Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8278 dokumen yang sesuai dengan query
cover
F. Suryatmo
Jakarta : Bumi Aksara , 2005
629.804 3 SUR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Daryanto
Jakarta: Bumi Aksara, 2003
621.31 DAR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
F. Suryatmo
Jakarta: Bumi Aksara, 2004
621.31 SUR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nanan Tribuana
"Sejak diberlakukannya UU 19/1960 dimana ditentukan hanya ada satu kategori perusahaan milik negara pemerintah telah melakukan beberapa langkah restrukturisasi BUMN. Langkah mendasar pertama adalah pengklasifikasian perusahaan negara berdasarkan sifat dan fungsi kegiatanya menjadi Perjan Perum dan Persero yang dituangkan dalam UU 9/1969. Langkah perbaikan berikutnya adalah mengenai Pedoman Penyehatan dan Pengelolaan BUMN yag tertuang dalam Inpres No. 5/1988 dan ditindak lanjuti dengan SK Menkeu No. 740/1989 dan No. 741/1989 mengenai ketentuan-ketentuan peningkatan efisiensi dan produktifitas yang didalamnya termasuk satu sistem evaluasi kinerja.
Sementara itu perbaikan institusional usaha penyediaan tenaga listrik dimulai tahun 1972 dengan terbitnya PP No. 18/1972 tentang perusahaan umum listrik negara. Perbaikan berikutnya terjadi tahun 1994 mengenai perubahan status PLN dari Perum menjadi Persero berdasarkan PP No. 23/1994. Dengan perubahan status tersebut PLN tidak lagi mempunyai tugas pemerintahan tetapi fungsi PLN berubah menjadi menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum dan sekaligus meraih keuntungan berdasarkan prinsif pengelolaan perusahaan.
Studi ini mengukur indeks efisiensi teknik dan indeks efisiensi biaya usaha penyediaan tenaga listrik sebelum dan sesudah perubahan status hukum PLN menjadi persero. Pendekatan yang digunakan untuk mengukur indeks efisiensi adalah dengan menguji fungsi produksi maupun fungsi biaya penyediaan tenaga listrik oleh PLN.
Hasil studi menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 10% efisiensi PLN secara teknik memang telah berubah signifikan sedangkan secara biaya tidak ada perbedaan. Diantara faktor yang mempengaruhi indeks efisiensi teknik adalah ukuran unit pembangkit rata-rata faktor kapasitas rasio elektrifikasi dan porsi pembangkit termal.
Selanjutnya efisiensi biaya sangat dipengaruhi oleh harga jual (tarif) listrik rata-rata harga satuan bahan bakar minyak rata-rata dan harga pembelian listrik swasta.
Berdasarkan hasil kajian tersebut maka apabila efisiensi teknik maupun efisiensi biaya PLN ingin lebih ditingkatkan di masa datang hal-hal berikut perlu dilakukan: (i) ukuran unit pembangkit rata-rata (average unit size) perlu diperbesar (ii) faktor kapasitas (capasity factor) perlu dinaikkan (iii) porsi pembangkit termal (thermal generation share) perlu dikurangi (iV) program sosial listrik pedesaan (rasio elektrifikasi) perlu ada pemisahan yang tegas antara misi sosial dan misi bisnis perusahaan (v) harga jual (tarif) listrik perlu disesuaian pada nilai keekonomiannya (Vi) harga pembelian bahan bakar minyak perlu dicari alternatif pasokan dari pasar internasional guna menekan harga pembeliannya yang selama ini dipasok oleh Pertamina (Vi) harga pembelian listrik swasta perlu dinegosiasi ulang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13294
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uno Bintang Sudibyo
"Suatu sistem pembangkitan daya listrik yang masih sangat baru, menggunakan alternator bertegangan 150 kV bahkan sampai 400 kV, bernama powerformer dengan lilitan kumparan statomya berupa kabel daya tegangan tinggi XLPE (Cross Linked Poly Ethylene) yang dimodiflkasi.
Selama ini, sistem pembangkitan daya listrik menggunakan alternator bertegangan maksimum 30 kV di pembangkit listrik tenaga air atau termal, menaikkan tegangannya sampai 150 kV atau lebih dengan transformator daya penaik tegangan, kemudian mentransmisikannya melalui saluran udara tegangan tinggi atau ekstra tinggi ke pusat - pusat beban.
Karena tegangan keluarannya sudah tinggi pembangkit powerformer tidak memerlukan transformator daya penaik tegangan dan langsung dapat dihubungkan ke saluran udara tegangan tinggi. Dengan peralatan, pekerjaan sipil dan luas tanah lebih sedikit, sistem pembangkit powerformer relatif lebih rendah biaya investasi, operasi dan pemeliharaannya dibandingkan sistem gabungan alternator - transformator daya penaik tegangan.
Studi ini membandingkan secara teknis suatu sistem pembangkit powerformer dan sistem gabungan alternator - transformator daya penaik tegangan 150 kV, 40 MVA untuk pembangkit listrik tenaga air."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Yon Rijono
Yogyakarta: Andi, 2002
621.31 YON d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yon Rijono
Yogyakarta: Andi, 1997
621.31 YON d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
F. Suryatmo
Jakarta: Bumi Aksara, 1986
621.31 SUR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hamzah Berahim
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011
621.31 HAM t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rm. Francis D. Yury
Pekalongan: Bahagia Batang, 1993
621.381 FRA t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>