Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131137 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Mujiatul Aviat
"ABSTRAK
Artikel ini membahas Dynamic Capabilities LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), yang dilihat dari sumber daya dan modal sosial yang akan menopang Dynamic Capabilities dalam melakukan penyesuaian untuk menanggapi tantangan lingkungan sehingga LSM bisa berkelanjutan. Studi-studi sebelumnya menjelaskan bahwa LSM menemui berbagai masalah dalam implementasi program salah satunya adalah dilema akuntabilitas kepada dua pihak, yaitu lembaga donor dan pihak penerima manfaat. LSM sulit untuk bertahan dan mengalami krisis kepercayaan. Studi ini berfokus pada karakteristik pengorganisasian program LSM GEBU (Gerakan Ekonomi dan Budaya) Minang, Jakarta. Penulis beragumentasi bahwa pengorganisasian program dalam mengembangkan Dynamic Capabilities terutama dalam pengelolaan pemangku kepentingan, pengambilan keputusan, modal sosial dan sumber daya merupakan aspek penting, karena sebuah LSM harus mampu mengintegrasikan internal, dan kompetensi eksternal untuk mengatasi perubahan lingkungan. Studi ini berfokus pada karakteristik pengorganisasian program LSM GEBU (Gerakan Ekonomi dan Budaya) Minang Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan studi dokumen.

ABSTRACT
This article discusses Dynamic Capabilities of LSM (Non-governmental Organization), which seen from the resource and social capital who will support Dynamic Capabilities in doing adjustment to respond the environmental challenges for the NGOs sustainability. The previous studies explain how NGOs face various implementation problems, one of them is accountability dilemma for two parties, which are donor agency party and advantage receiver party. It is hard for NGO to sustain and they are having trust crisis. This study will focus on the characteristics of NGOs program organization in GEBU (Gerakan Ekonomi dan Budaya / Economy and Culture Movement) Minang, Jakarta. Writers argumentation is program organization in developing Dynamic Capabilities especially in stakeholder management, decision making, social capital, dan resource are important aspects, because NGO must be able to integrate internal and external competencies in order to resolve environmental change. This study is focusing on NGOs program organization characteristics of GEBU (Gerakan Ekonomi dan Budaya) Minang, Jakarta. This study is using qualitative approach with interview, obseevation, and document study as data collecting method."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Gao, Bing Zhong
Guangzhou: Zhongshan Daxue Chubanshe , 1999
SIN 306 GAO j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"The thoroughly revised and updated second edition of the Routledge Handbook of Cultural Sociology provides an unparalleled overview of sociological and related scholarship on the complex relations of culture to social structures and everyday life. With 70 essays written by scholars from around the world, the book brings diverse approaches into dialogue, charting new pathways for understanding culture in our global era.
Short, accessible chapters by contributing authors address classic questions, emergent issues, and new scholarship on topics ranging from cultural and social theory to politics and the state, social stratification, identity, community, aesthetics, and social and cultural movements. In addition, contributors explore developments central to the constitution and reproduction of culture, such as power, technology, and the organization of work.
This handbook is essential reading for undergraduate and postgraduate students interested in a wide range of subfields within sociology, as well as cultural studies, media and communication, and postcolonial theory."
London: Routledge, 2018
e20529285
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Pirade, Henry
"Ada kaidah sosial yang menegaskan bahwa selama dalam sebuah masyarakat ada perbedaan kepentingan dan pada setiap masyarakat pasti ada perbedaan kepentingan maka sepanjang itu pula konflik akan hadir tak terelakan. Konflik tidak selamanya harus dimaknai pertikaian atau permusuhan, tetapi juga bisa mengandung makna kompetisi, tegangan (tension) atau sekedar ketidaksepahaman. Itu sebabnya, kehadiran konflik itu sesungguhnya menjadi sangat wajar, alami, bahkan harus diterima sebagai sebuah realitas dimanapun, oleh siapapun, kapanpun, apalagi dalam sebuah komuniti besar bernama komunitas atau masyarakat. Semakin besar perbedaan kepentingan terjadi, akan semakin besar pula kemungkinan konflik terjadi. Semakin banyak pihak yang memiliki perbedaan kepentingan, akan semakin banyak pula kemungkinan pihak-pihak yang terlibat konflik. Semakin tidak jelas tujuan berkonflik dan semakin konflik itu menyentuh nilai-nilai inti maka semakin keras dan lamalah konflik akan berlangsung. Celakanya, konflik sering berubah menjadi disfungsional ketika sudah mengarah kepada proses yang kaotik, destruktif dan anarkhis, seperti yang terjadi di Tuapukan dan Naibonat, Timor Barat.
Berdasarkan fenomena tersebut diatas maka penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi di dua daerah konflik di wilayah Timor Barat yaitu Tuapukan dan Naibonat. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif untuk menjelaskan permasalahan khususnya mengenai konflik yang ada dan bagaimana konflik itu berlangsung. Penyebab konflik, lamanya konflik, kerasnya konflik yang sangat berhubungan dengan realistik dan non-realistik konflik serta fungsi konflik itu sendiri. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang dipilah karena dianggap lebih efektif digunakan dalam menemukan dimensi-dimensi penting dari struktur tindakan kolektif yang berhubungan dengan terjadinya konflik di Timor Barat. Sumber data utama penelitian ini adalah data primer yang digali dari beberapa sumber yang terkait dengan dinamika konflik yang terjadi, baik dari kalangan masyarakat lokal, pengungsi maupun pemerintah dan lembaga sosial yang bekerja di lokasi target penelitian.
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah focus group discussion dan wawancara mendalam untuk memperlengkapi hasil diskusi serta pengamatan langsung. Informan yang digunakan adalah informan yang dipilih mewakili tiap kelompok yang telah ditentukan. Data yang dihasilkan kerudian diolah dan dianalisis secara kualitatif dengan menyeleksi dan menyederhanakan data. Kemudian data tersebut dihubungkan kembali dengan konsep dan permasalahan serta tujuan penelitian. Kerangka konseptual dalam penelitian ini dibangun dari pola konflik yang terjadi di target penelitian yaitu penyebab konflik, lamanya konflik, kerasnya konflik dan fungsi konflik. Hal ini sangat terkait dengan pertanyaan; apakah konflik yang terjadi tersebut sifatnya realistik ataukah non-realistik? Penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa konflik yang terjadi disebabkan oleh gangguan terhadap keteraturan sosial yang ada serta adanya pelanggaran terhadap konsensus dalam suatu komunitas. Situasi ini kemudian diperuncing dengan adanya rasa frustasi dan ketidakadilan dalam bermasyarakat. Kondisi ini kemudian memacu penguatan identitas kolektif pada masyarakat yang kemudian menimbulkan konflik. Penelitian ini juga membuktikan bahwa konflik yang terjadi bersifat non-realistik dengan tidak terdefinisinya tujuan berkonflik secara jelas atau samar-samar yang mengakibatkan konflik yang terjadi menjadi lama waktunya. Terlebih lagi, konflik yang terjadi menyentuh nilai-nilai inti seperti tindakan yang mempengaruhi harga diri yang mengakibatkan timbulnya rasa dendam dan menjadikan konflik berlangsung keras. Lama dan kerasnya konflik yang terjadi membuat persoalan menjadi semakin lebar sehingga penanganannya menjadi lebih rumit. Proses penanganan yang dilakukan terhadap konflik yang terjadi bervariasi, baik itu melalui pendekatan represif maupun pendekatan pemerintah melalui pemimpin, tidak terlalu berdampak signifikan. Persoalan yang mengemuka memberikan indikasi bahwa kohesi sosial antara masyarakat dengan masyarakat lainnya dan masyarakat dengan pemimpinnya tidaklah terlalu berat sehingga kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh para pemimpinnya tidak terlalu mempengaruhi pemahaman pada level bawah.
Dari hasil penelitian dan pengalaman yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa pola penanganan dan pendekatan yang terbaik yang dapat dilakukan terhadap konflik yang terjadi di Timor Barat ini adalah dengan transformasi konflik melalui pendekatan penguatan dan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pengembangan perdamaian. Konsep ini telah dilakukan oleh beberapa lembaga kemanusiaan di beberapa wilayah konflik dan cukup baik dalam menata kembali hubungan antar masyarakat paska konflik melalui pelembagaan kegiatan-kegiatan yang merupakan kebutuhan masyarakat baik dari segi pengembangan sosial kemasyarakatan maupun penguatan ekonomi. Berdasarkan kesimpulan tersebut maka diusulkan saran-saran yaitu: perlunya diupayakan program-program rekonsiliasi melalui kerjasama semua pihak terkait dan kegiatan bersama khususnya bagi kelompok yang bertikai untuk membangun nilai-nilai kebersamaan antara individu dan antar kelompok serta melembagakan nilai-nilai toleransi. Upaya ini dapat diselenggarakan dalam bentuk program pengembangan dan pemberdayaan komunitas."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12091
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damasius Sasi
"ABSTRAK
The goal of the study is to review changes in dryland farming culture of atoni pah meto in North Center Timor District caused by global climate changes. The research method used was qualitative descriptive: the data collecting method used was interviews, observations, and the document study. Research results prove that the atoni pah meto which consists of eighteen farming rituals, five work patterns, work division between genders, and work ethos, has shifted. It is caused by the interaction of atoni pah meto with other nations, tribes, and ethnic groups, further affected by global climate changes.
Climate changes have made a great impact on farmer?s existence and culture. Because of that, the atoni pah meto of NCT District must open up more by accepting changes in the form of program intervention from the governmental and private institutions. It is time to leave shifting cultivation and slash and burn culture, and move to nature friendly farming technologies. Sickle culture will be offered here to replace slash and burn culture, supported by technologies, a more efficient work pattern and work division, and high work ethos, and it is expected that dryland farming of atoni pah meto will persevere."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
306 UI-PJKB 6:2 (2016) ; PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Raymond Bona Tua
"Paradigma pembangunan sekadar berbasis materialistis dan hanya berfokus pada capaian pertumbuhan ekonomi telah meminggirkan manusia sebagai subjek khususnya perempuan. Pembangunan infrastruktur energi dan kelistrikan yang buta gender bukan memberikan manfaat kepada perempuan melainkan menghasilkan tekanan tambahan. Penelitian ini bertujuan mengungkap implikasi pembangunan fasilitas listrik berbasis komunitas terhadap kapabilitas perempuan di kampung adat, utamanya persoalan akses dan partisipasi dalam pembangunan, pemaknaan perubahan dari listrik dan pembentukan kapabilitas perempuan. Penelitian ini menggunakan teori kapabilitas yang disandingkan dengan teori interseksionalitas dan pemikiran feminisme postkolonial untuk menganalisis temuan-temuan empirik. Metodologi penelitian kualitatif dilakukan melalui analisis data sekunder, observasi, dan wawancara mendalam terhadap lima perempuan subjek utama serta dua orang subjek pendukung. Lokasi penelitian dilakukan di kampung adat Ubu Oleta, desa Weetana, kecamatan Laboya Barat, Sumba, Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini menemukan bahwa akses dan prasarana masih buruk dan minim partisipasi perempuan dalam proses pembangunan. Perempuan di kampung adat masih belum dapat memanfaatkan kehadiran listrik secara optimal. Aturan adat berupa belis merupakan hambatan dalam pertisipasi, akses, dan pemanfaatan listrik bagi perempuan. Perempuan di kampung adat selain mengalami diskriminasi akibat aturan adat, sebagai individu dengan beragam identitas, juga mengalami tekanan secara interseksionalitas struktural, politik, dan representasional. Temuan yang juga penting adalah perempuan tetap mampu mengaktifkan faktor-faktor konversi lingkungan, sosial, dan personal dalam mencapai fungsi kapabilitas mereka sebagai perwujudan penggunaan listrik. Kendala struktural aturan adat dan belis menjadi hambatan utama dalam mencapai fungsi kapabilitas mereka, karena berbagai diskriminasi yang muncul dari praktik adat tersebut, menyebabkan beban ekonomi yang menjurus ke pemiskinan terstruktur. Rekomendasi utama adalah mengupayakan revitalisasi aturan adat terkait belis dan meningkatkan peran partisipasi perempuan yang hakiki dalam proses pembangunan energi.

The development paradigm that based on materialism is only focuses on achieving economic growth, which has tendency to marginalize people especially women. Gender- blind development of energy and electricity infrastructure does not provide benefits to women but creates additional pressure. This study aims to reveal the implications of the development of community-based electricity facilities on women's capabilities in traditional villages, especially the issues of access and participation in development, the significant of changes from electricity and the development of women's capabilities. This study utilize capability theory alongside intersectionality theory and postcolonial feminist thinking to analyze empirical findings. The qualitative research methodology was carried out through secondary data analysis, observation, and in-depth interviews with five women as the main subjects and two informants as supporting subjects. The research location was carried out in the Kampung Adat Ubu Oleta, Desa Weetana, kecamatan Laboya Barat, kabupaten Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur. This research found that access and infrastructure were poor and women's participation in the development process was insignificant. Women in kampung adat are still unable to optimized utilization of electricity. The customary rule in the form of belis is an obstacle in the participation, access and utilization of electricity for women. In addition women are experiencing discrimination due to customary rules, women in kampung adat, as individuals with various identities, also experience pressure from structural, political and representational intersectionality. An important finding is that women are still able to activate environmental, social and personal conversion factors in achieving their capability function as a result utilization of electricity. Structural constraints on customary rules and belis are the main obstacles in achieving their capability function, because various discriminations that arise from these customary practices cause an economic burden that leads to structured impoverishment. The main recommendations are seeking to revitalize customary rules regarding belis and increase the role of women's participation in the energy development process."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1998
S33747
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Khairunnisa
"Penatalaksanaan standar tuberkulosis (TB) yang disusun WHO memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Namun, masalah kesehatan pasien pasca-TB, seperti anemia, belum banyak diketahui. Padahal, anemia merupakan masalah kesehatan yang umum pada pasien TB dan dapat terjadi persisten bahkan setelah pengobatan selesai. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi dan gambaran anemia pada pasien pasca-TB serta faktor-faktor yang berhubungan. Pada penelitian cross sectional ini, subjek diambil dari 3 kecamatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan dengan metode total sampling. Karakteristik subjek dan gambaran klinis didapat dari wawancara menggunakan kuesioner. Data gambaran radiologis didapat dari foto polos toraks. Kadar hemoglobin dan laju endap darah (LED) diperoleh dari pemeriksaan darah perifer lengkap.
Data indeks massa tubuh (IMT) diperoleh dari pengukuran antropometri. Dari 78 sampel, didapatkan prevalensi anemia pada pasien pasca TB sebesar 19,2% yang terdiri dari anemia mikrositik hipokrom (60%) dan normositik normokrom. Tidak terdapat hubungan antara anemia dengan gambaran klinis, baik batuk, demam atau keringat malam, sesak napas, dan nyeri dada (p>0,05). Anemia juga tidak berhubungan dengan gambaran infiltrat, kavitas, maupun peningkatan LED (p>0,05). Terdapat hubungan antara IMT<18,5 kg/m2 dengan anemia (p=0,013), OR 5,0 (95% CI 1,28-19,46). Anemia masih menjadi masalah kesehatan pada pasien pasca-TB dan berhubungan dengan rendahnya status gizi pada pasien pasca-TB.

Standard tuberculosis (TB) treatment that has been established by WHO has high success rate. Yet, health problem among post-TB patient, such as anemia, has not been studied, though anemia is common health problem in TB patient and can persists even after successful treatment. The study aimed to fnd out prevalence of anemia in post-TB patients and its associated factors. In this cross sectional study, subject was enrolled from 3 subdistrict in Timor Tengah Selatan district, using total sampling method. Subject characteristic and clinical presentation of TB was obtained by interview based on questionnare. Data of radiologic finding was collected by conducting chest X-Ray. Hemoglobin level and erythrocyte sedimentation rate (ESR) was obtained from complete blood count.
Body mass index (BMI) is calculated from anthropometric measurement. Involving 78 subject, this study found prevalence of anemia in post-TB patient is 19,2% consisted of normositic normochromic (60%) and micrositic hypochromic anemia. Neither cough, fever or night sweat, breath difficulty nor chest pain has associaton with anemia (p>0,05). Anemia also has no association with infiltrate, cavity, and elevated ESR (p>0,05). There is association between BMI <18,5 kg/m2 and anemia (p=0,013 ), OR 5,0 (95% CI 1,28-19,46). Anemia still become a health problem for post-TB patient and it is associated with poor nutritional status among post-TB patient.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, Margareth Gondosari
"Tesis ini membahas metode dalam mengukur dampak proyek yang melakukan intervensi mata pencaharian terhadap pendapatan. Studi Kasus yang digunakan adalah Proyek PULIH di Kabupaten Belu dan NTT, dimana proyek ini melakukan intervensi di 28 desa selama 26 bulan. Intervensi mata pencaharian dilakukan sebagai salah satu usaha dalam mengurangi kemiskinan dan kerentanan, khususnya di kalangan pengungsi internal (IDPs) yang tidak dapat kembali ke wilayah asalnya. Studi ini merupakan gabungan studi kualitatif dengan metode wawancara dan kunjungan lapangan serta studi kuantitiatif dengan metode regresi data panel dan metode statistik dekriptif dengan metode perbandingan rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi mata pencaharian adalah musim. Sementara itu Proyek PULIH secara kualitatif telah memberi dampak positif mata pencaharian masyarakat intervensinya, khususnya dalam menghadapi kerentanan yang diakibatkan oleh musim.

This thesis discusses methods for measuring the impact of projects that carry out livelihood interventions on income. The case study used is the PULIH Project in Belu District and NTT, where the project intervened in 28 villages for 26 months. Livelihood interventions are carried out as one of the efforts to reduce poverty and vulnerability, especially among internally displaced persons (IDPs) who cannot return to their home areas. This study is a combination of qualitative studies with interview methods and field visits as well as quantitative studies using panel data regression methods and descriptive statistical methods with average comparison methods. The results of the study indicate that the factors that affect livelihoods are seasons. Meanwhile, the PULIH Project has qualitatively had a positive impact on the livelihoods of its intervention communities, particularly in dealing with vulnerabilities caused by seasons."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26276
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>