Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stirling, Margaret W.A.
London: William Heinemann Medical Books 1, 1971
616.6 STI u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Boca Raton: Informa UK, 2006
616.6 BRA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: McGraw-Hill, Medical, 2008
616.6 Smi
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hofstetter, A.
Switzerland: Roche, 1980
616.6 HOF n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
St Louis: Mosby Year Book, 1990
R 616.060 5 YEA
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia : Elsevier Saunder, 2012
616.6 CAM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Harrina Erlianti Rahardjo
"Tujuan: Melaporkan pengalaman TUR-P menggunakan NaCl 0,9% sebagai irigasi (sistem bipolar) dan efeknya terhadap kadar hemoglobin, hematokrit dan natrium.
Bahan dan Cara: Studi ini adalah studi prospektif non randomisasi. Enam puluh pasien PPJ memenuhi kriteria penelitian (30 sistem bipolar, 30 sistem monopolar), dinilai lama operasi, jumlah cairan irigasi, berat chip prostat, penurunan kadar hemoglobin, hematokrit, natrium dan ada tidaknya TUR sindrom.
Hasil : Terdapat perbedaan yang bermakna antara volume prostat pada kedua grup. Pada sistem bipolar rerata lama operasi adalah 39,66+12,02 menit dan 54,33+19,01 menit pada sistem monopolar, rerata berat chip yang direseksi 14,09+11,25 gram pada sistem bipolar dan 24,26+18,15 gram pada sistem monopolar. Rerata penurunan hemoglobin 0,7601 pada sistem bipolar dan 1,09g/dl pada sistem monopolar, rerata penurunan natrium 2,3mEg11 pada sistem bipolar dan 1,7meg11 pada sistem ronopolar. Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara lama operasi dengan penurunan hemoglobin dan natrium pada kelompok sistem bipolar sedangkan pada sistem monopolar terdapat korelasi yang bermakna antara lama operasi dengan penurunan hemoglobin(p:0,04), dan penurunan natrium(p:0,008). Tidak dijumpai adanya TUR sindrom pada kedua kelompok.
Simpulan: Dari pengalaman awal ini, disimpulkan bahwa TUR-P dengan sistem bipolar merupakan prosedur yang aman dan tidak memerlukan keahiian tambahan. Penelitian lanjutan dengan studi prospektif randomisasi untuk membandingkan sistem ini dengan sistem monopolar sangat dianjurkan.

Objectives: To report our experience in TUR-P using normal saline as irrigation (bipolar system) and its effect towards patient's hemoglobin, hematocryte and sodium content. Materials and methods: This study was performed in a prospective non-randomized fashion. Sixty BPH patients were included (30 patients were done with bipolar system, 30 patients with monopolar system). The parameters recorded were operation time, amount of irrigation, resected tissue weight, hemoglobin, hematocryte and sodium decline and presence of TUR syndrome.
Results : There was a significant difference in prostate volume between the two groups. Mean operation time was 39,66+12,02 mnt in the bipolar group and 54,33+19,01 mnt in the monopolar group, resected tissue weight was 14,09+11,25 grams in the bipolar group and 24,26+18,15 grams in the monopolar group. Hemoglobin decline was 0,7601 in the bipolar group and 1,09 in the monopolar group, sodium decline was 2,3mEg11 in the bipolar group and 1,7meg11 in the monopolar group. There was no significant correlation between operation time with hemoglobin and sodium decline in the bipolar group whilst in the monopolar group there was significant correlation between operation time with hemoglobin decline (p:0,04), and sodium decline (p:0,008). There was no TUR syndrome seen in either groups.
Conclusions: TUR-P with bipolar system is a new technology which is safe and requires no additional skills. Further investigation using randomized controlled trial to compare this technology with monopolar system is recommended.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18035
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia: Saunders Elsevier, 2007
616.6 CAM I
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kamila Alifia Imanuddin
"Urologi merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari saluran kemih pada pria dan wanita, serta saluran genital pada pria. Dalam kesehariannya, dokter spesialis urologi berhubungan dengan banyak data ketika melakukan konsultasi bersama pasien, seperti data pribadi pasien, data pemeriksaan fisik, surat rujukan, dan resep. Setiap sesi konsultasi perlu dijadwalkan dan disimpan datanya. Permasalahannya adalah data-data tersebut tersebar di beberapa rumah sakit tempat dokter spesialis urologi bertugas. Hal ini menimbulkan kesulitan ketika dokter spesialis urologi ingin melakukan diagnosis dan penelitian. Berangkat dari permasalahan tersebut, dibutuhkan sebuah sistem informasi khusus untuk memfasilitasi kegiatan konsultasi yang dilakukan oleh tim dokter spesialis urologi. Penelitian ini bertujuan untuk merancang tampilan antarmuka Sistem Informasi Urologi menggunakan pendekatan User-Centered Design (UCD) dan mengacu pada Eight Golden Rules of Interface Design. Pengumpulan kebutuhan dilakukan melalui wawancara bersama tiga orang pengguna, yang hasilnya kemudian menjadi dasar untuk merancang desain antarmuka berupa high-fidelity prototype. High-fidelity prototype yang telah dibangun kemudian diuji oleh tiga orang experts dengan mengacu pada heuristics usability principles. Setelah itu, evaluasi berupa usability testing dan Single Ease Questions (SEQ) dilaksanakan bersama lima orang pengguna. Dari evaluasi tersebut, didapatkan nilai 6,8 dari 7,0, yang berarti desain antarmuka mudah digunakan.

Urology is a branch of medicine that studies the urinary tract in men and women and the genital tract in men. In their daily life, urology specialists deal with many data when consulting with patients, such as patient personal data, physical examination data, referral letters, and prescriptions. Each consultation session needs to be scheduled and all data stored. The problem is that these data are scattered in several hospitals where urology specialists work. This creates difficulties when a urologist wants to diagnose patients and do research. Based on these problems, a particular information system is needed to facilitate consultation activities by urology specialist and their team. This study aims to design an interface for Urology Information Systems using a User-Centered Design (UCD) approach and refers to the Eight Golden Rules of Interface Design. Requirements were collected through interviews with three users, the results of which became the basis for designing an interface design in the form of a high-fidelity prototype. Three experts then test the high-fidelity prototype built regarding heuristics usability principles. After that, usability testing and Single Ease Questions (SEQ) were carried out with five users. From the evaluation, we obtained a 6.8 out of 7.0, which means the interface design is easy to use."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Sholichin
"Tujuan: Penelitian ini akan mencari korelasi antara pemeriksaan dengan sistim skoring (IPSS) dan hasil pemeriksaan uroflowmetri (Qmax) serta hasil pemeriksaan urodinamik ( BOOI ). Diharapkan akan diketahui sejauh mana data subyektif pasien berkorelasi dengan data obyektif.
Bahan dan Cara: Data dikumpulkan dari pasien yang dilakukan pemeriksaan di Poliklinik Khusus Urologi sejak bulan Oktober 2005 sampai dengan Mei 2006 dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
HasiI Penelitian: Terdapat 89 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Umur rata-rata 65,56 ±7,2 tahun. IPSS rata-rata 20,57+7,0. Pancaran kencing maksimal (Qmax) rata-rata 5,94 ±3,5 ml/detik. BOOI kategori obstruksi sebanyak 56 (65,1%) pasien, ekuivokal 20 (23,3%) dan tidak obstruksi sebanyak 10 (11,6%). Koefisien korelasi antara IPSS dan Qmax adalah r = - 0,32 (sangat lemah) signifikansi p = 0,002. Koefisien korelasi antara IPSS dengan BOOI adalah r = 0,28 p = 0,008. Koefisien korelasi antara Qmax dan BOOI adalah r = - 0,45 p = 0,00. Hasil uji Anova didapatkan adanya perbedaaan Qmax yang bermakna p=0,041 (p<0,05) diantara derajat LUTS. Pada penelitian ini tidak ada perbedaan BOOT yang bermakna (p=0,093) diantara derajat LOTS. Tidak ada perbedaan Qmax yang bermakna (p = 0,12 ) diantara BOOT.
Kesimpulan: Keluhan LUTS yang diukur dengan IPSS mempunyai korelasi sangat lemah tetapi signifikan dengan pemeriksaan obyektif yang diukur dengan uroflowmetri dan urodinamik. Pemeriksaan uroflowmetri mempunyai korelasi sangat lemah tetapi signifikan dengan pemeriksaan urodinamik."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18151
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>