Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46835 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pollatu, Vebe Novia A.
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang ketentuan-ketentuan didalam peraturan perundang-undangan yang mengatur masalah perlindungan konsumen dan asuransi, khususnya yang berkaitan dengan masalah perlindungan Tertanggung asuransi, dan menganalisis kontrak yang mengatur jenis perikatan/ hubungan hukum antara pelaku usaha asuransi (Penanggung) dengan konsumen asuransi (Tertanggung) dalam kaitan dengan perlindungan konsumen asuransi (Tertanggung), serta menganalisis penyelesaian sengketa konsumen yang terjadi antara pelaku usaha asuransi (Penanggung) dan konsumen asuransi (Tertanggung). Untuk itu penulis memakai penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan.
Dari basil penelitian diperoleh permasalahannya yaitu : bagaimana ketentuan-ketentuan didalam peraturan perundang-undangan yang mengatur masalah perlindungan konsumen dan asauransi, khususnya yang berkaitan masalah perlindungan konsumen asuransi (Tertanggung), dan bagaiman kontrak yang mengatur jenis perikatan/ hubungan hukum antara pelaku usaha asuransi (Penanggung) dengan konsumen asuransi (Tertanggung) dalam kaitan dengan perlindungan konsumen asuransi (Tertanggung), serta bagaimana penyelesaian sengketa konsumen yang terjadi antara pelaku usaha (Penanggung) dan Konsumen asuransi(Tertanggung) dalam Putusan No. 416IPdt.GIPN. FKT, SEL.
Melihat semakin banyaknya kasus di bidang asauaransi yang cenderung merugikan konsumen, dalam hal pemegang polis atau Tertanggung sebagai pihak yang lemah, baik dalam asuransi jiwa, asuransi kesehatan maupun asuransi kerugian, maka setiap konsumen terutama konsumen asuransi (Tertanggung) berhak untuk menuntut apa yang menjadi haknya dalam setiap hukum atau hubungan dengan pelaku usaha (Pihak Asuransi/Penanggung), dan Pihak Asuransi (Penanggung) wajib memberikann apa yang menjadi hak konsumen asuransi (tertanggung). Hak dan kewajiban konsumen dapat ditemukan dalam peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia, baik di dalam Undang-Undang No.2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, KUHDagang dan KUHPerdata."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2004
T19200
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita
"Dewasa ini perjanjian baku yang penggunaannya cenderung merugikan konsumen barang dan/atau jasa semakin banyak digunakan. Sebelum lahirnya UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU PK) Konsumen sama sekali tidak terlindungi, bahkan istilah konsumen sendiri dalam konteks hukum baru lahir seiring dengan lahirnya UUPK. Walaupun perjanjian baku kini telah diatur da am UUPK, namun masih banyak pelaku usaha yang menggunakan perjanjian baku dalam menjalankan usaha mereka. Dan, juga masih banyak konsumen yang tidak menyadari dan mengetahui apa yang menjadi hak-hak mereka. Untuk itu, maka dalam kesempatan ini, penulis membahas mengenai perjanjian baku ditinjau dari sudut UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan ini adalah agar konsumen dapat lebih mengerti apa yang menjadi hak-hak mereka, dapat mengartikulasikan nilai - nilai yang terkandung dalam UUPK, sehingga dapat tercipta suatu masyarakat konsumen yang baik. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah Library Research. Selain itu penulis juga melakukan wawancara dengan nara sumber dari lembaga terkait agar penulis memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan UUPK yang baru lahir. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis ternyata bahwa masih banyak masyarakat baik masyarakat produsen maupun masyarakat konsumen itu sendiri yang belum mengetahui tentang Perlindungan Konsumen. Demikian pula, bahwa lembaga lembaga yang diperkenalkan melalui UUPK hingga saat ini belum terbentuk dan yang terutama ternyata walaupun telah diatur dalam UUPK, tetapi perjanjian baku yang isinya cenderung merugikan pihak konsumen masih banyak digunakan. Untuk itu, kiranya usaha penyuluhan kepada masyarakat mengenai UUPK melalui berbagai mass media perlu lebih ditingkatkan."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2000
S20619
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surbakti, Djudjuren Sri Budi Shanty Soeprapto Putri
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2004
T36195
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Andriani
"ABSTRAK
Dengan pertumbuhan industri pangan yang menghasilkan produk
pangan olahan dewasa ini semakin meningkat. Terdapat berbagai produk
industri makanan memiliki potensi menimbulkan masalah keamanan
pangan, khususnya produk pangan yang rusak dan kadaluwarsa, sehinga
pemerintah perlu membuat peraturan-peraturan yang mengaturnya-r
Ketentuan yang mengatur mengenai produk pangan kaduluwarsa terdapat
dalam pasal 21 huruf e Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang
Pangan dan dalam pasal 8 huruf g Undang-Undang Nomor 8 tahun
1999,tentang Perlindungan Konsumen. Dalam kaitannya hal tersebut
penelitian memfokuskan pada tiga (3) permasalahan yaitu;
pertama,bagaimana aspek perlindungan konsumen dalam pengaturan
tentang produk pangan. Kedua, apakah pengawasan yang dilakukan oleh
pemerintah dalam melindungi konsumen terhadap produk pangan yang
sudah kadaluwarsa. Ketiga, bagaimana penanganan keluhan-keluhan
konsumen berkaitan dengan peredaran produk pangan yang kadaluwarsa.
Dari permasalahan di atas,maka penelitian ini mempunyai jawaban
sebagai berikut:pertama,pengaturannya terdapat di Bab II yaitu
Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindangan Konsumen,
Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan, Peraturan
Pemerintah Nomor 69 tahun 1999 tentang Keamanan Label dan Iklan
Pangan, Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2004 tentang Keamanan
Mutu dan Gizi Pangan, dan Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor:180/Men.Kes/Per/IV/1985 tentang Makanan Daluwarsa. Kedua,
Peran Pemerintah terdapat di bab III, Pemerintah sebagai pengayom
masyarakat dan juga sebagai pembina pelaku usaha dalam peningkatan
industri dan perekonomian negara, sebagai bentuknya dengan
mengeluarkan Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang
Pangan. Ketiga, penanganan keluhan-keluhan konsumen terdapat di bab
IV, untuk menampung keluhan-keluhan konsumen berkaitan dengan
peredaran produk pangan kadaluwarsa, maka dibentuklah unit layanan
pengaduan konsumen (ULPK)BPOM, YLKI dan Pengaduan Konsumen
Departemen Perdagangan. Akhirnya dari hasil penelitian mempunyai
kesimpulan sebagai berikut : pertama, pengaturan produk pangan dalam
kaitannya dengan perlindungan konsumen, telah diatur secara teknis
sehingga telah tercipta harmonisasi hukum. Kedua, peran Pemerintah
dalam melindungi konsumen terhadap Produk Pangan yang sudah
kadaluwarsa adalah dengan mengembangkan perlindungan konsumen di
Indonesia serta melaksanakan penegakan hukum terhadap Undang-
Undang yang berlaku yaitu, Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan
Undang-Undang Pangan. Ketiga, penanganan keluhan-keluhan konsumen
berkaitan dengan peredaran produk pangan kadaluwarsa dilakukan oleh
Unit Layanan Pengaduan Konsumen (LPK) BPOM, YLKI, dan Pengaduan
Konsumen Departemen Perdagangan."
2007
T37111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Taruli Phalti Patuan
"ABSTRAK
Hak-hak pasien di Indonesia dalam beberapa dekade belakangan ini berkembang pesat sekali. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya gugatan maupun tuduhan malpraktek terhadap tenaga kesehatan yang telah memberi gambaran kepada kita, bahwa masyarakat sebagai konsumen jasa kesehatan kini telah menuntut pelaksanaan hak-hak yang mereka miliki tersebut. Kini mereka telah berani menilai bahkan mengkritik mutu pelayanan kesehatan yang mereka terima. Hubungan antara dokter dengan pasien biasa disebut dengan perjanjian terapeutik atau transaksi terapeutik. Hubungan ini mempunyai obyek berupa upaya penyembuhan atau upaya perawatan terhadap pasien, namun seiring dengan perkembangan jaman, banyak peristiwa yang menyebabkan kerugian pada sisi pasien. Hal inilah yang membuat suatu gagasan bahwa perlindungan pasien sangat di perlukan di Indonesia. Perlindungan pasien dapat diakomodir melalui jalur perlindungan konsumen, yakni melalui Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Peraturan inilah yang diharapkan dapat mengayomi pasien maupun dokter dalam melakukan transaksi terapeutik, agar kiranya tidak ada lagi, diantara pihak tersebut yang merasa hak maupun kewajibannya dilanggar. Hukum perlindungan konsumen di Indonesia telah memuat dasar-dasar hukum mengenai perlindungan konsumen yang jelas dan tegas di segala bidang, salah satunya adalah bidang kesehatan. Namun, di dalam pelaksanaan praktek di lapangan, masih banyak pelanggaran-pelanggaran terhadap hak-hak pasien, masih adanya ketidak adilan di dalam proses hukum dan masih rendahnya posisi pasien di mata hukum. Oleh karenanya, diharapkan dengan penulisan ini, hak-hak pasien di Indonesia dapat dikedepankan, agar kiranya dapat memulihkan kembali kepercayaan masyarakat luas kepada jasa kesehatan di Indonesia.

ABSTRAK
The patient's rights in Indonesia have been rapidly developed. This can be seen from the numbers of claims or the accusation of malpractice to the paramedics in which case has already given the picture to us that societies as medical consumers have demanded their rights to be done well. Now they are brave to judge even to critic the quality of the medical services that they receive. The relationship between doctor and patient is called therapeutic agreement or therapeutic transaction. This connection has several objects which are the attempt of recovery or treatment to the patient, however as the time goes, many events caused loss for the patient. This is the idea that patient protection is very needed in Indonesia. Patient protection can be accommodated through the consumer protection line which is through the rule of consumer protection. This will be hopefully could protect the patient or doctor so there'll be no more between those sides who will feel their rights are being violated. This law has accommodate with law foundation about patient protection clear and explicit in every sector, one of the sector is about health. But, in realization so many infraction about the patient's right, they still have unfair situation in law procedur and their position below the law are still low.
"
2007
T19902
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Rela
"ABSTRAK
Dalam rangka meningkatkan perlindungan nasabah perbankan dan
mempertimbangkan semakin banyaknya sengketa antara nasabah dengan bank,
Bank Indonesia memperkenalkan lembaga penyelesaian sengketa antara nasabah
dan bank di luar pengadilan, yaitu mediasi perbankan yang diatur dalam Peraturan
Bank Indonesia No.8/5/PBI/2006 tentang Mediasi Perbankan sebagaimana
diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No.l0/1/PBI/2008 (PBI Mediasi
Perbankan). Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian terhadap
mediasi perbankan atas permasalahan yang meliputi: (1) Bagaimana proses
penyelesaian sengketa menurut PBI Mediasi Perbankan? (2) Apakah PBI Mediasi
Perbankan telah searah dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen? (3)
Apakah penyelesaian sengketa antara bank dengan nasabah melalui mediasi
perbankan telah memberikan perlindungan kepada nasabah? Penelitian ini adalah
penelitian yuridis normatif dan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa mediasi perbankan merupakan alternatif penyelesaian
sengketa secara murah, cepat dan sederhana yang ditujukan bagi nasabah kecil
dan usaha mikro dan kecil. Selain itu, mediasi perbankan telah berperan dalam
meningkatkan perlindungan nasabah. Namun demikian, penelitian ini juga
menunjukkan bahwa PBI Mediasi Perbankan sebagai peraturan yang melengkapi
instrumen perlindungan konsumen belum sepenuhnya searah dengan UU No. 8
tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen selaku dasar hukum yang
mengintegrasikan dan memperkuat penegakan hukum di bidang perlindungan
konsumen di Indonesia. Hasil penelitian menyarankan Bank Indonesia untuk
melakukan amandemen terhadap PBI Mediasi Perbankan agar prinsip-prinsip
penyelesaian sengketa pada mediasi perbankan searah dengan prinsip-prinsip
penyelesaian sengketa melalui mediasi pada Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen sebagaimana diatur Undang-Undang Perlindungan Konsumen.
Selanjutnya, Bank Indonesia juga diharapkan melakukan sosialisasi mediasi
perbankan kepada masyarakat luas secara intensif, antara lain melalui kantorkantor
cabang bank, media cetak maupun media elektronik. Sejalan dengan hal
tersebut dan mengingat adanya kecenderungan meningkatnya jumlah sengketa
yang diajukan nasabah, Bank Indonesia perlu mengembangkan organisasi mediasi
perbankan dan mempersiapkan tenaga mediator

ABSTRACT
To empower customer protection and to respond the escalation o f dispute
between customer and bank, Bank Indonesia provides banking mediation as out of
court dispute settlement between bank and customer, which is incorporated under
Bank Indonesia Regulation No.8/5/PBI/2006 concerning Banking Mediation as
amended by Bank Indonesia Regulation No.l0/1/PBI/2008 (PBI Mediasi
Perbankan). As a new scheme of dispute settlement, it is important to conduct
research on banking mediation and writer has defined some problems: (1) How
does the process of banking mediation according PBI Mediation work? (2)
Does PBI Mediasi Perbankan have adhere Act No.8 Year 1999 on Consumer
Protection (3) Has dispute settlement by banking mediation give protection to
banking customer? This research use juridical normative and qualitative
descriptive. This research determined that banking mediation is alternative dispute
resolution in a simply, cheaply, and quickly which is arranged for small scale
customers and micro and small scale business. Furthermore, this research also
determine that, application of banking mediation has been improving costumer
protection. However, this research find that banking mediation as
complementary of consumer protection regulation has not fully comply with
respect to Act No.8 Year 1999 on Consumer Protection as a basic law which
integrate and empower law enforcement in consumer protection in Indonesia. The
researcher suggests that Bank Indonesia should amend PBI Mediasi Perbankan to
make it comply with concepts of dispute settlement in Consumer Disputes
Settlement Board as regulated by Act No.8 Year 1999 on Consumer Protection.
In addition, Bank Indonesia is suggested disseminating banking mediation to
public intensively by bank’s branch office and public media, improving
organization of banking mediation and preparing skilled mediator to expect
increasing of cases submitted by customer.;"
2009
T37325
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Feria Ningsih
"Akhir-akhir ini marak terjadi kasus jamu atau obat tradisional yang dicampur bahan kimia obat. Kasus "jamu kimia" ini sudah cukup sering terjadi yang diketahui baik dari operasi lapangan maupun penelitian laboratorium oleh berbagai lembaga. Praktek pencampuran ini sangat membahayakan konsumen karena bahan-bahan kimia tersebut tergolong obat keras yang berbahaya bila dipakai di luar atauran. Jamu (obat tradisional Indonesia) telah dan masih digunakan oleh penduduk Indonesia terutama yang tinggal di Pulau jawa secara turun temurun. Jamu dibuat dari bahan tumbuh-tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang belum dibakukan dan dipergunakan dalam upaya pengobatan berdasarkan pengalaman. Jadi bahan kimia bukanlah bahan pembuat jamu. Ada berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai jamu atau obat tradisional ini antara lain berupa Undang-undang seperti Undang-undang Perlindungan Konsumen dan Undang-undang Kesehatan, Peraturan Menteri Kesehatan RI, Keputusan Menteri Kesehatan RI dan peraturan lainnya. Pada saat ini pelaksanaan perlindungan hukum terhadap konsumen jamu atau obat tradisional belum maksimal. Untuk mengatasi hal ini perlu ditempuh berbagai langkah-langkah konkret dengan melibatkan berbagai pihak yang terkait. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2004
S20976
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Nurmiati
"Skripsi ini membahas bentuk-bentuk pelanggaran hukum yang dilakukan oleh pelaku usaha obat tradisional, dan peran dan tanggung jawab pemerintah terhadap peredaran obat tradisional berbahan kimia obat. Penelitian ini menggunakan penelitian normatif. Hasil dari penelitian ini adalah pelaku usaha obat tradisional berbahan kimia obat telah melakukan beberapa pelanggaran sehingga melanggar beberapa ketentuan peraturan perundang-undangan, dan pemerintah berperan dan bertanggung jawab dalam melakukan pembinaan dan pengawasan perlindungan konsumen untuk melindungi konsumen obat tradisional terhadap peredaran obat tradisional berbahan kimia obat.

The focus of this study is the type of violation of which is carried out by the entrepreneur of traditional medicine, and the authority and the responsibility of government toward distribution of traditional medicine produce from medicine chemistry. This research is using normative research. The result of this research is the entrepreneur of traditional medicine produce from medicine chemistry has been carried out some of violation so that violates some of legislation, and the government have the authority and the responsibility in building and controlling to protect the consumer of traditional medicine toward distribution of traditional medicine produce from medicine chemistry."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
S24736
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Azaris Pahlemy
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007
S23565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>