Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153312 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Vicky Imaddudin
"Tesis ini akan membahas tentang peningkatan kapabilitas militer India yang terjadi pada periode 2003-2011. Penelitian ini akan menggunakan teori ofensif realisme oleh John J Mearsheimer. Penelitian ini akan menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi pustaka. Dari hasil penelitian ini, ditemukan tiga indikator penyebab terjadinya peningkatan kapabilitas militer India periode 2003-2011. Pertama, hubungan antara India dengan Pakistan dan Tiongkok menciptakan ketidakpastian di kawasan Asia Selatan. Kedua, kapabilitas militer Pakistan dan Tiongkok menimbulkan ancaman bagi India. Ketiga, India berupaya untuk mempertahankan posisinya sebagai regional hegemoni di kawasan Asia Selatan. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa India mempunyai ambisi untuk menjadi regional hegemoni di Asia.

This thesis will discuss about India's military capabilities improvement that occurred in 2003-2011. This study will use the theory of offensive realism by John J Mearsheimer. This study will use qualitative research methods literature. The result of this research found three main indicators that cause the increase in India?s military capabilities from 2003 until 2011. First, India's relations with Pakistan and China creates uncertainty in the South Asian region. Second, Pakistan and China?s military capabilities pose a threat to India. Third, India tried to maintain its position as a regional hegemony in South Asia. In addition, this research also found that India also has the ambition a regional hegemony in Asia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45287
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toy, Sidney
London: William Heinemann, 1957
954 TOA s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wira Arif Budiman
"ABSTRAK
Tesis ini memaparkan kepentingan India dan Indonesia terkait dengan keberlanjutan patroli terkoordinasi di perbatasan maritim kedua negara di kawasan Samudera Hindia. Pada awalnya, patroli terkoordinasi yang dimulai pada 2002 tersebut ditujukan untuk menghadapi ancaman pembajakan yang diduga dilakukan oleh Gerakan Aceh Merdeka GAM di pintu masuk Selat Malaka dan Laut Andaman. Pasca perjanjian damai Helsinki 2005, pemerintah Indonesia dan GAM sepakat untuk berdamai. Namun, hal itu tidak serta-merta menghentikan kerja sama patroli terkoordinasi oleh kedua negara hingga saat ini. Bahkan, kedua negara semakin meningkatkan hubungan bilateral mereka dengan mendeklarasikan ldquo;Kemitraan Strategis Baru rdquo; pada November 2005. Untuk menganalisis fenomena tersebut, penulis menggunakan konsep diplomasi pertahanan dan kepentingan nasional sebagai landasan kerangka pemikiran. Sementara itu, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif sehingga temuan penelitian dapat dijelaskan secara lebih mendalam. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dari perspektif India, negara itu memiliki kepentingan terhadap Indonesia yang didorong oleh kebijakan Look East Policy. India memanfaatkan posisi strategis Indonesia di ASEAN untuk memperkuat pengaruh mereka di kawasan Asia Tenggara. Sedangkan dari perspektif Indonesia, negara itu memiliki kepentingan agar India bersedia melakukan Transfer of Technology dan suplai persenjataan dibidang alat pertahanan guna mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap Amerika Serikat.

ABSTRACT
This thesis describes the interests of India and Indonesia related to the sustainability of coordinated patrols at the maritime border of the two countries in the Indian Ocean region. Initially, the coordinated patrol that was started in 2002 was aimed at facing the threat of piracy allegedly committed by the Free Aceh Movement at the entrance of the Malacca Strait and the Andaman Sea. After the 2005 Helsinki peace agreement, the Indonesian government and the Free Aceh Movement agreed to make peace. However, it does not necessarily stop the coordinated patrols between the two countries to date. In fact, the two countries further improved their bilateral relationship by declaring New Strategic Partnership in November 2005. To analyze the phenomenon, the author uses the concept of defense diplomacy and national interest as conceptual frameworks. Meanwhile, in this thesis, the author uses qualitative method with descriptive design so that the research findings can be explained in more deeply. The results show that from an Indian perspective, India has an interest in Indonesia that is driven by what so called as Look East Policy. India takes advantage of Indonesia 39 s strategic position in ASEAN to strengthen its influence in Southeast Asia. From Indonesian perspective, Indonesia has some interests to make India approves in doing transfer the technology and supply of weaponry to reduce Indonesia 39 s dependence on the United States."
2017
T49242
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bombay: Manaktalas, 1966
327.54 IND
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Rayyan Subekti
"Tesis ini meneliti mengenai dinamika persenjataan Indonesia akibat peningkatan kapabilitas militer China. Teori yang digunakan adalah Balance of Threat oleh Stephen M Walt dan Model Action Reaction oleh Barry Buzan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan studi kepustakaan sebagai metode pengumpulan data.
Penelitian ini menemukan bahwa berdasarkan empat indikator Balance of Threat, China dapat dikategorikan sebagai ancaman bagi Indonesia. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa indeks perbandingan kekuatan China dan Indonesia terpaut sangat jauh, selain itu berdasarkan indikator model action reaction, Indonesia cenderung melakukan Arms Reduction.

This thesis researches about Indonesia?s arms dynamic in reaction of China?s increasing military capability. Balance of Threat by Stephen M. Waltz and Action Reaction Model by Barry Buzan are the theories used in this research. This thesis uses a quantitative research method as means of collecting data.
This research concludes that from the four indicators of the Balance of Threat theory, China is categorized as a threat for Indonesia. This research also reveals that the power comparative index between Indonesia and China is very large . Also based on the indicator from the action reaction model, Indonesia is moving towards an Arms Reduction process.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T30504
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Purbo S. Suwondo
Jakarta: Legiun Veteran RI, 2004
359.03 PUR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Udsi Siska Widirianti
"Setelah kekalahan Jepang Perang Dunia II, pembangunan Jepang dibidang militer dihentikan dan dipaksa oleh Amerika Serikat untuk fokus hanya pada pertahanan diri. Namun awal abad ke-21, perubahan situasi keamanan dan politik di wilayah seperti China dan Korea Utara telah mendorong Jepang untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan armada militernya. Dalam meningkatkan kapabilitas militer, Jepang melihat Indonesia sebagai negara militer terbesar di Asia Tenggara kemudian mengadakan kerjasama dalam bidang militer. Di bidang pertahanan, Jepang telah menjadi salah satu mitra Indonesia dalam pembangunan kapabilitas pertahanan dan peningkatan profesionalitas prajurit TNI. Indonesia dan Jepang juga mengembangkan kerjasama pendidikan, antara lain pertukaran perwira untuk mengikuti pendidikan pengembangan, pendidikan dan latihan (diklat), pertukaran kunjungan pejabat tinggi pertahanan dan militer Jepang dan Indonesia. Penelitian ini membahas mengenai hubungan Jepang dan Indonesia dalam bidang militer. Jepang dalam ekspansi militernya melihat perkembangan Cina dan Korea Utara khususnya ketegangan di wilayah Laut Cina Selatan. Jepang juga melihat potensi yang dimiliki oleh negara-negara Asia Tenggara khususnya Indonesia yang diyakini oleh pihak Jepang sebagai salah satu negara yang akan berperan besar menjaga keamanan wilayah Asia Tenggara yang juga penting bagi banyak negara maju dari seluruh dunia.

After Japan's defeat of World War II, the Japanese development of military field stopped and forced by the United States to focus solely on selfdefense. But the early 21st century, conversion of the security and political situation in China and North Korea have been encouraging Japan to improve its military and fleet capacity and capability. By enhancing military capability, Japan saw Indonesia as the largest army in Southeast Asia and entered into military cooperation of Japan-Indonesia later. Japan Self-Defense forces (JSDF) has been developing a global partnership for development of Indonesian defense capabilities and professionalization of Indonesian national armed forces, furthermore, conducting other field cooperations such as military personnel exchange, education and training, military-to-military cooperation and exercises, disaster response, and exchange of visits between high-ranking military officers. This research discusses the military relationship of Japan and Indonesia in the military field. Japan's military expansion saw the development of China and North Korea especially the tension in South China Sea Region. Japan also saw the potential possessed by Southeast Asian countries particularly Indonesia, which is believed by the Japanese as one of the Southeast Asian countries that played a major role that was able to maintaining Southeast Asia security.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hobbs, Lisa
New York: McGraw-Hill, 1967
954 HOB i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Topics include: issues of war and peace; a moratorium on nuclear weapons testing; curbing the arms race; banning the use of nuclear weapons; and, promoting non-proliferation and complete elimination of nuclear weapons."
New Delhi: External Publicity Division, Ministry of External Affairs, Government of India, 1988
355.033 IND
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>