Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98227 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kim, Sung Suk
"This study tests preference hierarchies in incremental financial decisions on a sample of 147 companies quoted on the Jakarta Stock Exchange for the years 1994-2001. We distinguish 4 types of incremental financial decision, namely, internal financing, short term debts, long term debts, and share issues.
Evidences from CART (classification and regression tree) show that financial decisions from companies in JSX can be divided 3 sub-groups on the basis of the interaction among variables. First group is determined by the interaction among SIZE, SPR (stock price run-up), and CRISS (economy crisis) ; second group is determined by the interaction among SIZE, SPR, CRISS, DTA (depreciation), OITA (profitability), and LATA (liquidity); third group is determined by the interaction among SIZE, SPR, LATA, and DECS (deviation from the expected capital structure). SPR, LATA, and OITA suggested by pecking order and static trade-off theory and SIZE suggested by pecking order theory support pecking order theory. But DTA and DECS suggested by only static trade-off theory support static trade-off theory.
Estimations from the multinomial logit model confirm the evidences from the classification tree, except SPR for internal financing. Evidence classification tree says that the correlation between internal financing and SPR can not be determined. But estimation from the multinomial logit model says that internal financing and SPR have negative correlation which contradicts with expected hypothesis. SIZE is used as the first variable to split datasets in the classification tree, but is not statistically significant in all odd ratios.
Ordered logit models are used to determine which financing hierarchy fits the data JSX best. The results suggest that Indonesian firms have a most-preferred financing hierarchy, even if that financing hierarchy are not statistically significant ; i) internal financing, ii) long term debts or issues share, iv) short term debts."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T20188
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tandiyani Basuki
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
S19098
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lie Liem Fu
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkarnain Darius
"Perum PPD badan usaha milik negara yang bergerak di bidang jasa transportasi bus dalam kota yang kegiatan aktivitas usaha terbagi ke lokasi depo-depo yang berada diwilayah Jabotabek Saat ini Perum PPD mengalami kesulitan memenuhi kewajiban pembayaran gaji karyawan yang dianalisa akibat rendahnya laba kotor usaha dan biaya pokok operasi yang tinggi.
Studi karya akhir adalah kajian penerapan icon target costing di salah satu depo (unit usaha) PPD. Maksud dan tujuan dengan penerapan target costing apakah dapat dilakukan proses efisiensi biaya pokok operasi agar target laba kotor usaha dan target biaya operasi yang ideal dapat tercapai dan depo unit usaha dapat memenuhi kewajiban beban usaha antara lain pembayaran gaji pokok karyawan. Metode penelitian dengan mengambil data sekunder dari Depo lntras (Halim) dan pengamatan langsung diskusi dengan karyawan Perum PPD.
Hasil dari penerapan target costing diproyeksikan beban biaya operasi dapat diturunkan dan Rp694,950,736 atau sebesar 71% Rp 553,389,120 atau sebesar 56% dari total pendapatan dan laba operasi diproyeksikan dapat ditingkatkan menjadi 44% dari total pendapatan sebesar Rp429,973,889. Hasil dari proses target costing telah mencapai target allowable cost dan target laba operasi yang direncanakan yaitu sebesar 56% dan 44% dari total pendapatan
Proses efisiensi biaya antara lain meliputi:
? proses realokasi bus dengan kapasitas cc lebih kecil ke rute tempuh km lebih jauh agar biaya solar dapat dihemat
? Proses penggunaan ban jenis vulkanisir untuk penghematan biaya ban
? Penggunaan oli yang mempunyai asumsi masa guna km tempuh lebih besar
? Perhitungan anggaran biaya suku cadang berdasarkan asumsi masa guna pemakaian dengan total km tempuh bus
Direncanakan akan dilakukan pengawasan setelah proses efisiensi biaya agar kualitas jasa pelayanan tetap menjadi lebih baik. Kelemahan dari studi ini adalah karena keterbatasan waktu dan data target costing hanya dilakukan di salah satu depo unit usaha dan tidak meliputi seluruh depo dan Kantor Pusat Perum PPD. Kondisi permasalahan saat ini Perum PPD tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran seluruh karyawan depo dan Kantor pusat.
Khususnya Kantor pusat yang tidak mempunyai kegiatan aktivitas operasi bus unit usaha harta menerima setoran pendapatan bersih dan seluruh depo-depo unit usaha. Sehingga untuk dapat mengetahui secara akurat kemampuan Perum PPD di dalam memenuhi kewajiban beban usaha keseluruhan harus dilakukan perhitungan target laba operasi ideal dari seluruh depo untuk dapat mengetahui kemampuan Perum PPD di dalam memenuhi seluruh kewajiban gaji karyawan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17499
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panji Narputro
"Letak geografis negara Indonesia yang berada di jalur khatulistiwa membuat Indonesia memiliki potensi besar terpapar sinar matahari sepanjang tahun. Dengan potensi energi sebesar 4.8 kWh/m2/hari, Indonesia memiliki potensi 6 hingga 10 kali lebih besar untuk membangkitkan listrik melalui sel surya dibandingkan dengan negara-negara di Eropa. Oleh karena itu Indonesia perlu untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan energi matahari sebagai sumber energi alternatif selain minyak dan gas. Dengan tujuan untuk bisa lebih mendorong pemanfaatan energi matahari tersebut maka diperlukan data dan informasi mengenai ketersediaan energi matahari di wilayah Indonesia. Salah satunya adalah data dan informasi penentuan sudut kemiringan sel surya untuk mendapatkan potensi energi matahari yang optimal. Data dan informasi yang dimaksud adalah data dan informasi terkait meteorologi (radiasi langsung, radiasi tidak langsung, radiasi global, dan temperatur lingkungan) serta letak lokasi (lintang dan bujur) dari panel sel surya. Dengan data dan informasi tersebut, kita bisa menentukan sudut kemiringan yang optimal sehingga didapatkan energi potensial matahari yang optimal dan juga didapatkan pula desain sistem sel surya yang lebih efisien serta biaya energi yang lebih optimal.

Indonesian position along the equator line makes Indonesia has a huge exposure of solar radiation potential throughout the year. With 4.8 kWh/m2 potential energy, compare to Europe, Indonesia has 6 to 10 times potential energy to generate electricity through solar cell system. For that purpose, Indonesia needs to further optimize the utilization of solar energy as an alternative source of energy other than oil and gas. In order to encourage the use of solar energy, data and information concerning to the availability of solar energy in Indonesia is very important. Data and information for this paper are information of meteorological data (direct radiation, diffuse radiation, global radiation, and environment temperature) and location (latitude and longitude) of Photovoltaic (PV) cell. With both data, we can determine optimum PV tilt to obtain optimum solar energy and get an efficiency of PV system with optimal energy cost."
Salemba: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41710
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Andrian
"Pencalonan jalur perseorangan pada pilkada langsung di Kabupaten Garut cenderung mengalami penurunan. Dibandingkan pelaksanaan pilkada 2008 dan pilkada 2013, partisipasi bakal pasangan calon dalam pilkada Kabupaten Garut 2018 menunjukkan angka yang paling sedikit. Permasalahan tersebut dikarenakan adanya aturan peningkatan syarat minimal dukungan yang harus dipenuhi oleh bakal pasangan calon sesuai UU Pilkada Nomor 10 Tahun 2016. Kajian ini berfokus pada peran modal politik, modal sosial dan modal ekonomi bagi bakal pasangan calon Suryana dan Wiwin Suwindaryati dalam pencalonan jalur perseorangan pada pilkada Kabupaten Garut tahun 2018, melalui teori modal Pierre Bourdieu (1992) terutama terkait dengan modal politik, modal sosial dan modal ekonomi serta relasi kepemilikan modal dengan pencalonan jalur perseorangan. Untuk memperkuat teori modal politik Pierre Bourdieu dalam penelitian ini, didukung oleh teori modal politik oleh John A. Booth dan Patricia Bayer Richard (1998). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif melalui wawancara mendalam, dan studi literatur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran modal politik yang terakumulasi dengan kekuatan modal sosial dan modal ekonomi, memengaruhi kekuatan politik dan strategi pasangan calon Suryana dan Wiwin Suwindaryati dalam memenuhi syarat minimal dukungan pada tahap pencalonan perseorangan. dalam pilkada Kabupaten Garut 2018.

Nominations for the individual path during the direct election in Garut district tend to fall. In comparison to the 2008 and 2013 elections, the number of individual candidate pairs participating in the 2018 Garut district election was the lowest. This problem is due to the rules for increasing the minimum support requirements that must be met by prospective pairs of candidates according to Election Law Number 10 of 2016. This study focuses on the role of political capital, social capital, and economic capital for the prospective candidates, Suryana and Wiwin Suwindaryati, in the nomination of the individual path in the 2018 Garut district election. Bourdieu's theory of capital (1992), mainly related to political capital, social capital, and economic capital, as well as the relationship between capital ownership and the nomination of the individual path. To strengthen Pierre Bourdieu's theory of political capital in this study, it is supported by the theory of political capital by John A. Booth and Patricia Bayer Richard (1998). This research was conducted using qualitative methods through in-depth interviews and literature studies. The results of this study indicate that the role of political capital, which is accumulated with the strength of social capital and economic capital, affects the political power and strategy of the candidate pair of Suryana and Wiwin Suwindaryati in meeting the minimum support requirements at the individual nomination stage in the 2018 Garut Regency Election."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Istiyono
"Bisnis perbankan di Indonesia dalam lima tahun terakhfr ¡ni menghadapi masa yang sangat sulit. Kondisi ekonomi ini masih belum benar-benar pulih. Walaupun di tahun 2001 sebagian besar bank telah membukukan laba, namun, sebagian besar dari pendapasan yang diperoleh perbankan masih berasal dari bunga obligasi rekapitulasi pemerintah.
Peran bank yang diharapkan mampu sebagai penggerak kegiatan bisnis riil temyata masih kurang berfungsi secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari rasio antara pinjaman terhadap simpanan pihak ketiga atau lebih dikenal dengan Loan to Deposit Ratio (LDR), rata-rata tingkat LDR perbankan nasional di tahun 2001 masih jauh dari harapan Bank Indonesia yaitu antara 80%-110%.
Dengan kondisi dimana pertumbuhan ekonomi masih rendah dan belum pulihnya kondisi ekonomi Indonesia, maka margin lain yang cukup tinggi seperti yang diperoleh dari penyaluran kredit pada masa sebelum bisnis semakin sulit dicapai. Margin dan penyaluran kredit semakin kecil, disamping itu penempatan dana pada kredit juga sangat berisiko terhadap perubahan kondisi perekonomian nasional maupun global.
Seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin mengglobal perbankan nasionai tetap dituntut untuk dapat bersaing; tidak hanya dengan sesama bank lokal namun juga dengan bank asing. Untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah maka peran teknologi-informasi, kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi faktor yang sangat penting.
Dengan semakin meningkatnya biaya-biaya dan semakin sulitnya untuk memperoleh Pendapatan, maka kesadaran untuk menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien merupakan suatu keharusan. Manajer harus secara aktif mengidentifikasi, memahami dan mengendalikan biaya-biaya yang berada dalam kendalinya.
Dewasa ini, hampir semua bisnis tak terkecuali perbankan. nasabah merupakan satu kunci bagi keberhasilan suatu bisnis. Orientasi Produk/jasa telah bergeser menjadi orientasi kepada nasabah. Dengan demikian perlakuan yang tepat kepada nasabah akan memiliki dampak yang besar bagi kelangsungan bank. Salah satunya adalab bank akan mampu mempertahankan nasabah lama atau bahkan mampu menarik nasabah baru.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka analisis profitabilitas nasabah menjadi sangat relevan untuk diiaksanakan. Terdapat beberapa cara untuk melakukan analisis profitabilitas nasabah. khususnya dalam menghitung biaya dan membebankan biaya-biaya tersebut kepada obyek biayanya.
Di antara tiga kornponen biaya produk, biaya overhead-lah yang cukup sulit untuk dibebankan. Dengan berlatar beIkang terbadap beberapa fakior berikut i kecenderungan semakin meningkatnya porsi biaya overhead terhadap biaya produk ii.semakin bervariasinya jenis produk, iii. semakin bervariasinya produk/jasa. iv.semakin kompleksnya pengerjaan suatu produk atau jasa, maka metode plantwide, dan departement dianggap kurang adil dan akurat sedangkan pendekatan berdasarkan aktivitas dianggap cukup relevan untuk diterapkan.
Beberapa faktor yang menyebabkan pembebanan biava aktivitas atau yang lebih dikenal dengan Activity-based Costing (ABC) sangat relevan untuk diterapkan yaitu:
1. ABC dianggap dapat memembebankan biaya kepada obyek biaya secara lebih baik dan akurat, terutama dengan semakin meningkatnya komponen biava overhead:
2. Inti kegiaian di lembaga keuangan adalah SDM. dimana aktivitas SDM juga mengkonsumsi biaya yang cukup besar.
3. ABC Mampu memberikan gambaran yang lebih baik bagi manajemen terhadap faktor faktor pemicu kenaikan maupun penurunan biaya.
4. Manajemen dapat mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang memberikan atau tidak memberikan nilai tambah;
5. Manajernen dapat mengidentifikasi dan memahami jumlah waktu pegawai dan untuk kegiatan apa waktu tersebut digunakan, sehingga selanjutnya akan dapat dilakukan perencanaan pengembangan pegawai secara Iebih efektif dan efisien.
Pembebanan biaya yang dilakukan secara serampangan (arbitrer) seringkali membawa dampak negatif, terlebih bila biaya-biaya tersebut tidak dibebankan dan diserap oleh suatu unit biaya tertentu. Beberapa dampak negatif yang sering timbul adalah :
a. Manajemen salah dalam mengevaluasi kinerja unit kerja;
b. Kurangnya kesadaran akan biaya yang timbul atas kegiatan yang dibuatnya;
c. Tidak adanya kontrol diantara unit kerja (pencipla dan pengguna).
Dalam karya akhir ini dilakukan penelitian pada salah satu Kantor Cabang Bank "X" di Jakarta, untuk selanjutnya disebut Kanca ?F?, dengan fokus penelitian terhadap analisis profitabilitas ekspor selama tahun 2001. Dalam analisis biaya digunakan pendekatan berdasarkan ABC khususnya pada perhitungan dan pembebanan biayanya. Dari hasil penelitian dan analisis dapat diperoleh gambaran bahwa:
1. Dari 68 eksportir yang melakukan transaksi melalui Kanca "F", hanya 58,8% atau 40 eksportir yang telah menjadi nasabah ekspor Kanca "F".
2. Sepuluh nasabah besar telah memberikan kontribusi pendapatan sebesar 92.46% atau USD 985.015 dan 77.44% atau 4.696 transaksi dari jumlah transaksi ekspor di Kanca ?F?. Adapun dalam analisis profitabilitas kesepuluh nasabah besar telah memberikan kontribusi laba sebesar 80,50%."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T3074
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hastuti Josefina Setyadi; Joseph Pulo
"ABSTRAK
Didalam era globalisasi seperti saat ini, dunia usaha
terus berkembang dan berubah cepat pada tingkat persaingan
yang semakin kompetitif sehingga manajemen membutuhkan informasi
yang akurat guna mendukung keputusan operasional maupun
perencanaan pengembangan perusahaan di masa-masa mendatang.
Pada mulanya akuntansi biaya konvensional mempunyai
peranan yang besar dan dapat memenuhi kebutuhan pihak manajemen
akan informasi baik berupa informasi operasional maupun
informasi biaya produksi.
Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dan kompleks
serta persaingan yang semakin tajam didalam era globalisasi
ini menyebabkan pihak manajemen membutuhkan informasi
yang semakin kompleks dengan tingkat akurasi yang cukup tinggi
guna bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya di pasaran.
Pada saat inilah terbukti bahwa akuntansi biaya konvensional
semakin ketinggalan dan tidak mampu lagi menghasilkan informasi
yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
Menyadari akan ketinggalan tersebut maka para pakar
ilmu akuntansi bekerja keras untuk mengembangkan suatu sistim
biaya yang dapat memenuhi tuntutan kebutuhan pihak manajemen.
Pada tahun 1980 an ternyata kerja keras para pakar
tersebut membuahkan hasil suatu sistim biaya Activity-Based
Costing ( ABC ). Sistim biaya ABC ini pada prinsipnya bekerja
berdasarkan "kegiatan" yang terjadi di dalam proses produksi
dimana kegiatan proses produksi mengkonsumsi sumber daya
sementara produk mengkonsumsi kegiatan melalui pemacu biaya
yang digunakan.
Sistim biaya ABC ini dapat memberikan data kegiatan
akurat dari awal hingga akhir proses produksi suatu
sehingga dengan demikian dapat memberikan data biaya
terjadi pada setiap proses produksi yang pada akhirnya
dapat menyajikan data biaya produksi yang akurat kepada
pihak manajemen. Data biaya produksi yang akurat akan sangat
mendukung pihak manajemen didalam menetapkan keputusan - keputusannya,
baik keputusan yang menyangkut operasional, perencanaan
produk maupun penentuan harga jual yang kompetitif.
Didalam perkembangannya, sistim biaya ABC ini masih
menemukan berbagai hambatan-hambatan terutama didalam proses
implementasinya karena dirasakan masih kompleks dan terlalu
mahal. Walaupun demikian, mengingat kemampuan sistim biaya
ABC dapat menghasilkan data operasional maupun data keuangan
yang akurat sehingga dapat memenuhi kebutuhan pihak manajemen
serta menjawab tantangan jaman maka sistim biaya ini tetap
akan dapat menjadi pilihan utama perusahaan menjelang abad ke
duapuluh satu mendatang.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bima Adi Virgana
"ABSTRAK
Tesis ini mengusulkan penerapan Activity Based Costing (ABC) untuk menghitung Biaya Pendidikan yang sebelumnya Perhitungan Biaya Pendidikan SMKN 28 Jakarta mengacu pada ketentuan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 109 Tahun 2012 tentang Biaya Operasional Pendidikan. Perhitungan dengan pendekatan Activity Based Costing menghasilkan perbedaan dengan pendekatan saat ini. pendekatan saat ini biaya per siswa untuk program akomodasi Perhotelan Rp 500.000,- per siswa setiap bulan dan untuk program Perawatan sosial Rp 600.000,- per siswa setiap bulan, sedangkan dengan pendekatan Activity Based Costing untuk program akomodasi Perhotelan Rp_556.809,- per siswa setiap bulan dan untuk program Perawatan sosial Rp_536.436,- per siswa setiap bulan. Biaya biaya pada program Akomodasi Perhotelan cenderung lebih besar dibandingkan program Perawatan Sosial karena jumlah siswa dan jumlah kelas lebih banyak. Pendekatan Activity Based Costing dapat menggantikan pendekatan yang lama agar distorsi biaya tidak terjadi.

ABSTRACT
This thesis recommends the use of Activity-Based Costing (ABC) to calculate the Education Costs which formerly referred to the Governor of DKI Jakarta Province?s Regulation Number 109/2012 regarding Operational Costs of Education. This Activity-Based Costing calculation results in a different number than the currently used calculation method, which is Rp 500,000 per student every month and Rp 600,000 per student every month, whereas the Activity-Based costing calculation results in Rp 556,809 per student every month in Hotel accommodation program and Rp 536,436 per student every month in Social Care program. The costs of Hotel Accomodation education tend to be higher than those of Social Care program due to higher number of students and classes. The Activity-Based Costing approach can replace the conventional calculation method to prevent cost distortion.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Elrin
"Dalam menentukan harga jual suatu produk merupakan salah satu strategi yang sangat penting untuk dapat berkompetisi dengan para competitors, perilaku customers sudah sangat selektif dalam melakukan pemilihan untuk melakukan pembelian atas suatu produk, bagi mereka akan timbul beberapa pertimbangan-pertimbangan mengenai kualitas suatu produk serta harga yang pantas untuk produk tersebut.
PT.IQL mempraktekkan suatu metode yang unik dalam menentukan harga jual, yaitu menggunakan " system index " yaitu harga jual barang ditentukan hanya dengan mark-up harga pembelian raw materials semata. Misalnya index 2, artinya mark-up 2 kali lipat dari harga beli raw material. Sedangkan strategi penentuan harga jual jasa ditetapkan dengan membandingkan harga pasar tertinggi dan terendah.
Kebijakan manajemen dalam menentukan harga jual seperti diatas dapat dimaklumi, karena tidak adanya informasi mengenai harga pokok barang dan jasa yang dijual. Keinginan manajemen untuk dapat memperoleh informasi harga pokok produksi tidak pernah dapat terealisasi.
Manajemen tidak mengetahui berapa sebenarnya biaya yang dikonsumsi suatu produk hingga siap untuk dijual, tidak tertutup kemungkinan setelah dilakukan penghitungan secara detail dan akurat didapatkan hasil bahwa biaya untuk memproduksi suatu unit produk atau jasa lebih besar daripada biaya pembelian raw materials itu sendiri. Jika, penentuan harga jual per produk hanya mark-up 2 kali lipat dari raw material, maka produk tersebut dijual dibawah cost (harga pokok).
Menentukan harga jual hanya dengan mengandalkan informasi harga beli raw materials saja merupakan suatu hal yang tidak tepat serta memiliki banyak kelemahan, karena produk yang dijual melalui proses produksi dan konsekuensinya timbul biaya-biaya lain diluar harga beli raw materials itu sendiri.
Disisi lain, committed resources pada PT.1OL yang akan menjadi fixed cost memiliki nilai yang cukup besar, sehingga dengan aplikasi metode activity based costing akan menghasilkan informasi cost per unit produk lebih akurat dan detail, Setiap decision makers pasti membutuhkan informasi yang akurat mengenai cost suatu produk agar keputusan yang diambil juga menjadi valid dan updated. Activity based costing merupakan salah satu tool yang dapat digunakan sebagai supporting dalam pengambilan keputusan termasuk strategi penetapan harga jual.
Dalam melakukan penelitian digunakan applied research terhadap obyek yang diteliti, input yang diperoleh berdasarkan data-data dan hasil wawacancara dengan karyawan-karyawan yang telibat langsung pada obyek yang diteliti.
Dari hasil penelitian dan analisa ternyata beberapa produk saat ini dijual dibawah cost (harga pokok) dan beberapa produk menghasilkan profit margin yang tinggi. Tetapi secara keseluruhan perusahaan masih memperoleh profit margin sebesar ± 10.63% dari net sales. Walaupun perusahaan memperoleh profit margin, nyatanya profit margin tersebut berasal dari saling subsidi antara produk yang menghasilkan profit dengan produk yang dijual dibawah harga pokok.
Setelah harga pokok diketahui, maka manajemen merencanakan untuk menaikkan harga jual produk pada awal tahun 2006 ini, dengan ketentuan;
? Jika, harga jual suatu produk saat ini dibawah harga pokok, maka harga jual harus dinaikkan dengan mark-up minimal 25% diatas harga pokok baru.
? Jika, harga jual suatu produk sudah dijual diatas harga pokok tetapi marginnya masih dibawah 25%, maka harga jual baru harus disesuaikan dengan minimal margin 25%.
? Jika, harga jual produk saat ini sudah melebihi 25% dari mark-up harga pokok, maka harga jual lama tetap dipertahankan.
Jika rencana manajemen diatas diaplikasikan, hasil penelitian dan analisa menunjukkan bahwa harga jual baru menjadi tidak kompetitif bila dibandingkan dengan competitors. Karena " players " dalam bisnis dari obyek yang diteliti sangat banyak, maka competitors yang dimaksud dalam penelitian ini hanya competitors yang menghasilkan produk barang dan jasa sepadan dari sisi kualitas dengan produk dan jasa obyek yang diteliti (apple to apple).
Hasil penelitian ini dirasakan masih memiliki beberapa kelemahan untuk diperbaiki dikemudian hari, yaitu; beberapa alokasi supporting activities menggunakan asumsi-asumsi, sehingga jika asumsi tidak tepat berdampak pada kekeliruan informasi harga pokok."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T19965
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>