Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139917 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Mela Roselawaty
"Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator untuk menguknr keberhasilan layanan rumah sakit yang berguna memberikan feedback bagi pihak manajemen, karena dengan mutu pelayanan yang baik akan memberikan kepuasan . Kepuasan pasien sendiri akan memberikan dampak yang positif bagi promosi rumah sakit.
Latar belakang penelitian ini adalah kinerja rawat inap RS Bhakti Mulia yang rendah dengan BOR dan BTO dibawah angka ideal dan banyak keluhan terhadap pelayanan. Padahal RSBM dituntut untuk memberikan pelayanan yang lebih baik agar dapat bertahan dan bersaing dengan rumah sakit sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kepuasan pasien terhadap pelayanan rawat inap dan minat pemanfaatan kembali serta faktor-faktor yang berhubungan dengannya.
Metoda yang digunakan adalah deskriptif analitik, desain cross sectional dengan melakukan wawancara kepada 80 orang pasien perawatan umum. Analisa data secara kuantitatif menggunakan analisis univariat, hivariat korelasi Pearson dan Regresi Linier Ganda.
Hasil penelitian meniinjukkan bahwa pasien mempunyai persepsi yang cukup terhadap kualitas pelayanan di seluruh titik simpul pelayanan . Kualitas pelayanan di masing-masing titik simpul pelayanan menunjukkan hubungan yang bermakna dengan tingkat kepuasan (nilai pe-a). Sedangkan kualitas pelayanan ruang perawatan secara bermakna mempunyai hubungan yang paling kuat dengan kepuasan keseluruhan (r=0.694 p=0.000) . Hasil regresi linier ganda menunjukkan bahwa pelayanan seluruh titik simpul dapat menjelaskan 52,7% variasi kepuasan dan pelayanan ruang perawatan merupakan fakior dominan yang berhubungan dengan kepuasan keseluruhan (Beta=O,481, p=0.000). Selain itu kepuasan diketahui secara bermakna mempunyai hubungan yang kuat dengan minat pemanfaatan kembali rawat inap (r=0.648 p=0.000).
Untuk meningkatkan kepuasan pasien dan pemanfaatan rawat inap maka disarankan untuk melakukan perbaikan pelayanannya, terutama pada pelayanan ruang perawatan dengan cara meningkatkan jumlah dokter spesialis full time atau dibuat suatu kebijakan ketaatan komitmen waktu terhadap dokter spesialis part time. Sedangkan upaya lainnya adalah pelatihan customer service kepada petugas TPP, radiologi dan kasir untuk meningkatkan kemampuan berromunikasi, perlu dipikirkan meningkatkan alat pemeriksaan laboratorium dan obat-obatan di apotik. Survey kepuasan pasien dilakukan secara rutin sebagai salah satu alai untuk memantau kualitas pelayanan .

Patient satisfaction is one of the indicators for measuring hospital service and giving feedback for management, because of a good service quality will give satisfaction, in the other hand patient satisfaction will give positive effect for hospital promotion.
Background: hospital effort achievement still low, especially inpatient with low BOR and BTO and it is still found more complaint for hospital services; surely it is a challenge for hospital in its effort facing competition.
Objective of this research is to describe patient satisfaction and inpatient reutilization interest with its related factors.
Method: descriptive analysis with cross sectional design and interviewing to 80 patients in general ward. Research methodology is quantitative analysis with univariate analysis, bivariate (Pearson Correlation) and multiple linear regressions.
Result: Patient has fair perception to the service quality at the all service sections. Inward service has strongest relation with satisfaction (r=-0,594 p=0.000). Linear regression analysis showed that perceptions of all sector can explain 52, 7% of patient satisfaction variation (r2 = 0.527). Inward service quality perception is dominant factor related to patient satisfaction. Satisfaction is known significantly and strong correlation with inpatient reutilizations interest.
Improving patient satisfaction and reutilization is to be suggested to increase its quality service. The most important is improving inward quality service with adding for full timer specialized, or to be made. a time commitment policy for part timer specialized, further more giving service customer training for employee who directly contact with client to improve their communication ability. It needs to be raised laboratory equipment and drugs in the pharmacy. Besides that, routine patient satisfaction survey as a tool for observing hospital service quality."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19327
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yurina Sari
"Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan layanan rumah sakit yang berguna memberikan feedback bagi pihak manajemen, karena dengan mutu pelayanan yang baik akan memberikan kepuasan. Kepuasan pasien sendiri akan memberikan dampak minat beli ulang pasien dan promosi bagi rumah sakit.
Latar belakang penelitian ini adalah kinerja rawat inap RS Haji yang rendah dan menurun dibawah angka ideal dan belum adanya informasi mengenai kepuasan pasien serta hubungannya dengan minat beli ulang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kepuasan pasien terhadap pelayanan rawat inap dan minat beli ulang serta hubungan keduanya.
Metoda yang digunakan adalah deskriptif analitik, dengan desain cross sectional dengan melakukan wawancara kepada 100 orang pasien rawat inap RS Haji. Analisa data secara kuantitatif menggunakan analisis univariat, bivariat dengan uji Fisher dan korelasi Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien mempunyai tingkat kepuasan yang tinggi terhadap kualitas pelayanan ditinjau dari 5 dimensi ServQual dimana nilai persepsi kenyataan sama atau melebihi harapan mereka. Hal ini dapat dilihat dari diagram kartesis dimana 86% atribut dimensi kualitas pelayanan berada pada kuadran dua, tiga dan empat dan rata-rata tingkat kepuasan pasien yaitu sebesar 100%. Jumlah pasien yang puas sebesar 89 % dan yang kurang puas sebesar 11%. Selain itu kepuasan diketahui secara bermakna mempunyai hubungan yang lemah dengan minat beli ulang (r = 0,378 dan p = 0,00).
Untuk meningkatkan kepuasan pasien dan minat beli ulang rawat inap maka disarankan untuk melakukan perbaikan dengan melengkapi fasilitas rumah sakit dengan peralatan yang modem, membuat ruang rawat inap yang bersih dan nyaman, memberikan pelatihan kepada seluruh petugas, perawat dan dokter untuk meningkatkan kemampuan mengatasi masalah pasien dan menanamkan pentingnya kepuasan pasien sehingga para dokter dapat dengan mudah dihubungi untuk selalu membantu masalah pasien. Survei kepuasan pasien dilakukan secara rutin sebagai salah satu alat untuk memantau kualitas pelayanan.

Patient satisfaction is one of the indicators for measuring hospital service and giving feedback for management, because of a good service quality will give satisfaction, in the other hand patient satisfaction will give effect for reutilization interest and hospital promotion.
Background: hospital effort achievement still low, especially inpatient with low BOR and BTO. Surely it is a challenge for hospital in its effort facing competitions. And there is no information about pasien satisfaction related to reutiliziation interest. Objective of this research is to describe patient satisfaction and inpatient reutilization interest and the relationship between both.
Method: descriptive analysis with cross sectional design and interviewing to 100 patients. Research methodology is quantitative analysis with univariate analysis, bivariate (Fisher test and Spearman Correlation).
Result: Patient satisfaction is high through five dimension of ServQual. The score for the reality is same or even more than their expectation. In scatter diagram, 86% of service attributes are in second, third and fourth quadrant. The average of customer satisfaction score is 100% with 89% patients were satisfied and 11% were not satisfied. Satisfaction is known significantly related to inpatient reutilization interest with weak correlation.
Improving patient satisfaction and reutilization is to increase its quality service. The important is improving inward quality service with adding more modem equipment, make a clean and comfortable inpatient room, giving a training for employees, nurses, and doctors to raise their ability to solve patient problem and the important of patient satisfaction, so that the doctors can be easy to contact for helping the patient problem. Beside that, routine patient satisfaction survey as a tool for observing hospital service quality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T20063
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arip Rahman Hakim
"Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator untuk mengukur mutu pelayanan kesehatan dan dapat digunakan sebagai tolok ukur bagi rumah sakit, hal ini penting karena dari hasil pengukuran tingkat kepuasan pasien dapat diperoleh Karakteristik, Dimensi dan Indikator apa dari jasa rumah sakit yang membuat pasien tidak puas. Sehingga pihak manajemen atau pimpinan harus melakukan koreksi atau perbaikan, karena tanpa adanya perbaikan, basil pengukuran tingkat kepuasan pasien menjadi tidak bermanfaat.
Tujuan dari penelitian ini adalah diperolehnya gambaran kepuasan, karakteristik pasien yang berhubungan dengan tingkat kepuasan serta diperolehnya gambaran kepuasan dari servqual yaitu faktor tampilan fisik (Tangibel}, empati (Emphaty), ketanggapan (Responsiveness), keandalan (Reliability) dan jaminan (Assurance) pelayanan kesehatan pasien rawat inap di Rumah Sakit Islam Tasikmalaya. Penelitian ini sifatnya deskriptif anaiitik sedangkan metodenya adalah longitudinal survey terhadap 140 sampel pasien yang dirawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Tasikmalaya. Analisis yang digunakan adalah univariate, bivariate dan multivariate, sedangkan uji statistik yang digunakan adalah chi square.
Hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat kepuasan pasien berdasarkan rata-rata dimensi adalah sangat puas yang nilainya sebesar 97,9%. Hasil uji bivariate menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kepuasan adalah umur, jenis keiamin, pekerjaan dan pendidikan, sedangkan hasil uji regresi logistik diperoleh bahwa faktor yang dorninan dalam menentukan kepuasan adalah faktor pekerjaan.
Dari Diagram Kartesius diperoleh bahwa Dimensi Assurance yaitu tenaga medic harus mempunyai pengetahuan sehingga mampu menjawab pertanyaan pasien dengan meyakinkan, menyediakan obat-obatan darurat, sikap cekatan, sikap meyakinkan sehingga pasien merasa aman dan harus mempunyai catatan medis dan indikator tenaga medis dan petugas lainnya hares membantu jika ada permasalahan pada pasien dan tenaga medis harus mempunyai catatan medis harus menjadi prioritas utama yang harus segera dilaksanakan sesuai dengan apa yang diharapkan pasien oleh pihak manajemen.
Saran yang diberikan oleh peneliti kepada pihak rumah sakit adalah harus lebih memperhatikan karakteristik pasien yang berumur muda, jenis kelamin perempuan, bekerja dan pendidikan sedang, karena pada kelompok ini merupakan jumlah terbanyak yang menggambarkan ketidakpuasan, memperbaiki Dimensi dan indikator yang menjadi prioritas utama serta perlu adarya penelitian Iebih lanjut yang mendukung penelitian seperti penelitian tentang kepuasan terhadap pemberi pelayanan baik medis maupun paramedis.

Patient's satisfaction is the first indicator to a measurement of health quality service and as the hospital standard, and that is an important because the measurement result of patient satisfaction degree shows Characteristic, Dimension and hospital Indicator service that make patient felt dissatisfied. The Hospital management has to conduct a correction because without reparation the result measurement patient is unused.
This research aims to know the discription of patient satisfaction rate and patient characteristics that correlates with patient satisfaction and to get the discription of satisfaction from servqual factors like physical factor or Tangible, Emphathy, Responsiveness, Reliability and Assurance health service to the patient who take care of stay in Rumah Sakit Islam Tasikmalaya. The research used descriptive analytic while the research method used is longitude survey to 140 samples patient who take care of stay in Rumah Sakit Islam Tasikmalaya. The Analysis used are univariate, bivariate and multivariate, the statistical test used chi square.
Result of the research obtained that patient of satisfaction degree to patient who take care of stay according to Dimension rates about 97,9%. Result of bivariate test shows the factor correlates with the rate of satisfaction are the variable of age, sex, work and education, while the test result of logistic regression obtained that dominant factors in determining the patients satisfaction is work factor.
We will find Assurances Dimension In Kartesius Diagram that are medical officer must have knowledge to answer all patient's question, to prepare the emergency medicine, responsiveness, medical officer can make patient comfortable and must have medical record and assisted each other to the patient and medical record as a mayor priority to executed patient expectation by hospital management.
Suggested of the researcher to the hospital itself needs to give more attention to the patients characteristic who are young enough, female sex, have an occupation and high education, as in this group is the most quantity which illustrate the dissstisfaction in the service quality of the hospital, repair the majoring Dimension and major priority Indicator in quality services, it is also necessary a further research that support this research, also the research about medics or paramedics.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T19115
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jusuf Kristianto
"Era globalisasi memberi dampak makin ketatnya persaingan bisnis rumah sakit di Indonesia. Pelayanan kesehatan yang semula hanya dilayani oleh pemerintah dan yayasan sosial, kini telah berubah menjadi salah satu lahan bisnis. Berbagai macam fasilitas akomodasi layaknya sebuah hotel berbintang dan dilengkapi peralatan canggih telah banyak ditawarkan oleh rumah sakit saat ini. Oleh karenanya, untuk tetap dapat bertahan dalam persaingan tersebut, rumah sakit harus terus meningkatkan mutunya agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik, sehingga dapat memenuhi tuntutan masyarakat yang semakin tinggi.
Salah satu upaya peningkatan mutu adalah melalui Total Quality Management (TQM). TQM merupakan suatu sistim manajemen yang melibatkan seluruh organisasi dalam upaya meningkatkan mute secara terpadu, serta dilandasi oleh prinsip-prinsip pokok, yaitu: menempatkan mutu sebagai strategi usaha, melibatkan setiap fungsi dan lapisan organisasi (setiap karyawan) dalam upaya peningkatan mutu, serta berorientasi pada kepuasan pelanggan. Seyogyanya jika suatu rumah sakit telah menjalankan TQM dan dengan demikian berorientasi kepada kepuasan pelanggan, akan dapat mencapai tingkat kepuasan pasien yang tinggi.
RS MMC sebagai salah satu rumah sakit swasta yang besar di Indonesia saat ini, telah melakukan pengukuran kepuasan pasien dengan metode Servqual pada tahun 2000. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien rawat inap di RS MMC adalah 90%, dengan perincian pada masing masing dimensi yaitu: Tampilan 90,9%, Empati 90,8%, Keyakinan 90,2%, Ketanggapan 90,1%, dan Kehandalan 87,8%. Setelah dilakukan perbaikan sesuai prinsip TQM, maka dilakukan kembali pengukuran kepuasan pasien pada tahun 2001 dengan metode yang sama.
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran apakah ada perbedaan tingkat kepuasan pasien sebelum dan sesudah pelaksanaan TQM di RS MMC, serta memperoleh gambaran tingkat kepuasan pasien pada masing-masing dimensinya.
Penelitian ini dilaksanakan secara panel survey dengan pendekatan Cross Sectional Berseri dan merupakan Non Equivalent Group Design. Sampel sejumlah 73 orang diambil secara Matching Sample yang merupakan pasien rawat inap RS MMC dari bulan Juli sampai dengan November 2001. Adapun analisis yang digunakan adalah Analisis Kuantitatif dan Kualitatif. Hasil penelitian tahun 2001 ini menyatakan bahwa tingkat kepuasan pasien rawat inap RS MMC Jakarta adalah 96,4% dengan perincian pada masing masing dimensi: Tampilan 97,0%, Empati 96,9%, Keyakinan 96,7%, Ketanggapan dan Kehandalan 95,6%. Dari uji t-test terbukti bahwa terdapat perbedaaan yang bemakna antara kepuasan pasien sebelum dan sesudah TQM.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah TQM berpengaruh terhadap kepuasan pasien, untuk itu penelitian menyarankan agar rumah sakit terus meningkatkan mutu layanannya secara berkesinambungan sesuai prinsip prinsip TQM, sehingga dapat mencapai tingkat kepuasan optimal serta dapat memenuhi keinginan dan harapan pasien.
Referensi : 51 (I 986-2001)

Influence of TQM toward Patient Satisfaction Improvement at MMC Hospital, Jakarta, Year 2001The globalization era has given impact on strict competition of hospital business in Indonesia. Formerly, health services has been held by the government and social foundations, but nowadays it becomes business area. Many kinds of accommodation facilities with modern tools has been offered by hospitals this days. To hold out on that competition, hospitals should improve the quality, so that they can give the best service and can fulfil the high demands of society.
One of quality improvement efforts is through Total Quality Management (TQM). TQM is a management system which included all parts of organization on the effort of total quality improvement, and based on main principles, i.e.: put on quality as a business strategy, involved all functions and all parts (all staffs) of organization on the efforts of quality improvement, and customer satisfaction oriented. Obviously, the hospitals which had done the TQM can get high level of patient satisfaction.
MMC Hospital as one of big private hospitals in Indonesia, had studied the patient satisfaction on the year of 2000 and the survey showed that the level of patient satisfaction in MMC hospital is 90 % with description of every dimension i.e: Tangibles 90,9%, Emphaty 90,8%. Assurance 90,2%, Responsiveness 90,1% and Reliability 87,8%. After making a quality improvement by TQM, there is a patient satisfaction survey again on the year of 2001.
The objectives of the study are to get description if there is a difference between patient satisfaction of before and after TQM and to get description of every patient satisfaction dimension.
The study that had been done is a panel survey with serial cross sectional method and non equivalent group design. About 73 samples which had taken by matching sample are in-patients of MMC hospital from July until November, 2001. Analysis that had been used are Quantitative and Qualitative Analysis. The study of the year 2001 had showed that the patient satisfaction of MMC hospital is 96,4% with description of every dimension i.e.: Tangibles 97,0%, Emphaty. 96,9%, Assurance 96,7%, Responsiveness and Reliability 95,6%. t-test analysis proved that there is a significant difference between patient satisfaction of before and after TQM.
The conclusion of the study is that TQM influences patient satisfaction, so that it suggests hospitals should continuing to improve their service quality in accordance with the TQM principles so that can get the optimal patient satisfaction and can fulfil patient expectation.
References : 51 (1986-2001)"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 10708
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryanti Mansoer
"ABSTRAK
Dari hasil residensi tentang `Tinjauan Manajemen Dokter di RS Pelni Jakarta' didapatkan bahwa ada keluhan pasien tentang pelayanan dokter di ruang rawat inap. Hal tersebut ditunjang dengan hasil angket Divisi Keperawatan semester II/1996 terhadap 240 pasien rawat inap, dimana keluhan tertinggi untuk sumber daya manusianya adalah ke dokter. Keluhan tersebut sebanyak 11,6 %.
Bartitik tolak dari hal-hal di atas, dilakukan penelitian kepuasan pasien di ruang rawat inap RS Pelni, untuk mengetahui tingkat kepuasan mereka terhadap pelayanan dokter dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan tersebut.
Dari kepustakaan, didapatkan bahwa segi pasien dan segi dokter mempengaruhi kepuasan itu. Segi pasien, karakteristik pasien itu sendiri : umur, jenis kelamin, pendidikan, penghasilan, dan perubahan sakit. Segi dokter : kehadiran/kunjungan, ternama, senoritas, responsit keramahan, ketrampilan, informatif dan biaya.
Penelitian ini berbentuk survei, bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan `cross sectional'. Lokasi penelitian : ruang rawat inap RS Pelni Jakarta, kecuali ruang Anak/Bayi, ICU/ICCU, dan ruang K.P. Populasi penelitian adalah pasien yang berada di lokasi penelitian yang dikelompokkan dalam kelas perawatan (Super VIP, VIP, Mama, KelasI-III). Sampel penelitian berjumlah 208 orang dengan kriteria : dewasa, dirawat > 3 hari, keadaan umum baik, dan bisa berkomunikasi. Cara pengambilan sampel dengan `proportional stratified random sampling'. Pengumpulan data primer dengan kuesioner dan wawancara, dilakukan selama 1 bulan (1 - 30 Juni 1997).
Hasil penelitiannya : 68 % responden mengatakan puas, dan 32 % mengatakan tidak puas terhadap pelayanan dokter. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan responden adalah : keteraturan kunjungan dokter, cara pemeriksaan, tingkat responsif dokter, informatif, dan senoritas dokter. Karakteristik responden tidak berpengaruh.
Saran penelitian lebih banyak ditujukan untuk dokter, yaitu : lebih informatif tentang keadaan penyakit pasien dan biaya, sebaiknya melakukan kunjungan dan memeriksa pasien di ruangan dan tidak pada jam istirahat malam, juga jalan keluar untuk mengatasi keluhan kunjungan adalah dengan kerja tim, yang sudah dijalankan di RS Pelni Jakarta.
Saran-saran ini sebaiknya ditujukan pads sebagian kecil dokter yang menimbulkan ketidakpuasan responden ini, tidak pada semua dokter; karena ketidakpuasan responden berulang untuk dokter-dokter yang sama.

ABSTRACT
The preliminary study conducted at Pelni Hospital in November 1996 on ` Observation of Doctor's Management at Pelni Hospital' found that level of patient satisfaction on Doctor's services was lower than expected. Another study conducted by Nursing Division term U 11996 on 240 patient , found that the highest dissatisfaction for Human Services were from Doctor's services (11.6%).
Based on those observation, this study was conducted to measure the level of patient satisfaction toward Doctor's services and determinant factors influencing patient satisfaction.
From the library studies, the patient satisfaction is affected by patient and Doctor perspectives. The patient factors influencing the patient satisfaction, are : gender, education, income, and illness changes. From the Doctor perspectives are : presences of Doctor, famous, seniority, response, polite, expertise, information and costs.
The study is conducted using Cross Sectional design with Survey methodology. The survey site is all inpatient rooms at Pelni Hospital (Super VIP, VIP, Superior, First, Secondary and Economic class), exclude the children room, ICUILCCU and Tuberculosis rooms.
Total population of the study is all patient treated in Inpatient Department, while the sample of the study is calculated and derived using Proportional Stratified Random Sampling approach.
Total sample for this study is 208 patient distributed proportionally in all rooms.
The study found that one third (32 %) of the patient is dissatisfied with Doctor's services. Factors influencing their satisfaction are : Doctor's presences, ways of handling, level of responsiveness, and seniority of the Doctor, while the characteristic of respondent are not affecting patient satisfaction level.
The study suggest that the hospital should add more into Doctors; Doctors have to be more informative in explaining patient illness and costs. Doctors should visit and check on patient in their room on regular time and not during the evening. Furthermore, success on managing patient satisfaction is to work as a team, which has been introduced at Pelni Hospital the last several months.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anny Tri Dewo
"Dewasa ini Manajemen Rumah Sakit harus mulai memperhatikan pentingnya orientasi terhadap kebutuhan pelanggan apabila tidak ingin kehilangan pelanggan ditengah persaingan Rumah Sakit yang semakin ketat. Pelanggan yang merasa mendapatkan prioritas serta memperoleh kebutuhan yang diinginkan terwujud dari kepuasannya terhadap pelayanan Rumah Sakit dapat diharapkan untuk menjadi pelanggan yang loyal. Demikian pula dengan RS. Tria Dipa yang merupakan rumah sakit swasta, type D + yang memiliki 75 tempat tidur, terletak di daerah Jakarta Selatan, orientasi terhadap kepuasan pelanggan dinilai sebagai hal yang penting agar dapat meningkatkan usaha rumah sakit secara keseluruhan.
Bagi pengembangan usaha Rumah Sakit penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kepuasan pasien jaminan dan n on jaminan di bagian rawat inap R S. Tria Dipa, dapat mengidentifikasi penyebab ketidakpuasan pasien agar dapat segera ditingkatkan oleh manajemen rumah sakit. Dengan demikian diharapkan tidak ada lagi keluhan pasien yang tidak ditindaklanjuti oleh pihak rumah sakit. Pada penelitian ini bagian pelayanan di rumah sakit yang diteliti adalah bagian pendaftaran pasien rawat Inap, administrasi dan keuangan, serta lingkungan rumah sakit.
Penelitian ini menggunakan metode survei dimana variabel babas serta variabel terikat diobservasi dalam waktu bersamaan.. Sampel yang diambil adalah 100 responden pasien jaminan dan non jaminan, masing-masing 50 responden. Semua responden adalah pasien dewasa yang telah dirawat minimal 3 hari dan dalam keadaan sadar pada waktu survei. Analisis statistik yang dipergunakan adalah analisis univariat tentang distribusi kepuasan pasien terhadap proses pelayanan rawat inap RS. Tria Dipa. Analisis bivariat melihat apakah ada hubungan antara pasien jaminan dan non jaminan terhadap pelayanan di rawat inap RS. Tria Dipa digunakan uji Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat kepuasan pasien jaminan dan non jaminan. Hasil juga menunjukkan adanya ketidak puasan pasien yang signifikan pada pelayanan bagian pendaftaran, pelayanan adminsitrasi dan kepuasan terhadap lingkungan rumah sakit.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pasien jaminan yang tidak puas sebesar 22 % lainnya sebesar 78 % merasa puas. Sedangkan pasien langganan non jaminan yang tidak puas sebesar 10 % sisanya sebesar 90 % merasa puas. Faktor yang berhubungan secara bermakna dengan tingkat kepuasan adalah kelas perawatan terhadap pelayanan bagian pendaftaran, pendidikan dengan kepuasan lingkungan rumah sakit, pendidikan dan penghasilan pasien dengan tingkat kepuasan pelayanan administrasi.
Berdasarkan hal tersebut disarankan perlunya pelatihan khusus pegawai pada bagian penerimaan dan administrasi, komputerisasi serta penambahan lahan parkir di lingkungan RS. Tria Dipa.

In the midst of though competition between hospitals, to keep client's loyalty hospital management should consider the importance of orientation towards client's need. Loyalty will be developed if clients are felt prioritized and obtain their needs, or in other words, satisfied with the hospital services. Tria Dipa Hospital as a private hospital type D with 75 beds, located in South Jakarta, considers that orientation towards client satisfaction as important to improve hospital business.
To develop hospital business, this study aims to analyze the satisfaction of insurance and non-insurance patients in Tria Dipa Hospital wards and therefore identify the causes of dissatisfaction among patients to be handled by hospital management. Thus, there will be no complaint, which is not followed up by hospital. This study covered registration, finance and administration, and hospital environment areas.
This study used survey method where independent and dependent variables were observed simultaneously. There were 50 insurance patients and 50 non-insurance patients. All respondents were adult patients hospitalized for a minimum 3 days period and in conscious state during survey. Statistical analysis employed in this study was univariate analysis on satisfaction distribution and bivariate analysis to test whether there was a difference in satisfaction level between insurance and non-insurance patients.
The result showed there was a difference in satisfaction level between insurance and non-insurance patients. The result also showed significant patient dissatisfaction on registration, administration, and hospital environment.
The conclusions of this study are there were 22% insurance patients who were not satisfied and 10% non-insurance patients who were not satisfied. Factors that significantly related to satisfaction level are ward's class to registration service, education to hospital environment, education and income to administration service.
Based on the above results, it is suggested to conduct special training for personnel in the registration and administration areas, computerization, and adding parking space in Tria Dipa hospital.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chodidjah Alie
"Kepuasan pasien adalah salah satu indikator untuk mengukur mutu pelayanan di rumah sakit. Kepuasan pasien yang rendah menggambarkan ketidak-sesuaian persepsi antara pasien dan penyedia layanan. Keadaan ini dapat mendatangkan image yang kurang baik terhadap suatu tempat pelayanan kesehatan, khususnya milik pemerintah yang selama ini sering dianggap berkualitas rendah.
Penelitian ini bertujuan mcmperoleh gambaran tentang tingkat kepuasan pasien di ruang rawat Inap RSU Raden Mattaher Jambi sesuai dengan karakteristik dan kelas perawatan pasien terhadap pelayanan rawat Inap. Pengukuran tingkat kepuasan dilakukan terhadap 100 responden dari berbagai tingkatan kelas dan ruang perawatan melalui pengisian kuesioner secara self administered. Jenis penelitian adalah cross sectional. Menggunakan data primer dengan analisa univariat, bivariat, multivariat dan tingkat kesesuaian antara harapan dan kenyataan tentang pelayanan yang diterima pasien di ruang rawat Inap yang tergambar dalam importance performance analysis.
Hasil penelitian menunjukkan proporsi pasien yang puas terhadap pelayanan rawat Inap sebesar 67% dan yang tidak puas 33%. Dari aspek pelayanan rawat Inap, proporsi pasien yang puas terhadap pelayanan dokter 49%, pelayanan perawat 47%, pelayanan makanan/menu 28%, fasilitas perawatan 06% dan lingkungan perawatan 41%. Karakteristik pasien yang mempunyai hubungan signifikan (p 0,030) dan mempunyai pengaruh yang dominan (p=0,015 dan p-wa1d 0,019) dengan tingkat kepuasan pasien adalah pekerjaan.
Rata-rata harapan pasien adalah 3,43 dan rata-rata kenyataan yang diterima pasien adalah 2,98 dengan tingkat kesesuaian 86,88%. Belum ditemukan faktor-faktor yang menjadi prioritas utama (kuadran A) yang menjadi kelemahan dalam pelayanan rawat Inap di RSU Raden Mattaher Jambi dan terdapat 9 faktor yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan keberadaannya (kuadran B) sebagai kekuatan yang dimiliki rumah sakit.
Hasil diatas menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan rawat Inap di RSU Raden Mattaher Jambi masih rendah. Penulis menyarankan kepada pihak RSU Raden Mattaher Jambi untuk melakukan pemantauan dan evaluasi tingkat kepuasan pasien secara kontinyu melalui kotak saran dan survei kepuasan pasien setiap 1-3 bulan. Melakukan pelatihan manajemen pelayanan rawat inap secara berkesinambungan bagi pelaksana pelayanan, melengkapi fasilitas perawatan seperti pengadaan bel pada setiap kamar perawatan dan memberikan lingkungan perawatan yang tenang, aman, nyaman serta terhindar dari segala kebisingan, mencari dana untuk memenuhi fasilitas dan lingkungan perawatan sesuai kebutuhan pasien.

Analysis of Patient Satisfaction Level at Inpatient Ward of Raden Mattaher Jambi General Hospital in 2002Patient satisfaction is one of indicators to measure the quality of service in hospital. The low of patient satisfaction describes the inappropriateness perception between patient and service provider. This condition can invite bad image to a place where provide health service, especially to State Owned Enterprises, where presently considered having low quality.
The objective of this study is be obtain the description of patient satisfaction level at inpatient ward of Raden Mattaher Jambi General Hospital, based on characteristic and class of inpatient service. The measurement of satisfaction level was conducted to 100 subjects of variety classes and wards through self-administered questionnaire with cross sectional design.
The result of study showed that proportion of patient that satisfied to inpatient ward service was 67% and unsatisfied was 33%. When it seen from inpatient service aspect, the proportion of patient that satisfied to doctor service was 49%, nursing service 47%, menu service 28%, care facility 06% and care environment 41%. Characteristic of patient that having significant relationship (p=0,030) and influence that dominant (p=0,015 and p-ward=0,019) with patient satisfaction level was occupation.
The average of patient wish was 3,43 and average fact that accepted by patient was 2,92 with the appropriateness level were 86,88. It has not found yet the factors that become main priority (quadrant A), which become weakness in patient service at Raden Mattaher Jambi General Hospital. There also nine factors that should be maintained and improved its availability (quadrant B) as power that owned by hospital.
The above result shows that patient satisfaction level to inpatient service at Raden Mattaher Jambi General Hospital as still lower. It is recommended to Raden Mattaher Jambi General Hospital to do controlling and evaluation on patient satisfaction level continually through suggestion box and survey on patient' satisfaction every 1-3 month. Training quality management of care in patient continuously for service provider, supply facility like bell in every patient's room, and create environment caring in silent, safety, comfort and free of noising and looking relief fund for complete with facility and environment caring according to patient's necessaries.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felix Kasim
"Pada era globalisasi saat ini, maka pelayanan Rumah Sakit dituntut untuk ditingkatkan mutu pelayanannya. Dimana salah satu indikator untuk mengukur mutu pelayanan di bidang kesehatan yang diberikan adalah kepuasan pasien sebagai pelanggan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat kepuasan pasien diruang rawat inap RS Immanuel Bandung terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan dan penyediaan fasilitas pelayanan di ruang rawat inap, serta untuk meneliti ada tidaknya hubungan antara asuhan keperawatan dengan kepuasan pasien dan penyediaan fasilitas dengan kepuasan pasien, juga untuk mengetahui variabel bebas manakah yang paling berhubungan atau mempengaruhi kepuasan pasien.
Variabel penelitian terdiri dari tahapan asuhan keperawatan, meliputi tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, serta penyediaan fasilitas medis, non medis, obat-obatan dan fasilitas makanan dan minuman. Penelitian ini, bersifat survei dengan rancangan penelitian cross sectional. Data primer didapat melalui pengisian kuesioner oleh pasien. Analisis statistik yang dipakai adalah analisis univariat untuk melihat gambaran deskriptif, analisis bivariat chi-square, untuk melihat ada tidaknya hubungan antara tingkat kepuasan pasien dengan asuhan keperawatan dan penyediaan fasilitas pelayanan, analisis multivariat regresi logistik, untuk mengetahui variabel mana yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pasien.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan pasien rawat inap RS Immanuel periode September-November tahun 2001 merasa puas, akan tetapi variabel pengkajian keperawatan, masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan pelaksanaannya.
Variabel pelaksanaan diagnosa keperawatan, penyediaan fasilitas fisik RR inap dan peneyediaan fasilitas medis, non medis dan obat-obatan adalah variabel yang berhubungan signifikan dengan kepuasan pasien.
Variabel diagnosa keperawatan adalah variabel yang paling berhubungan secara signifikan dengan kepuasan pasien.
Masih adanya kendala kemampuan komunikatif edukatif teurapeutik pelayanan yang bersifat holistik, meliputi aspek bio psiko spiritual, serta adanya kendala ewuh pakeuweuh, berpengaruh terhadap pelaksanaan dilapangan oleh perawat.
Berdasarkan penelitian ini, disarankan peningkatan kemampuan manajemen data lapangan, pendidikan dan latihan, komunikasi interpersonal dan komunikasi teurapeutik, pengayaan SDM dilingkungan RS Immanuel, agar tercapai kesinambungan peningkatan kepuasan pasien.

The Patients Satisfaction Deals with Hospitalization and Service Facility at Bandung Immanuel Hospital In 2001In this globalization the hospitals are demanded to increase their service qualities of health care. The patients? satisfaction is one of the indicator to measure the quality of health service.
This research aimed to gain the level of patient satisfaction at Immanuel Hospital Bandung to hospitalization and the provided of rooms, also included the relation between the hospitalization with patients satisfaction ,and facility provided with patients satisfaction, also to know free variable that directly related or impact the patients satisfaction.
The research variable consist of hospitalization steps which method observation, diagnosis, planning, execution and evaluation, also with physical facility provided ,medical facility, non medic, drugs and food and drink facility.
This research is like a survey, with cross sectional research planning. Primary data was gained through questionnaire filling by patients. This research is used univariat analysis to know the description, chi square bivariat analysis to know the relationship between the patient with hospitalization and service facility provided, regression logistic analysis to know which variable is the most influential to patient satisfaction.
This research provided that all the hospitalized patients at Immanuel Hospital Bandung from September - November 2001, felt satisfied, but the hospitalization variable is still needed to be improved and increased.
The diagnosis of hospitalization variable, physical facility provided of the rooms and medical facility, provided non medic and drugs were the most related variable that significant patient satisfaction was the diagnosis of hospitalization variable.
The problem that influence with the execution by nurses were the ability of therapeutic educative communicative, holistic service, which method biophysical spiritual aspect, and also ewuh pakeuhweuh.
Based on this research is advised to increase field to management, interpersonal communication and therapeutic communication ,human resources, provided at Immanuel Hospital, to gain the increase continuity of patient satisfaction."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 3710
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Sadeli
"Instalasi rawat inap RSUD Gunung Jati sebagai unit pelayanan perawat selama 24 jam sangat besar pengaruhnya dalam memberikan citra rumah sakit bagi pelayanan rumah sakit secara keseluruhan, karena pelayanan di ruang rawat inap harus diberikan mulai dari pasien masuk sampai dengan pasien pulang dan pelayanan yang diberikan dapat dilaksanakan secara berkesinambungan, terintegrasi, terkoordinasi dan berkolaborasi dari berbagai profesi.
Perawat sebagai salah satu profesi dalam memberikan pelayanan kepada pasien di ruang rawat inap tidak dapat di lepaskan dan perannya sebagai pemberi pelayanan, sebagai pendidik pasien untuk mandiri, serta memberikan konsultasi atas kesulitas yang dihadapi oleh pasien, sehingga pasien segera dapat bergabung dengan keluarganya dan kembali berkarya.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kepuasan pasien dan peran perawat sebagai pemberi pelayanan baik pelayan fisik, psikologis, sosial dan spiritual serta hubungannya dengan kepuasan pasien dengan penyediaan fasilitas ruang rawat inap di RSUD Gunung Jati Cirebon. Dengan rancangan penelitian cross sectional, data primer didapat melalui kuesioner.
Penelitian ini, bersifat survei dengan rancangan penelitian cross sectional. Data primer didapat melalui pengisian kuesioner oleh pasien. Analisis statistik yang dipakai adalah analisis univariat untuk melihat gambaran deskriptif, analisis bivariat chi-square, untuk melihat adanya ada tidaknya hubungan antara tingkat kepuasan pasien dengan peran perawat dan penyediaan fasilitas pelayanan, analisis multivariat regresi logistik, untuk mengetahui variabel mana yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pasien.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa secara keseluruhan pasien rawat inap RSUD Gunung Jati periode Februari - Maret 2003 merasa puas, dengan variabel konsultan, lingkungan fisik, perawatan/obat-obatan dan pelayanan makanan/minuman yang berhubungan dengan kepuasan pasien.
Variabel perawatan /obat-obatan adalah variabel yang paling berhubungan secara signifikan dengan kepuasan pasien.
Berdasarkan penelitian ini, disarankan peningkatan kemampuan manajemen data lapangan, pendidikan dan latihan, komunikasi interpersonal, dan komunikasi teurapatik, pelatihan SDM di lingkungan RSUD Gunung Jati, agar dapat meningkatkan kepuasan pasien secara berkesinambungan.
Kepustakaan 40 (1981-2002)

Analysis on Patient's Satisfaction Level on Nurse's Role and Facilities Provided in Hospice Ward of Gunung Jati Hospital, Cirebon City As a 24 hour care unit, the hospice ward installation Gunung Jati Hospital has great influence to hospital image. Health care provided by this unit started from where the patient check in until check out, providing care in a continuous, integrated, coordinative, and collaborative involving varied professions.
Nurse as one profession among others who provide care to patient in hospice ward has role as care provider, patient's educator in self reliance, and consultant to assist patients to overcome their problem, as to prepare patients to join back their families and back to daily work.
This study aimed to understand the relationship between patient's satisfaction level and nurse's role as care provider in terms of physical, psychological, social, and spiritual aspects and its relationship to patient's satisfaction on hospice ward facilities provided by Gunung Jati Hospital Cirebon.
This study is a cross sectional survey, collecting data from patients through questionnaire. Statistical analysis used in this study included univariate analysis, bivariate analysis using chi-square test to investigate relationship between patient's satisfaction level with nurse's role and provided facilities, multivariate analysis using logistic regression to know the most dominant independent variable.
The study showed that overall, patients in hospice ward Gunung Jati hospital in the period of February to March 2003 felt satisfied with consultant, physical environment, care/medication, and care/foods variables showed significant relationship. The most dominant variable was care/medication variable.
Based on this study, it is suggested to improve field data management skill, education and training, interpersonal communication, therapeutic communication, and human resource training in Gunung Jati Hospital as to sustain the high satisfaction level among patients.
References: 40 (1981-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13046
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>