Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42829 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Jakarta: Depkes RI, 1995
610.73 ASU
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Etty Saringendyanti W., 1959-
Jakarta: Puspa Swara, 1998
613.951 Sar p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Seperti telah disebutkan pada awal karangan penelitian yang dilakukan adalah penelitian mengenai penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja dengan mengambil lima orang remaja sebagai informan pokok, guna memperoleh keterangan mendalam mengenai latar belakang keterlibatan mereka."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1979
S12774
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hawton, Keith, editor
"Jakarta: Penerbit Airlangga, 1993",
613.952 Haw t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Musdalifah
"Salah satu tugas perkembangan pada masa remaja adalah membangun dan membentuk konsep diri (Grinder, 1990). Bagi anak kembar, adanya kesamaan dan kekompakan yang merupakan hal paling menonjol terutama pada kembar identik, menyebabkan orangtua dan orang-orang di sekitar memperlakukan mereka dengan sama., seolah-olah mereka sebagai suatu unit bukan sebagai individu (Mulyadi, 1996). Selain itu, adanya kecenderungan pada anak kembar untuk mengambangkan hubungan yang terlalu dekat dan saling tergantung satu sama lain juga dapat menghambat mereka untuk berkembang menjadi diri sendiri serta menghambat perkembangan mental dan sosialnya (Scheinfeld, 1973) Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran konsep diri pada remaja kembar identik. Gambaran konsep diri ini mengacu pada 3 dimensi dari Hattie (1992), yaitu Academic Self Concept, Social Self Concept dan Self Regard atau Presentation of Self berdasarkan tes Human Figure Drawings, House Tree Person dan Sack’s Sentence Completion Test. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kualitatif dengan mengumpulkan dokumentasi serta catatan arsip sebagai metode pengumpulan data yang diperoleh dari arsip-arsip kasus yang tersedia di klinik bimbingan anak Pakultas Psikologi UI pada tahun 2002. Namun karena keterbatasan data yang tersedia, maka hanya ditemukan satu kasus sepasang remaja kembar identik dengan jenis kelamin laki-Iaki yang dijadikan subyek dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil analisa dan mengacu pada 3 dimensi konsep diri dari Hattie (1992), terlihat bahwa ada beberapa konsep diri yang digambarkan sama namun juga beberapa di antaranya digambarkan berbeda. Pada dimensi academic self concept terdapat perbedaan konsep diri yang ditunjukkan oleh kedua subyek. Namun pada dimensi social self concept dan seff regard/presentation of self beberapa sub dimensi tersebut sebagian diantaranya digambarkan sama dan sebagian lainnya berbeda. Adanya persamaan sekaligus perbedaan ini menunjukkan bahwa proses pembentukan konsep diri yang dialami kedua subyek terlihat lebih kompleks dimana di satu sisi mereka harus dapat menunjukkan pribadi mereka masing-masing, namun di sisi lain keberadaan mereka sebagai anak kembar menyebabkan adanya berbagai kesamaan dalam hal-hal tertentu. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar jumlah sampel yang digunakan lebih banyak. Pengambilan sampel sebaiknya tidak hanya terpaku pada data yang tersedia di bagian arsip namun juga berusaha untuk mencari subyek di lapangan. Selain itu sebaiknya penelitian juga dilakukan pada remaja kembar identik perempuan
sehingga diharapkan dapat terlihat perbedaan dinamika konsep diri yang mungkin muncul dari perbedaan jenis kelamin ini. Lebih lanjut lagi, dapat juga dilakukan penelitian dengan membandingkan antara remaja kembar yang tergolong identik serta fratemal. Karena penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif maka diharapkan hasil penelitian ini juga dapat lebih dikembangkan untuk penelitian lebih lanjut mengenai masalah yang sama dengan menggunakan pendekatan kuantitatif serta instrumen penelitian lainnya yang lebih sesuai untuk menggambarkan konsep diri."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mugia Bayu Raharja
"Fertilitas remaja merupakan isu penting dari segi kesehatan dan sosial kare-
na berhubungan dengan tingkat morbiditas serta mortalitas ibu dan anak.
Tujuan penelitian adalah mempelajari faktor-faktor yang memengaruhi fer-
tilitas remaja di Indonesia. Data yang digunakan adalah hasil Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012 dengan unit analisis wani-
ta usia subur yang termasuk dalam kategori usia remaja (15 - 19 tahun).
Jumlah sampel sebanyak 6.927 responden. Analisis dilakukan dengan
metode deskriptif dan inferensial menggunakan model regresi logistik biner.
Hasil analisis menunjukkan bahwa satu dari sepuluh remaja wanita terse-
but pernah melahirkan dan atau sedang hamil saat survei dilakukan; sebe-
sar 95,2% dari remaja yang sudah pernah melahirkan, memiliki satu anak
sisanya sebesar 4,8% memiliki dua atau tiga anak; sebesar 11,1% dari re-
maja wanita yang pernah kawin, pertama kali kawin pada usia 10 - 14 tahun.
Secara statistik, terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian fertili-
tas remaja dengan daerah tempat tinggal, pendidikan, status bekerja, ser-
ta tingkat kesejahteraan keluarga. Wanita berisiko tinggi mengalami fertili-
tas pada usia remaja adalah mereka yang tinggal di perdesaan, berpen-
didikan rendah, tidak bekerja dan berstatus ekonomi rendah. Rekomendasi
berdasarkan hasil penelitian adalah akses ke tingkat pendidikan formal
yang lebih tinggi bagi remaja wanita, penyediaan pelatihan usaha ekonomi
kreatif terutama pada daerah perdesaan, peningkatan pengetahuan kese-
hatan reproduksi bagi remaja melalui pendidikan.
Adolescent fertility is an important issue in terms of health and social care
as it relates to the morbidity and mortality of mothers and children. This
study aimed to know the factors that influence adolescent fertility in
Indonesia. The data used was the result of Indonesian Demography and
Health Survey in 2012 with units of analysis included women of childbear-
ing age in the adolescent age group (15 - 19 years). Total sample was 6927
respondents. The analysis was performed by descriptive and inferential
methods using binary logistic regression models. The analysis showed that
one from ten that women had given birth or are pregnant at the time of the
survey; 95.2% of teens who have never given birth, had a child born alive,
the remaining 4.8 % have two or three children born alive; 11.1% of young
ever married women, first married at age 10 - 14 years. There was a statis-
tically significant relationship between the incidence of adolescent fertility by
area of residence, education, work status, and family welfare. Women at
high risk of fertility age teens are those who live in rural areas, less educat-
ed, not working and low economic status. Recommendations based on the
results of this study are access to formal education is higher for young
women, providing business training for young women the creative econo-
my, especially in rural areas, an increase in knowledge about adolescent re-
productive health through education."
Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anindya Hapsari
"Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva karena mikroorganisme, aler-
gi, atau bahan kimia. Total kasus konjungtivitis dan gangguan konjungtiva
di Indonesia (2009) sekitar 73%. Konjungtivitis terjadi karena infeksi
mikroorganisme merupakan penyakit menular yang terjadi lewat kontak
langsung atau barang penderita. Sebagian besar penderita konjungtivitis
adalah anak-anak yang umumnya tertular dari teman di sekolah, tempat
bermain, atau bimbingan belajar. Data Puskesmas Trowulan Mojokerto me-
nunjukkan kenaikan jumlah siswa sekolah dasar penderita konjungtivitis
meliputi 3% (2009), 4% (2010), 7% (2011), dan 9% (2012). Cara termudah
mencegah penularan konjungtivitis adalah mencuci tangan dengan sabun.
Guru sebagai wakil orang tua di sekolah dan idola anak diharapkan berper-
an dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang mencuci tangan
dengan sabun. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan
konjungtivitis guru kelas sekolah dasar dengan pemberian pendidikan ke-
sehatan tentang mencuci tangan dengan sabun pada peserta didik. Desain
penelitian adalah potong lintang, penarikan sampel dengan purposive sam-
pling. Sampel penelitian adalah seluruh guru kelas sekolah dasar di wilayah
kerja Puskesmas Trowulan. Penelitian menemukan 80 responden (59,7%)
berpengetahuan kurang dan berperilaku negatif atau tidak memberikan
pendidikan kesehatan terhadap peserta didiknya. Ditemukan hubungan
yang bermakna pengetahuan konjungtivitis pada guru kelas sekolah dasar
dengan pemberian pendidikan kesehatan tentang mencuci tangan dengan
sabun pada peserta didik.
Conjunctivitis is conjunctiva?s inflammation by microorganisms, allergy, or
chemicals. Total conjunctivitis and conjunctiva disorders? cases in Indonesia
(2009) is 73%. Conjunctivitis caused by infection is infectious that transmit-
ted through direct contact or contaminated goods. Most conjunctivitis pa-
tients are children. They mostly caught from friends at school, playground,
Pengetahuan Konjungtivitis pada Guru Kelas dan
Pemberian Pendidikan Kesehatan Mencuci Tangan pada
Siswa Sekolah Dasar
Konjunctivitis Knowledge Classrooms? Teachers and the Granting of Health
Education About Hand Washing in Elementary Schools? Students
Anindya Hapsari* Isgiantoro**
or tutoring. Trowulan Public Health Center?s data indicates increasing num-
ber of conjunctivitis at elementary school?s students, namely 3% (2009), 4%
(2010), 7% (2011), and 9% (2012). The easiest way preventing spreading
is washing hands with soap. Teachers as representatives of parents and
students? idols are expected to give health education about hand washing
with soap. This study aimed to analyze the relationship of conjunctivitis
knowledge of elementary schools? classrooms? teachers with the granting of
health education about hand washing with soap on students. Study design
was cross sectional with purposive sampling technique. Sample used are
all elementary schools? classrooms? teachers at Trowulan Public Health
Service?s district. Research finds 80 respondents (59,7%) less knowledge-
able and behave negatively or not provide health education to their stu-
dents. The conclusion is there is a meaningful relationship between con-
junctivitis knowledge of elementary schools classrooms? teachers with the
granting of health education about hand washing with soap on students."
Universitas Negeri Malang, Fakultas Ilmu Keolahragaan, *Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Jurusan Ilmu Kesehatan, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>