Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106884 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suhardjo
Bogor Institut Pertanian Bogor 1988,
612.3 S 428 p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Kecamatan Kalideres dan Kecamatan Cengkareng merupakan dua
Kecamatan yang memiliki jumlah balita gizi buruk dan keluarga miskin
terbanyak di wilayah Jakarta Barat. Di dalam penelitian ini akan dilihat
bagaimana perubahan status gizi balita di Kecamatan Kalideres dan
Kecamatan Cengkareng pada tahun 1998 dan 2004, dan juga akan dilihat
bagaimana kaitan pengaruh faktor Rasio Posyandu terhadap balita, jumlah
keluarga miskin, indeks tingkat pendidikan kepala keluarga dan jumlah
peserta KB, terhadap perubahan status gizi balita. Metodologi yang
digunakan adalah korelasi peta dan analisa statistik dengan metode Korelasi
Bivariate (Pearson Product Moment). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perubahan status gizi balita sebagian besar mengalami peningkatan di
bagian timur daerah penelitian dan penurunan status gizi balita terjadi di
bagian barat dan utara daerah penelitian (wilayah Kecamatan Kalideres).
Daerah yang tidak mengalami perubahan status gizi balita, terdapat di bagian
barat dan selatan daerah penelitian. Faktor yang terkait dengan perubahan
status gizi balita adalah perubahan jumlah peserta KB yang berkaitan dengan
jumlah anak dan jarak kelahiran dalam suatu keluarga."
Universitas Indonesia, 2006
S33933
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam bidang gizi, yaitu gizi kurang dan gizi lebih. Makanan jadi ?tidak sehat? yang melimpahnya dikemas secara sangat menarik, ditambah dengan pengertian salah tentang "4 Sehat 5 Sempurna" sebagai Gizi Seimbang memberikan kontribusi tidak kecil terhadap masalah gizi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pendekatan KIE (Komunikasi, Edukasi dan Informasi) di sekolah dapat merubah Pengetahuan, Sikap dan Praktek (PSP) anak sekolah tentang Gizi Seimbang. Penelitian ini dilakukan di dua Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Depok, melibatkan 132 anak kelas 4 dan 5. Desain penelitian adalah before and after, dengan metoda pengumpulan data secara kualitatif dan kuantitatif. Sebagian besar siswa dan ibunya ternyata mempunyai pendapat bahwa gizi seimbang sama dengan "4 Sehat 5 Sempurna". Pengertian ini didapat murid dari apa yang diajarkan gurunya, sedangkan guru bersumber dari Buku Ajar Ilmu Pengetahuan Alam. Intervensi KIE telah meningkatkan pengetahuan dan sikap, serta sebagian praktek murid dan orang tua. Disimpulkan bahwa pendekatan KIE mempunyai potensi yang baik untuk merubah PSP anak sekolah. Disarankan agar buku ajar guru disesuaikan sehingga materi yang disampaikan kepada murid sekolah berisi pesan yang tepat.

Indonesia is still being challenged by nutritional problems, both under and over nutrition. The availability of various?unhealthy? food with attractive packaging combined with misconception of balance diet as "4 Sehat 5 Sempurna", might contribute to the situation. This study aims at evaluating the effectiveness of IEC strategy in changing the Knowledge, Attitude and Practice regarding balance diet among elementary school communities. The study design is a before and after, located at two public schools in Depok, with 132 students grade 4 and 5 and their mother. Qualitative approach as well as baseline and endline surveys were used. Most students and their parents considered that balance diet is "4 Sehat 5 Sempurna". This knowledge was originated from their teachers? teaching and media. The teachers knowledge was based on the school reference book. The intervention has improved students main knowledge and attitude. While some practices have improved there are others that still need to be improved. It is concluded that IEC intervention is potential to change the KAP of the students. Teachers need to be supported by correct reference book to be in line with what they are teaching."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aminuddin Parakkasi
Bandung: Angkasa, 1990
581.6 AMI i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Asupan nutrisi dan energi, status nutrisi, serta aktivitas harian berpengaruh
pada kejadian mengantuk yang berpengaruh negatif pada konsentrasi dan
produktivitas belajar pada mahasiswa. Kejadian mengantuk berhubungan
dengan penurunan kemampuan kognitif yang disebabkan oleh defisiensi
zat besi. Seseorang yang mengantuk akan mengalami penurunan aktivitas
fisik yang menyebabkan kelebihan berat badan sehingga berisiko lebih ting-
gi untuk terkena penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskular dan
diabetes melitus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor dominan
yang berpengaruh pada kejadian mengantuk di kalangan mahasiswa.
Penelitian dengan desain studi cross sectional ini dilakukan terhadap sam-
pel 139 mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Proporsi mahasiswa yang hampir mengantuk sekitar 28,80%. Terdapat
hubungan yang signifikan antara durasi tidur dan masalah kantuk (nilai p =
0,048). Mahasiswa dengan durasi tidur < 8 jam per hari mengalami kejadi-
an mengantuk 0,50 kali lebih besar daripada mahasiswa dengan durasi
tidur ≥ 8 jam per hari. Faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian
mengantuk adalah durasi tidur setelah dikontrol dengan asupan protein dan
lemak, aktivitas fisik, dan paparan media. Mahasiswa yang sering
mengantuk memperlihatkan asupan zat besi rendah sehingga disarankan
untuk meningkatkan asupan zat besi yang berasal dari sumber makanan
yang mengandung heme.
pact for sleepiness problem. Sleepiness related to the decreasing of cogni-
tive ability that caused by iron deficiency. A person who feels sleepy will
have a lack of physical activities that lead to overweight and therefore has
a higher risk to suffer degenerative diseases such as cardiovascular and di-
abetes mellitus. This study aimed to analyze dominant factor that can give
influence to sleepiness problem among students. The cross sectional re-
search used 139 students of Faculty of Public Health University of
Indonesia. The percentage of students who is almost sleepy was 28,80%.
This research showed the association between sleep duration and somno-
lence problem is significant (p value = 0,048). Students with sleep duration
< 8 hours a day could be 0,50 times more sleepy than students with sleep
duration ≥ 8 hours a day. The dominant factor is sleep duration after con-
trolled by protein and fat intake, physical activity, and media exposure.
Students that frequently feels sleepy indicated low iron intake so that sug-
gested to increase the iron intake through consuming heme contained food."
Jakarta: Program Studi Ilmu Gizi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint Carolus, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta : Gajah Mada University Press , 1994
641.1 MEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Savitri Sayogo
Jakarta: Balai Penerbit , 2008
613.710 82 Sav m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Gotama
"Malnutrisi adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia. Ini juga merupakan masalah yang sangat umum di banyak negara berkembang, seperti Indonesia, India dan Vietnam. Salah satu penyebab paling umum adalah kurangnya kesadaran akan pentingnya memberikan asupan gizi yang memadai untuk bayi. 1.000 hari pertama kehidupan merupakan periode penting untuk pertumbuhan dan perkembangan sehingga asupan gizi yang cukup besar dan baik diperlukan untuk diberikan selama periode ini. Jika tidak, risiko mengembangkan penyakit di masa depan bayi akan meningkat. Prevalensi gizi buruk pada bayi di Indonesia masih tinggi. Untuk mengatasi masalah ini, sumber terlebih dahulu harus diidentifikasi secara. Salah satu cara penyelidikan adalah dengan mengamati korelasi antara asupan gizi bayi dan indikator status gizi mereka. Penelitian ini hanya berfokus pada asupan makronutrien, yang merupakan asupan energi yang berasal dari karbohidrat dan lemak dan asupan protein. Jika status gizi bayi secara signifikan dan berkorelasi positif dengan energi atau asupan protein, beberapa upaya untuk meningkatkan kebiasaan makan mengenai karbohidrat dan lemak intake atau asupan protein harus diambil ke dalam tindakan. Oleh karena itu, status gizi bayi yang buruk bisa diperbaiki. Dalam penelitian ini, usia subyek berkisar 6-8 bulan dan ada bayi laki-laki yang berpartisipasi lebih bila dibandingkan dengan bayi perempuan (n = 56). Ia mengamati bahwa di daerah kumuh perkotaan dari Kampung Melayu, energi dan protein rata-rata asupan bayi konsisten dengan RDA Indonesia 2004 (834,28 ± 195,54 kkal dan 17,6175 ± 7,98 gram, masing-masing). Namun, sebenarnya ada 48,21% dari total subyek yang menerima asupan energi yang lebih rendah dari asupan yang direkomendasikan dan 44.46% yang menerima asupan protein yang lebih rendah. Bayi di daerah ini juga menderita status gizi normal, dengan 5,5% menderita pengerdilan, 3,6% menderita membuang-buang dan 9,1% menderita gizi. Penelitian ini tidak menemukan hubungan yang signifikan antara asupan protein dan indikator status gizi bayi (uji Spearman, p> 0,05). Hal ini dapat dijelaskan oleh efek lambat dari protein pada perkembangan bayi. Efek dapat dilihat pada bayi berusia lebih dari 8 bulan. Namun, ada hubungan yang signifikan antara asupan energi dan indikator status gizi bayi di Kampung Melayu (uji Spearman, p <0,05), dengan korelasi kuat ditemukan antara asupan energi dan tinggi badan bayi (uji Spearman, r = -0.38) . Meskipun korelasi yang signifikan antara asupan energi dan berat badan atau tinggi badan, penelitian ini menemukan bahwa variabel-variabel ini (tinggi badan dan berat badan) yang berkorelasi terbalik dengan asupan energi dari bayi, konsisten dengan teori korelasi positif antara asupan energi dan status gizi indikator. Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya asupan energi yang berasal dari ASI atau susu payudara, karena bayi dengan rentang usia mungkin telah menerima energi terutama dari ASI. Mengumpulkan data asupan ASI bayi akan sangat membantu dalam menentukan status asupan energi bayi.

Malnutrition is a leading cause of death worldwide. It is also a very common problem in many developing countries, such as Indonesia, India and Vietnam. One of the most common causes is lack of awareness of the importance of providing adequate nutritional intake to infants. The first 1,000 days of life is a crucial period for growth and development so that substantial and good nutritional intake is necessary to be given during this period. Otherwise, the risk of developing diseases in the future of the infants will increase. The prevalence of malnutrition among infants in Indonesia is still high. In order to overcome this problem, the source should be firstly identified. One way of the investigation is by observing the correlation between nutritional intakes of the infants and their nutritional status indicators. The present study focuses only on macronutrient intakes, which are energy intakes that come from carbohydrates and fats and protein intakes. If nutritional status of infants is significantly and positively correlated with energy or protein intake, some efforts to improve eating habits regarding the carbohydrate and fat intakes or protein intake should be taken into action. Therefore, poor infant nutritional status can be fixed. In the present study, the age of the subjects range from 6 to 8 months and there are more male infants that participated when compared to female infants (n=56). It was observed that in urban slums of Kampung Melayu, the average energy and protein intakes of the infants is consistent with Indonesian RDA 2004 (834.28 ± 195.54 kcal and 17.6175 ± 7.98 grams, respectively). However, there were actually 48.21% of total subjects who received energy intake lower than the recommended intake and 44.46% who received lower protein intake. The infants in this area also suffered from abnormal nutritional status, with 5.5% suffering from stunting, 3.6% suffering from wasting and 9.1% suffering from undernutrition. The present study did not find any significant correlation between protein intake and infant nutritional status indicators (Spearman test; p > 0.05). This can be explained by the slow effect of proteins on the development of the infants. The effects might be seen in infants older than 8 months. However, there is a significant correlation between energy intake and infant nutritional status indicators in Kampung Melayu (Spearman test; p < 0.05), with the strongest correlation found between energy intake and body height of the infants (Spearman test; r = -0.38). Even though significant correlations between energy intake and body weight or body height, the present study found that these variables (body height and weight) are inversely correlated with energy intake of the infants, inconsistent with the theory of positive correlation between energy intake and nutritional status indicators. This might be due to lack of energy intake deriving from ASI or breast milk, since infants with this range of age might have received energy mainly from breast milk. Collecting data of breast milk intake of infants will be helpful in determining energy intake status of infants.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septyana Choirunisa
"Pendanaan kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam
memengaruhi derajat kesehatan, termasuk salah satu masalah gizi pada
balita yang disebut gizi buruk. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
mendeskripsikan pendapatan daerah dan pembiayaan kesehatan serta ko-
relasinya dengan gizi buruk pada balita di tingkat kabupaten/kota di
Indonesia tahun 2007. Penelitian ini merupakan studi ekologi/korelasi. Data
pendapatan daerah dan pembiayaan kesehatan didapat dari Kementerian
Keuangan, sedangkan data gizi buruk menggunakan data Riset Kesehatan
Nasional tahun 2007. Sebanyak 250 kabupaten/kota yang diteliti dengan
tidak mengikutsertakan kabupaten/kota yang datanya tidak lengkap atau
tidak valid. Secara nasional, hanya persentase pendapatan asli daerah
(PAD) per total pendapatan yang berkorelasi dengan gizi buruk, meskipun
korelasinya lemah (r = 0,22). Berdasarkan kawasan di Indonesia, Kawasan
Indonesia Barat dan Kawasan Indonesia Timur menunjukkan persentase
PAD per total pendapatan berkorelasi lemah dengan gizi buruk (r = 0,20 dan
r = 0,53). Terlihat kecenderungan bahwa semakin tinggi persentase pen-
dapatan daerah dan pembiayaan kesehatan, semakin rendah persentase
gizi buruknya. Korelasi antara pendapatan daerah, pembiayaan kesehatan
dan masalah status gizi tidak dapat diabaikan. Data yang lebih lengkap dan
valid diperlukan untuk dikembangkan penelitian selanjutnya.
Health financing is one of the factors which contribute important role in in-
fluencing health status, including nutritional problem among children under
five, called severely wasted. Therefore, the aim of this study was to describe
districts income and health financing and examine it correlations with the
prevalence of severely wasted among children under 5 years at regen-
cies/municipalities level in Indonesia in 2007. This research was an eco-
logical study. Data on revenue and health financing were obtained from
Ministry of Finance, and severely wasted data were obtained from the
Indonesian Basic Health Research (Riskesdas) 2007. There are 250 re-
gencies/municipalities were being objects of this research, while the others
were excluded due to incomplete/missing or invalid data. Result shows na-
tionally, only the percentage of local revenue by total district income had cor-
relation with severely wasted, although it is weak (r = 0,22). By regions, in
the Western Region Indonesia and the Eastern Region Indonesia, those
variable had weak correlation with severely wasted (r = 0,20 and r = 0,53).
The graphics trend shows higher percentage of local revenue and health fi-
nancing, related to lower number of the prevalence of severely wasted. The
correlation between district income and health financing for poor nutritional
status cannot be ruled out. More valid and complete data on district income
and health financing is needed for further research."
Universitas Indonesia, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Primamedia Pustaka, 2006
641.302 HID (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>