Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154459 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Viciwati
"Semenjak Deregulasi Perbankan diluncurkan maka Perbankan di Indonesia mengalami pertumbuhan yang demikian pesat, dimana banyak sekali bermunculan Bank dan cabang-bank baru hal ini dikarenakan ditetapkannya syarat yang begitu mudah di dalam peraturan deregulasi Perbankan. Namun pada saat krisis datang terlihat bahwa bank-bank yang dihasilkan setelah digulirkan Deregulasi Perbankan tidak tahan akan efek dari krisis, Hal ini terlihat banyak sekali bank-bank yang mengalami negatif spread sehingga dalam operasionalnya tidal( mengalami keuntungan, bahkan banyak bank yang pada akhirnya harus di tutup (co/aps).
Melihat kondisi ini penulis ingin melihat bagaimana kinerja perbankan pada periode 1995-2001, dimana periode tersebut dipilih untuk membedakan bagaimana kinerja perbankan sebelum krisis terjadi (1995-1997) hingga datangnya masa krisis 1998-2001). Data yang dipakai adalah data sekunder yang didapat dari hasil peratingan bank-bank yang dilakukan oleh majalah Infobank. Data dipakai oleh penulis karena data ini sudah dipublikasikan kepada masyarakat sehingga kebenaran datanya sudah diakui oleh masyarakat, terutama pemilik bank.
Dalam penelitian penulis juga ingin melihat bagaimanakah kinerja perbankan berdasarkan kepemilikan dengan maksud agar terlihat bank-bank pada kelompok mana yang berkinerja paling baik selama krisis terjadi, begitu juga penulis juga ingin mengetahui pengaruh kelas asset pada kinerja perbankan kita dengan maksud agar terlihat pengaruh kelas asset manakah yang mempunyai kecenderungan dapat mempengaruhi kinerja perbankan kita selama krisis tcrjadi.
Hasil penelitian membuktikan bahwa selama krisis terjadi perbankan kita rata-rata mengalami penurunan pada profitabilitasnya, yang berarti bahwa kinerja perbankan kita mengalami menurunan selama masa krisis tcrjadi. Adapun bank yang cukup kuat bertahan selama krisis terjadi adalah bank pada kelompok bank asing. Sedangkan kelas asset yang paling mempengaruhi kinerja perbankan kita adalah kelas asset dengan jumlah diatas 5T, dimana kinerja perbankan kita dengan jumlah asset tersebut mengalami penurunan yang cukup berarti pada kinerjanya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20198
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lelyana Mayasari
"Tesis ini dilatarbelakangi penerbitan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) oleh Bank Indonesia dalam rangka penataan kembali industri perbankan setelah krisis moneter tahun 1997. Permasalahan yang diangkat dalam Tesis ini adalah bagaimana pengaruh kebijakan API terhadap struktur, tingkat persaingan dan kinerja industri perbankan Indonesia sebelum dan sesudah berlakunya kebijakan API. Tujuan Tesis ini adalah untuk mengidentifikasi bentuk struktur, pengaruh kebijakan API terhadap tingkat persaingan industri perbankan dan menganalisis dampak penerapan kebijakan API bagi kinerja perbankan Indonesia dengan periode penelitian tahun 2001 - 2008. Untuk mengukur tingkat persaingan dan bentuk struktur dalam industri perbankan Indonesia digunakan model Panzar-Rosse. Model ini memberikan indikator persaingan yang dikenal sebagai statistik H yang menyediakan penilaian kuantitatif dari persaingan dalam pasar.
Statistik H didapatkan dari jumlah elastisitas revenue terhadap harga faktor-faktor produksi berdasarkan reduced form persamaan pendapatan bank. Persyaratan dalam metode Panzar-Rosse adalah sampel observasi harus mewakili ekuilibrium long run untuk mengukur tingkat kestabilan, mengingat model ini menggunakan pendekatan statis. Berdasarkan hasil pengujian, secara umum dapat disimpulkan bahwa setelah diterbitkan kebijakan API oleh Bank Indonesia, maka struktur perbankan Indonesia berbentuk monopoli atau oligopoli kolusif. Bentuk struktur tersebut mencerminkan adanya perbedaan tingkat persaingan bank umum pada periode sebelum dan sesudah API diterbitkan. Dengan diberlakukannya kebijakan API, kondisi perbankan nasional tidak menjadi lebih stabil dibandingkan sebelum API diterbitkan. Namun ketidakstabilan ini tidak berpengaruh terhadap kinerja bank umum, sehingga setelah kebijakan API diterbitkan kinerja bank umum mengalami peningkatan.

The background of this Thesis was the issuance of the Indonesian Banking Architecture (API) by Bank Indonesia in the framework of restructuring the banking industry after the financial crisis in 1997. The main concern of this thesis was the impact of the Indonesian Banking Architecture policy toward structure, the level of competition and performance of the Indonesian banking industry before and after the promulgated of API. The purpose of this Thesis is to identify the shape of the structure, to measure the impact of promulgated of API policy toward the level of competition of the banking industry and to analyze the impact of API?s implementation toward performance of banking industry with year study period from 2001 to 2008. To measure the level of competition and the shape of the structure of Indonesian banking industry used Panzar-Rosse model. This model provides an indicator of competition, known as H statistic that provides a quantitative assessment of competition in the market.
H statistics obtained from the amount of revenue to price elasticity factors of production based on the reduced form bank revenue equations. The terms of the Panzar-Rosse method is to sample observation should be representative of long run equilibrium to measure the level of stability, since this model uses a static approach. On the basis of test result, it is concluded that after the Indonesia Banking Architecture policy issued by Bank Indonesia, the structure of Indonesian banking industry is monopoly or collusive oligopoly. This structure reflects the different levels of competition for commercial banks in the period before and after the implementation of API. The condition of banking industry do not become more stable than before the published of API. However this instability does not affect toward performance of banking industry, so performance of banking industry have increased.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T29518
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rezqi Andithika Putri
"ABSTRAK
Sektor jasa keuangan memiliki peranan yang penting dalam perekonomian suatu negara. Di Indonesia, salah satu sub sektor jasa keuangan yang memiliki pengaruh penting adalah sektor perbankan yang memegang 74% total aset dari sektor jasa keuangan. Sehingga profitabilitas dari sektor perbankan penting untuk diperhatikan sebab profitabilitas merupakan salah satu tolak ukur untuk melihat kinerja dari sektor perbankan. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan dari 25 bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2007-2016. Ordinary Least Squares (OLS) dengan fixed effect digunakan sebagai alatdalam menganalisis data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor internal yang terdiri dari tingkat efisiensi bank, risiko kredit bank, pangsa pasar, dan diversifikasi perusahaan memiliki hubungan yang negatif dan kapitalisasi serta tingkat permintaan memiliki hubungan yang positif terhadap profitabilitas sektor perbankan. Sedangkan faktor eksternal yang terdiri dari pertumbuhan produk domestik bruto memiliki hubungan yang positif dan tingkat inflasi serta tingkat pajak efektif memiliki hubungan yang negatif terhadap profitabilitas sektor
perbankan.

ABSTRACT
The financial services sector plays an important role in the economy of a country. In Indonesia, one of the important financial services sub-sectors is the banking sector which holds 74% total assets of the financial services sector. With the result that the profitability of the bank becomes a benchmark whether the bank performs its function properly. This study uses secondary data from financial statements of 25 banks listed on the Indonesia Stock Exchange since 2007-2016. Ordinary Least Squares (OLS) with fixed effect is used as a tool in analyzing data. The results of this study indicate that internal factors consisting of bank efficiency, credit risk, market share, and diversification of companies have a negative relationship and capitalization and demand levels have a positive relationship to the profitability of the banking sector. While external factors consisting of gross domestic product growth have positive relationship and inflation rate and effective tax rate have negative relation to profitability of banking sector.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50410
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Ayu Saputri
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat pengaruh antara variabel makro ekonomi yaitu GDP, Inflasi, dan tingkat suku bunga SBI terhadap return indeks saham, ROA rata-rata, dan ROE rata-rata sektor perbankan, serta pengaruh variabel karakteristik bank seperti total aset, rasio CAR, dan rasio manajemen aset terhadap profitabilitas sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Uji hipotesis dari penelitian ini menggunakan regresi linear berganda dengan periode observasi triwulan dari tahun 2002-2011 untuk model 1, serta tahunan dari tahun 2007-2011 untuk model 2 terhadap 25 perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa untuk model 1, variabel makro ekonomi secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap return indeks saham, namun variabel SBI dan inflasi secara parsial mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap pergerakan nilai ROA rata-rata dan ROE rata-rata sektor perbankan, Untuk model 2, hanya variabel total aset secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan sektor perbankan.

This research aim to prove if there is any effect from the change of macro economic variables, such as GDP, Inflation, and interest rate on banking index return, average ROA and average ROE. And also to prove the change of bank spesific, such as total asset, CAR, and asset management to the profitability of banking sector listed on Indonesian Stock Exchange. Hypothesis of this research is tested using multiple regression linear with quarterly observation periode during year 2002-2011 for model 1, and annually observation period during year 2007-2011 for model 2, towards 25 banking sector listed on Indonesian Stock Exchange.
From the research, we concluded that for model 1, all of these macro economic variables partially does not have a significant effect on banking index return, but SBI and inflation variables does have a significant effect on average ROA and average ROE. For model 2, only total asset variables that partially have a significant effect on profitability of banking sector.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34697
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Franxis Erika Murtiasari
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat kompetisi terhadap pengambilan risiko perbankan di Indonesia periode 2007-2011. Penelitian dilakukan terhadap 103 bank yang secara aktif menjalankan usahanya secara penuh dan terdaftar dalam Direktori Perbankan Indonesia selama periode 2007-2011. Metodologi penelitian menggunakan pengujian regresi data panel dengan variabel dependen pengambilan risiko perbankan dan variabel independen pengambilan risiko perbankan periode sebelumnya, tingkat kompetisi, loans ratio, pangsa pasar, profitabilitas, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) riil baik periode yang bersangkutan maupun periode sebelumnya.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat kompetisi terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan risiko perbankan di Indonesia. Profil risiko perbankan Indonesia menunjukkan bahwa rasio NPL telah memenuhi standar Bank Indonesia < 5%. Dari penelitian ini ditemukan bahwa struktur pasar perbankan di Indonesia pada tahun 2007-2011 merupakan struktur pasar oligopoli. Ketiga pendekatan yang digunakan untuk melakukan pengukuran adalah Concentration Ratio 5, Herfindahl Hirschmann Index (HHI), dan Panzar Rosse.
Melalui hasil yang diperoleh, disarankan kepada para praktisi perbankan untuk semakin menguatkan posisinya di dalam pasar sehingga tetap dapat menunjukkan kinerja yang optimal di tengah dinamika dunia perbankan Indonesia. Bagi regulator disarankan untuk lebih mengawasi persaingan usaha di industri perbankan, agar praktik persaingan tidak sehat dapat dihindarkan.

This research aims to determine the impact of competition on bank risk-taking in Indonesia. The study was conducted on 103 banks that are active in business and fully registered in Indonesian Banking Directory during 2007-2011. Research methodology used is panel data regression with bank risk-taking as dependent variable, and bank risk-taking prior period, the level of competition, loans ratio, market share, profitability, and annual growth in Gross Domestic Product as independent variables.
This study concludes, the level of competition proved to significantly affect the banks risk-taking in Indonesia. Indonesian banking risk profile indicates that the NPL ratio has met the standard of the Bank Indonesia. From this study, it was found that the structure of the banking market in Indonesia in tends to reflect an oligopoly market structure. The measurements of market structure are Concentration Ratio 5, Herfindahl Hirschmann Index, and Panzar Rosse.
Through the results obtained, it is suggested to banks to further strengthen its position in the market so it remains showing optimum performance in the dynamic world of Indonesian banking. Advise for regulators is to better supervise competition in banking industry, so that the practice of unfair competition can be avoided and the risk can be maintained.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S52828
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosalia Nansih Widhiastuti
"ABSTRAK
Industri perbankan di Indonesia telah mengalami beberapa kali deregulasi, mulai dari deregulasi 1 Juni 1983 yang terkenal dengan liberalisasi dunia perbankan , PAKTO 88 hingga PAKMEI 1993 tentang peningkatan penilaian kesehatan bank. Dari deregulasi-deregulasi yang telah digulirkan tersebut, yang merupakan deregulasi yang paling mendasar dalam industri perbankan adalah PAKTO 88. Dengan adanya kemudahan izin mendirikan bank, para investor pun mulai berlomba mendirikan bank-bank baru. Hal ini tentunya lelah merubah struktur pasar industri perbankan di Indonesia. Perubahan struktur pasar ini akhirnya akan mempengaruhi kinerja.
Smirlock (1985) pernah melakukan penelitian tentang hubungan antara struktur pasar dengan kinerja pada industri perbankan di Amerika. Dia mengajukan dua hipotesa Pertama, Efficient Structure Hypothesis (ESH) yang mengatakan bahwa profit yang tinggi disebabkan oleh efisiensi bank-bank yang menjadi pemimpin, kedua Traditional Structure Hypothesis (SCP) yang mengatakan bahwa profit yang tinggi disebabkan oleh pasar yang terkonsentrasi. Penelitian Smirlock ini telah diikuti oleh peneliti-peneliti Iain, misalnya Clark (1987), Whalen (1987) dan sebagainya. Hasil peneliti-peneliti tersebut ada yang mendukung ESH dan ada yang mendukung SCP.
Penelitian ini pada dasarnya adalah mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh Smirlock, hanya ada beberapa modifikasi sebagai penyesuaian terhadap kondisi di Indonesia. Lebih jauh lagi penelitian ini juga akan melihat dampak PAKTO 88 lerhadap hubungan antara struktur pasar dengan profitabilitas, baik secara nasional maupun per kelompok bank.
Hasil analisa hubungan antara struktur pasar dengan profitabilitas pada industri perbankan secara nasional , menunjukkan bahwa perbankan di Indonesia mendukung SCP. Selain itu ditunjukkan juga bahwa aset dan rasio giro terhadap deposit berpengaruh secara positif terhadap profitabilitas. Jika dilihat per kelompok bank, kelompok bank pemerintah mendukung SCP, ada suatu indikasi bahwa aset bank pemerintah kurang produktif. Kelompok bank swasta besar tidak mendukung kedua hipotesa tersebut, koeiisien MS yang negatif mengindikasikan bahwa kelompok bank swasta besar belum efisien, aset berpengaruh secara positif terhadap profit. Kelompok bank swasta menengah cenderung mendukung SCP (kelihatan jelas jika profit diukur dengan ROE) dan cenderung menentang ESH (jika profit diukur dengan ROA maupun ROR), rasio giro terhadap deposit serta aset berpengaruh secara positif terhadap profit.
Analisa pengaruh PAKTO terhadap hubungan antara struktur pasar dengan profitabilitas menunjukkan bahwa secara nasional adanya PAKTO telah menurunkan kualitas aset. Pada kelompok bank pemerintah mengindikasikan adanya perubahan bentuk persaingan ke persaingan bukan harga (koefisien CR negatif), pengaruh giro menurun, pengaruh aset terhadap ROE berubah menjadi positif. Pada kelompok bank swasta besar jika profit diukur dengan ROA maupun ROA, tidak menunjukkan adanya perubahan, tetapi jika profit diukur dengan ROE ada suatu indikasi menumnnya kualitas aset. Pada kelompok bank swasta, menengah adanya PAKTO telah menurunkan pengaruh market growth terhadap ROA, pengaruh proporsi giro terhadap ROE juga menurun.
Hasil analisa perbandingan hubungan antara struktur pasar dengan profitabilitas antar kelompok bank menunjukkan bahwa selama periode 1984-1993, dari segi market share, bank pemerintah paling efisien dan bank swasta menengah paling tidak efisien (jika profit diukur dengan ROA maupun ROR). Dari segi aset, untuk kelompok bank swasta besar dan menengah mengindikasikan aset berpengaruh secara positif terhadap profit, sedangkan pada kelompok bank pemerintah, aset berpengaruh secara negatif terhadap profit. Pada periode sebelum PAKTO, bank pemerintah paling efisien dan bank swasta menengah paling tidak efisien. Dari segi aset, bank swasta besar dan menengah menunjukkan aset pengaruh aset terhadap profit positif, sedangkan pada bank pemerintah, pengaruhnya negatif. Pada periode setelah PAKTO, bank pemerintah paling efisien,kualitas aset bank pemerintah dan bank swasta menengah lebih bagus dibanding bank swasta besar.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lingga Ginanjar
"Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memang memiliki luas daerah yang tidak terlalu besar jika dibandingkan provinsi - provinsi lain. Provinsi ini juga bukan merupakan daerah yang kaya akan sumber daya alam seperti halnya Provinsi Riau atau Kalimantan Timur yang kaya akan eksplorasi minyak bumi. Namun daerah ini justru kaya akan nilai - nilai budaya dan sejarah yang menjadi nilai lebih untuk Yogyakarta guna menarik parawisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.
Karakteristik daerah di Provinsi ini berbeda - beda hal ini menjadi suatu sebab dimana sektor - sektor perekonomian yang tumbuhan berkembang disatu daerah dan daerah lain berbeda. Provinsi ini ternyata juga memiliki sektor pertanian dan sektor industri yang walaupun bukan industri berskala besar namun justru sektor ini dapat memberikan kontribusi yang besar bagi Yogyakarta. Guna mengembangkan sektor ini maka diperlukan dana yang cukup besar oleh karena itulah maka diperlukan sektor jasa perbankan sebagai salah satu alternatif pembiayaan.
Sektor pertanian, industri dan jasa perbankan saling memiliki keterkaitan satu sama lain oleh karena itulah maka Tesis ini berjudul "Pengaruh Sektor Pertanian, Industri Terhadap Sektor Jasa Perbankan Di Kabupaten - Kota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta". Dengan berdasarkan judul tersebut diharpakan tujuan yang dicapai adalah untuk mengetahui pengaruh sektor pertanian, industri terhadap sektor perbankan serta mengetahui apakah terjadi transformasi struktur ekonomi di Provinsi D. I Yogyakarta.
Dengan menggunakan Regresi Linear Berganda untuk menjawab tujuan dari tesis ini dan dengan dibantu dengan Location Quetient dan Tipoiogi Klassen untuk melihat pertumbuhan rata-rata ekonomi kabupaten kota serta pendapatan perkapita rata -rata.
Berdasar hasil dari regresi untuk sektor pertainan yang dilakukan maka didapatkan hasil hubungan yang terjadi adalah negatif atau dapat dikatakan bahwa memang terjadi perubahan. Jika dikaitkan dengan pertanyaan apakah terjadi transformasi maka hasil ini menjawab pertanyaan dimana transformasi memang terjadi dengan adanya hubungan negatif tersebut. Hubungan antara sektor industri dengan sektor jasa keuangan yang bernilai positif menjadi suatu tanda bahwa kedua sektor ini saling terkait satu sama lain khususnya dalam hal pendanaan untuk investasi dam pengembangan sektor industri dimasa yang akan datang.
Jika melihat share yang dimiliki oleh sektor pertanian maka share sektor ini semakin menurun dari tahun ke tahun sedangkan untuk sektor industri dan jasa perbankan mengalami kenaikan yang cukup baik hal ini dapat dikatakan bahwa memang terjadi transformasi struktur ekonomi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Dewi
"Penelitian ini berfokus untuk membangun sistem peringatan dini bagi krisis nilai tukar dan krisis perbankan di Indonesia. Tujuan tersebut dicapai dengan menemukan indikator penentu bagi setiap kasus krisis dengan membandingkan dua pendekatan, yakni estimasi multivariat logit dan ekstraksi sinyal. Output dari kedua pendekatan akan menjadi indikator penentu bagi sistem peringatan dini di Indonesia. Studi ini menggunakan data kuartal Indonesia periode 1990-2010. Penelitian ini menemukan bahwa pertumbuhan cadangan devisa, rasio M2 terhadap cadangan devisa, dan pertumbuhan M2 sebagai indikator penentu untuk krisis nilai tukar serta nilai tukar riil, rasio neraca berjalan terhadap PDB, dan deposito bank komersial sebagai indikator penentu untuk krisis perbankan.

This study focuses on developing early warning system for currency crises and banking crises in Indonesia. It is achieved by determining leading indicators for each case of crises and comparing two approaches, i.e. multivariate logit estimation and signal extraction. Outcomes from both approaches will be joined into the set of leading indicators for early warning system in Indonesia. This study uses quarterly data for Indonesia in the period of 1990 until 2010. It is found that growth of foreign reserves, M2 to foreign reserves ratio, and growth of M2 are leading indicators for currency crises and real exchange rate, current account to GDP ratio, and commercial bank deposits are leading indicators for banking crises."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S52964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaela Bahar
"Krisis ekonomi yang telah melanda hampir di seluruh dunia tahun 1997 mengakibatkan kerugian yang berkepanjangan bagi dunia perbankan di Indonesia maupun perbankan internasional. Bank BNI mempunyai bisnis perbankan internasional sejak tahun 1955 dengan membuka cabang di negara-negara strategis. Cabang-cabang Luar Negeri yang sekarang masih eksis adalah Singapore, Hongkong, Tokyo, New York dan London dibawah kelolaan SBU lnternasional, menerima imbas yang sangat kuat sehingga menyebabkan kerugian besar akibat naiknya Non Perfoming Loan (NPL), kesulitan likuiditas dan terjadi negative spread yang lebar karena jumlah kredit bermasalah yang membengkak. Rating Bank BNI mencapai titik D (default) menyebabkan kehilangannya kepercayaan bank-bank koresponden untuk memberikan credit line dan borrowing kepada Bank BNI cabang Iuar negeri.
Kondisi yang sangat buruk tersebut menyebabkan Bank BNI harus melakukan suatu strategi yang bertujuan untuk menyelamatkan assets dan bisnisnya di Iuar negeri, yang disebut survival strategy melalui program down sizing assets, SDM, dan melakukan efficiency cost disegala bidang. Survival strategy tersebut diambil sebagai strategi jangka pendek (short term strategy) dengan terlebih dahulu melakukan konsolidasi asset-asset dan bisnis luar negeri, restrukturisasi finansial dan operasional, serta melakukan pemulihan dari sisi assets dan liabilities dengan tujuan mengembalikan SBU internasional kepada posisinya sebagai BU yang berorientasi kepada profit center. Survival strategy dilanjutkan dengan melakukan reorientasi bisnis cabang luar negeri dan selalu melakukan review atas kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan strategi bisnis cabang Iuar negeri. Pemulihan bisnis dan portofolio tersebut kemudian menjadi sebuah transformasi dan diaplikasikan dalam bentuk diversifikasi portofolio, yaitu penataan kembali portofolio usaha cabang luar negeri dengan mengalihkan produk-produk treasuri dan securities untuk memperoleh yield tinggi dengan risiko yang masih acceptable. Transformasi tersebut, juga diarahkan untuk mengatur cabang luar negeri agar fokus pada segmen pasarnya dan fokus kepada prime product sesuai dengan karakteristik dan Iingkungan masing-masing negara.
Penelitian yang menggunakan metode deskriptif kualitatif ini menganalisis kinerja SBU Intemasional khususnya cabang luar negeri dan menganalisis strategi yang diterapkan oleh manajemen Bank BNI saat ini dalam memperbaiki kinerja SBU lnternasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan SBU Internasional setelah dilakukan strategi transformasi pada tahun 2002 mengalami perbaikan dari sisi assets dan liabitities-nya kemampuan cabang-cabang dalam memperoleh income dan menekan expenses menghasilkan pendapatan yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Disisi lain, aspek pembelajaran dan pertumbuhan perlu selalu ditingkatkan karena hal tersebut merupakan kapabilitas perusahaan menyangkut kepada aspek product, people dan delivery service, dimana ketiganya mempunyai korelasi kuat dalam meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T14072
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Vamondo
"ABSTRAK
Perkembangan terkini pada berbagai penelitian manajemen stratejik menyoroti semakin meningkatnya ketidakpastian pada lingkungan tugas (task environment) yang mengakibatkan keunggulan posisi (positional advantage) perusahaan tergerus semakin cepat dari waktu ke waktu. Hal ini mengakibatkan perusahaan-perusahaan harus menghadapi strategi paradox (strategy paradox) yang menuntut mereka untuk melakukan pengambilan komitmen strategis (strategic commitment) secara cepat dan akurat ditengah-tengah tingginya ketidakpastian strategis (strategic uncertainty). Penelitian ini hendak menganalisa konfigurasi berbagai perusahaan yang mampu mempertahankan keunggulan posisi dan kinerjanya ditengah-tengah tingginya ketidakpastian strategis pada lingkungan tugasnya. Kuesioner disebarkan kepada tim manajemen puncak dari 122 bank di Indonesia. Berbeda dari penelitian serupa yang dilakukan oleh Hamsal dan Agung (2007) yang menemukan bahwa persepsi akan ketidakpastian lingkungan (perceived environmental uncertainty) berkorelasi signifikan dan positif terhadap fleksibilitas strategi (strategic flexibility), penelitian ini menemukan bahwa persepsi akan ketidakpastian lingkungan tidak lagi memiliki korelasi secara signifikan dengan strategi perbankan di Indonesia. Lebih lanjut, penelitian ini menemukan bahwa untuk meningkatkan dan mempertahankan kinerjanya, perbankan perlu memprioritaskan segala usaha dan sumber dayanya untuk mempertahankan fleksibilitas strategi sebelum mengalokasikannya untuk membangun keunggulan posisi dan mempertahankan konsistensi strategi (strategic consistency). Sejalan dengan itu, apabila fokus perbankan adalah membangun dan mempertahankan keunggulan posisinya, maka segala usaha dan sumber daya harus diprioritaskan untuk membangun fleksibilitas strategi. Lebih lanjut, penelitian ini menemukan bahwa kinerja perbankan akan maksimal apabila perbankan mampu mendayagunakan fleksibilitas strateginya untuk membangun keunggulan posisi di dalam industri, dan lebih lanjut, mampu mempertahankannya dengan konsistensi strategi yang tinggi.

ABSTRACT
Recently, researches on strategic management have been concerned with the increasingly uncertain, yet becoming more important, task environment that erodes firms? positional advantage more rapidly every day. As a result, firms are facing paradox of strategy, which demands rapid, yet accurate, strategic commitment in the present of strategic uncertainty. This research addresses questions regarding how organizations are best configured in facing environment with highly strategic uncertainty, while maintaining their positional advantage and high performance. Questionnaires were distributed to 122 top management teams of Indonesian commercial banks. In contrast with earlier research by Hamsal and Agung (2007) who found that perceived environmental uncertainty has a positive, significant correlation to Indonesian banks? strategic flexibility, this research found that environmental uncertainty does not has any significant correlation to Indonesian banks? strategy. Further this research also identify that in order to increase their performance, Indonesian banks should allocate most of their efforts and resources on increasing their Strategic Flexibility before they put any efforts and resources on creating Positional Advantage and maintaining Strategic Consistency. In addition, if any of the Indonesian banks have an intention on increasing their position in the industry, they should also allocate most of their efforts and resources on being strategically flexible. Further, when their SF has already become a distinctive PA, Indonesian banks should begin to maintain consistency in their strategy as the highest value of performance can be achieved when their PA is maintained by a strong basis of SC."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T39370
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>