Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129381 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sherly Hinelo
"Penyakit malaria masih menjadi masalah kesehatan utama kerena sebagian besar wilayah Indonesia masih merupakan daerah endemis. Upaya penanggulangan malaria telah dilakukan, namun di beberapa daerah prevalensi malaria masih sangat tinggi. Papua merupakan salah satu wilayah dengan angka kasus tertinggi. Selama ini penanggulangan malaria dilakukan secara terpusat tanpa basis data yang mendukung, sehingga perencanaan program belum memberikan gambaran masalah lokal daerah untuk tindakan intervensi yang efektif.
Penanganan terhadap malaria hendaknya bersifat spasial, oleh karena itu diperlukan evaluari terhadap komponen yang memerlukan perubahan dan perbaikan. Evaluasi program yang dilakukan selama ini dengan menilai pencapaian target terhadap indikator yang telah ditentukan tanpa melihat faktor lain yang mungkin berpengaruh terhadap penularan malaria. Oleh karena itu dalam penelitian dengan menggunakan analisis spasial, akan dilihat faktor lingkungan khususnya ketinggian tempat dan jumlah hari hujan, terhadap kasus malaria baik klinis maupun positif.
Penelitian ini merupakan jenis studi riset operasional, dengan melalukan pengumpulan data sekunder di Subdit P2 malaria Depkes. hasil keluaran penelitian ini adalah model evaluasi program penanggulangan malaria. Tahapan penelitian dilakukan melalui pemilihan model, mekanisme proses sampai pada tahap analsis, yang akan menghasilkan model evaluasi program penanggulangan malaria di Papua.
Hasil penelitian berupa hasil analisis spasial beberapa variabel, berupa peta tematik angka malaria klinis per kabupaten, ketinggian tempat, jumlah hari hujan dan perta klasifikasi kabupaten berdasarkan AMI, ketinggian tempat dan jumlah hari hujan serta informasi wilayah kabupaten yang prioritas untuk dilakukan intervensi dan tidak.
Terjadi kecenderungan bahwa ketinggian tempat mempengaruhi peningkatan angka malaria klinis. Semakin tinggi tempat, angka malaria klinis cenderung semakin kecil. Berdasarkan jumlah hari hujan, tidak ditemukan pola yang menetap, namun ada kecenderungan jumlah hari hujan sedang dan rendah memungkinkan angka kasus klinis cenderung tinggi. Model evaluasi yang dikembangkan masih sangan sederhana karena keterbatasan data. Model ini sangat tergantung pada kelengkapan data, sehingga apabila ingin mengembangkan model ini lebih lanjut diperlukan basis data yang lengkap.

Malaria disease is still a significant health problem because most of Indonesia regions are still endemic areas. Malaria eradication efforts have been conducted, but malaria prevalence is still very high at some areas. Papua is one of the regions with the highest case number. Malaria eradication has been conducted centrally without data base supporting, so that program planning does not give yet the illustration of local problem for the effective intervention action.
Handling of malaria should have a spatial character, therefore it is important to evaluate component which needs an amendment and modification. Program evaluations that have been conducted before by evaluating a purpose attainment of determined indicator without looking the other factors that is possible to affect a malaria infection. Therefore, this research used a spatial analysis. It found an environmental factor, especially height of place and day number of rain toward malaria case both of clinic and positive.
This research is an operational study, collected a secondary data at Sub-Directorate of malaria eradication and prevention in Health Ministry. Output result of this research is model evaluation program of malaria eradication. Research steps were conducted by model election, process mechanism and analysis phase that result an evaluation model of malaria eradication program in Papua.
Research result is a spatial analysis result of some variables, such as thematic map of clinic malaria number each sub-province, height of place, day number of rain and classification map of sub-province based on Annual Malaria Incident, height of place and day number of rain, and also regional information of sub-province which has a priority to be intervened or not.
It happen a tendency that height of place related to increase clinic number of malaria. The highest place will make a clinic number of malaria is smaller. According to day number of rain, there was not found a remain design, but the tendency of day number of rain was sufficient and lower, so it was possible a clinic case number highly, Developed evaluation model was still very simple because of data limitation. This model was very depend on data equipment, so if wishing to develop this model, it was important a completed data base.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19353
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat promosi kesehatan departemen kesehatan RI, 2007
362.1 IND j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Irawati
"Malaria merupakan salah satu penyakit yang menyerang semua golongan umur, pria dan wanita, mengancam lebih dari separuh penduduk dunia. Dibeberapa negara berkembang khususnya Asia Tenggara malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Di Indonesia 113 penduduknya tinggal di wilayah dengan risiko penularan dan menimbulkan kesakitan serta kematian yang cukup tinggi pada ibu dan anak.
Pemherantasan malaria telah dilakukan sejak lama dan hanya menitikberatkan pada penggunaan pestisida, namun hal ini tentu saja tidak cukup. Khusus untuk daerah Ciamis mempunyai tempat-tempat perindukan yang sangat luas karena tambak yang terlantar dan muara yang airnya tergenang. Untuk menanggulangi masalah tersebut tidak hanya bisa dilakukan oleh sektor kesehatan saja. Diperlukan kerja sama dengan lintas sektor terkait guna mempercepat hasil yang dicapai serta efisiensi dan efektifitas.
Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi tentang kemitraan dengan lintas sektor dalam upaya penanggulangan malaria di Kabupaten Ciamis. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan diskusi kelompok serta telaahan dokumen. Informan adalah pejabat dari lintas sektor yaitu dari : Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Kehutanan, Kelautan dan Perikanan, Sosial, Pariwisata. Informatika dan Telematika, Kimprasda, Bappeda, DPRD Komisi E, Radio Sturada. Sedangkan informan dari diskusi kelompok terarah adalah toma toga dari kecamatan Kalipucang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan informan lintas sektor tentang nyamuk, penyakit dan program masih kurang, namun demikian pengetahuan tentang lingkungan kaitannya dengan kesehatan sudah cukup baik. Sektor yang bemitra dengan Dinas kesehatan adalah Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan serta Kehutanan dalam bentuk Pengembangan Ternak, Penebaran Ikan, dan Reboisasi Hutan Bakau. Dana untuk kegiatan tersebut dari Dinas Kesehatan, tetapi tahun 2003 dan 2004 ada sponsor dari Dinas Pertanian dan Bappeda.
Belum ada rencana dan monitoring terpadu tetapi pelaksanaan dapat berjalan lancar karena adanya koordinasi yang baik. Sektor terkait merasakan keuntungan bermitra dengan Dinas kesehatan. Peran dalam kemitraan Dinas Kesehatan sebagai inisiator, sedangkan sektor yang lain sebagai fasilitator. Kemitraan yang terjalin sampai pada jenjang aliansi.
Penulis menyarankan agar Dinas Kesehatan mengadakan sosialisasi malaria kepada lintas sektor yang ada di kabupaten Ciamis clan DPRD Komisi E. Membentuk forum kemitraan yang berlandaskan hukum serta adanya pembagian tugas dan peran yang jelas dari tiap-tiap sektor dan melakukan advokasi kepada DPRD Komisi E agar disusun Perda tentang pengelolaan lingkungan khususnya penanganan tambak/kolam udang/ikan.

Malaria is a disease that attacks all age groups, male and female, and threatens more than half of world population. In developing countries, particularly in Southeast Asia, malaria is a public health problem. In Indonesia, a third of its population live in high-risk area with high morbidity and mortality rates between mother and child.
The eradication of malaria has been started for quite a long time and only emphasized on the use of insecticide, which, of course inadequate to tackle the problem. In Ciamis, there was wide area of mosquito breeding because of abandoned fish pond and delta covered with water, To overcome the problem, it is necessary to build partnership with other related sectors as to accelerate and to work more efficient and more effective.
This research was aimed to obtain information regarding inter sectoral partnership, to overcome malaria in Ciamis District. This study used qualitative approach. Data as collected through in-depth interview, focus group discussion, and document review. Informants were officers from related sectors: Health Office, Agriculture Office, Forest Department, Ocean and Fisheries, Tourism, Informatics and Telematics, Housing and Facilities, Regional Planner, E Commission of Legislative, and Local Government Radio. Participants of focus group discussion were informal and religious leaders from Kalipucang Subdistrict.
The study showed that knowledge of inter sectoral informants about mosquito, disease, and program was low, however knowledge about the relationship between environment and health was quite good. Sectors had partnership with health sector including Agriculture, Fisheries, and Forestry in cattle, fish breeding, and mangrove conservation programs. Funding came .from health sector, but for years 2003 and 2004, Agriculture and Planner Offices provide support.
There was no integrated plan and monitoring, but the implementation ran smoothly due to good coordination. Related sectors felt the benefit of partnership with health sector.
Health sector played role as initiator, while other sectors played role as facilitators. The partnership was in the level of alliance.
Researcher suggested to Health Office to socialize more about malaria to other sectors in Ciamis District and to E Commission of legislative. Establishing partnership forum legally and to divide clear work and role of each sector, and to advocate E Commission of Legislative to compose a local rule about environmental management, particularly about fish and prawn ponds and hatcheries.
References: 30 (1988-2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12936
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfiyah
"ABSTRAK
Analisis Implementasi Kegiatan Pos Pembinaan Terpadu PenyakitTidak Menular Posbindu PTM di Kota Bogor Tahun 2018Pembimbing : Dr. Pujiyanto, SKM, M.KesPosbindu PTM merupakan salah satu upaya untuk mencegah dan mengendalikanpenyakit tidak menular melalui peningkatan peran serta masyarakat dalam deteksi dinifaktor risiko penyakit tidak menular. Cakupan kunjungan masyarakat ke Posbindu PTMdi Kota Bogor pada tahun 2017 hanya 12,96 belum mencapai target yang diharapkanyaitu 30 . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi kegiatanPosbindu PTM di Kota Bogor. Metode yang digunakan adalah wawancara mendalam,Focus Group Discussion FGD , telaah dokumen dan observasi. Informan penelitianterdiri dari 11 informan wawancara mendalam dan 24 informan FGD. Observasidilakukan di 2 Posbindu PTM di Puskesmas Mekarwangi dan Puskesmas Cipaku. Hasilpenelitian berdasarkan aspek standar dan tujuan kebijakan sudah cukup mendukungnamun untuk sasaran peserta Posbindu PTM belum semua informan mengetahui, aspeksumber daya manusia tenaga dan kompetensi kader masih kurang, anggaran berasal daridana APBD dan BOK, sarana prasana sudah cukup memadai namun untuk media promosipreventif masih kurang, aspek komunikasi antar pelaksana kegiatan sudah terjalin namunbelum efektif terutama pada penyebaran informasi mengenai sasaran dan jadwal kegiatan,aspek karakteristik badan pelaksana untuk hubungan dan proses koordinasi sudah terjalinnamun belum optimal terutama kordinasi tugas antar kader, aspek sikap pelaksanapetugas sudah cukup baik namun sikap dan motivasi kader masih kurang belum semuanyaterlibat aktif pada kegiatan, aspek dukungan lingkungan sosial belum optimal hadirnyatokoh masyarakat pada saat pelaksanaan kegiatan, dukungan dana sudah cukupmendukung dari bantuan masyarakat, dan dukungan politik dari pemerintah daerah sudahcukup baik dengan dikeluarkannya SK Walikota. Rekomendasi perlu adanya refreshingkader dengan melakukan studi banding ke Posbindu terbaik, pelatihan secara berkala danperekrutan kader baru, pemberian reward atau pemilihan kader teladan dan PosbinduPTM terbaik, peningkatan kerja sama lintas sektor lembaga pendidikan, pemerintah danswasta.Kata kunci: Implementasi Kebijakan Kesehatan, Posbindu PTM, Penyakit Tidak Menular.

ABSTRACT
Analysis of The Implementation of Non CommunicableDisease Integrated Service Post NCDISP Activities in BogorCity 2018Counsellor Dr. Pujiyanto, SKM, M.KesNon Communicable Disease Integrated Service Post NCDISP is one of the efforts toprevent and control non communicable diseases by using, will also change the language.The coverage of the community to NCDISP in 2017 only 12.96 has not reached theexpected target of 30 . This study aims to find out how the implementation of NCDISPactivities in the city of Bogor. The method used is in depth interviews, Focus GroupDiscussion FGD , study documents and observations. The research informants consistedof 11 informant interviews and 24 FGD informants. Observations were conducted at 2NCDISP at Mekarwangi Health Center and Cipaku Health Center. The results of researchbased on the aspects of standards and objectives that exist but still for the targetparticipants NCDISP not all information, resources and energy resources cadres are stilllacking, funds come from APBD and BOK funds, facilities are quite adequate yet forpreventive media campaign less, communication aspect between executor of activity hasnot been established but not yet effective especially at disseminating information abouttarget and schedule of activity, executor body aspect for relationship and process whichhave been intertwined but not optimal especially for duties among cadres, and others.good but the attitude and motivation of the cadres are still less actively involved activelyin the activities, the social environment is not optimally the presence of communityfigures at the time of implementation of activities, The amount of funds is enough supportfrom the public assistance, and funds from the local government is quite good with theissuance of SK Mayor. Suggestions need to be refreshed by doing cadres by conductingcomparative studies to the best NCDISP, online training and recruitment of new cadres,reward prizes or selecting best cadres and NCDISP, enhancing education, governmentand private sector cooperation.Key words Health Policy Implementation, Non Communicable Disease IntegratedService Post, Non Communicable Diseases"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yety Intarti
"Pengembangan Sistem informasi Penanggulangan Malaria dimaksudkan untuk mendukung pengambilan keputusan yang terkait dengan penanggulangan malaria di Kabupaten Sukabumi. Beberapa tahun terakhir sampai bulan Juni 2004, terjadi peningkatan kasus malaria yang sangat signifikan sehingga terjadi KLB di beberapa wilayah Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan hal tersebut, perlu kiranya dikembangkan sistem yang dapat mencegah terjadinya peningkatan kasus dan kematian akibat malaria dengan pengembangan system surveilans dan penanggulangan penyakit malaria, serta sistem pengambilan keputusan yang sesuai. Prinsip dasar pengembangan sistem informasi ini adalah pemanfaatan mapping untuk mengkonversi data populasi dan kasus malaria serta data-data lain (fasilitas kesehatan) menjadi bentuk informasi visual seperti peta dan grafik untuk memfasilitasi interpretasi data surveilans serta mendukung pengambilan keputusan yang terkait dengan program penanggulangan malaria. Keluaran sistem informasi yang dihasilkan dengan berbasis pada analisis eksploratif di wilayah risiko tinggi, pengelompokan kasus, tren waktu, dan memantau kegiatan penanggulangan malaria.

The Development of Malaria Control Information System in Sukabumi District (West Java)The Development of Malaria Control Information System is intended to support the related decision makers to control malaria in Sukabumi District Up to June 2004, malaria cases increased significantly so outbreak occurred in some area in Sukabumi District. Based on that situation, it is necessary to develop information systems that could prevented the occurrence of the increasing cases and case fatality rate by the development of surveillance and malaria control system, and the decision making system appropriately. Basic principle of the information system development is mapping exploiting to convert population and malaria cases data and other (health facility) to be visual information form look like graph and map to facilitate surveillance interpretation which used as reference for supporting the related decision makers. The outputs of this information system are based on the explorative analysis method at the high risk area identification, subdividing of cases, time trend, and monitoring malaria control activities."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12537
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Aprillia Sriduma
"Penelitian ini bertujuan untuk menghitung biaya rata-rata 10 diagnosa penyakit terbanyak dan termahal peserta Program Pelayanan Kesehatan Karawang Sehat di Kabupaten Karawang periode Januari-Desember 2018. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang didapatkan dari data klaim Program Pelayanan Kesehatan Karawang Sehat. Analisis yang dilakukan adalah analisis Univariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peserta laki-laki mendapatkan pelayanan rawat inap terbanyak yaitu 50,4% dari seluruh klaim. Rata-rata umur peserta yang mendapatkan pelayanan rawat inap adalah 33,41 tahun dan rata-rata lama hari rawat adalah 4,86 hari. Typhoid Fever merupakan penyakit rawat inap terbanyak, penyakit rawat inap termahal yaitu Hydrocephalus, unspecified dengan biaya Rp213.576.000,00. Biaya rata-rata perawatan paling besar peserta Program Pelayanan Kesehatan Karawang Sehat periode Januari - Desember 2018 pada 10 penyakit rawat inap terbanyak adalah penyakit Tuberculosis of lung, confirmed by unspecified means yaitu sebesar Rp5.393.807,55 dan pada 10 penyakit rawat inap termahal adalah Presence of cerebrospinal fluid drainage device yaitu sebesar Rp34.804.500,00. Saran untuk Program Pelayanan Kesehatan Karawang Sehat adalah melakukan kegiatan promotif dan preventif pada penyakit-penyakit rawat inap yang terbanyak terjadi pada peserta Program Pelayanan Kesehatan Karawang Sehat. Melakukan pemeriksaan berulang terhadap klaim 10 diagnosa penyakit rawat inap termahal dengan jumlah kasus yang besar untuk menghindari terjadinya pembengkakan biaya dan fraud. Melakukan kerjasama dengan Dinas Sosial dan Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil untuk mengatasi data kependudukan penduduk miskin Kabupaten Karawang, sehingga dapat diintegrasikan ke dalam skema Jaminan Kesehatan Nasional.

This study aims to calculate top 10 diagnosis of disease and top 10 expensive disease inpatient care among participants of the Healthy Karawang Health Service Program in Karawang Regency, January-December 2018. This research is a quantitative descriptive study using a cross sectional design. The data used in this study are secondary data obtained from the claims data of the Karawang Sehat Health Service Program. The analysis carried out was Univariate analysis. The results of this study indicate that the male participants received the most inpatient services, namely 50.4% of all claims. The average age of participants who received inpatient services was 33.41 years and the average length of stay was 4.86 days. Typhoid Fever is the most hospitalized disease, the most expensive inpatient disease, Hydrocephalus, unspecified at a cost of Rp213.576.000,00. The highest average cost of care for participants in the Healthy Karawang Health Service Program for the period of January - December 2018 in the 10 most inpatient diseases was Tuberculosis of Lung, confirmed by unspecified means which was Rp5.393.807,55 and in the 10 most expensive inpatient diseases Presence of cerebrospinal fluid drainage device is Rp34.804.500,00. Suggestions for the Karawang Sehat Health Service Program are to carry out promotive and preventive activities in hospitalized diseases, which mostly occur in the participants of the Healthy Karawang Health Service Program. Conduct repeated checks on claims of 10 most expensive inpatient diagnoses with a large number of cases to avoid the occurrence of cost overruns and fraud. Collaborating with the Social Service and Population and Civil Registry Service to address the population data of the poor population of Karawang Regency, so that it can be integrated into the National Health Insurance scheme."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Norsari
"Diare merupakan penyebab utama kematian pada bayi (31,4%) dan anak balita (25,2%) di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan cara ibu dalam menangani diare pada balita di Kelurahan Urug, Kecamatan Sukajaya, Bogor. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 110 ibu yang memiliki bayi dan balita yang pernah atau sedang mengalami diare yang dipilih secara cluster sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran angket. Data dianalisa menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil pengolahan data menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara pengatahuan dan cara ibu dalam menangani diare pada balita (p value = 0,001). Ibu dengan tingkat pengetahuan yang tinggi, memiliki perilaku yang baik dalam menangani diare pada balita. Penelitian ini merekomendasikan program peningkatan pengetahuan ibu dalam penanganan diare pada balita, sehingga ibu mampu menangani diare dengan cepat dan tepat.

Diarrhea is a major cause of death among infants (31.4%) and young children (25.2%) in Indonesia. The purpose of this study was to determine the relationship between mother’s knowledge and their behavior in caring for children experiencing diarrhea in Urug, Sukajaya, Bogor. This research’s design was correlation analytic with cross sectional approach. The data was collected from 110 mothers of infants and toddlers who had or was experiencing diarrhea with cluster sampling technique. Data collection were conducted by distributing questionnaires. The data was analyzed with Chi-Square statistical test. The result showed that there was significant relationship between mother's knowledge with their behavior in caring for children experiencing diarrhea (p-value= 0.001). Mothers with good knowledge have good behavior dealing with diarrhea of their children. This research recommendates programs to improve mother’s knowledge about diarrhea, so they will have capablity to treat diarrhea quickly and precisely.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S55507
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuruddin Arief Gunawan
"Saat ini penyakit malaria masih terdapat di 100 negara di dunia, setiap tahun malaria menyebabkan kematian antara 1,1 juta - 2,7 juta penduduk dunia, di Indonesia masih merupakan penyakit endemis. Angka Kesakitan Malaria di Jawa Tengah dan di Kabupaten Banjarnegara dalam tiga tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan. Malaria sulit diberantas karena pengaruh lingkungan sangat besar, bersifat lokal spesifik dan tidak mengenal batas wilayah administrasi, sehingga perlu dilakukan analisis spatial untuk menanganinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah kejadian penyakit malaria berdasarkan perbedaan kondisi iklim, geografi dan demografi. di wilayah endemis Kabupaten Banjamegara.. Penelitian ini adalah penelitian ekologi dan bersifat eksplorasi, sumber data sekunder, dengan analisis multiple regression dan t test, pola persebaran kasus dengan analisis spatial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan faktor iklim dengan jumlah kasus malaria mempunyai arah hubungan linier negatif,kekuatan hubungan lemah ( R 0,26) dan tidak adanya hubungan yang bermakna (p value >0,05 ), dengan MBR An. aconilus arah hubungan linier positif, kekuatan hubungan sedang ( R.ch 0,280, R.hh 0,316, R.ich 0,272, R.sh 0,368 ) dan adanya hubungan yang bermakna (pv.ch 0,030, pv.hh 0,014, pv.ich 0,036, pv.sh 0,004 ), dengan MBR An. maculatus arah hubungan linier positif, kekuatan hubungan sedang pada hari hujan dan suhu udara (R.hh 0,285 R.sh 0,293 ), variabel lainnya lemah ( R < 0,26 ), adanya hubungan yang bermakna hari hujan dan suhu udara. (pv.hh 0,027, pv.sh 0,023 ) dan hubungan MBR An. aconitus dengan jumlah kasus malaria arah hubungan linier positif, dan MBR An. maculatus arah hubungan linier negatif, kekuatan hubungan lemah (R < 0,26) dan tidak adanya hubungan bermakna (p value > 0,05 ). Hasil uji nudtiple regression diketahui suhu berpengaruh terhadap MBR An.aconitus dan hari hujan terhadap MBR An.maculatus. Hasil uji independent t test pada wilayah ketinggian dan kepadatan penduduk menunjukkan bahwa ada perbedaan jumlah kasus malaria diantara tingkat ketinggian (pv = 0,030) dan tidak ada perbedaan jumlah kasus malaria diantara tingkat kepadatan penduduk (pv = 0,128 ).
Secara spatial pola persebaran kasus malaria wilayah kecamatan menunjukkan bahwa Kecamatan Banjarmangu sebagai pusat kasus malaria terbanyak dan diduga sebagai pusat penularan di 4 wilayah kecamatan lainnya selama 5 tahun, pergerakan distribusi kasus malaria dan Banjarmangu ke arah Tenggara. Pola persebaran kasus malaria di wilayah endemis cenderung meningkat pada wilayah contour 251- 425 mdpl dan 426 - 650 m dpl, Pala persebaran kasus penyakit malaria berada pada wilayah desa yang penduduknya jarang dan pola bergerak dan wilayah yang penduduknya jarang ke wilayah yang penduduknya padat. Pola persebaran kasus berdasarkan landuse terbanyak berada pada wilayah tanah tegalan, kemudian di wilayah dekat sawah dan sumber air seperti mata air, alur mata air, anak sungai, dan sungai. Perlu adanya perhatian dan pertimbangan yang khusus terhadap faktor iklim, topografi, dan tata guna lahan dalam melaksanakan program pemberantasan penyakit menular, sehingga dicapai penanganan program malaria yang komprehensif

Spatial Analysis Malaria Disease in Banjarnegara Regency, Central Java Province, 1996-2000Malaria disease still be in 100 state in the world and caused 1,1 - 2,7 million people die every years. Malaria is endemic disease in Indonesia. Malaria incidence increase in Central Java and Banjarnegara in three years later. Malaria is very difficult to eliminate caused environmental effect, local specific and not according to administration border, so need spatial analysis. The purpose of this research is to know the sum of malaria disease based on the difference of climate, geographical and demographical condition in malaria endemic area. This is ecological research with exploration study, which using secondary data, with multiple regression and t test, and spatial analysis for case distribution pattern.
The result of this study show between climate and malaria case has a negative linier correlation, a weak assosiation (R<0,26) and has not significant relation (p value >0,05), with MBR An. aconitus has a positive liner correlation, a moderate assosiation (Rrainfall 0,28; R.raindays 0,316; Rrain index 0,272; Rtemperature 0,368) and has a significant regression (pv rainfall 0,030; pv raindays 0,014; pv rain index 0,036; pv temperature 0,004); with Man Biting Rate An. maculatus has a positive linier correlation, moderate assosiation (R.raindays 0,285; R temperature 0,293), an other variable have a weak assosiation (R<0,26) and has a significant regression (pv rain days 0,027; pv temperature 0,023). The correlation between sum malaria case with MBR An. aconitus has positive liaier, with Man Biting Rate An. maculatus has negative linier, a weak assosiation (R<0,26) and has a significant regression (pv>0,05). The result of multiple regression test show that temperature influence to MBR An.aconitus and raindays to MBR An.maculatus. The result of independent t test to elevation area has a difference sum of malaria case (pv-A:1,030) and density of population show that there are not difference (pvM:1,128).
In spatial pattern, the distribution of malaria case based on sub district area show that Banjarmangu has a highest sum of malaria case and suppose that area is center of transmitted in other four sub district in five years. The distribution movement malaria case from Banjarmangu to the south-east. Distribution pattern of malaria case in endemic area is ascend in contour 251-650 m, in the low density population and moved to highest density of population. The distribution pattern based on land use is in village near the dry field, near the rice field and near the water source. There is need more attention to climate, topography and land use when do the eliminated infectious diseases program, so can have a comprehensive malaria program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12976
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Putu Ananti Pratiwi
"Prolanis sebagai salah satu strategi promotif dan preventif yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan untuk menurunkan atau mencegah komplikasi penyakit kronis yang diderita oleh peserta sekaligus sebagai kendali biaya pelayanan kesehatan. Pada tahun 2017, KBK mulai diterapkan sehingga seluruh FKTP yang bekerjasama wajib melaksanakan Prolanis.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mendalam mengenai pelaksanaan Prolanis di FKTP wilayah kerja BPJS Kesehatan KCU Kota Bogor dalam melaksanakan kegiatan Prolanis pada tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada masalah dalam kecukupan sumber daya manusia, sumber daya keuangan, fasilitas, dan peraturan. Empat dari lima kegiatan Prolanis sudah dilaksanakan secara rutin di FKTP wilayah kerja BPJS Kesehatan Kota Bogor.
Peneliti menyarankan agar adanya pembagian tugas yang jelas, distribusi buku pemantauan kesehatan, dan pembuatan petunjuk teknis kegiatan Prolanis yang lebih rinci.

Prolanis as one of the promotive and preventive strategies undertaken by BPJS Kesehatan to reduce or prevent complications of chronic disease suffered by the participants as well as control of health care costs. In 2017, KBK is being implemented so that all FKTP must carry out Prolanis.
The purpose of this research is to obtain in depth information about the implementation of Prolanis at First Level Health Facility In Working Area of BPJS Kesehatan, Branch Office, Bogor, 2017. This study used qualitative methods with data collection through in depth interviews, observation and document review.
The results show that there are problems in the adequacy of human resources, financial resources, facilities, and regulations.
The researcher suggests in order do exist clear division of tasks, distribution of health monitoring books, and more detailed technical guidance on Prolanis activities.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Chrismen
"Penyakit malaria merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, terutama di kawasan timur. Angka kejadian malaria dalam tiga tahun terakhir cendrung meningkat, yaitu: Annual Parasite Incidence (API) dari 0,51 0/00 tahun 1999 menjadi 0,60 °l0o tahun 2001 dan Annual Clinical Malaria Incidence (AMI) dan 24,9 0/00 tahun 1999 menjadi 26,1 0/00 tahun 2001.
Propinsi Papua adalah daerah endemis malaria dan penyakit malaria menempati urutan pertama dari sepuluh penyakit besar yang ada. Angka kesakitan malaria Minis atau AMI sebesar 67,8 0/00 tahun 2001.
Penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi mendalam tentang pengetahuan, praktek/tindakan pencegahan dan faktor lainnya yang berkaitan dengan kejadian malaria pada mahasiswa Politeknik Kesehatan (Poltekkes) dan Universitas Cendrawasih (Uncen) di kota Jayapura. Jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan "Focus Group Discussion "(FGD), WMllndepth Interview dan Observasi pada lingkungan fisik asrama. Pemilihan sampel secara "Purposive Sampling" dengan jumlah 61 mahasiswa, 30 penderita dan 31 bukan penderita yang berasal dari asrama dan luar asrama. WM dilakukan pada dokter puskesmas di lingkungan kampus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa Poltekkes dan mahasiswa Uncen dalam salt tahun terakhir ini menderita malaria, yaitu 63,1%, di Poltekkes 68,3% dan Uncen 57,3%. Pemahaman mahasiswa tentang malaria, pencegahan dan program pemberantasan malaria masih sangat terbatas walaupun dalam praktek/tindakan pencegahan sebagian kecil mereka telah banyak mengikuti perilaku yang diharapkan.
Dalam penelitian ini tidak ditemukan mahasiswa yang tinggal di asrama menggunakan kelambu sementara lingkungan fisik asrama dipenuhi dengan rumput/semak dan berpotensi tergenang air jika rnusim hujan. Asrama ini sejak difungsikan belum pemah mendapat penyemprotan. Faktor utama penyebab malaria sebagai rangkaian perilaku mahasiswa dengan lingkungannya adalah menurunnya daya tahan tubuh dan sering kontak dengan nyamuk utopias.
Ditemukan indikasi bahwa kejadian malaria pada mahasiswa mengakibatkan berbagai dampak merugikan, baik pada penderita maupun bukan penderita. Terjadi perkembangan persepsi yang mengarah pada meluasnya penggunaan obat tradisional yang diasosiasikan dengan rasa pahit obat malaria dan penggunaan obat anti malaria (Profilaksis) dari setiap munculnya gejala yang diasosiasikan dengan penyakit malaria.
Disarankan agar ada pengembangan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) tentang malaria, pembentukan Klinik/Poliklinik kampus dan perlu dilakukan penelitian lanjutan secara kuantitatif, terutama terhadap penyebab kejadian malaria, penggunaan obat tradisional, efek profilaksis, kesulitan makan dan dampak kejadian malaria pada mahasiswa.

Background Factors of Malaria Incidence among Students of Health Polytechnics and Cendrawasih University in Jayapura City Papua Province Year 2003Malaria is one of public health problem in Indonesia, particularly in eastern part of Indonesia, Within the last three years, malaria incidence tends to rise, the Annual Pariste Incidence (API) increased from 0.51 0/ in 1999 to 0.60 %o in 2001 and Annual Clinical Malaria Incidence (AMI) from 24.9 °IU° in 1999 to 26.1 %o in 2001.
Papua province is a malaria endemic area and malaria is in first position of 10 most common diseases. The AMI in 2001 was 67.8 °%o.
This study aims to dig information on knowledge, preventive action, and other factors related to malaria among students of Health Polytechnics (Poltekkes) and Cendrawasih University (Uncen) in Jayapura city. This study was qualititative using focus group discussion, in-depth interview, and observation to physical environment of dormitory. Sample was selected by purposive sampling resulted in 61 students, of which 30 were suffered from malaria, and 31 were free from malaria, who came from both dormitory or outside dormitory. In-depth interview was conducted to community health center's physician in campus.
The study showed that more than half of Poltekkes and Uncen students suffered from malaria within the last year, 63.1% in Poltekkes and 57.3% in Uncen. Student's understanding about malaria, prevention, and malaria eradication was quite limited despite preventive action performed by few of them.
The study found that no student living in dormitory used mosquito net, dormitory's physical environment was surrounded by bush and potent to get water on during rainy season. The dormitory :lad never been sprayed since it was functioned. Main factors causing malaria as a serial of student's behavior toward his environment was reduced body immune system and frequent contact to anopheles mosquito.
There was indication that malaria among students caused negative impact, both to sufferer and non-sufferer. There was a distorted perception regarding the use of traditional medicine associated with bitter flavor of anti malaria and prophylactic use of anti malaria whenever symptoms related to malaria occurred.
It is suggested to develop communication, information, and education program on malaria, to build clinic/policlinic in campus, and to conduct follow up research using quantitative design mainly focusing to causal factors of malaria, the use of traditional medicine, prophylactic effect, anorexia, and negative impact of malaria among students.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12735
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>