Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115917 dokumen yang sesuai dengan query
cover
S. Noerhajati
1978
D244
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
S. Noerhajati
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1978
616.965 4 NOE b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Masidin
"Penelitian mengenai upava penurunan prevalensi lnfeksi cacing tambang telah dilakukan terhadap pekerja Perkebunan Agra Palindo Sakti Kabupaten Musi Banyuasin. Propinsi Sumarera 5elatan. Penelirian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi lnfekil cacing tambang dan fakror-faktor yang mempengaruhinya. hasil tempi anthelminik terhadap penderita serta upava pencegahan dan pemberantasan lnfeksi.
Desain penelitian menggunakan pendekaran studi prevalensi terhadap 117 subyek penelitian. Pengumpulan data dasar dilakukan dengan menggunakan kuesioner atau wamancara, pemeriksaan tinja pertama dan kadar hemoglobin. Intervensi yang dilakukan berupa penyuluhan. tempi anthelmintik terhadap 39 orang pekerja yang positif menderita infeksi cacing tambang pada pemeriksaan tinja pertama serta pemeriksaan tinja ulang setelah tempi anthelmmtik.
Evaluasi dilakukan dengan melihat perubahan sikap dan perilaku pekerja serta penurunan prevalensi cacing tambang pada pemerlksaan tinja ulang.
HASIL DAN KESIMPULAN
Pemeriksaan tinja pertama dari 117 subyek penelitian didapatkan 39 orang (33332) positif terinfeksi cacing tambang. Setelah dilakukan lntervensi dengan pemberian terapi anrhelmintik yang sesuai, didapatkan penyembuhan total semua penderita.
Faktor yang berhubungan dengan prevalensi cacing tambang adalah pengetahuan tentang lrrfeksi cacing tambang dan kebiasaan memakai alas pelindung diri. Sedangkan faktor lain seperti jenis kelamin, umur, status perkaminan. pendidikan, status, riwayat penyakit, kebiasaan buang air besar dan higiene perorangan tidak ditemukan hubungan yang bermakna.

Intervention Research Decreasing the Prevalence of Hookworm Infection among Workers of Agro Palindo Sakti Plantation In Musi Banyuasin Sumatera Selatan 1998
SCOPE AND METHODOLOGY
A study about decreasing the prevalence of hookworm infection among workers of Agra Palindo Sakti Plantation. regency of Musi Banyuastn, Province of Sumatera Selatan has been conducted to Improve the health of workers. The design of study is an intervention research with specific objectives to identify the prevalence of hookworm Infection. to decrease the prevalence and to assess the relationship between prevalence of several risk factors.
RESULTS AND CONCLUSIONS
Our of 217 subjects. 39 persons (3333) were rested positively in the first stool examination. Post intervention by giving appropriate anthelminric therapy, there was a decrease in the prevalence rhar all cases showed negative stool findings.
The major factors that might significantly influenced the prevalence of hookworm infection were the knowledge of hookworm infection among workers and the habit of using self protector equipment. However no correlation was found between the prevalence and sex, age, marital status. education, nutrition status, sickness histotj the habit of defecation or personal hygiene.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kompas, 2004
070.92 BEB
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Proyek Penelitian Pengembangan Penerangan, 1983
070.172 IND b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Buku Kompas, 2002
070.172 08 BEB
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Tintamas, 1974
297 ISL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Infeksi cacing Nematoda gastrointestinal biasa terdapat pada hampir semua ternak domba di Indonesia. Angka prevalensinya sekitar 80%. Dewasa ini pengembangan ternak domba di daerah perkebunan karet sedang digalakkan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang perbedaan daerah penggembalaan di perkebunan karet dan di lahan yang bukan perkebunan karet. Sejumlah 189 ekor domba berasal dari 17 peternak di daerah kecamatan Galang, kabupaten Deli Serang, Sumatera Utara dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama adalah ternak yang digembalakan di daerah perkebunan karet dan kelompok kedua adalah ternak yang digembalakan di daerah persawahan atau tegalan. Tiap kelompok dibagi menjadi 2 sub-kelompok, yaitu yang pertama diberi obat cacing oksfendazol dengan dosis 4,5 mg/kg bobot badan dan yang kedua tidak diberi obat cacing. Pengamatan tinja dilakukan 2 kali, yaitu waktu pemberian obat cacing dan 1 bulan kemudian setelah pemberian obat cacing. Pemberian oksfendazol dapat menurunkan secara nyata jumlah telur cacing dan meningatkan bobot badan domba secara nyata di kedua lokasi penelitian."
MPARIN 8 (1-2) 1995
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Alisah Naoemar Abidin
"Pada pagi hari yang berbahagia ini perkenankanlah saya memanjatkan puji svukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua sehingga upacara pengukuhan saya sebagai Guru Besar Tetap di Universitas Indonesia dapat diselenggarakan.
Perkembangan sosial-ekonomi dalam era globalisasi ini telah menambah kompleksnya masalah kesehatan di Indonesia. Pada saat penyakit infeksi masih belum dapat dikendalikan dengan baik. penyakit non infeksi seperti penyakit degeneratif. keganasan jantung dan sebagainya mulai meningkat sehingga terjadi beban ganda.
Pada saat ini kita berada dalam era peralihan pola penyakit. Pada bulan Januari yang lalu Badan Litbang Kesehatan RI. mengadakan diskusi ilmiah mengenai Emerging Infectious Diseases; yaitu penyakit infeksi baru, yang timbul kembali atau resister terhadap obat yang insidensnya telah meningkat dalam 20 tahun terakhir atau berpotensi untuk meningkat di masa yang akan datang.
Apa yang sekiranya dapat dianggap sebagai penyebab fenomena ini ? Perilaku masyarakat modern dengan gaya hidup baru dapat menjadi salah satu penyebabnya. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan terjadinya urbanisasi yang tidak diimbangi dengan sarana dan prasarana, telah menambah luasnya daerah kumuh di perkotaan. Perkembangan teknologi yang cepat dan tuntutan kebutuhan manusia yang meningkat dapat menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan sehingga timbul masalah kesehatan lingkungan yang erat hubungannya dengan penyakit infeksi. Kurangnya air bersih, pencernaran tanah dan air oleh limbah industri dan limbah rumah tangga termasuk tinja, menciptakan kondisi lingkungan fisik yang memungkinkan perkembangan vektor dan sumber infeksi. Fenomena tersebut berlaku juga untuk salah satu kelompok penyakit infeksi yaitu penyakit parasitik.
Hadirin yang terhormat,
Sesuai dengan keahlian dan tugas saya sebagai staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pada kesempatan ini saya memilih judul pidato pengukuhan :
"Beberapa Infeksi Parasitik Masa Lampau dan Masa Kini di Indonesia"
Pertama, saya ingin menyampaikan mengenai sekelompok penyakit parasit yang sudah lama bercokol di masyarakat, dan masih tetap menjadi bahan pembicaraan yang muncul di berbagai media masa dan masih tetap menjadi masalah hangat yaitu :
Infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah
Infeksi casing usus yang dimaksud di atas adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing yang ditularkan melalui tanah, telur dan larvanya menjadi bentuk infektif di tanah. Dalam bahasa sehari-hari infeksi ini disebut cacingan. Infeksi dengan cacing usus yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di daerah tropik, termasuk Indonesia.
Cacingan merupakan penyakit rakyat yang sangat erat kaitannya dengan masalah lingkungan. Lingkungan yang kumuh merupakan tempat subur untuk berkembang biaknya cacing-cacing penyebab cacingan."
Jakarta: UI-Press, 1997
PGB 0232
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Shandy Stewart Narpati
"Anemia pada anak-anak dapat menghambat pertumbuhan serta menyebabkan prestasi yang berkurang. Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu propinsi yang memiliki paling banyak anak-anak dengan gizi buruk di Indonesia. Survey sebelumnya menemukan bahwa prevalensi STH pada populasi mencapai 30%. Studi ini bertujuan mengetahui prevalensi dan hubungan antara infeksi cacing tambang dan anemia pada anak-anak yang tinggal di Kecamatan Nangapanda, NTT. Desain studi adalah potong lintang dengan menggunakan data sekunder yang diambil dari Departemen Parasitologi, FKUI pada April 2011.
Data untuk analisis diperoleh dengan mengambil sampel tinja dan darah dari anak-anak sekolah berusia dibawah 18 tahun pada Mei 2010. Infeksi cacing tambang ditentukan dengan metode konsentrasi formol-ethyl asetat. Pemeriksaan kadar haemoglobin menggunakan mesin Sysmex KX21. Jumlah partisipan adalah 262 anak, dan 10.3% termasuk dalam kategori anemia. Dari 94.7% yang mengumpulkan sampel tinja, 10.0% anak terinfeksi oleh cacing tambang, dan dari anak-anak yang terinfeksi, 20.0% persen tergolong anemia, dibandingkan dengan 9.0% dari yang tidak terinfeksi oleh cacing tambang.
Hasil analisa multivariat yang disesuaikan dengan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan pada kasus anemia antara anak-anak yang terinfeksi cacing tambang dibanding dengan yang tidak terinfeksi cacing tambang (OR= 0.387, 95% CI= 0.131-1.149). Disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara infeksi cacing tambang dan status anemia pada anak-anak yang tinggal di Kecamatan Nangapanda, NTT. Pengobatan cacing dan anemia harus diberikan untuk semua anak yang menderita. Edukasi perlu diberikan kepada semua orang mengenai infeksi cacing dan anemia.

Anemia in children could lead to stunted growth and intellectual retardation. East Nusa Tenggara is one of the provinces with the highest percentage of ‘very thin’ children in Indonesia, and the hygienic behavior was also very low. A preliminary survey showed that the prevalence of STH was as high as 30%. This study aimed to explore the prevalence of hookworm infection and anemia in Nangapanda Subdistrict, East Nusa Tenggara, and to investigate the relationship between those two variables. This was a cross sectional study using secondary data provided from the Department of Parasitology, FKUI on April 2011.
Blood and stool samples were collected from children aged below 18 years old living in Nangapanda Subdistrict on May 2010. Hookworm eggs examination in the stool was performed using the formol-ethyl acetate concentration method. Haemoglobin levels were measured using the blood analyzer Sysmex KX21.There were 262 children participated in this study. 10.3% were anemic. 94.7% of the participants collected their stool samples, and 10.0% of them were infected with hookworms. 20.0% of those infected with hookworms were also anemic, compared to 9.0% of those with no hookworm infection.
Multivariate analysis showed that (OR= 0.387, 95% CI= 0.131-1.149). No significant association was found between hookworm infection and anemia in the children living in Nangapanda Subdistrict, East Nusa Tenggara. Treatment of hookworm infection and anemia should be done for those who are infected. Health promotion regarding hookworm infection and anemia should be given to everyone.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>