Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14794 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muchammad Nasucha
"Informasi merupakan suatu hal yang sangat periling arti dan perannya bagi setiap manusia. Baik dalam konteksnya sebagai seorang individu ataupun individu yang merupakan bagian dari konteks yang Iebih luas Iagi seperti organisasi bahkan inter-organisasi.Seluruh tindakan manusia dalam semua tataran akan selalu didasarkan kepada informasi yang dimilikinya. Perubahan drastis yang terjadi sekarang inipun baik di dalam negeri maupun di luar negeri -dalam konteks yang lebih Iuas lagi- disebabkan oleh satu hal ini (informasi). Tanpa informasi bisa dibayangkan bagaimana keadaan yang terjadi, manusia akan berada dalam ketidakpastian. Jadi dengan kata lain, informasi adalah suatu hal yang sangat penting bagi setiap individu. Dalam konteks kenegaraan pun demikian Falsafah pembentukan suatu negara adalah untuk melindungi hak-hak setiap warganya terpenuhi, di mana pun dan kapan pun. Jadi hal inipun seharusnya juga menjadi sesuatu yang harus diatur dan dijamin oleh negara, karena segala sesuatu yang terjadi pada negara dan setiap warganya terkait dengan informasi yang dimiliki dan dipahami oleh setiap warga negara.
Pemahaman setiap warga atas sesuatu yang disebut sebagai informasi merupakan sesuatu yang beragam, hal ini seperti juga yang telah banyak disinggung dan dijelaskan dalam berbagai sumber baik itu berupa buku teks, jurnal ataupun lainnya. Keberagaman ini memang terjadi pada setiap manusia karena setiap manusia diciptakan dengan keunikannya masing-masing.
Informasi yang menjadi kebutuhan dasar dan hak setiap individu pada praktiknya diiapangan terkait dengan berbagai bidang seperti ekonomi, politik, sosial, budaya dan lainnya. Informasi politik sangat terkait dengan hak-hak individu dalam konteksnya sebagai warga negara tak bisa dilepaskan dengan pengelolanya atau penyedianya, yang darinya ia mendapatkan dan memenuhi kebutuhan informasi tersebut, Bagairnana keadaan terkait dengan ketersediaan informasi dan Cara mendapatkan informasi -akses informasi- adalah prasyarat utarna bagi terpenuhinya kebutuhan informasi setiap warga.
Untuk mengetahui dan memahami masalah informasi politik yang ada dimasyarakat sekarang ini yang paling mungkin dan tepat adalah dengan melihat dan perspektif para pelaku politik (human relations approach). Ada berbagai kekuatan politik di sekitar kehidupan masyarakat, salah satunya adalah partai politik. Apa informasi politik menurut mereka, bagaimana mereka mendapatkan informasi tersebut dan mengapa mereka menggunakan informasi tersebut.
Konsep atau kerangka teoritis yang digunakan peneliti dalam mengeksplor masalah informasi politik ini adalah pola awal model komunikasi yang ada dalam konteks politik, pernahaman ientang informasi politik, akses dan ketersediaan informasi juga konsep organisasi (human relations atau interpretif approach: yang melihat informasi sebagai konstruk yang dibentuk melalui proses interaksi para pelakunya) terkait dengan komunikasi dan informasi yang bisa menggambarkan secara konseptual hubungan antara informasi politik dan individu/para pelakunya, yang tentunya tidak bisa dipisahkan dengan konteks pribadinya dan organisasinya. dengan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai, ketepatan menentukan metodologi yang didalamnya tercakup asumsi-asumsi metodologi: ontology -informasi, akses informasi dan lainnya merupakan sesuatu yang terkait kuaat dengan nilai subyektif para pelakunya yang relevan dengan konteksnya masing-masing, epistemology: bagaimana peneliti mendekati dan mendapatkan pengetahuan tentang subjek penelitian, peneliti berusaha sedekat mungkin untuk memahami segala hal terkait informasi politik dari perspektif para pelakunya, secara metodologi peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data, analisis dan interpretasi data yang sesuai dengan paradigma penelitian yang dipilih sesuai dengan masalah penelitian dan tujuan penelitian. Untuk mendapatkan pengetahuan tentang hal-hal terkait informasi politik maka peneliti menggunakan metode pengumpulan data interview -mendapatkan informasi yang sifatnya personal-, observasi -mengamati langsung atau pun melalui yang ada di media khususnya terkait dengan tindakan dan hal-hal yang sifatnya urnum, dan studi dokumen atau data lainnya- untuk melengkapi informasi yang tidak didapatkan dan interview dan observasi. Sasaran penelitian ini adalah partai politik yang meliputi para pelakunya disetiap struktur partai (dari pusat hingga grassroots). Kemudian menganalisanya dengan kerangka teoritis dan konseptual terkait -analisis induktif dan analisis perbandingan-. Interpretasi yang dilakukan adalah interpretasi hermeneutic cycles yang merupakan lanjutan dan analisis induktif (lingakaran yang terus menerus).
Dari Penelitian Akses Informasi Politik Publik Indonesia: Perspektif Partai Keadilan Sejahtera ini didapatkan bahwa pemahaman tentang informasi itu sendiri beragam, namun informasi politik yang urnumnya dipahami sebagai informasi politik adalah informasi yang terkait dengan pemerintahan dan partai politik. Melihat ketersediaan dan akses yang ada dari pandangan mereka, maka bisa kits lihat bahwa menurut kebanyakan mereka adalah masih kurang bahkan tidak ada ini tentunya didasarkan atas apa yang mereka alami sehari-hari khususnya dalam konteks politik.
Selanjutnya peneliti rnerekomendasikan bagi penelitian selanjutnya untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam pada masyarakat yang berbeda dengan memperhatikan konteks dan karakter-karakter penting terkait masalah informasi nasional. Untuk para pembuat kebijakan untuk memperhatikan segala kebutuhanlhak mereka yang tentunya dengan memahaminya dari kaca mata mereka. Khususnya bagi pemerintah untuk menyiapkan sistem komunikasi dan informasi nasional yang sistematis dan ketersediaan saluran infonnasi (aksesnya) ada dan mudah dijangkau oleh semua warga dimanapun dan kapanpun."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22019
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Fitrisia
"
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk membahas peranan PPPKI dalam pergerakan nasional dan melihat sejauh mana ide dan semangat persatuan yang dikembangkan PPPKI mempengaruhi pergerakan di Indonesia.
PPPKI didirikan pada tanggal 17 Desember 1927 di Bandung oleh PNI, PSI, Budi Utomo. Pasundan, Kaum Betawi, Sarekat Sumatera dan Indonesische Studieclub dengan tujuan untuk menggalang persatuan dan kerja sama di antara berbagai perhinpunan yang ada di tanah air serta menyamakan arah perjuangan demi menuju kemerdekaan Indonesia.
Semula PPPKI berhasil menjalankan fungsinya sebagai wadah pemersatu kalangan pergerakan dengan mengadakan aksi balasan, membentuk dana bantuan nasional dan mengeluarkan program pengajaran nasional. Namun dalam perkembangan sslanjutnya, terjadi perpecahan di antara anggota-anggota PPPKI. Perbedaan-perbedaan yang ada di antara mereka, yang semula tidak dihiraukan akhirnya tidak dapat dihindarkan lagi. Akibatnya PPPKI mengalami kemunduran dan sejak lahun 1935 keberadaan PPPKl sudah tidak terdengar lagi dalam dunia pergerakan Indonesia karena PPPKI tidak pernah mengadakan kegiatan.
Meskipun PPPKI nengalami kegagalan sebagai wadah pemersatu, PPKI telah berhasil mengembangkan paham persatuan di antara kalangan pergerakan aan mencapai puncaknya dengan dicetuskannya Sumpah Pemuda. PPPKI juga mendorong perhimpunan-perhimpunan lain untuk saling bekerja sama dengan bergabung membentuk badan federasi atau fusi. Dengan begitu, kalangan pergerakan Indonesia semakin bertambah kuat dalam menentang penjajahan Belanda.
"
1998
S12722
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rohanda
"ABSTRAK
Inti persoalan yang dikaji pada tesis ini: adalah Pola panyebaran informasi yang digunakan oleh Jaringan Dokinfo TTG kepada para pemakai. Tujuan dari kajian tersebut adalah untuk mengetahui sejauhmana efektivitas pola penyebaran informasi yang dipakai selama ini. Selain daripada itu ingin pula mengetahui aktivitas, interaksi antara satu pusat sumber informasi dengan yang lainnya, dan faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah jaringan Dokinfo TTG.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deakrotifanalisis,yaitu mulai mengumpulkan, mentabulasi, menginterpretasi, dan menganalisis data. Selanjutnya dirumuskan dalam kesimpulan. Teknik pengumpulan datanya melalui daftar pertanyaan, wawancara dan observasi. Kenyataan yang ada pada jaringan Dokinfo tersebut bahwa pada penyebaran informasi yang digunakan selama ini adalah pola penyebaran informasi dua tahap, di mana tahap pertama produsen TTG menyebarkan sumber informasi kepada pusat-pusat sumber informasi, setelah dikelola dan dikemas dalam media tertentu, kemudian tahap kedua baru disampaikan kapada pemakai. Dengan demikian masyarakat pemakai tidak dapat langsung berhubungan dengan produsen TTG.

ABSTRACT
This thesis is concerned to the analysis of information dissemination pattern of appropriate technology information and documentation network. The objectives are to approach the effectivities of the information services; to study activities, interaction among information centers, and networking.
The method used was descriptive analysis, and the technique of data collecting were questionnaire, interview, observation, and study literature. The result showed that the information dissemination pattern of appropriate Technology information was effective because more than 70 % of the users used information optimally.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Slamet Riyanto
"Kondisi eksisting dewasa ini menunjukkan bahwa kemampuan masyarakat Indonesia dalam mengakses informasi tidak sama, Selain itu, kondisi saat ini juga menunjukkan informasi publik tidak tersebar secara luas dan merata di seluruh lapisan masyarakat di semua daerah. Informasi publik kian penting artinya dalam menghadapi tantangan pembentukan karakter bangsa di tengah pergaulan dunia global. Dalam usaha penyebaran informasi publik yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat pemerintah membentuk Badan Informasi Publik yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia yang menyebutkan bahwa Badan informasi Publik (BIP) mempunyai tugas melaksanakan pelayanan informasi publik. Perpres tersebut diimplementasikan dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 25 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Komunikasi dan Informatika.
Kebijakan penyebaran informasi publik merupakan sebuah kebijakan di BIP, kebijakan tersebut harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kebijakan yang strategis dan penting, selain itu dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, bangsa Indonesia telah memasuki era keterbukaan informasi, sehingga implementasi kebijakan penyebaran informasi publik melalui forum tatap muka sudah seharusnya menjadi sarana yang efektif untuk memberikan informasi secara jelas dan tuntas. Untuk dapat mengukur dapat tidaknya program atau kebijakan mencapai sasaran atau tujuan seperti yang diinginkan, Edward III berpendapat ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Bertolak dari latar belakang masalah, pertanyaan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi implementasi kebijakan penyebaran informasi publik. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan positivis.
Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi kebijakan penyebaran informasi publik melalui forum tatap muka di Badan Informasi Publik Kementerian Kominfo sudah cukup berhasil. Hal ini ditunjukkan dengan adanya respon yang cukup antusias dari peserta tatap muka terhadap tanggapan kegiatan forum tatap muka dalam rangka penyebaran informasi publik, adanya peran serta publik dalam penelitian ini adalah peserta forum tatap muka yang berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan forum tatap muka.
Adapun faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan penyebaran informasi adalah faktor komunikasi, sumber daya dan disposisi. Ketiga faktor tersebut memberi pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan penyebaran informasi publik di Badan Informasi Publik. Sedangkan faktor struktur birokrasi tidak memberikan pengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan implementasi kebijakan penyebaran informasi publik di Badan Informasi Publik Kementerian Kominfo.

The ability of Indonesian people in accesing information at the present time are not the same yet. In addition, this condition shows that public informations are not disseminated widely and evenly to various levels of Indonesian people in all area yet. The public information increasingly become significant to face the chalenges of the national character building in the midst of the global society. As an effort of public information dissemination, the government has established The Public Information Agency as stated in Presidential Regulation Number 15 Year 2005 concerning amendment to the Presidential Regulation Number 10 Year 2005 regarding Organization Unit and Task of Echelon I of State Ministries of the Republic of Indonesia, which mentions that the Public Information Agency (BIP) has the task to implement a public information service. The regulation has been implemented in the Regulation of the Minister of Communication and Information Technology No. 25 of 2008 on the organization and working arrangement of the Ministry of Communications and Information Technology.
The policy of public information dissemination must be in accordance with people needs. Its must be a policy which is strategic and important, in addition to the enactment of Law Number 14 Year 2008 on Public Information Transparency, the Indonesian nation has now entering an era of transparency, so that policy implementation of public information dissemination through face-toface forums are supposed to be an effective means to deliver information clearly and completely. To measure whether a program or policy can reach the goals or objectives as desired before, according Edward III, there are 4 (four) factors affecting the successful of policies implementation which are communication, resources, dispositions and bureaucratic structure. Step from the background matters, this research question is what factors are influencing the implementation of public information dissemination policy. This research is descriptive quantitative with positivist approaches.
The results showed that the policy implementation of public information dissemination through face-to-face forums in the Public Information Agency - Ministry of Communications and Information Technology has been quite successful. This is shown by the enthusiastic response from the participants in giving feedback and the existence of public participation as shown by the participants that take active role in the implementation of face-to-face forum.
The factors that influence the policy implementation of public information dissemination are communication factor, resources and dispositions. All three factors provide a significant impact on the implementation of public information dissemination policy at the Public Information Agency. While the bureaucratic structure factor does not give significant effect on the success of the implementation of public information dissemination policy at the Public Information Agency, Ministry of Communications and Information Technology.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T28156
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Azkia Rahmadhani
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kebijakan seleksi terbuka pejabat publik dan kinerja pelayanan sektor publik. Selain itu, beberapa faktor pendukung pelayanan publik juga digunakan untuk menganalisis penelitian ini. Analisis dilakukang pada instansi pemerintah daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota dalam periode tahun 2018-2021. Metode estimasi yang digunakan pada penelitian ini yakni dengan model data panel menggunakan metode Maximum Likelihood yaitu Panel Tobit. Dari hasil analisis diketahui bahwa pelaksanaan seleksi terbuka pejabat publik berhubungan positif dan signifikan serta mampu meningkatkan kinerja pelayanan sektor publik. Variabel lainnya yang digunakan juga signifikan mempengaruhi kinerja pelayanan sektor publik secara positif yaitu regulasi berupa SOP pelayanan, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan pegawai dan fasilitas penunjang pelayanan.

This study aims to analyze the relationship between the policy of open selection of public officials and the performance of public sector services. In addition, several factors supporting public services are also used to analyze this research. The analysis was carried out on provincial, district and city government agencies in the period 2018-2021. The estimation method used in this study is the panel data model using the Maximum Likelihood method, namely the Tobit Panel. From the results of the analysis, it is known that the implementation of the open selection of public officials has a positive and significant relationship and is able to improve the performance of public sector services. Other variables used also significantly affect the performance of public sector services positively, namely regulations in the form of service SOPs, income levels, employee education levels and service support facilities."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Budhi Saparsih
"Semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan bertambah banyaknya jumlah literatur yang diterbitkan. Pertambahan ini demikian pesatnya, sehingga timbul ledakan informasi (information explosion). Akibat bertambah banyaknya jumlah literatur yang diterbitkan menyebabkan banyak literatur yang tidak diketahui eksistensinya. Padahal para peneliti dan ilmuwan perlu mengetahui perkembangan-per_kembangan yang terjadi dalam bidang minat dan penelitian masing-masing. Di lain pihak para peneliti dan ilmuwan tersebut tidak mempunyai ba_nyak waktu untuk datang ke perpustakaan dan membaca-baca, agar dapat mengikuti perkembangan bidang minat mereka. Ditambah lagi dengan tem_pat para peneliti yang jauh dari pusat perpustakaan dan informasi, se_hingga menambah sulitnya mereka mendatangi pusat-pusat tersebut. Berbagai usaha telah dilakukan oleh perpustakaan khusus untuk memenuhi kebutuhan para peneliti tersebut. Salah satu usaha yang di_lakukan oleh perpustakaan khusus adalah mengadakan jasa kesiagaan informasi (current awareness services). Pada jasa ini perpustakaan secara aktif dan terus menerus memberitahukan kepada pemakainya akan adanya informasi atau literatur baru yang diteriana di perpustakaan. Pemberitahuan adanya informasi atau literatur baru yang dilakukan secara terus menerus, dapat dikerjakan dengan berbagai jalan..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S15692
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Sekarsari
"Penelitian ini membahas penyampaian informasi pada anak melalui ensiklopedia dengan menggunakan objek penelitian Ensiklopedi Populer Anak. Penyampaian isi ensiklopedia dilihat dari penyajian informasi sebagai kumpulan ilmu pengetahuan dengan memperhatikan target informasi yaitu anak. Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah apa yang ditunjukkan dalam penyampaian informasi melalui Ensiklopedi Populer Anak dan bagaimana aspek nilai serta budaya disampaikan. Metode yang digunakan yaitu analisis wacana, metode ini menekankan pada pemakanaan teks serta memfokuskan pada pesan-pesan yang bersifat tersembunyi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyampaian informasi pada Ensiklopedi Populer Anak disesuaikan dengan keseharian anak-anak, dari mulai tema, ilustrasi, dan kata-kata yang digunakan. Selain penyampaian tentang pengetahuan, penyampaian nilai dan budaya juga ditampilkan di dalam ensiklopedia tersebut dan disampaikan dengan foto atau gambar yang disertai penjelasan dalam bentuk kalimat.

This study discusses the delivery of information to children through the encyclopedia, using Ensiklopedi Populer Anak as research object. Delivery of content encyclopedia seen from the presentation of information as a collection of science by considering child as target. The research question posed is what is shown in the delivery of information through Ensiklopedi Populer Anak and how aspects of cultural and values delivered. The method used is discourse analysis, this method emphasizes the elucidation of the text and focusing on the messages that are hidden.
The result showed that the delivery of information on the Ensiklopedi Populer Anak tailored to children's everyday life, ranging from themes, illustrations, and words used. In addition to the delivery of knowledge, delivering value and culture are also displayed in the encyclopedia and submitted with photographs or drawings that accompanied the explanation in the form of the sentence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S592
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Nurjanah
"Penelitian mengenai persiapan penyelenggaraan jasa Penyebaran Informasi Terseleksi (PIT) dilakukan selama 12 bulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebu_tuhan apa saja yang harus disiapkan (dari pihak perpusta_kaan dan pemakai) untuk melaksanakan jasa PIT dan mengetahui kesediaan pemakai untuk mengikuti jasa ini. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara kepada pustakawan/staf perpustakaan yang melakukan jasa PIT (5 perpustakaan) dan penyebaran kuesioner melalui pos kepa_da individu yang terdaftar sebagai pemakai jasa informasi kilat. Kuesioner yang dikirimkan sebanyak 74 surat dan kue_sioner yang kembali sejumlah 29 surat. Cara penyusunan kuesioner dan pemilihan sampel dijelaskan. Hasilnya menunjukkan bahwa sebanyak 29 {39,19 %) res-ponden menyetujui dan mau mengikuti jasa. Mereka berasal dari Fakultas Kehutanan/Sekolah Kehutanan (12), Balai (8), Taman Nasional (5), Kantor Wilayah/Dinas Kehutanan (3), dan golongan Umum (1). Pihak Perpustakaan dan Dokumentasi Kehu_tanan Manggala Wanabakti telah siap melaksanakan jasa dengan telah tersedianya sumber informasi, tenaga pengelola, yang dilengkapi sarana komputer dan fotokopi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14969
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwarto
"Sektor tenaga listrik merupakan salah satu unsur dalam usaha pembangunan yang sangat panting. Kegunaan dan peranan tenaga listrik makin bertambah luas baik sebagai sarana produksi maupun dalam manunjang kebutuhan sehari-hari bagi kehidupan rumah tangga. ,Sebagai faktor produksi, tersedianya tenaga listrik yang cukup dalam jumlah dan mutu yang balk, sangat mempengaruhi laju kecepatan pernbangunan sektor--sektor industri, pertanian, pertambangan, kesehatan, pendidikan, penerangan dan lain sebagainya. Pelaksanaan program peningkatan sektor tenaga listrik, perlu ditunjang oleh penyediaan dan pembinaan sarana kerja baik yang menyangkut tenaga kerja manapun sarana kerja lainnya. Perpustakaan dalam hal ini merupakan salah satu unsur penunjang sarana kerja yang menyediakan kebutuhan informasi bagi peneliti maupun pemakai perpustakaan pada ummnya. Perusahaan Umum Listrik Negara (PIN} yang terdiri dari satu_an di tingkat Pusat, Wilayah, Distribusi, Pembangkitan dan Proyek-proyek Induk mempunyai jaringan kerja hampir di seluruh pelosok daerah di Indonesia. Namun demikian belun ada pelayanan perpustakaan yang memadai. Perpustakaan Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan (Perpustakaan LMK} dewasa ini merupakan salah satu perpustakaan di lingkungan PLN yang dikelola dan berjalan balk dibandingkan dengan perpustakaan PLN lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S15684
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Alvianto
"Penelitian ini akan mendeskripsikan proses pembentukan koalisi partai politik Golkar, PKB dan PBB pendukung pasangan Irvan dan Herman pada Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Cianjur tahun 2015. Kasus yang diteliti tersebut menarik untuk diangkat karena pembentukan partai koalisi umumnya dilakukan sebanyak mungkin partai pendukung yang terlibat di dalamnya. Pembentukan koalisi partai politik studi kasus koalisi Pemilihan Kepala Daerah cenderung lebih mengedepankan kondisi proses dibanding kuantitas jumlah partai pendukung, dan hasilnya adalah kemenangan. Kondisi proses yang akan dilihat dibagi menjadi beberapa faktor. Pertama, latar belakang yang mendorong terbentuknya partai koalisi. Kedua, intensitas komunikasi berdasarkan elektabilitas kandidat partai koalisi. Ketiga, pengalaman pemilihan kepala daerah sebelumnya di Kabupaten Cianjur. Keempat, kontrol eksternal koalisi sebagai penentu akhir. Kerangka teori dan kosep yang digunakan dalam menganalisis kasus yang diangkat adalah koalisi dan pembentukan koalisi. Analisis deskripsi proses pembentukan koalisi partai dalam penelitian ini diharapkan akan mampu menggambarkan bagaimana proses politik berlangsung dalam sebuah kontestasi politik di tingkat lokal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model analisa deskriptif. Teknik pengumpulan data primer dan sekunder melalui wawancara mendalam serta sumber-sumber literatur yang relevan.

This study will describe the process of forming a coalition of Golkar, PKB and PBB political parties supporting the Irvan and Herman pair in the 2015 Cianjur District Head Election. The case studied was interesting to appoint because the formation of coalition parties was generally carried out as much as possible the supporting parties involved. The formation of a political party coalition coalition case study of Regional Head Elections tends to prioritize quality over the quantity of supporting parties, and the result is victory. The quality of the process to be seen is divided into several factors. First, the background that drives the formation of a coalition party. Second, the intensity of internal communication based on the electability of the survey results of coalition party candidates. Third, the experience of the previous regional head elections in Cianjur Regency. Fourth, the external control of the coalition determines the final victory. The theoretical framework and concept used in analyzing the cases raised are coalitions and coalition formation. Analysis of the description of the party coalition formation process in this study is expected to be able to describe how the political process takes place in a political contestation at the local level. This study uses a qualitative approach with a descriptive analysis model. Primary and secondary data collection techniques through in-depth interviews and relevant literature sources.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>