Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114996 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Dwi Indiarto
"Beras merupakan komoditas pangan pokok bagi negara-negara anggota ASEAN. Sebagai negara produsen sekaligus konsumen beras, mereka menaruh perhatian penting dalam menangani masalah perberasan di dalam negeri masing-masing. Kebijakan pengadaan pangan (beras) yang selama ini diterapkan bertujuan untuk menjamin kecukupan pasokan yang dibutuhkan bagi rakyatnya. Idealnya, mereka minimal mampu memenuhi kebutuhan dalam negerinya sendiri karena sangatlah mengkhawatirkan bila mengandalkan pasar beras dunia yang rentan dan tidak stabil.
Penelitian ini bertujuan untuk: (a) menentukan model estimasi produksi yang sesuai untuk tanaman padi di ASEAN; dan (b) mengidentifikasi dan mengetahui faktor-faktor yang nyata berpengaruh terhadap produksi padi di ASEAN. Penelitian ini dilakukan pada delapan negara ASEAN (Filipina, Karnboja, Laos, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Thailand dan Vietnam) dengan periode pengamatan tahun 1980 sampai dengan 2002. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel output produksi, luas lahan, penggunaan pupuk urea, traktor roda dua, benih dan tenaga kerja.
Model yang digunakan untuk estimasi dalam penelitian ini adalah bentuk fungsi produksi Cobb Douglas pada komoditas padi dengan menggunakan data panel, sebagaimana yang telah dilakukan dalam penelitian sebelumnya oleh Aryal & Aryal (2004), Bhati (1975), Kamiya (194I) dan Manurung (1996).
Hasil estimasi menunjukkan bahwa produksi padi dipengaruhi secara positif oleh input produksinya, yaitu luas lahan, penggunaan pupuk urea dan benih, traktor dan tenaga kerja. Penggunaan pupuk urea pada tanaman padi tidak terlalu signifikan yang mungkin disebabkan oleh terlalu banyak penggunaannya pada lahan olahan sehingga menurunkan kadar unsur hara dalam tanah. Nilai elastisitas terbesar terdapat pada variabel luas lahan, yang menunjukkan bahwa produksi padi cukup peka terhadap perubahan luas lahan. Disamping itu, berdasarkan jumlah nilai elastisitas output terhadap total inputnya menunjukkan bahwa produksi padi mempunyai skala hasil yang bertambah (increasing return to scale).
Dan hasil estimasi tersebut, implikasi kebijakan yang dapat disarnpaikan antara lain adalah perlunya penambahan luas lahan sawah baru guna meningkatkan produksi; meningkatkan pemanfaatan pupuk organik yang ramah lingkungan daripada pupuk anorganik untuk menjaga kestabilan unsur hara dalam tanah dan ketergantungan terhadap pupuk anorganik; serta masih dibutuhkannya intervensi pemerintah dalam memberikan subsidi input pertanian guna memicu perkembangan perekonomian di perdesaan.
Beberapa variabel input yang belum ada dalam penelitian ini seperti infrastruktur irigasi, pestisida, iklim dan teknologi pasca panen perlu ditambahkan dalam penelitian lanjutan, terrnasuk juga penggunaan series data yang lebih panjang sehingga mampu memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang produksi padi di ASEAN."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20414
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soekartawi
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003
338.005 SOE t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Erniati Husni
"ABSTRACT
This Study proves that the validity of Cobb-Douglas production function with constant return to scale and Hicks neutral technological change at manufacturing industry in Indonesia during 1985-1990, especially for two-digit ISIC 31, 32, 33. The author found that the output elasticities of capital is much more than its labor in each sub-manufacturing industries. Therefore, industries in Indonesia have been developed with capital intensive and labor saving biases in technological progress. In addition, the empirical results indicated that the Cobb-Douglas production function is decreasing return to scale.
On the other hand, the substitution elasticities for ISIC 31 is inelastic, but others are elastic. This results indirectly linked to the government policy. In the economy as a whole, the capital induce become more expensive with the government policy. Consequently, the ISIC 32, 33 will tend to labor intensive, except for ISIC 31. However, actual rate of return on capital is much more greater than its marginal product, reflecting the higher cost of expansion and development of sub-manufacturing industries in Indonesia from social welfare point of view.
Beside that, actual return to labor is lower than value of its marginal product every year during the observed period. Essentially, for the period observed, the sub-manufacturing industries in Indonesia has not benefited the labor cost comparative advantage which should be enjoyed in the labor market with excess supply of labor. Therefore, the prospect of output of the sub-manufacturing industries do not achieve a satisfactory from the Hecksher-Ohlin theory point of view. However, Indonesia should increase the output of industry in order to lower the fixed cost of production per unit through optimality the utilized capacity. "
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soeharto
"Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan aset potensial bagi Pemerintah Daerah untuk masa sekarang dan yang akan datang, karena mengelola air minum, yaitu komoditi yang dibutuhkan oleh semua orang pada semua lapisan masyarakat.
PDAM sebagai perusahaan harus dikelola sebagaimana layaknya perusahaan bisnis, yang membutuhkan suatu pola organisasi bisnis, yang menekankan pada perolehan keuntungan. PDAM juga sebagai bagian dari organisasi Pemerintahan di Daerah, yang menekankan pada pemerataan kesejahteraan masyarakat sehingga organisasi PDAM mempunyai misi sosial disamping misi mencari keuntungan.
Kinerja PDAM di Indonesia pada umumnya kurang memuaskan, khususnya dalam cakupan dan kualitas pelayanannya. Tanga bermaksud mengecilkan upaya yang telah dilakukan oleh para pengelola (Direksi beserta staf PDAM) dan pembinanya (Departemen-departemen Teknis) uraian ini ingin mengungkap sebagian permasalahan organisasi PDAM, khususnya PDAM DKI Jakarta (PAM JAYA).
Masalah perilaku manajerial merupakan permasalahan yang kompleks, dan kepemimpinan merupakan salah satu sisi perilaku manajerial yang dominan untuk pelaksanaan tugas yang efektif. Dengan menunjuk iklim organisasi dan supervisi sebagai in-put, penelitian ini bermaksud untuk mengungkap faktor-faktor kepemimpinan yang mempunyai korelasi pengaruh terhadap pelaksanaan tugas, dan outcome sebagai tujuan fungsionalnya.
Hasil penelitian terhadap perilaku kepemimpinan PAM JAYA mengindikasikan bahwa pada selang kepercayaan diatas 90 % kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan tugas. Sedangkan analisis dengan Path Analysis memberikan hasil bahwa iklim organisasi mempengaruhi outcome, penugasan dan supervise. Indikator yang menonjol dalam outcome, bagi manajer senior adalah berfungsinya tint, sedang pada manajer menengah dan junior adalah kepuasan.
Kata kuncinya adalah "terus terang, terang terus", dimana keterbukaan informasi akan menekan iklim saling curiga dan menjamin kelancaran komunikasi. Hubungan atasan - bawahan, serta antar sesama kolega yang setingkat dan dalam kelompok kerja merupakan kunci dalam efektifitas pelaksanaan tugas."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zalfa Alifah Budiawan
"Tuberkulosis adalah penyakit menular yang termasuk kedalam sepuluh peringkat penyebab kematian tertinggi di dunia, sebagai contoh di Indonesia. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi jumlah kasus tuberkulosis. Jumlah kasus tuberkulosis sebagai variabel dependen merupakan data cacah yang umumnya dianalisis menggunakan Regresi Poisson. Namun, adanya asumsi equidispersi yang harus dipenuhi pada Regresi Poisson maka Regresi Generalized Poisson dan Regresi binomial negatif dapat digunakan sebagai alternatif apabila asumsi equidispersi tidak terpenuhi. Aspek spasial dapat diperhatikan, sehingga pemodelan Geographically Weighted Generalized Poisson Regression dan Geographically Weighted Negative Binomial Regression juga dilakukan. Keempat model itu dibangun untuk mengetahui apakah ada hubungan jumlah kasus tuberkulosis di Pulau Jawa pada tahun 2020 dengan faktor-faktor yang diperkirakan memengaruhinya. Variabel independen yang digunakan adalah kepadatan penduduk, persentase balita diberikan imunisasi BCG, persentase penduduk miskin, persentase sarana air minum memenuhi syarat, persentase kartu keluarga dengan akses sanitasi layak, persentase tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan, dan persentase tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat higienis. Dari penelitian ini, diketahui bahwa model terbaik untuk memodelkan data adalah GWNBR dengan diperoleh 2 kelompok variabel independen signifikan. Sebanyak 7 variabel independen signifikan secara statistik di 88 kabupaten/Kota dan 6 variabel independen signifikan secara statistik di 12 kabupaten/Kota.

Tuberculosis is an infectious disease and one of the world's top 10 highest causes of mortality, for example, in Indonesia. Based on this fact, it’s necessary to know what factors influence number of tuberculosis cases. The number of tuberculosis cases as dependent variable is a count data that generally analyzed using Poisson regression. However, equidispersion assumption must be met, so Generalized Poisson Regression and Negative Binomial Regression are applied if the assumption is not met. Spatial aspects can be considered so Geographically Weighted Generalized Poisson Regression and Geographically Weighted Negative Binomial Regression were also conducted. Four models were built to evaluate relationship between number of tuberculosis cases and factors affecting it in Java in 2020. The explanatory variables are population density, percentage of children receiving BCG immunization, percentage of poor people, percentage of eligible drinking water facilities, percentage of family cards with access to proper sanitation, percentage of public places meet health requirements, and percentage of food management places meet hygienic requirements. This study shows that the best model for modeling the data is GWNBR with 2 groups of significant explanatory variables. Seven explanatory variables are statistically significant in 88 districts and six explanatory variables statistically significant in 12 districts."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Ilham Saputra
"Perkembangan output yang dihasilkan oleh suatu industri tidak terkecuali industri radio, televisi dan alat elektronik sejenisnya untuk hiburan dipengaruhi oleh dua unsur yang dominan, yaitu pertama adalah dari penggunaan faktor produksi dan kedua, penguasaan teknologi.
Faktor produksi secara umum adalah tenaga kerja dan modal. Namun penggunaan dan pemanfaatan faktor produksi pun tidak begitu cukup, sebab tanpa adanya penguasaan dan pemanfaatan teknologi, maka pertumbuhan dari output tersebut akan lambat. Memang dengan penggunaan faktor produksi secara besar-besaran dapat juga mendorong pertumbuhan industri dengan cepat, tapi yang harus diingat kembali bahwa faktor produksi mempunyai sifat yang terbatas dan sangat mudah untuk dipindahtempatkan. Sehingga pengusaan dan pemanfaatan teknologi menjadi suatu yang mutlak. Pengusaan dan pemanfaatan teknologi pada suatu industri salah satunya dapat dilihat dari besarnya nilai total faktor produktivitas (TFP). Semakin tinggi nilai TFP suatu industri semakin tinggi pula pengusaan teknologinya.
Pada dasarnya penelitian ini bertujuan mengetahui berapa besar pengaruh faktor produksi terhadap output yang dihasilkan dan berapa besar nilai TFP pada industri radio, teievisi dan alat elektronik sejenisnya untuk hiburan. Penelitian ini sendiri menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas yang dapat secara gamblang menggambarkannya peranan faktor produksi dan sekaligus juga mengetahui besarnya TFP pada industri tersebut.
Hasil dan analisa regresi yang dilakukan menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pengunaan faktor produksi terhadap perkembangan dan pertumbuhan outputnya. Namun pertumbuhan output industri radio, televisi dan alat elektronik sejenisnya untuk hiburan lebih disebabkan dari mobilisasi faktor produksinya bukan dari pemanfaatan faktor produksi secara optimal dan pengusaan teknologi. Hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai elastistas masing-masing faktor produksinya dan nilai TFP.
Dari hasil analisa regresi tersebut diatas, maka kebijakan yang disarankan adalah, dalam mengembangkan industri radio, televisi dan alat elektronik sejenisnya untuk hiburan untuk saat ini dan dimasa yang akan datang sebaiknya kebijakan pemerintah lebih menitikberatkan pada pengembangan kualitas sumber daya terutama pada sumber daya manusia, bukan hanya sebesar-besarnya memobilisasi sumberdaya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T12601
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Uhendi Haris
"There are, at least, three options of marketing institutions available for smallholders rubber plantations, i.e. auction market, partnership, and traditional (intermediary trader) institutions. This study analyzes factors affecting the probability of smallholder rubber plantation option for alternative marketing institutions. The findings show that factors significantly affecting the probability of option for market compared with intermediary trades are availability of price information, simplicity of transaction procedures, and period of transactions at auction market, all with negative response elasticities. The probability of option for partnership institutions compared with traditional traders is significantly affected by simplicity of transaction procedures, periods of transactions, and rubber?s price uncertainty in partnership institutions, all with negative response elasticities."
2000
EFIN-XLVIII-1-Mar2000-83
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Nugraha
"Setiap investor memiliki karakteristik tersendiri dalam melakukan investasi untuk perencanaan finansialnya. Faktor-faktor utama dalam perencanaan finansial pribadi adalah toleransi risiko dan kemampuan finansial dalam berinvestasi. Dengan mengetahui bagaimana faktor-faktor tersebut berpengaruh dalam perencanaan finansial maka dapat disusun portofolio investasi yang optimal sesuai dengan karakteristik investor. Dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) maka dapat dibuat sebuah model rating yang berguna untuk mengetahui toleransi risiko dalam berinvestasi. Model rating tingkat risiko berguna untuk mengetahui batas tingkat risiko dalam menyusun portofolio investasi. Performa dari portofolio investasi dapat disimulasikan dengan menggunakan metode monte carlo, dengan menggunakan metode tersebut dapat diketahui performa portofolio sesuai dengan kemampuan finansial investor. Kedua metode tersebut tergabung dalam sebuah model portofolio investasi. Dari hasil simulasi model portofolio investasi yang telah dilakukan dalam penelitian ini, didapatkan bahwa semakin tinggi toleransi risiko investor maka semakin tinggi tingkat pengembalian portofolio investasi yang didapatkan. Dari simulasi juga dapat diketahui bahwa investor yang memiliki batas tingkat risiko yang tinggi dengan kemampuan finansial rendah memiliki kemungkinan tinggi untuk mendapatkan nilai akhir investasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan investor yang memiliki batas tingkat risiko yang rendah dengan kemampuan finansial tinggi.

Every investor has their own characteristics in doing investment for their financial planning. Main factors in personal financial are risk tolerance and financial capability in doing investment. By knowing how the factors affect in financial planning, the constructing of the optimal investment portfolio based on the investor's characteristics can be done. By using Analytical Hierarchy Process (AHP), the rating model that can be used to identify the risk tolerance in doing investment can be made. The function of risk level model rating is to identify the risk level limit in constructing investment portfolio. The performance of investment portfolio can be simulated by using monte carlo method, by using that method the performance of portfoli based on the capability of investor's financial can be identified. Both of the methods are included into an investment portfolio model. From the simulation result of investment portfolio model which has been done in this research, the higher the investor's risk tolerance, the higher the return of investment portfolio. The other result from the simulation is investor which has high risk level limit with low financial capability has higher probability to get: high investment end value than investor which has low risk level limit with high financial capability."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50043
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>