Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 210353 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bagus Rizki Dinarwan
"Pervasive Computing, atau ubiquitous computing, adalah sebuah sistem yang mampu memberikan infommsi pada sejumlah orang yang membutuhkan dan memberikan akses untuk berintexaksi dengan informasi tersebut kapanpun, dimanapun, dan sesuai keinginan (anytime, any where, and on demand). Remote control and monitoring adalah sistem yang mampu mengontrol dan memonitor sebuah sistem atau perangkat yang terpisah secara geogratis. Jadi pendekatan sistem Pervosise untuk remote control dan monitoring bisa diartikan sebuah sistem yang mampu mengontrol dan memonitor sebuah sistem yang terpisah secara geogratis kapanpun, dimanapun, dan sesuai keinginan Tombax adalah sistem yang dibuat untuk mengetahui stok fluida yang ada di setiap tanki penyimpanan yang ada di tiap lini distribusi yang terpisah secara geograis dengan cara yang mudah dan murah. Data yang ada akan dianalisa oleh sistem Tombax untuk memperkirakan kapan fluida akan rnencapai level minimum. Tombax menggunakan Internet sebagai media pengiriman data. Pengiriman data akan dilakukan secara periodikapada waktu tertentu. Untuk itu sistem akan men-dial sebuah nomor Penyedia Jasa Intemct Selain itu inforasi data dan kontrol terhadap sistem Tombax juga bisa dilakukan lewat layanan pesan singkat atau SMS dari operator GSM yang ada."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T16100
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, M. Halim K.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2002
T40442
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Sutari
"Perubahan teknologi teljadi dengan cepat karena adanya akses intemet. Ketersediaan layanau internet dan pentingnya mobilitas mendorong tenjadinya revolusi dalam kehidupan. Kehadiran teknologi wireless dapat membebaskan dari keterbatasan pengunaan Personal Computer yang terhubung dengan kabel untuk mengakses intemet. Dengan adanya teknologi ini, divais bergerak dapat berhubungan dengan jaringan publik sehingga berbagai content aplikasi mobile dapat diakses.
Pengembangan mobile web applicaiion unluk Sistem Informasi Akademik (SISKA) di Jurusan Elektro FTUI atau yang disebut juga MobileSISK.A dilakukan untuk memberikan kemampuan akses yang lebih luas terhadap data-data SISKA. Aplikasi ini dirancang dengan mempertimbangkan kenyamanan user dalam memanfaatkan apiikasi dan juga keterbatasan browser yang dimiliki divais bergerak.
MobileSISKA diimplementasikan menggunakan ASPNET inledace dengan bahasa VB.NET dan SQL Server 2000 sebagai database-nya. MobiIeSISKA dapat menghadirkan data-data akademik mahasiswa dimana saja dan kapan saja., dengan menggunakan divais bergerak. Dengan aplikasi ini, mahasiswa dapat melihat nilai mata kuliah dan IP (Indeks Prestasi), jadwal kuliah dan ujian, serta kalender akadernik di Jurusan Elektro FTUI. Dari hasil uji coba diperoleh rata-rata response iime aplikasi sebesar 9,96 detik. Hal ini dipengamhj ukuran data mobile page yang ditransfer dari server ke mobile browser dan kompleksitas darabase-nya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40045
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Farolan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
TA3275
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dui Kusumayadi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
TA3269
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Wulandari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
TA3295
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Risa Adhipurwanto
"Sistem telekomunikasi selular tak-bergerak dijital adalah salah satu sistem telekomunikasi selular yang banyak mengisi kebutuhan telekomunikasi di Indonesia. Sistem standar yang akan dibahas dalam makaiah ini yaitu DECT (Digital European Cordless Telecommunications). Beberapa parameter perangkat DECT digunakan dalam aplikasinya sebagai sistem standar telekomunikasi tak-bergerak dalam tulisan ini.
Studi penerapan sistem telekomunikasi ini disusun dengan pertimbangan penghitungan propagasi pada daerah pedesaan dan analisis pemakaian jumIah sel yang sekecil-kecdnya dengan menganalisa parameter propagasinya terlebih dahulu berdasarkan teori telekomunikasi selular pada umumnya. Sehingga dalsrn tulisan ini dihasilkan perhitungan untuk menghasilkan jumlah sel minimum dan jumlah sel maksimum yang dipakai pada daerah layanan telekomunikasi telepon selular dijital tak-bergerak DECT pada daerah pedesaan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Sadewa Yogapratama
"Kehadiran sistem komunikasi wireless generasi kelima (5G) akan mampu mendukung berbagai skenario dan aplikasi penggunaan yang lebih beragam dibandingkan teknologi sebelumnya (4G). Salah satu skenario penggunaan yang menjadi kunci dari ekosistem 5G adalah URLLC (Ultra-Reliable Low Latency Communication). URLLC akan berperan sebagai penyedia konektivitas bagi aplikasi dan layanan baru seperti industry automation, autonomous vehicle, dan lain sebagainya.
Namun, mengimplementasikan 5G URLLC merupakan tantangan yang cukup besar bagi operator. Jaringan operator harus dapat memenuhi persyaratan ketat URLLC, terutama kebutuhan akan nilai latensi yang sangat rendah (hingga 1 ms). Oleh karena itu, penting bagi setiap operator untuk mengetahui terlebih dahulu kondisi serta kemampuan jaringan eksisting yang mereka miliki saat ini dalam memenuhi persyaratan tersebut.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan studi kasus dari salah satu operator di Indonesia untuk mendapatkan data pengukuran performansi jaringan, mengevaluasinya, dan kemudian mengembangkan langkah-langkah strategis dalam mengatasi permasalahan latensi untuk mendukung 5G URLLC. Pengukuran performansi dilakukan dengan menggunakan metode TWAMP (Two-Way Active Measurement Protocol) terhadap jaringan 4G eksisting. Performansi jaringan diukur antara dua titik dari core ke site 4G eksisting operator dimana keduanya akan merepresentasikan koneksi antara data center dengan site pada jaringan 5G.
Dari hasil pengukuran, diperoleh korelasi yang sangat kuat antara latensi dengan jarak dari site ke core (data center) dengan nilai koefisien korelasi Pearson 0.76. Hal ini menandakan adanya pengaruh yang kuat antara jarak data center ke site terhadap besarnya nilai latensi jaringan. Hasil analisis lebih lanjut menemukan bahwa bahwa jarak maksimum antara site ke data center untuk mencapai latensi 1 ms adalah 21,4 km menggunakan infrastruktur jaringan eksisting. Berdasarkan hasil tersebut, penulis juga mengembangkan desain optimal untuk lokasi penempatan data center serta skema.

The presence of a fifth generations wireless communication system (5G) will be able to support a variety of scenarios and use-cases that are more diverse than the previous technology (4G). One of the key use-cases for the 5G ecosystem is URLLC (Ultra- Reliable Low Latency Communication). URLLC will play a significant role in providing connectivity for new applications and services such as industrial automation, autonomous vehicles, and so on.
However, implementing 5G URLLC is quite a challenge for operators. Operator’s networks must be able to meet the stringent requirements of URLLC, especially the need for very low latency values (up to 1 ms). Therefore, it is important for each operator to know in advance the conditions and capabilities of their existing network to fulfill these requirements.
In this study, the authors used a case study from one of the operators in Indonesia to obtain network performance measurement data, evaluate it, and then develop strategic steps in overcoming latency problems to support 5G URLLC. Performance measurement is carried out using the TWAMP (Two-Way Active Measurement Protocol) method on the existing 4G network. Network performance is measured between two points from the core to the operator's existing 4G sites which both of it will represent the connection between the data center and the sites on the 5G network.
From the measurement results, we obtained a very strong correlation between latency and the distance from the site to the core (data center) with a Pearson correlation coefficient of 0.76. This indicates a strong influence of the distance from the data center to the sites on the network latency value. The results of further analysis found that the maximum distance between the sites to the data center is 21.4 km in order to achieve 1 ms of latency using the existing network infrastructure. Based on these results, the authors also developed optimal designs for data center placement locations as well as efficient schemes for operators to build new 5G infrastructure.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dayanti Pratiwi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S38435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
TA3276
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>