Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116274 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
I Nyoman Putra
"Pelayanan Farmasi merupakan pelayanan yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan rumah sakit. Lamanya waktu tunggu di farmasi akan memengaruhi mutu layanan di rumah sakit secara menyeluruh. Demikian juga di RSU Bali Royal, didapatkan waktu tunggu di atas dari standar pelayanan minimal rumah sakit. Lamanya waktu tunggu di farmasi rawat jalan disebabkan belumber jalannya manajemen mutu yang baik di RSU Bali Royal.
Peneitian ini akan melihat bagaimana proses pelayanan farmasi rawat jalan dengan menggunakan metode lean, di tahun 2017 dengan observational action process research, dengan melakukan observasi terhadap 15 pasien dari bulan oktober 2017 sampaidengan Januari 2018 di farmasi rawat jalan RSU Bali Royal, dengan melihatwaste yang ada.
Ditemukan kegiatan yang bersifat value added sebesar 45,65 dan kegiatan non value added waste sebesar 54,28. Waste yang banyak ditemukan adalah waste waiting dan waste defect. Eliminasi waste yang sudah ditemukan dengan implementasi intervensi antara lain: memindahkan konterkasir, merubah lay out farmasi, membuat loket antara konter farmasi denganruang pengerjaan obat mengunci pintu ruang farmasi dan merubah alur layananfarmasi rawat jalan, sehingga kegiatan non value added dapat di eliminasi menjadi 18,28 dan kegiatan value added menjadi 81,72. Dari segi outcome dapat dilihat adanya perbaikan waktu tunggu, perbaikan kepuasan pelanggan, peningkatan kunjungan dan peningkatan omset di farmasi.
Peneitian ini menyimpulkan adanya peningkatan mutu layanan setelah dilakukan perbaikan proses pelayanan farmasi rawat jalan dengan menggunakan metode lean.

Pharmaceutical Services is a service that cannot be separated from hospitalservices. The length of waiting time in the pharmacy will satisfy the overallquality of hospital services. Currently the waiting time in Bali Royal Hospitalpharmacy for out patient is still above the standard waiting time, which is not inaccordance with the hospital guidelines. The standard waiting time for outpatientpharmacy cannot be achieved due to lack of quality management at RSU BaliRoyal.
This study will look at how the process of outpatient pharmacy serviceusing lean method, in 2017 with observational action process research, byobserving 15 patients from October 2017 to January 2018 at outpatientpharmaceutical RSU Bali Royal, by looking at the waste.
It is founded that thereare 45.65 value added activities and non value added activities vaste of54.28 . Most of the wastes that are found are waste waiting and waste defect.Elimination of waste that has been done by the implementation of intervention,among others moving cashier counters, changing the lay out of pharmacy,making counter between the pharmaceutical counter with space lock pharmaceutical door lock and change in outpatient pharmacy service, so that non value added activities can be eliminated to 18.28 and value added activities to81.72. In terms of outcome can be seen the improvement of waiting time, improvement of customer satisfaction, increased visits and increased turnover inpharmacy.
This study concludes that there is a significant improvement of servicequality after the refinement of outpatient pharmacy service process using leanmethod.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51398
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Judiwan Delias Maswar
"Pengendalian Manajemen Farmasi di Rumah Sakit merupakan suatu sistem yang memegang peranan penting, oleh karena keberhasilan tujuan manajemen farmasi tergantung dari memadai atau tidaknya unsur-unsur pengendalian yang ada.
Adanya obat-obatan dan alat kesehatan yang rusak atau kadaluarsa, juga adanya kekosongan persediaan pada waktu tertentu mengindikasikan pengawasan terhadap pengelolaan obat dan alat kesehatan yang merupakan sebagian dari manajemen faramasi di rumah sakit masih kurang baik.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Puri Cinere; yang bertujuan untuk memperoleh gambaran unsur-unsur yang mempengaruhi pengendalian manajemen farmasi, mengidentifikasi dan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi setiap unsur. Sehingga dari hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan saran dan masukan bagi manajemen Rumah Sakit Puri Cinere.
Hasil penelitian diperoleh melalui kegiatan survey, pengumpulan data melalui pengamatan dokumen dan observasi di lapangan serta wawancara mendalam dengan pejabat struktural dan staf pelaksana. Masalah yang timbul dalam Pengendalian Manajemen Farmasi di Rumah Sakit Puri Cinere ini disebabkan oleh berbagai hal yang saling berkaitan seperti pengorganisasian yang belum efektif, kebijakan yang belum terarah dan belum direview secara berkala, penyusunan rencana kerja belum optimal, sistem pencatatan dan pelaporan yang belum baik, pembinaan personil yang masih kurang dan SPI yang belum berfungsi dengan baik. Untuk masa mendatang, bagi manajemen Rumah Sakit Puri Cinere disarankan untuk melakukan beberapa langkah penyempurnaan; sehingga dapat dicapai tujuan yaitu tersedianya obat dan alat kesehatan secara efisien.

System Analysis of Controlling Pharmacy Management at Puri Cinere HospitalControlling Pharmacy Management at Puri Cinere Hospital is a system which is also being an important role, because the achievement of pharmacy management result depends on the sufficient or insufficient of the existing control.
Broken medical equipments and expired medicine, as well as out of stock of the provision occasionally indicate that the control of medicine and medical equipment a part of the pharmacy management of the hospital is not good enough.
This research was conducted at Puri Cinere Hospital which aims to get a picture of the factors that has influence to the control of the pharmacy management, to identify and analyze factors that has influence to each others. Therefore, result of the research is expected giving a suggestion and input for Puri Cinere Hospital.
Result of the research was obtained through a survey activity, collecting data looking for document and observation in the field, as well as an interview with the structural officer and operational staff. Problems arise in controlling pharmacy, management at Puri Cinere Hospital are caused by different factors connecting to each others; as the organization that is not effective yet, policies that is not clear and has not been reviewed periodically, planning set up is not optimum yet, recording and reporting system has to be improved, personal development is not sufficient as SPI does not function well.
In the future the management of Puri Cinere Hospital has to do some steps for improvement, to achieve the aim in providing medicine and medical equipment effectively."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T4451
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Sudarmadi
"Dalam memenuhi tuntutan masyarakat yang semakin kritis terhadap pelayanan kesehatan dan agar dapat bisa bersaing dengan rumah sakit lain, Rumah Sakit Karya Bhakti (RSKB) yang merupakan rumah sakit swasta madya atau setara dengan rumah sakit pemerintah kelas C, berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. SaIah satu upaya yang dilakukan adalah meningkatkan kualitas pelayanan di bagian Instalasi Farmasi.
Instalasi Farmasi di rumah sakit merupakan unit yang memberikan kontribusi terbesar yaitu sebesar 40% dari keseluruhan pendapatan Rumah Sakit Karya Bhakti. Untuk itu Instalasi Farmasi dituntut untuk memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan teliti sehingga dapat memuaskan pelanggan. Namun, pelayanan penunjang medik yang diberikan belum berjalan optimal, terutama pada pelayanan resep bagi pasien rawat jalan.
Tiijuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran dan menganalisis sistem supply obat pada pelayanan rawat jalan yang digunakan oleh Depo Farmasi Rumah Sakit Karya Bhakti serta memberikan saran pemecahan masalah yang dapat meningkatkan produktivitas pelayanan.
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa pelayanan farmasi yang diberikan oleh Depo Fannasi cenderung lama. Faktor-faktor penyebab lamanya pelayanan adalah sarana dan prasarana yang kurang menunjang khususnya sistem IT yang selalu mengalami gangguan, kurangnya Sumber Daya Manusia, tidak adanya pemisahan tugas dalam melayani pasien rawat jalan dan rawat inap, perencanaan obat tidak sesuai dengan kebutuhan, dan kurangnya informasi kepada petugas Depo Farmasi mengenai obat-obat baru.
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk segera memperbaiki sistem IT, karena masalah ini merupakan prioritas utama, menambah tenaga pelaksana (fungsional), perlu adanya pemisahan tugas agar beban kerja petugas berkurang, memberikan informasi kepada dokter tentang obat standarisasi RSKB, dan meningkatkan kualitas petugas Depo Farmasi.

In filling the demand for the community that increasingly critical towards the health service and in order to be able to compete with the other hospital, Karya Bhakti hospital which are a private hospital or the same level as a class C government hospital, trying to increase their quality of service. On of their attempt is to increase the service quality of hospital pharmacist division.
40% of the hospital income is come from hospital pharmacist division. So the Pharmacy Installation was demanded to give the fast service, exact and thorough so as to be able to satisfy the customer. However, the medical service which was given did not yet go optimal, especially in the recipe service for the outpatient.
The purpose of this research is to get an image of and to analyst the drug supply system that had been use in the hospital pharmacist. And also to give some solution for their problem to increase their service productivities.
The results that were received from this research were that the pharmacy service that was given by the Pharmacy Depot tended take time. Cause factors of the length of the service were facilities and equipment did not supportive especially the IT system that always experienced the disturbance, the shortage of human resources, the nonexistence of the separation of the task in serving the outpatient and inpatient, medicine planning was not in accordance with the requirement, and the shortage of information to the official of the Pharmacy Depot about new medicines.
The solution for this research was improved the IT system, because this problem was the main priority, recruited worker, needed the existence of the separation of the task so that the burden of the work of the official decreases, gave information to the doctor about standard medicine in Darya Bhakti Hospital, and increased the quality of the official of the Pharmacy Depot.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18249
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moeslan Saradhawarni
"Pengelolaan logistik farmasi mengandung dua aspek panting untuk rumah sakit swasta. Di satu sisi harus menunjang pelayanan medis yang baik secara efektif dan efisien. Dilain sisi juga mempunyai potensi yang cukup besar untuk meningkatkan pendapatan Rumah Sakit, agar dapat tetap mempertahankan eksistensi dan mutu pelayanannya dalam rumah Sakit ini, bahkan sedapat mungkin juga untuk pengembangannya. Dalam evaluasi kinerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit Kartika Pulo Mas tahun 1995 sampai dengan 1997 terjadi penurunan keuntungan pengelolaan logistik farmasi dari Rp. 228 juta (36%) tahun 1995, menjadi Rp. 205 juta (32%) tahun 1996, dan Rp. 75 juta (11%) tahun 1997. Disamping itu terjadi peningkatan kehilangan logistik farmasi Rp. 16 juts (3%) tahun 1995, Rp. 44 juta (7%) tahun 1996, dan Rp. 115 juta (18%) tahun 1997. Resep yang tak terlayani sebanyak 342 resep tahun 1995, 763 resep tahun 1996, dan 1.147 resep tahun 1997. Tahun 1995 tidak ada obat kadaluwarsa sedang pada tahun 1996 sebanyak Rp. 10 juta dan tahun 1997 Rp. 9 juta. Pihak manajemen berkesimpulan hal ini karena terjadi kelemahan pada sistem perencanaan dan pendistribusian. Dengan merubah sistem pendistribusian desentralisasi menjadi sentralisasi kehilangan dapat diatasi.
Dari unsur-unsur yang terkait dengan perencanaan yaitu dari segi organisasi dan sumber daya manusia didapati bahwa masih ada jabatan panting yang belum terisi penuh, yaitu Komite Medis, Manajer Penunjang Medis. Semua sumber daya manusia yang ada belum megdapat pendidikan yang memadai untuk membuat perencanaan logistik farmasi yang baik. Dengan menggunakan gabungan analisa ABC-VEN, tercipta pengelompokan logistik farmasi menjadi tiga kelompok besar yaitu, kelompok I sebanyak 205 item (25%) dengan total biaya Rp.134 juta (80%), kelompok II sebanyak 488 item (60%) dengan total biaya Rp.26 juts (15%) serta kelompok III sebanyak 116 item (15%) dengan total biaya Rp.7 juta (5%).
Kelompok I tidak boleh terjadi kekosongan, kelompok II boleh terjadi kekosongan asal tidak melebihi 24 jam, sedangkan kelompok III kekosongan lebih dari 24 jam masih bisa ditoleransi. Dengan sistem perencanaan seperti tersebut diatas diharapkan logistik farmasi selalu tersedia dalam jenis dan jumlah yang tepat pada saat diperlukan demi kepentingan pasien, dan rumah sakit tidak kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan dan pengelolaan logistik farmasi tersebut.

Pharmacy logistics management has two significant aspects for private hospitals. On one aspect it has to support a good medical service effectively and efficiently. On the other aspect it also has a sufficient potential to increase the hospital revenue to maintain and improve the service and its quality. The evaluation of the performance of Pharmacy Installation of Kartika Pulo Mas Hospital, 1995-1997, a decrease of profit of pharmacy logistics management was found, in the amount of Rp 228 million (36%) in 1995, Rp 205 million (32%) in 1996, and Rp 75 million in 1997. In addition, there was also an increase in pharmacy logistics loss worthed Rp 16 million (3%) in 1995, Rp 44 million (7%) in 1996; and RP 115 million (18%) in 1997. Three hundred and forty two prescriptions were not served in 1995, 763 in 1996, and 1.147 in 1997. The value of the unused medicine because of its expiration date in 1996 was Rp 10 million, and Rp 9 million in 1997, but none in 1995_ The Hospital Management concluded that it was caused by the weak planning and weak distribution system. The distribution problem could be solved by altering the decentralized - distribution system to centralized-distribution system.
In the components related to planning i.e. organization and human resource, it was found that there are still vacant important positions such as Medical Committee, Medical Supporting Manager. All human resources have not been given enough adequate education to be able to make a good pharmacy logistics management planning. A new approach, using the combination of ABC - VEN analysis in calculating the quantitative, need of vital, essential and non-vital pharmacy logistics was used. The result blended with the system analysis produces new way of pharmacy logistic planning for Kartika Pula Mas Hospital, which is assumed to be more effective and efficient. According to ABC-VEN analysis, there are 3 big pharmacy logistics groups. Group I comprises of 205 items (25%) with total cost of Rp 134 million (80%), group II comprises of 488 items (60%) with total cost of Rp 26 million (15%), and group III comprises of 116 items (15%) with total cost of Rp 7 million (5%). With the mentioned above planning system it is hoped that pharmacy logistics is always available in terms of type and quantity for the sake of the patients, while on the other hand the hospital will not lose any opportunity to gain profit from pharmacy logistics management.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Agung Putu Yudihartini
"Lean Management pada Perencanaan, Penganggaran dan PengadaanSediaan Farmasi di RSIA Puri Bunda Denpasar.Pasien membayar pelayanan yang telah diberikan dengan value atau manfaatyang sesuai tanpa membayar lebih terhadap waste atau pemborosan yang adadalam proses pelayanan di rumah sakit. Menghilangkan waste dalam prosespelayanan merupakan tantangan setiap rumah sakit. Tantangan rumah sakitsemakin besar saat menjadi provider BPJS dan wajib memberikan pelayanankepada pasien JKN.Sediaan farmasi merupakan pelayanan penunjang yang sangatpenting dalam pelayanan pasien dan menghabiskan biaya yang sangat besar, makarumah sakit perlu lebih efisien dalam mengelola sediaan farmasi mulai dariperencanaan, penganggaran dan pegadaan dengan tanpa mengabaikan mutupelayanan.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentangproses perencanaan, penganggaran dan pengadaan obat di unit farmasi RSIA PuriBunda dan memberikan masukan dalam perbaikan proses siklus logistik farmasisehingga menjadi lebih efisien.Penelitian dilaksanakan dengan melakukan wawancara, observasi dan FocusDiscussion Group FGD pada proses perencanaan dan pengadaan denganmembuat value stream mapping dari seluruh proses yang ada.
Pada penelitian ini didapatkan pemborosan berupa waste defect, wasteinventory, waste motion, waste human potential dalam proses perencanaan,penganggaran dan pengadaan sediaan farmasi. Perbaikan berupa kaizendilaksanakan oleh seluruh level karyawan mulai dari staf, jajaran manajemen, dandireksi rumah sakit, maupun pemilik rumah sakit. Pelaksanan kaizen tersebutdapat meningkatkan efisiensi waktu, biaya, maupun SDM dalam prosesperencanaan, penganggaran dan pengadaan sediaan farmasi.

Lean Management on Planning, Budgeting, and Procurement ofPharmaceutical Products at RSIA Puri Bunda DenpasarPatients will pay for services that have been provided with the appropriatevalue or benefit without paying more or wasting that is in the process of service in thehospital. Eliminating waste in the service process is the challenge of every hospital.Nowadays the hospital challenge is getting bigger when becoming provider of BPJS andobliged to give service to JKN patient. Pharmacy is a very important support services inpatient care and costly. Hospitals need to be more efficient in managingpharmaceuticals from planning, budgeting, and procurement without neglecting servicequality.
Aim of this research is to get an overview of the planning, budgeting, andprocurement process of medicines at pharmacy Puri Bunda Hospital and provide inputsto improve the pharmaceutical logistics cycle process. The study was conducted by interviewing, and observatian made withplanning and procurement process by creating a value stream of the entire process.
In this research, there was of waste defect, waste inventory, waste motion,waste human potential in planning process, budgeting, and procurement ofpharmaceutical preparation. Kaizen improvements are performed by all levels of staff,management, and hospital directors, as well as to hospital owners. The implementationof kaizen can improve the efficiency of time, cost, and human resources in the process ofplanning, budgeting, and procurement of pharmaceutical preparations."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T49834
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatun Hasanah
"Pelayanan kefarmasian di rumah sakit harus mematuhi standar pelayanan minimal yang ditetapkan, termasuk kesesuaian peresepan dengan Formularium Nasional. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kesesuaian peresepan obat di depo farmasi rawat jalan Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dengan Formularium Nasional pada April 2023. Hasil menunjukkan bahwa dari 390 item obat yang diresepkan, 256 item (65,64%) sesuai dengan Formularium Nasional, sedangkan 134 item (34,36%) tidak sesuai. Peresepan BPJS yang tidak sesuai mayoritas berasal dari klinik anak, penyakit dalam, neurologi, dan pulmonologi. Keseluruhan peresepan BPJS yang tidak sesuai dengan Formularium Nasional adalah 27.749 obat (18,98%). Penelitian ini mengindikasikan bahwa kesesuaian peresepan obat di RSUI belum mencapai standar 100% yang diharapkan, disebabkan oleh ketidaktersediaan beberapa obat dalam Formularium Nasional. Disarankan agar dokter lebih memperhatikan formularium dalam penulisan resep untuk meningkatkan kesesuaian dan efisiensi biaya.

Pharmaceutical services in hospitals must comply with the minimum service standards set, including the conformity of prescriptions with the National Formulary. This study aims to evaluate the conformity of drug prescriptions at the outpatient pharmacy depot of the University of Indonesia Hospital (RSUI) with the National Formulary in April 2023. The results showed that of the 390 prescribed drug items, 256 items (65.64%) were by the National Formulary, while 134 items (34.36%) were not in accordance. The majority of inappropriate BPJS prescriptions came from pediatric clinics, internal medicine, neurology, and pulmonology. The total number of BPJS prescriptions that were not by the National Formulary was 27,749 drugs (18.98%). This study indicates that the conformity of drug prescriptions at RSUI has not reached the expected 100% standard, due to the unavailability of several drugs in the National Formulary. It is recommended that doctors pay more attention to the formulary in writing prescriptions to improve conformity and cost efficiency.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anondini Febrian Ganestia
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
TA1789
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Cyntia Wahyuningrum
"Praktek Kerja Profesi Apoteker dilaksanakan di PT. Galenium Pharmasia Laboratories Jalan Raya Bogor Km. 51,5 Bogor. Kegiatan PKPA ini bertujuan agar mahasiswa profesi apoteker dapat melihat langsung aktivitas yang berlangsung dalam suatu industri farmasi, memperoleh pengetahuan dan wawasan tentang segala aspek yang terkait di industri farmasi terutama dalam hal penerapan CPOB di PT. Galenium Pharmasia Laboratories dan dapat memiliki pemahaman yang mendalam mengenai peran dan tugas apoteker di industri farmasi. Tugas khusus yang diberikan berjudul Analisis data leadtime proses produksi dan analisis forecast marketing. Tugas khusus ini bertujuan memperoleh data analisis leadtime yang berguna untuk memperbaiki proses produksi dan forecast marketing.

Pharmacists Professional Practice implemented in PT. PT. Galenium Pharmasia Laboratories Jalan Raya Bogor Km. 51,5 Bogor. PKPA activity is intended that students can see the direct profession pharmacists activity that takes place in the pharmaceutical industry, gaining knowledge and insight into everything related aspects in the pharmaceutical industry, especially in terms of the implementation of GMP in PT. Galenium Pharmasia Laboratories and may have a deep understanding of the role and duties of the pharmacist in the pharmaceutical industry. Special task given Analysis Leadtime Production Process and Forecast Marketing Analysis. This particular assignment aims to improve production process and forecast marketing based on data analysis.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>