship quality, and analyze its relationship with relationship outcomes as forming customer loyalty.
Results of this study identified that relationship outcomes variable of individual fortitude is affected indirectly by seller expertise, similarity, interaction frequency, conflict and directly linked to the mediator variables of trust and relationship quality. Meanwhile expectation of continuity variables indirectly affected by the variables of relationship benefits, seller expertise, communication, similarity, interaction frequency and conflict through relational mediator of relationship satisfaction, trust and relationship quality. Furthermore, word of mouth variable has no direct relationship with the variable seller expertise, similarity, interaction frequency and conflict through relational mediator of trust and relationship quality. And lastly cooperation variables have an indirect effect with variables of relationship benefit, communication, similarity, interaction frequency and conflict through relational mediator of relationship satisfaction and relationship quality.
The results of this study suggest that further enhance the diagnostic equipment distributor relational relationships through effective conflict management so as to provide a positive influence to improve the quality of customer relationships. Which in turn will increase customer loyalty in a positive willingness to recommend distributor to other consumers.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2103
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prayudi
"Studi ini membahas evaluasi penerapan pemasaran relasional (relationship marketing) pada salah satu penerbit novel di Indonesia, yakni Dastan Books. Berdasarkan analisis yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa kerangka evaluasi yang dapat digunakan dalam mengevaluasi penerapan relationship marketing Dastan Books terdiri atas tiga elemen, yakni komitmen, database, dan program. Berdasarkan kerangka evaluasi tersebut penulis mengevaluasi penerapan relationship marketing Dastan Books. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa penerapan relationship marketing Dastan Books memiliki kekurangan di setiap elemen kerangka evaluasi.

This study discusses the the evaluation on relationship marketing implementation at Dastan Books, one of novel publishers in Indonesia. Based on analysis, the researcher found that evaluation framework that can be used in evaluating Dastan Books relationship marketing implementation consist of three elements: commitment, database and program. Based on the evaluation framework, the researcher evaluated Dastan Books relationship marketing implementation. The result shows that Dastan Books relationship marketing implementation has flaws in every element of evaluation framework.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26551
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novingky Ferdinand
"Thesis ini bertujuan untuk mengetahui peluang dari pemasaran relasional berpengaruh terhadap keinginan untuk menambah tabungan di Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi. Penulis mengadakan survey pada nasahah pemegang Dakta Card. Metode sampling yang digunakan adalah convenience sampling terhadap 100 nasabah. Penulis menggunakan metode regrcsi logistik. Dalam penelitian ini variabel pemasaran relasional yang digunakan mengacu pada Yau et.al(I998) yang terdir dari bonding, empatly, recprocigv dan trust. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemasaran relasional yang tcrdiri dari Bonding, Empathy, recqvrocizy, trust memiliki pengaruh kepada keinginan nasabah pengguna Dakta Card untuk manambah menacing
This thesis aims to give information about chances of marketing relationship to qU%ct Dakta Card users to increase their saving at Bank .Syariah Mandiri. The writer conducted a survey to Dakta Card holder . The sampling method that the writer use is convenience sampling of 100 respondents. The writer used Logistic Regression to examine the hypothesis. In this research the relationship marketing variabels used by writer was given by Yau et. al (1998) which consist of bonding, empathy recprocity dan trust. The result of this research shows that relationship marketing variabels that consist of Bonding , Empathy reciprociga, trust had a significant iryluence to the tendency of Dakta Card Holder to increase their saving."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Aradhita
"Temuan terbaru menyatakan bahwa meskipun pertumbuhan berkelanjutan terus terjadi di industri es krim, relatif terhadap seluruh dunia, konsumsi Indonesia untuk es krim secara signifikan lebih rendah dibandingkan banyak negara lainnya.Tingkat konsumsi ini telah membuat pemain dalam industri untuk memikirkan strategi alternatif guna mendorong konsumen Indonesia untuk mengkonsumsi es krim. Produsen es krim premium, Häagen-Dazs Indonesia, melihat kesempatan untuk menggunakan pemasaran relasional untuk berkomunikasi dengan konsumennya.
Skripsi ini bertujuan untuk berkontribusi terhadap validasi empiris dari relationship model dalam aplikasinya terhadap merek nasional yang memiliki posisi yang kuat pada sektor produk kemasan. Structural equation modeling (SEM) digunakan untuk menguji model dan hipotesis.
Hasilnya menunjukkan bahwa persepsi kualitas merek memiliki pengaruh terhadap kepercayaan. Kedua,di samping efek persepsi kualitas, hasil menunjukkan bahwa persepsi orientasi hubungan memiliki dampak positif langsung pada kepercayaan dan komitmen afektif, yang kemudian, mempengaruhi loyalitas sikap. Namun, efek ini terbatas pada kasus di mana konsumen memiliki tingkat sikap terhadap merek yang tinggi.

Recent findings stated that despite the sustainable growth that happened in the ice cream industry, relative to the rest of the world, Indonesian consumption for ice cream is significantly lower than many other countries globally. The low consumption has made ice cream players to think of alternative strategies to push the interest of Indonesian in consuming ice cream. Premium ice cream maker,Häagen-Dazs Indonesia, see the opportunity of using relationship marketing to communicate with its consumers.
This thesis aims to contribute to the empirical validation of the relationship model to the case of strong national brands positioned on frequently purchased packaged goods markets. Structural equation modeling is used to test the model and hypotheses.
The result shows that perceived quality impacts trust. Second, in addition to the effects of perceived quality, the result shows that perceived brand relationship orientation has direct positive impacts on trust and affective commitment, which in turn, influences attitudinal loyalty. However, this effect is limited to the case where consumers have a high level of attitude toward the brand.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46880
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellamanda Sita Wardhani
"Pendekatan manajemen yang melihat hubungan konsumen sebagai aset kunci dari organisasi telah menghasilkan peningkatan yang mencolok dalam prioritas dan praktek dari organisasi laba ataupun nirlaba. Pendekatan manajemen aset ini dikenal dalam pemasaran relasional. Pandangan ini mengatakan bahwa konsumen merupakan sebuah aset yang harus diatur agar dapat diaplikasikan secara luas dalam hubungan konsumen.
Relationship marketers biasanya percaya jika hubungan buyer-seller di masa yang akan datang tergantung pada komitmen yang dibuat oleh mitra dalam sebuah hubungan. Komitmen merupakan kornposisi utama bagi suksesnya sebuah hubungan jangka panjang. Komitmen mengimplikasikan sebuah keinginan untuk membuat pengorbanan jangka pendek untuk merealisasikan keuntungan jangka panjang. Komitmen merupakan `kunci' karena komitmen membuat pemasar untuk bekerja menyediakan investasi hubungan dengan bekerja sama dengan mitranya, menahan alternatif-altematif jangka pendek untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang dari kebersamaan dengan mitra yang ada, dan melihat tindakan resiko tinggi dengan bijaksana karena percaya jika mitra merka tidak akan bertindak oportunis.
Komitmen menghasilkan keluaran yang mempromosikan efisiensi, produktifitas, dan efektifitas. Secara ringkas, komitmen membawa secara langsung kepada perilaku kooperatif yang kondusif dengan kesuksesan pemasaran relasional.
Tidak seperti konteks pemasaran yang Iain. Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh manajer pada program keanggotaan adalah retensi anggota. Hubungan antara anggota dan organisasi menjadi sangat penting dalam kasus full-choice memberships karena secara individu memilih untuk membangun sebuah hubungan formal dengan organisasi bahkan jika mereka memiliki kesempatan untuk menikmati produk atau pelayanan tanpa hubungan tersebut.
Definisi umum dari komitmen keanggotaan adalah tingkat pendekatan psikologis anggota terhadap organisasi. Penelitian perilaku organisasi menyediakan dukungan bagi hubungan positif antara komitmen dengan retensi. Dan komitmen memiliki hubungan yang positif dengan kegiatan pemasaran relasional.
Temuan dari tesis ini menunjukkan bahwa pengukur yang diajukan dalam penelitian ini memberikan kesempatan bagi Asosiasi Real Estat Indonesia untuk mengembangkan dan mengirnplementasikan strategi pemasaran relasional dengan tujuan utama meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemasaran.
Temuan dari tesis ini menunjukkan jika peningkatan penyebaran pengetahuan organisasi dan peningkatan ketergantungan anggota akan meningkatkan komitmen normatif anggota, peningkatan penghargaan akan kontribusi dan peningkatan ketergantungan anggota akan meningkatkan komitmen berkelanjutan anggota. Peningkatan penyebaran pengetahuan organisasi dan pemberian layanan inti tidak meningkatkan komitmen afektif anggota. Namun, peningkatan pengakuan akan kontribusi akan meningkatkan komitmen afektif anggota. Dalam hubungan akan komitmen dan retensi, temuan tesis ini menunjukkan jika hanya dua bentuk komitmen, yaitu komitmen berkelanjutan dan komitmen afektif, yang berpengaruh terhadap retensi anggota.

The management approach that views customer relationships as key assets of the organization has gained increased prominence in the priorities and practices of many for-profit or non-for-profit organizations. This customer asset management approach has been referred to as 'relationship marketing'.
Relationship marketers generally believe that the future of buyer-seller relationships depends on the commitment made by the partners to the relationship. Commitment is an essential ingredient for successful long-term relationships. Commitment implies a willingness to make short-term sacrifices to realize longer-term benefits. Commitment are `key' because it encourage marketers to work at preserving relationship investments by cooperating with exchange partners, resist attractive short-term alternatives in favor of expected long-term benefits of staying with existing partners, and view potentially high-risk actions as being prudent because of the belief that their partners will not act opportunistically.
Commitment produces outcomes that promote efficiency, productivity, and effectiveness. In short, commitment leads directly to cooperative behaviors that are conducive to relationship marketing success.
Not unlike most other marketing contexts, one of the major challenges faced by managers of membership programs is member retention. The relationship between the member and the organization becomes especially crucial in the case of full choice memberships because individuals choose to construct a formal relationship with the organization even they have the opportunity to enjoy the product or services without such a relationship.
The general definition of membership commitment is the degree of the membership's psychological attachment to the organization. Organizational behavior research provides support for a positive relationship among commitment and retention. And commitment has a positive relationship with relational marketing activities.
The findings of this thesis show how each of the proposed antecedents offers an opportunity for Asosiasi Real Estat Indonesia to guide development and implementation of relationship marketing strategy with the general goal of increasing marketing efficiency and effectiveness.
The findings of this thesis show that increased levels of dissemination of organizational knowledge and enhancement of member interdependence lead to increased levels of normative commitment, increased levels of enhancement of member interdependence and recognition for contribution lead to increased levels of continuance commitment. This thesis also shows that increased levels of dissemination of organizational knowledge and core services performance does not increased levels of affective commitment, but increased levels of recognition for contribution leads to increased levels of affective commitment. Examining the relationship between retention and each of the three forms of commitment, this thesis finds that only two forms of commitment, continuance and affective, have a relationship with retention."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T20224
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Asri Prahesti
"Pada masa sekarang ini di daerah perkantoran di Jakarta banyak bermunculan usaha jasa penitipan anak. Hal ini muncul karena peran ibu yang sudah bergeser, yaitu juga menjadi pencari nafkah dalam keluarga. Agar anak tidak terlantar, para orang tua yang bekerja kemudian menitipkan anak mereka di tempat penitipan anak yang ada di dekat kantor mereka. Namun demikian, masih banyak orang tua yang lebih suka menitipkan anak kepada keluarga dan/atau kepada pengasuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran pemasaran relasional dan teori perilaku terencana dalam membangun minat orang tua untuk berperilaku menitipkan anak di tempat penitipan anak, khususnya yang berada di daerah perkantoran.

Nowadays, child care services emerge near the business areas in Jakarta. The reason for that phenomenon is the shifting of mother?s role, from stay at home caretaker to family breadwinner. In order to ensure that their child would not be neglected, working parents sought the service of day care center near their office area. Despite the trend, there are still a lot of parents that choose to leave the children in the care of family members and/or personal nanny than to use the day care service. The object of this study is to identified the role of relationship marketing and the theory of planned behavior in building consumer interest in day care services located in the business areas."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29471
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Devia Tiwi Puspitasari
"Dalam konsep pemasaran relasional, menjaga hubungan yang baik dan kuat dengan wisatawan dianggap sebagai determinan utama dalam membangun loyalitas wisatawan terhadap suatu destinasi wisata. Tourist relationship perceptions yang terdiri dari service fairness, destination image, dan service quality merupakan faktor-faktor yang dianggap dapat memengaruhi relationship quality wisatawan dengan destinasi wisata dan selanjutnya memengaruhi loyalitas wisatawan terhadap destinasi wisata.
Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tourist relationship perceptions, relationship quality, dan destination loyalty. Sebanyak 140 responden yang pernah berkunjung ke Kawasan Taman Nasional Komodo dalam kurun waktu satu tahun terakhir berhasil dikumpulkan dan data kemudian diolah menggunakan metode Structural Equation Modelling SEM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa destination image dan service quality merupakan faktor-faktor penting yang memengaruhi destination satisfaction dan trust toward destination service providers. Selanjutnya, destination satisfaction memainkan peran yang sangat vital dalam menentukan dan memengaruhi loyalitas wisatawan.

In the relationship marketing concept, maintaining a good and strong relationship with tourists is considered as a key determinant to build tourists destination loyalty. Tourist relationship perceptions, which consisting of service fairness, destination image, and service quality are considered as factors that can affect tourists rsquo relationship quality with a destination and further affect tourists rsquo destination loyalty.
This quantitative research aims to analyze the relationship between tourist relationship perceptions, relationship quality, and destination loyalty. A total of 140 respondents who have visited the Komodo National Park Area within the last one year were collected and the data then processed using Structural Equation Modelling SEM method.
The result shows that destination image and service quality are important factors affecting destination satisfaction and trust toward destination service providers. Furthermore, destination satisfaction plays a vital role in determining and affecting tourists destination loyalty.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifarel Virya
"Perkembangan rantai pasok global telah membuka peluang hubungan yang luas antara perusahaan manufaktur dengan pemasok. Bertambahnya pemasok harus didampingi dengan program manajemen pemasok dalam rupa supplier Relationship Management (SRM). Salah satu program SRM adalah pengembagnan pemasok atau supplier development yang bertujuan untuk membawa keunggulan bagi pihak perusahaan pembeli dan pemasok. Untuk memulai supplier development, perusahaan pembeli harus terlebih dahulu menilai performa dan mensegmentasi pemasok. Sebuah perusahaan pengolahan bahan pangan kakao ingin menerapkan supplier development kepada jaringan pemasok mereka yang terdiri atas 552 pemasok. Akan tetapi perusahaan tidak memiliki data riwayat performa pemasok dan menilai pemasok secara satu per satu membutuhkan usaha dan waktu yang lebih banyak. Penelitian ini mencoba untuk mempermudah proses awal supplier development dengan mensegmentasi pemasok menggunakan konsep recency, frequency, monetary (RFM) dan menilai segmen tersebut menggunakan fuzzy SWOT. Segmentasi pemasok dilakukan dengan menggunakan algoritma K-Means terhadap nilai RFM sehingga menghasilkan empat segmen pemasok. Segmen tersebut kemudian dinilai dengan metode fuzzy SWOT yang terdiri atas penilaian kriteria internal berupa nilai RFM dan penilaian kriteria eksternal yang terdiri tiga kriteria kualitatif. Hasil dari penelitian yang dilakukan adalah diketahui segmen 1 dan 2 sebagai segmen terbaik dan kedua terbaik berdasarkan kriteria internal dan eksternal model fuzzy SWOT. Segmen 1 dan 2 disarankan untuk diterapkan strategic alliance sebagai program supplier development dalam bentuk hak kontrak pemasok eksklusif, pertukaran informasi teknologi, pengadaan vendor managed inventori (VMI) , dan pembuatan saluran komunikasi sigap. Segmen 3 dinilai sebagai segmen ketiga terbaik dan disarankan untuk menjalankan transaksi secara arm’s length transaction. Identifikasi pemasok dan pasokan bottleneck juga disarankan pada segmen 3. Segmen 4 dinilai sebagai segmen pemasok lampau dan disarankan untuk menjalankan transaksi layaknya pemasok baru dengan melakukan komparasi layanan.

The development of global supply chains has opened up opportunities for extensive relationships between manufacturing companies and suppliers. The increase in suppliers must be accompanied by supplier management programs in the form of Supplier Relationship Management (SRM). Among the SRM programs is supplier development, which aims to bring advantages to both the buying company and the supplier. To start supplier development, the buying company must first assess the performance and segment the suppliers. A cocoa food processing company wants to apply supplier development to their supplier network of 552 suppliers. However, the company did not have any historical supplier performance data and assessing suppliers one by one would take a lot of time and effort. This research attempts to ease the initial supplier development process by segmenting suppliers using the concept of recency, frequency, monetary (RFM) and assessing the segments using fuzzy SWOT. Supplier segmentation is performed using the K-Means algorithm based on RFM values, resulting in four supplier segments. The segments are then assessed using the fuzzy SWOT method which consists of an internal criteria assessment in the form of RFM values and an external criteria assessment consisting of three qualitative criteria. The results of the research conducted are known to be segments 1 and 2 as the best and second best segments based on internal and external criteria of the SWOT fuzzy model. Segments 1 and 2 are recommended to be implemented with a strategic alliance as a supplier development program in the form of exclusive supplier contract rights, exchange of technological information, the creation of vendor managed inventory (VMI), and the creation of an instant communication channel. Segment 3 was rated as the third best segment and was advised to conduct an arm's length transaction. Supplier and bottleneck supply identification is also recommended in segment 3. Segment 4 is rated as the lapsed supplier segment and is recommended to execute transactions as if it were a new supplier by conducting service comparisons."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kalesaran, Jimmy Elraju
"Rumah Sakit dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara efektif dan efisien, perlu ditunjang dengan salah satunya adalah aiat penunjang diagnosis. Peralatan yang dibutuhkan adalah peralatan yang berteknologi tinggi yang disebut dengan peralatan medis canggih. RS Karya Bhakti (RSKB) mempunyai alat CT-Scan yang termasuk peralatan medis canggih yang pengadaannya di rumah sakit melalui sistem "Kerja Sama Operasional (KSO)". Akan tetapi utilisasi alai CT-Scan ini masih belum optimal jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan oleh Depkes dan kapasitas yang dimiliki alat CT-Scan ini. Banyak faktor yang menyebabkan utilisasi alat CT-Scan ini masih belum optimal, dimana salah satunya adalah kegiatan Marketing Public Relations (MPR) yang masih sangat kurang, sehingga diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan utilisasi alat CT-Scan ini,
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kegiatan marketing public relations (MPR) baik ditinjau dari Struktur organisasi, Sumber daya manusia (SDM), Ruang iingkup kegiatan, Anggaran dan Penganggaran Berta Sarana dan prasarana di divisi pemasaran, Media utarna MPR serta ada tidaknya hubungan karateristik pasien dengan utilisasi alat CT-Scan ini di RSKB. Penelitian dilakukan di divisi pemasaran RSKB dengan tujuh informan yang terdiri dare Direksi, Kepala Divisi, Kepala Instaiasi, Kepala Sub Divisi dan Staf Pelaksana. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan wawancara mendalam, telaah dokumcn. Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi (Content analvsrs) yaitu membandingkan basil penelitian dengan teori dalam kepustakaan sedangkan untuk metode kuantitatif dilakukan uji statistik terhadap karateristik pasien kemudian dilakukan analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian didapatkan bahwa persepsi sebagian besar informan yang menyatakan sangat diperlukannya divisi pemasaran dalam struktur organisasi RS, dukungan kuantitas dan kualitas Sumber daya manusia (SDM) yang sesuai, belum maksimalnya kegiatan Marketing Public Relations, alokasi anggaran yang masih belum ada serta belum optimalnya sarana dan prasarana di divisi pemasaran. Penggunaan media utama marketing public relations dalam menyampaikan pesan/informasi masih sangat terbatas. Utilisasi Mat CT-Scan selama dua tahun menunjukan penurunan dan belum mencapai target yang diharapkan balk dari Depkes maupun kapasitas alat CT-Scan itu sendiri. Dan karateristik pasien yang melakukan pemeriksaan CT-Scan di RSKB, menunjukan usia lebih dari 40 tahun, jenis kelamin Iaki-laki, dengan tingkat pendidikan SMA, tidak bekerja, berdomisili di kabupaten Bogor, menikah, merupakan rujukan dari dalam RS, membayar sendiri dan cedera kepala merupakan indikasi terbesar. Uji statistik menunjukan hubungan bermakna antara umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, status marital, status kedatangan dan cara pembayaran (p value < 0,05) dengan utilisasi alai CT-Scan dan adanya interaksi antara jenis kelamin, jenis pekerjaan, tempat tinggal, status marital dan cara pembayaran, sedangkan golongan umur dan status kedatangan dipilih berdasarkan aspek substansial.
Dari basil penelitian ini disarankan untuk rumah sakit membentuk struktur organisasi khusus divisi pemasaran/MPR, meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan, meningkatkan dan memperluas kegiatan MPR, mengalokasikan anggaran serta melengkapi sarana dan prasarana divisi pemasaran. Memperluas pemanfaatan media utama MPR, dalam upaya meningkatkan utilisasi alat CT-Scan dengan mengunakan basil penelitian terhadap segmentasi yang teiah dilakukan sebagai dasar dalam membuat kebijakan rencana strategi pemasaran alai CT-Scan. Audit pemasaran dilakukan untuk menilai kinerja pemasaran di divisi pemasaran rumah sakit,

Hospital in providing the efficient and effective medical services activity whichwell-suited the needs of society have to be supported by diagnostic equipment. The equipment needed is the one with high quality which is a sophisticated technology. Karya Bhakti Hospital owens a CT-Scan which categorized as a sophisticated equipment that available in hospital through a Operational Team Work System_ But the utilization of this CT-Scan has not been optimized , one of the reason is due to the lack of MPR activities, thus it is necessary to do some efforts as to improve the utilization of the CT-Scan.
The purpose of the research is to get a picture of the MPR activities, and to look at it whether from the Organization Structure, Human Resources, Scope of activities, Budgeting & Marketing Division Infrastructure, MPR main media and the inavailability of patient characteristic with the utilisation of CT-Scan in Karya Bhakti Hospital. The research was done in Marketing division of KB Hospital that involving 7 (seven) informer includes Front Office Management, Head of Division, Head of Instalation, Head of Sub Division and operational staff The research method that used is qualitative with deliberation interview, document treatise. The rlat analysis should be done with Content Analysis by comparing the research result with the literature theory, while for the quantitative method is to do statistic test against patient characteristic then to do univariate, ivariat & multivariate analysis.
The research result that got from a perceptions of most sources, by expressing of what they needed about the marketing division into the hospital's organization chart, the supports both about the quality and quantities sides also in Human Resource is seem not maximal enough. About allocation budget and how to get an optimal budget in Marketing Division. Also about the limited of usage of media in marketing public relations in order to submitting the information. The appliance of CT Scan utilizes during of 2 (two) years period was showing down with un-accepted goals which is targeted by Health of Department also the capacities of CT Scan itself. Based on the patient characteristic was showed gender of over 40 years, male, education level of SMA, not working, Bogor residence, marriage, Internal Refferal, and cash to pay. And then found the relation existence of their age, gender, education stage; residence, marital status of patient (p value < 0,05) with an appliance of CT Scan utilized, also had an interaction between the age and refferal state based on existence aspect.
Based on this research result is suggested to the hospital to formed the Organization chart of Marketing division (MPR), in order to improving the quality of Human Resources, such as by giving them the education, training and improving or extending the activity in MPR, also for the budgeting allocation and equip marketing division facilities and basic facilities. Also to extending exploiting of especial media of MPR, in effort to improving appliance utilizes of CT Scan, by conducting segmentation, based on to determine a policy for targeting and positioning as based of blocking the marketing strategy of appliance the CT-SCAN. The marketing audit conducted to assess marketing performance in marketing division in the hospital.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19324
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>