Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147028 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lutfah Ariana
Jakarta : LIPI Press , 2006
658.022 LUT p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ardian Arifanardi
"Fenomena kemisfcinan merupakan masalah yang begitu kompleks dan tidak mudah mencari pemecahannya. Hal inilah yang menyebabkan masalah kemiskinan akan tetap menarik untuk dikaji dan dipelajari. Salah satu hal yang menarik untuk dikaji dari studi ini adalah kenyataan bahwa kemiskinan ternyata tidak hanya menimpa orang yang tidak memiliki pengetahun atau keterampilan, tidak mempunyai pekerjaan tetap, malas, bodoh dan kata-kata lain yang seolah memvonis kaum miskin tersebut, tetapi dapat juga menimpa masyarakat yang memiliki pekerjaan tetap dengan keterampilan yang mereka miliki serta memiliki ketekukan dan keuletan dalam bekerja. Diantara masyarakat yang memiliki keterampilan serta ketekunan dan keuletan dalam bekerja namun tetap dalam kondisi yang kurang beruntung ini adalah masayarakat pengrajin songket yang berada di sentra industri songket Palembang. Hal lain yang menarik adalah kenyataan bahwa ringginya nilai jual songket yang mereka produksi temyata tidak membuat kesejahteraan mereka ikut terangkat. Oleh karena itu studi ini dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan fenomena kemiskinan masyarakat pengrajin songket Palembang, sekaligus mengungkapkan faktor-faktor yang menyebabkannya.
Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui teknik pengumpulan data yaitu wawancara mendalam dan observasi. Sedangkan data skunder diperoleh dari kantor/lembaga/instansi pemerintah mulai dari tingkat kelurahan sampai dengan tingkat pusat, berita-berita pada media massa dan internet, serta literatur-literatur lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Penelitian ini menemukan bahwa kemiskinan yang dialami oleh pengrajin songket secara garis besar di sebabkan oleh faktor internal dan faktor ekstemal. Faktor internal adalah faktor yang muncul dari dalam din individu pengrajin itu sendiri sedangkan faktor ekstertemal berasal dari luar individu pengrajin.
Faktor internal yang menyebabkan kemiskinan pengrajin pada dasarnya merupakan faktor yang sudah umum dan sering di imgkapkan oleh para ahli sebagai penyebab kemiskinan, seperti boros atau tidak dapat memanfaatkan penghasilan secara efisien, lemahnya sumber daya pengrajin dan lemahnya jiwa wiraswasta (entreprenewship). Sedangkan faktor ekstemal menunjukkan hal-hal baru yang sangat terkait dengan pekerjaan yang mereka tekuni. Faktor-faktor itu adalah pertama, Sistem kerja yang eksploitatif. Faktor kedua adalah kurangnya pemanfaatan unsur lokal dan proses produksi biaya tinggi. Faktor lainnya adalah pengaruh lingkungan sosial ekonomi yang kurang menguntungkan pengajin serta Kurangnya perhatian pemerintah dan pihak-pihak yang kompeten lainnya terhadap kondisi nil masyarakat pengrajin.
Berdasarkan temuan diatas, maka diketahui bahwa sebenamya kemiskinan yang dialami oleh masyarakat pengrajin sebenarnya timbul seiring dengan kesenjangan dan ketidakadilan yang terjadi dalam lingkungan sosial ekonomi mereka. Kesenjangan dan ketidakadilan tersebut terus berlangsung ketika mereka memutuskan untuk menjadikan "pengrajin" sebagai profesi. agar tetap survive. Selama hal tersebut berlangsung, maka kemiskinan akan terus melekat pada kehidupan mereka. Kemiskinan yang melekat (inherent poverty) seperti ini ada atau timbul secara alami di dalam kehidupan sosial masyarakat pengrajin, dimana kegiatan yang meraka lakukan sebenarnya sangat terkait dan tidak dapat dipisahkan dari proses pemiskinan itu sendiri. Sehingga, ketika kegiatan yang mereka lakukan dalam kehidupan sosial ekonominya itu merupakan kegiatan yang tidak dapat dilepaskan dari usaha untuk survive, maka kemiskinan itu akan terus melekat dan kekal di dalam kehidupannya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T321
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumaryatun
"Negara kita adalah negara berkembang yang melaksanakan pembangunan disegala bidang untuk mencapai kehidupan yang lebih baik melalui industrialisasi. Namun hal ini dapat menimbulkan efek samping yang berupa limbah. Salah satu dari limbah tersebut berupa buangan air limbah industri. Limbah cair industri ini akan mencemari sumber daya alam karena mengandung senyawa yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Selama ini peraturan teknis mengenai pengolahan limbah masih kurang. Telah dilakukan penelitian untuk menemukan metode penetapan kadar anion secara Kromatografi Cair Kiner ja Tinggi (KCKT) dan kadar kation (Cu2+, Cd 2+, Pb2+,4+) secara spektonofotomeri serapan atom (AAS) dalam limbah cair industri. Penelitian ini menggunakan sampel limbah cair yang di ambil dari bak penampungan terakhir air buangan tiga industri farmasi yang berlokasi di Jalan Raya Bogor. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar fluorida, klorida, nitrit, nitrat, dan sulfat dapat diukur dengan metode KCKT, menggunakan KCKT Shimadzu HIC-6A, kolom Shimpack IC-A1 (diameter 4,6 mm dan panjang 10 em) fase gerak 1,2 mm asam ftalat + 1,2 mM tris (hidroksi metil) amino metan pH=4, temperatur 400C, kecepatan alir 1,0 ml/menit, dengan menggunakan alat pengindera daya hantar listrik (CDD-6A). Kadar kation (Cd2+, Cu2+, Pb2+,4+) dapat diukur dengan metode spektrofotometri serapan atom, menggunakan AAS-6501 F, panjang gelombang Cd = 228,8 nm; Cu = 324,8 nm; Pb = 217,0 nm; sumber cahaya lampu katode, dan flame udara-asetilen. Dari hasil penelitian juga diketahui terdapat dua contoh limbah cair yang mengandung nitrat tidak memenuhi syarat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1993
S31901
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Francisco
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49001
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Permasalahan anak / remaja terlantar perlu mendapat perhatian dan penanganan yang berkelanjutan. Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) memberikan pelayanan bimbingan fisik,mental dan sosial serta bimbingan ketrampilan agar anak/remaja yang menjadi kelayan memiliki sikap percaya diri,memiliki bekal pengetahuan dan ketrampilan untuk mampu mandiri secara sosial maupun ekonomi
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Moningka, Jeffrey P.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1984
S17149
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Sumber-sumber nafkah bentukan (constructural livelihhod resources) yang disemaikan bagi petani oleh agensi ekstra lokal (Negara) ternyata tidak serta merta dimaknai secara sama dan sebangun oleh masyarakat lokal. Respons yang diberikan secara berbeda itu disebabkan, masyarakat lokal memiliki logika, sistem etika atau cara pandang yang berbeda dalam membangun sistem nafkah mereka. Sistem norma, nilai dan tradisi lokal ikut mempengaruhi proses formasi sistem nafkah pedesaan secara keseluruhan. Pembentukan sumber-sumber nafkah artifisial yang menggunakan rasionalisme ekonomi non-lokal membawa akibat pada efisiensi sistem yang mubazir. Respons non-receptive dari petani lokal atas hadirnya keterlimpahan kelembagaan nafkah bentukan (artificial livelihood institution endowment) yang dibangun oleh agensi ekstra-lokal di sekitar hutan di Kuningan Jawa Barat, menjadi bukti bahwa memang ada perbedaan sistem rasionalitas yang nyata antara Negara (dalam hal ini Perum Perhutani) dengan apa yang dianut oleh komunitas lokal. Studi ini hendak melihat mengapa sebuah kelembagaan nafkah hasil bentukan dari agensi ekstra-lokal (Perum Perhutani) mengalami disfungsionalitas-peran dalam menopang dan mentransformasikan keseluruhan sistem nafkah di pedesaan sekitar hutan."
SJTSKEM
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Sofwan Arif
"Pekerja sektor pertanian dari segi kualitas, dipenga-ruhi mutu modal manusia, yang meliputi variabel pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Sedangkan faktor demografi yang terdiri dari fertilitas, mortalitas, dan migrasi akan mempe-ngaruhi kuantitas pekerja. Faktor lain yang berpengaruh pa-da pekerja pertanian adalah permasalahan sosial-ekonomi dan pengembangan investasi yang diikuti penggunaan teknologi, akan meningkatkan proses produksi. Peningkatan mutu modal manusia, baik dari segi kualitas dan kuantitas, sosial-ekonomi , maupun penggunaan teknologi akan mempengaruhi proses produksi di sektor pertanian, melalui meningkatnya produktivitas pekerja, sehingga pembangunan pertanian diha-rapkan selalu dapat tumbuh berkembang. Melalui peningkatan produktivitas, akan meningkat pula kesejahteraan pekerja, karena dapat dipenuhinya kebutuhan pangan, sandang dan papan, sehingga pekerja pertanian yang makin sejahtera akan mengentaskan kemiskinan yang masih banyak dialami masyarakat tani. Dengan demikian, peningkatan kesejahteraan pekerja akan mempengaruhi semakin meningkatnya mutu modal manusia.
Tesis ini membahas peranan mutu modal manusia yang men-jadi perhatian utama dalam pembangunan pertanian di pedesaan Jawa. Hal tersebut dilakukan sehubungan dengan keberhasilan swasembada pangan dan perlu lebih dikembangkannya keterse-diaan bahan baku sektor pertanian, sedangkan di pihak lain, pergeseran tenaga potensial ke luar sektor pertanian dan semakin sempitnya lahan pertanian di pulau Jawa, karena alih fungsi, merupakan sebagian besar permasalahan pembangunan pertanian. Pembahasan mutu modal pekerja pertanian dimak-sudkan untuk mempelajari perkembangan pekerja, tidak hanya dari segi kuantitasnya, tetapi yang terpenting dari segi kualitasnya. Penjabaran peningkatan mutu modal manusia, di-perhatikan melalui kualitas pendidikan dan fasilitas kesehatan. Peningkatan produktivitas pekerja berkaitan dengan luas lahan produktif sebagai pengaruh faktor sosial-ekonomi dan dipengaruhi kepadatan penduduk yang merupakan faktor demografi. Adapun pekerja dari segi jumlah, yaitu persentase pekerja subsektor tanaman pangan, kesejahteraan/kemiskinan pekerja, dan mutunya akan berpengaruh pada perbaikan proses produksi dan penggunaan mesin pengolah tanah, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas pekerja.
Data yang digunakan dalam menelaah peranan mutu modal manusia pada pembangunan pertanian di pedesaan Jawa, adalah hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 1987 di propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, serta data lain publikasi Biro Pusat Statistik. Unit analisis yang digunakan adalah data kabupaten yang didapat-kan dari sampel data individu penduduk berumur 10 tahun ke atas, yang bekerja di sektor pertanian dan bertempat ting-gal di pedesaan. Produktivitas pekerja pertanian, yang merupakan ukuran secara sempit dari pembangunan pertanian, sebagai variabel tak bebas, sedangkan variabel bebas ter-diri dari : persentase pekerja tanaraan pangan, rata-rata lamanya pendidikan pekerja, jumlah puskesmas, luas lahan produktif, kepadatan penduduk, jumlah mesin pengolah tanah, dengan indikator propinsi dan kemiskinan.
Alat analisis yang digunakan adalah model fungsi pro-duksi Translog (transcendental logaritJmic), yang digunakan untuk analisis Statistik dalam rangka mengetahui asosiasi produktivitas pekerja dengan beberapa variabel bebas. Sedangkan analisis deskriptif dilakukan untuk mempelajari produktivitas rata-rata pekerja menurut masing-masing variabel bebas melalui tampilan tabel dan hasil tabulasi silang. Pengolahan data menggunakan paket program Statistical Analysis Systea (SAS), pada Ruang Komputasi Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Berdasarkan model-model fungsi translog kuadratik yang didapatkan, ternyata sebagian besar model tidak dapat diana-lisis, karena variabel bebas secara bersama-sama tidak mem-punyai pengaruh yang berarti terhadap LPR (Ln produktivitas pekerja pertanian), dan masing-masing variabel betaas pun tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap LPR, baik pada tarap keyakinan a = 0,05 maupun a = 0,10. Dengan demikian, fungsi translog diperluas melalui kurva pertumbuhan bentuk-S atau fungsi produksi translog bentuk-S, karena ada kecende-rungan tingkat produktivitas pekerja mempunyai batas atas maupun bawah.
Menurut analisis deskriptif, peranan sektor pertanian di pulau Jawa sampai dengan tahun 1989, relatif tetap, tam-pak pada penyerapan pekerja yang masih didominasi pekerja pertanian. Sedangkan apabila dibandingkan antar subsektor, maka distribusi pekerja masih terkonsentrasi pada subsektor tanaman pangan. Sedangkan melalui penerapan fungsi produksi translog bentuk-S, didapatkan bahwa peningkatan persentase pekerja tanaman pangan dalam satuan yang saroa akan menyebab-kan penurunan produktivitas pekerja, lebih besar pengaruhnya di daerah miskin semua provinsi penelitian (Jawa Barat, Jawa Tengah & Jawa Timur) dan daerah tidak miskin provinsi Jawa Timur, sementara itu, peningkatan jumlah puskesmas dalam satuan yang sama, menyebabkan peningkatan produktivitas pekerja mencapai titik maksimura, yang lebih besar pengaruh-nya di provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur, dibandingkan dengan Jawa Tengah. Kemudian peningkatan jumlah mesin peng-oiah tanah dalam satuan yang sama, akan menyebabkan peningkatan produktivitas pekerja mencapai titik maksimum, lebih besar pengaruhnya di provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur, dibandingkan dengan Jawa Tengah. Lebih lanjut, dapat dinya-takan bahwa fungsi kuadrat yang dikembangkan pada model translog bentuk-S untuk input rata-rata pendidikan pekerja, tidak sesuai dengan harapan. Hal ini diduga berkaitan dengan data observasi yang merupakan bukan data kohor, se-hingga penggunaan fungsi kuadrat untuk input rata-rata lama-nya pendidikan, dipandang kurang tepat.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan beberapa temuan dan implikasi kebijakan, yaitu pertama, upaya penanganan pekerja subsektor tanaman pangan untuk dapat meningkatkan produktivitas pekerja pertanian di ketiga provinsi, melalui a) perluasan cakupan program-program intensifikasi, yang akan memberikan peningkatan hasil pertanian tanaman pangan dan peningkatan produktivitas pekerja, dan b) peningkatan diversifikasi tanaman pangan, akan memberikan peningkatan produktivitas lahan dan produktivitas pekerja; kedua, peman-faatan mesin pengolah tanah perlu lebih ditingkatkan di provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur, sehingga dapat meningkatkan produktivitas pekerja yang lebih tinggi; ketiga, peningkatan jumlah puskesmas di provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur, perlu lebih diperhatikan, sehingga dapat mendorong peningkatan produktivitas pekerja pertanian untuk mencapai titik maksimum. "
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993
338.992 5 SEJ
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>