Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196281 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Niode, Nurdjanah Jane
"Hepatitis B merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual, sehingga kelompok risiko tinggi seperti WPS rentan terhadap kemungkinan terinfeksi penyakit ini dan juga menularkannya kepada orang lain.
Di Sulawesi Utara belum ada penelitian tentang prevalensi hepatitis 8 di kalangan risiko tinggi termasuk WPS.Jumlah WPS di Bitung, Sulawesi Utara cukup tinggi, sehingga perlu diketahui seberapa besar masalah hepatitis B dan hubungannya dengan -pengetahuan, sikap, Berta perilaku mereka terhadap penya kit tersebut.
RUMUSAN MASALAH
a. Berapakah prevalensi kepositivan serologik HBsAg pada WPS di Bitung ?
b. Bagaimana pengetahuan, sikap, dan perilaku WPS di Bitung terhadap hepatitis B?
c. Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku terhadap hepatitis B pada WPS di Bitung dengan kepositivan serologik HBsAg?"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T21349
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Agoes Soelistijani
"Sampai saat ini penyakit HIV/AIDS semakin berkembang termasuk di Indonesia, hingga akhir Juni 2002 telah mencapai 2950 kasus HIV/AIDS di Indonesia. (Ditjen PPM & PL, 2002). Faktor risiko HIV/AIDS terbanyak adalah hubungan seksual (heteroseksual dan homoseksual). Upaya penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia, salah satunya adalah KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) yang bertujuan meningkatkan pengetahuan kelompok berisiko tinggi termasuk wanita penjaja seks (WPS) yang akhirnya mau merubah sikap dan perilakunya untuk mencegah HIV/AIDS.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan perilaku WPS dalam penggunaan kondom seks komersial di Bali tahun 2000. Penelitian ini menggunakan data sekunder Survei Surveilans Perilaku (SSP) Infeksi Menular Seksual (IMS) & HIV/AIDS oleh Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (PPK Ul) di Bali meliputi Denpasar, Kuta dan Sanur tahun 2000. Rancangan penelitan adalah cross sectional dengan responden adalah WPS.
Variabel yang diamati dan dilihat hubungannya dengan perilaku WPS dalam penggunaan kondom seks komersial adalah pengetahuan WPS tentang HIV/AIDS, karakteristik sosial (umur, tingkat pendidikan, lama bekerja sebagai WPS) dan pengalaman menderita gejala IMS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan kurang tentang HIV/AIDS (57,3%) dan berperilaku tidak selalu menggunakan kondom (87,2 %). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel umur (p=0,725), tingkat pendidikan (p 0,252), dan lama bekerja sebagai WPS (p=0,125) tidak berhubungan bermakna dengan perilaku responden dalam penggunaan kondom seks komersial. Pengalaman menderita gejala IMS (p=0,000) dan pengetahuan tentang HIV/AIDS (p),008) menunjukkan hubungan yang bermakna dengan perilaku responden dalam penggunaan kondom seks komersial. Responden yang mempunyai pengetahuan baik tentang HIV/ADDS berpeluang 2,923 kali berperilaku selalu menggunakan kondom dibandingkan responden yang mempunyai pengetahuan kurang tentang HIV/AIDS. Hasil analisis multivariat rnenunjukkan bahwa variabel umur, tingkat pendidikan, lama bekerja sebagai WPS dan pengalaman menderita gejala IMS ternyata bukan confounder dalam hubungan pengetahuan responden tentang HIV/AIDS dengan perilaku responden dalam penggunaan kondom seks komersial.
Mengacu pada hasil penelitian di atas, maka saran yang diajukan khususnya untuk pengelola program dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan tentang HIV/AIDS dan penggunaan kondom melalui KIE dilakukan lebih efektif dan intensif. Perlu pula kerjasama/kemitraan dengan lintas sektor dan lintas program terkait, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan media massa yang kondusif Metode yang efektif digunakan penyuluhan massa, disamping konseling dan melalui kelompok sebaya/seprofesi.
Daftar Pustaka : 43 (1980-2002)

Relationship between Knowledge of HIV/AIDS with Female Sex Workers Behavior in Condom Use Commercial Sex, in Bali, in 2000HIV/AIDS has been increasing from time to time, including in Indonesia However, as a fact late of June 2002, exclusive for Indonesia it has reached up to 2.950 cases (Ditjen PPM & PL, 2002). The biggest determinant of its infection is hetero and home sexual relationship. One of the prevention ways done in Indonesia is through Communication, Information and Education program for increasing knowledge of HIV/AIDS to high risk groups, including female sex workers, so that they are aware of the prevention of HIV/AIDS.
The objective of this research is to measure relationship between knowledge of HIV/AIDS with female sex workers behavior in condom use commercial sex, in Bali, in 2000. The data sources are Behavioral Surveilans Survey, infectious sexual disease and HIV/AIDS done by Health Survey Center, University of Indonesia in Bali covering Denpasar, Kuta and Sanur in 2000. Survey design is cross sectional with female sex workers as respondents.
The knowledge of HIV/AIDS, social characteristic (age, education, length of period working as a sex workers) and experience of having infectious sexual disease symptoms are variable matters taken in this research. It shows that the most of the respondent have less of knowledge (57,3 %) and seldom using condom (87,2 %). The results of bivariate analysis, where variable matters : age (p = 0,725), education level (p = 0,252) and the length of period working as a sex workers (p-0,008) have not significantly relationship with female sex workers behavior in condom use commercial sex. The experience of having infectious sexual disease symptoms (p,000) and . knowledge of HIV/AIDS (p=0,008) have significantly relationship with female sex workers behavior in condom use commercial sex. The risk of the more knowledge respondent of HIV/AIDS might be 2,923 times always using condom compared the less knowledge respondent of HIV/AIDS. The multivariate analysis shows that age, education, length of period working as a sex workers and experience of having infectious sexual disease are not confounder in relationship between knowledge of HIV/AIDS with female sex workers behavior in condom use commercial sex.
Finally this research suggests to defend of HIV/AIDS for program the organizers, through effective and intensive communication, information and education program for increasing knowledge of HIV/AIDS and condom use. Cooperation of a flash program and sector, community organizations, non government organizations, and condusive mass media is highly recommended. Effectively method use mass communication, besides individual conseling and peer group.
References : 43 (1980-2002)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12697
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eliza Miranda
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T57661
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anthony Handoko
"Human papillomavirus (HPV) adalah sekelompok virus DNA yang bersifat epiteliotropik. Virus ini menginfeksi kulit dan mukosa serta bersifat spesifik hanya pada manusia. Dahulu HPV dianggap hanya merupakan satu tipe virus sebagai penyebab infeksi, tetapi dengan berkembangnya penelitian dalam bidang biomolekular, dengan metode hibridisasi dan polymerise chain reaction (PCR) ternyata ditemukan banyak tipe HPV.2 Hingga saat ini telah diidentifikasi sekitar 200 tipe HPV yang dapat bermanifestasi menjadi berbagai bentuk gambaran klinis dan lokasi, mulai dari Iasi kulit jinak, misalnya warts, kondilomata akuminata, hingga keganasan anogenital, yaitu karsinoma serviks.3 Terdapat 2 kelompok tipe HPV yaitu tipe high-risk HPV dan tipe low-risk HPV, sesuai hubungannya dengan keganasan.4 Sampai saat ini terdapat sekitar 15 tipe high-risk HPV dan tipe ini ditemukan pada 90 - 95% kasus karsinoma serviks, terutama tipe high-risk HPV 16, selain tipe 18, 31, 33, dan 35.3.4.
Infeksi HPV ditularkan melalui kontak langsung dengan partikel virus, antara lain melalui hubungan seksual, sehingga infeksi HPV genital dapat dianggap sebagai salah satu penyakit infeksi menular seksual. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wanita yang aktif seksual, berisiko tinggi terkena infeksi HPV genital, dan risiko ini akan semakin meningkat bila mempunyai banyak pasangan seksual, frekuensi hubungan seksual yang tinggi, serta melakukan hubungan seksual pertama kali pada usia dini. Karena pekerjaan yang dijalankan, maka para wanita penjaja seks (WPS) dianggap merupakan kelompok berisiko tinggi untuk terkena infeksi high-risk HPV genital dan karsinoma serviks di kemudian hari.
Penelitian yang dilakukan pada tahun 2004 oleh Mak R dkk terhadap WPS di Belgia, terdapat prevalensi infeksi high-risk HPV sebesar 55,9%. Dengan tersedianya fasilitas laboratorium yang mampu melakukan metode hibridisasi untuk mendeteksi kelompok HPV dan metode PCR untuk penentuan tipe HPV, serta terkumpulnya sampel yang cukup, maka diharapkan dapat diperoleh data mengenai proporsi kepositivan high-risk HPV beserta tipenya pada kalangan WPS. Hal ini akan sangat berguna mengingat karsinoma serviks merupakan salah satu jenis keganasan tersering pada wanita, sehingga penting dilakukan deteksi dini terhadap infeksi high-risk HPV genital yang dapat berkembang menjadi keganasan serviks di kemudian hari. Keterbatasan penelitian ini pada metode hibridisasi, yaitu menggunakan probe yang berisi 13 tipe high-risk HPV serta metode PCR yang hanya menggunakan primer untuk menentukan 5 tipe high-risk HPV, yaitu tipe 16, 18, 31, 33, dan 35."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Yuridian Purwoko
"Sebagai kelompok yang mempunyai risiko tinggi tertular IMS, PSK pria nontransgender belum banyak diteliti. Di Indonesia baru tercatat satu penelitian di bidang sosiobudaya mengenai kelompok tersebut yang dilakukan di Yogyakarta dan belum ada satu pun penelitian di bidang kesehatan. Penelitian kesehatan Iebih banyak ditujukan pada PSK wanita, PSK pria transgender, atau ketompok MSM.
Diduga PSK pria di kota besar, khususnya Jakarta telah meningkat pasat sesuai perkembangan waktu, keterbukaan seksual, dan faktor ekonomi, namun hingga saat inl belum terdapat data penelitian mengenai faktor sosiodemografis PSK pria nontransgender, mencakup usia, pendidikan, pendapatan atau status ekonomi, dan pekerjaan lain. Juga belum diketahui data prevalensi penyakit IMS pada kelompok tersebut.
Karena belum terdapat data, dan berdasarkan penelitian mengenai PSK pria nontransgender di negara lain, serta belum ada program intervensi terhadap kelompok PSK pria nontransgender di Jakarta, maka ditegakkan dugaan bahwa prevalensi IMS pada kelompok tersebut masih tinggi, pengetahuan PSK pria nontransgender terhadap IMS yang masih rendah, sikap mereka yang kurang mempedulikan pencegahan dan pengobatan penyakit tersebut, serta perilaku mereka yang cenderung berisiko tinggi tertular 1MS.
Pengukuran prevalensi memerlukan sumber dana, tenaga, dan waktu yang cukup besar, sehingga pada penelitian ini dibatasi pada tiga penyakit IMS yang menjadi prioritas pemberantasan penyakit menutar di Indonesia, yaitu gonore, sifilis, dan infeksi HIV/ AIDS. Proporsi kepositivan pemeriksaan kultur gonore, serologis sifilis, dan serologis infeksi HIV/ AIDS, dilakukan untuk mendapatkan perkiraan prevalensi penyakit tersebut pada PSK pria nontransgender di Jakarta.
Pertanyaan penelitian
? Bagaimana identitas atau faktor sosiodemografis PSK pria nontransgender, mencakup usia, pendidikan, pendapatan atau status ekonomi, dan pekerjaan lain.
? Berapa proporsi kepositivan kultur gonore, serologis sifilis, dan serologis infeksi HIV pada PSK pria nontransgender.
? Bagaimana pengetahuan, sikap, dan perilaku PSK pria nontransgender terhadap IMS."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T21448
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vinia Ardiani Permata
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2008
T59078
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
S7598
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinadewi Astriningrum
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan faktor risiko vaginosis bakterial pada populasi wanita penjaja seks di Tangerang. Faktor risiko vaginosis bakterial pada WPS penting diketahui untuk dapat menyusun strategi pencegahan terhadap vaginosis bakterial. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan studi potong lintang. Subyek penelitian adalah wanita penjaja seks di kabupaten Tangerang, provinsi Banten.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi vaginosis bakterial di Tangerang tergolong tinggi (131 dari 189 subyek didiagnosis vaginosis bakterial; 69.31%). Semakin banyak jumlah pasangan, tindakan bilas vagina, dan semakin muda usia wanita penjaja seks meningkatkan risiko vaginosis bakterial.

This study aim to determine the prevalence of bacterial vaginosis and analyze risk factors of bacterial vaginosis in female sex workers in Tangerang. Knowledge about risk factor of bacterial vaginosis in high-risk population is important to formulate prevention strategies against bacterial vaginosis. The study design is analytical cross-sectional study. The study subjects are female sex workers in Tangerang district, Banten province.
Result shows that prevalence of bacterial vaginosis in Tangerang is high (131 out of 189 subjects were diagnosed as bacterial vaginosis; 69.31%). The higher the number of sexual partners, vaginal douching, and the younger the age group of female sexual workers increase the risk of bacterial vaginosis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Handini
"ABSTRAK
Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih di Departemen Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan pengamanan kualitas air bagi berbagai kebutuhan dan kehidupan manusia untuk seluruh penduduk, baik berada di perdesaan maupun di perkotaan. Salah satu kebijakan yang telah ditetapkan adalah Penyuluhan Penyehatan Air.
Untuk mengukur tingkat keberhasilan penyuluhan penyehatan air yang telah dilakukan pada pemakai sarana air bersih dan tercapai sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap pengetahuan, sikap dan prakteknya.
Fokus penelitian ini adalah penyuluhan dengan jenis peneiitian pra eksperimen, dengan kategori Static Group Comparison, yang bertujuan untuk membandingkan dua kelompok.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara penyuluhan penyehatan air yang telah diberikan oleh petugas sanitasi puskesmas dengan pengetahuan, sikap dan praktek tentang air bersih penjaja air keliling di Kecamatan Cilincing. Penyuluhan diberikan tahun 1996.
Pengumpulan data primer dilakukan pada bulan Mei 1999 dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen. Responden penelitian ini adalah kelompok penjaja air keliling yang telah mendapat penyuluhan dan penjaja air keliling yang tidak mendapat penyuluhan. Daerah penelitian di Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Sampel diambil secara purposif.
Sebagai kesimpulan dari hasil penelitian adalah pengetahuan, sikap dan praktek penjaja air keliling yang telah mendapat penyuluhan penyehatan air menunjukkan hasil yang berbeda dengan pengetahuan, sikap dan praktek penjaja air keliling yang tidak mendapat penyuluhan.
Disarankan pada petugas sanitasi puskesmas agar meningkatkan kegiatan penyuluhan secara berkesinambungan dengan memperhatikan media dan metode yang digunakan di lapangan.

ABSTRACT
Correlation between the Water Sanitation Education and Knowledge, Attitude & Practice of Traditional Water Seller's (so Called "Tukang Gerobak Air") in Subdistrict Cilincing, North Jakarta, 1999.Department of Health's water supply and water management program aims to enhance water quality assurance for all kind of human needs in life and for all people, for urban as well as rural communities. One of the programmed policy is water health education.
In order to measure the level of success of the health education on water sanitation given to the users of clean water facilities, evaluations on the user's knowledge, attitude and practices were conducted. The focus of this study is health education and its methodology uses pre-experiment design in static group comparison.
The objectives of this study is to know the correlation between the water sanitation education and knowledge, attitude and practice of traditional water sellers (so called "tukang gerobak air") in Subdistric Cilincing, North Jakarta 1999.
The primary data were collected in May 1999 by using questioner as an instrumentation. The respondent in the study was one group of traditional water seller have received the health education program and one group of traditional water seller have not yet received the education. Area of study was taken in Subdistrict Cilincing, North Jakarta. The sampling method was purposive.
The result of this study shown that knowledge, attitude, and practice are significantly different between traditional water seller have received health education on water sanitation and those who have not yet received. It is advised that supervisors of clean water program should improve education activities periodically with improvement on facilities and methods used at site.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Silman
"ABSTRAK
Pada tahun 1987 dan 1991 terjadi wabah Hepatitis E (HE) di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Sampai saat ini di Indonesia belum ada angka-angka yang jelas mengenai prevalensi HE, khususnya mengenai endemisitas. Tujuan penelitian adalah mendapatkan prevalensi petanda serologik VHE pada penderita tersangka hepatitis akut dan pada orang sehat.
Pemeriksaan anti-VHE IgG dilakukan terhadap 192 sampel (31 anak, 161 dewasa) penderita tersangka hepatitis akut dan 75 sampel dari orang sehat. Hasil anti-VHE IgG yang positif dikonfirmasi dengan Western Blot (WB).
Tidak dijumpai anti-VHE IgG positif pada populasi sehat yaitu donor darah. Di Jakarta dijumpai hepatitis virus E secara endemik, dengan prevalensi anti-VHE IgG pada kelompok tersangka hepatitis akut sebesar 3,3%. Dari 48 orang dewasa tersangka hepatitis A akut ada 1 orang dengan anti-VHE IgG positif setelah konfirmasi. Adanya hasil anti-VHA IgM dan anti-VHE IgG positif mungkin disebabkan oleh adanya superinfeksi dari HA atau terjadi infeksi ganda HA dan HE. Pada anak tersangka hepatitis akut maupun hepatitis A (HA) akut tidak ada yang anti-VHE IgG positif.
Penelitian HE masih perlu dilanjutkan untuk mengetahui sampai berapa jauh dampaknya di Indonesia. Kriteria sampel dan keadaan lingkungan hidup dapat mempengaruhi prevalensi penyakit. Untuk HE akut sebaiknya dilakukan pemeriksaan anti-VHE IgM bila reagen anti-VHE IgM sudah tersedia. Pemeriksaan ini dapat dipertimbangkan sebagai salah satu pemeriksaan pada penderita hepatitis yang diduga penularannya melalui fekal-oral, terutama pada daerah endemis.

ABSTRACT
Epidemies of Hepatitis E at Sintang, West Kalimantan on 1987 and 1991 were reported. However, endemicity of this disease in Indonesia is still unknown. The aim of this study is to determine the prevalence of serologic marker for HEV in patients with suspected acute hepatitis as well as in healthy individuals.
IgG Anti-HEV was determined on 192 samples from patients with suspected acute hepatitis (31 children and 161 adults), and 75 samples of blood donors. Positive results were confirmed by Western blot method.
None of the blood donors positive for IgG anti-HEV. We found viral hepatitis Eendemic in Jakarta with prevalence of 3,3% among acute hepatitis patients. One out of 48 adult patients with suspected hepatitis A was anti-HEV confirmed positive, this finding probably caused by HAV superinfection or coinfection of HAV and HEV. None of children with suspected acute hepatitis or hepatitis A was anti-HEV positive.
This study need to be continued on other places in Indonesia to find how big the problem of HEV infection is. For diagnosis of acute hepatitis E, IgM anti-HEV should be used. Anti-HEV should be considered as one of parameters in diagnosis of patients with acute hepatitis, especially in endemic areas."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>