Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38020 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aulia Rahimah
"Staphylococcus aureus merupakan bakteri patogen penyebab infeksi kulit hingga pneumonia. Keberadaan S. aureus dengan sifat resistan antibiotik atau disebut sebagai Methicillin-Resistant Staohylococcus aureus (MRSA) menjadi salah satu masalah kesehatan dunia. Sifat resisten antibiotik pada S. aureus dimediasi oleh dua gen, yaitu yaitu mecA dan femA. Bakteri MRSA dapat menyebar di lingkungan, salah satunya melalui sungai. Isolasi dari sampel air sungai dilakukan menggunakan metode membrane filtration yang ditumbuhkan pada medium selektif mannitol salt agar (MSA). Koloni tunggal yang memiliki warna kuning serta berhasil merubah warna medium dipilih untuk analisis lebih lanjut secara molekuler. Pendeteksian molekuler menggunakan gen STPY (257 bp), mecA (297 bp), dan femA (454 bp) dilakukan untuk memastikan spesies S. aureus dan keberadaan gen resistan. Hasil penelitian berhasil mengisolasi 16 isolat yang melalui uji molekuler didapatkan bahwa 12 di antaranya merupakan MRSA karena positif gen STPY, mecA, dan femA, atau kombinasi keduanya. Sedangkan 4 isolat lainnya terdeteksi sebagai Methicillin Resitant Stapylococcus non-aureus (MRnSA) karena tidak memiliki gen STPY, tetapi menujukkan keberadaan gen 16S rRNA Universal dan gen resistan. Empat isolat tersebut kemudian melalu tahapan sequencing dan terdeteksi sebagai S. gallinarum dan S. sciuri. Penemuan MRSA di sungai menujukkan adanya potensi penyebaran MRSA yang mendukung perluasan pemahaman mengenai keberadaan bakteri resistan antibiotik di lingkungan yang berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat.

Staphylococcus aureus is a pathogenic bacterium that causes skin infections and pneumonia. The existence of S. aureus with antibiotic-resistant properties or referred as Methicillin-Resistant Staohylococcus aureus (MRSA) is one of the world's health problems. The antibiotic-resistant nature of S. aureus is mediated by two genes, mecA and femA. MRSA bacteria can spread in the environment, one of which is through rivers. Isolation from river water samples was carried out using the membrane filtration method grown on selective mannitol salt agar (MSA). Single colonies that had a yellow color and changed the color of the medium were selected for molecular analysis. Molecular detection using the STPY (257 bp), mecA (297 bp), and femA (454 bp) genes was performed to confirm S. aureus species and the presence of resistance genes. The results of the study successfully isolated 16 isolates which through molecular testing found that 12 were MRSA because they were positive for the STPY, mecA, and femA genes, or a combination of both. While the other 4 isolates were detected as Methicillin Resitant Stapylococcus non-aureus (MRnSA) because they did not have the STPY gene, but showed the presence of the Universal 16S rRNA gene and the resistance gene. The four isolates then went through sequencing and were detected as S. gallinarum and S. sciuri. The discovery of MRSA in the river indicates the potential spread of MRSA which supports the expansion of understanding of the presence of antibiotic-resistant bacteria in the environment that could potentially endanger public health."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Ulayya
"ABSTRAK
Introduksi spesies asing merupakan ancaman bagi banyak organisme perairan. Deteksi dini dapat meningkatkan keberhasilan usaha pengendalian spesies asing, namun saat ini belum ada metode konvensional yang mampu melakukan hal tersebut. Pendekatan terbaru menggunakan environmental DNA eDNA mulai digunakan sebagai pendukung metode survey konvensional, terutama di daerah beriklim sedang temperate. Suhu yang lebih rendah diperkirakan dapat mempertahankan keberadaan DNA di dalam air. Penelitian ini dilakukan untuk menguji metode eDNA di daerah beriklim tropis untuk mendeteksi spesies asing alligator gar Atractosteus spatula dilakukan di Depok, Indonesia. Sebanyak 200 ml sampel air diambil dari kolam artifisial setiap tujuh hari selama satu bulan, lalu difiltrasi melalui kertas filter nitrat selulosa berdiameter 0,45. Sampel diekstraksi berdasarkan protokol kit FastDNA Spin Kit for Soil. Sampel kemudian diamplifikasi dengan primer ecoPrimer yang memiliki gen target 12S rRNA, lalu dikuantifikasi dan dilakukan sekuensing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eDNA terdeteksi di tiga dari empat sampel air dan mengindikasikan bahwa metode eDNA dapat dipertimbangkan sebagai metode pendukung bagi metode survey konvensional. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan sebelum mengaplikasikan metode tersebut di lapangan.

ABSTRACT
Introduction of non native species threatens the life of many aquatic organisms. Successful eradication requires early detection, but currently no traditional monitoring technique offer the quality to do so. New approach using environmental DNA eDNA begins to be used to complement the more traditional monitoring methods. Most of eDNA studies were carried out in temperate areas, as the cooler temperature preserve the DNA better. This study aims to test the applicability of eDNA method in detecting alligator gar Atractosteus spatula from an artificial pond in Depok, Indonesia. 200 mL water samples was taken every seven days in a month before being filtered through 0,45 nitrate cellulose filter. DNA was isolated using FastDNA Spin Kit for Soil for the subsequent PCR process. Samples were then amplified using ecoPrimer which targeted 12S rRNA gene and quantified using spectrophotometer and electrophoresis, and sequenced. The study showed that eDNA was detected in three out of four samples, and therefore should be considered to complement the more traditional monitoring methods. However, further study is still needed before this method can be widely applied in the field."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meilinda Irianti Putri
"Unit Pelaksana Teknis Daerah(UPTD) Laboratorium Dinas Kesehatan
Kota (DKK) Bukittinggi adalah satu-satunya laboratorium pemeriksaan kualitas
air Paket A dan Paket C yang ada di wilayah Sumatera Barat bagian utara yang
dimanfaatkan bukan hanya oleh kota Bukittinggi tapi juga oleh kota/kabupaten di
wilayah Sumatera Barat lainnya.
Proses pengelolaan sampel air saat ini masihdilakukan secara manual,
sehingga memakan waktu yang cukup lama mulai dari registrasi tipe pemilihan
pemeriksaan sampai dengan mengirimkan sampel kepada petugas pemeriksa
(pranata laboratorium kesehatan). Proses kegiatan yang belum terkomputerisasi
ini menyebabkan pencatatan dan pelaporan yang mendukung sistem informasi
tentang pemeriksaan kualitas air seringtidak lengkap dan tidak akurat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem informasi
pengelolaan sampel air pada UPTD Laboratorium DKK Bukittinggi agar
didapatkan bentuk formulir dan penyajian yang terkomputerisasi yang dapat
mempersingkat waktu.
Pengembangan sistem dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
terstruktur mengikuti tahapan siklus hidup pengembangan sistem. Pengumpulan
data dilakukan dengan teknik wawancara dan observasi sistem di UPTD
Laboratorium DKK Bukittinggi. Sistem yang dikembangkan berbentuk prototype.
Sisteminformasiini diharapkanmenghasilkaninformasi yangcepat,
tepatdanakurat yang
dapatdigunakanpihakmanajemendalampengambilankeputusanuntukmelakukaneva
luasipelayanan.

District Technical Unit (DTU)Laboratory of Bukittinggi District Health
Office (DHO) is the only laboratory for water testing of Package A and Package C
in northern West Sumatera. It is not only utilized by Bukittinggi but also by
nearby areas in West Sumatera.
Water sample management is still in manual that it takes time longer
starting from registration of testing type to sending sample to examiner (pranata
laboratorium kesehatan). The process is not computerized yet, and it causes
incomplete and inaccurate reporting and recording of water quality test.
This research purposes to develop water sample management information
system in DTULaboratory of Bukittinggi DHO and to develop computerized
forms and presentation that can reduce time of process.
This system development uses structured approach of system development
life cycle (SDLC). The data collection process is by doing interview and
observation in DTU Laboratory of Bukittinggi DHO. The system is developed in
the form of prototype.
This system information is expected to produce rapid, appropriate and
accurate information that can be used by management in making decision related
to service evaluation
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Byrnes, Mark Edward
Boca Raton: CRC Press, Taylor & Francis Group, 2009
628.55 BYR f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian multidisiplin di Kali Angke. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air sungai ditinjau dari aspek mikrobiologik di beberapa lokasi sepanjang Kali Angke. Lokasi yang diteliti meliputi: Duri Kosambi, Pesing Poglar, Teluk Gong, Pantai Indah Kapuk dan Muara (4 titik). Pemeriksaan dilakukan berdasarkan petunjuk standar Departemen Kesehatan, Republik Indonesia dan hasilnya disimpulkan sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Parameter yang digunakan dalam uji mikrobiologi adalah most probable number (MPN) dari total dan fecal coliform, yang dilakukan dalam 2 langkah: uji presumtif dan uji konfirmasi. Uji lengkap dilakukan untuk mengkonfirmasi adanya E.coli dan bakteri lain dalam air. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa mutu air Kali Angke kurang baik dan tidak dianjurkan sebagai air minum. Berdasarkan parameter mikrobiologik, kualitas air sungai ini dikategorikan sebagai kelas 2 yang artinya hanya dapat digunakan untuk rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, mengairi pertanaman dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Most probable number dari total coliform di daerah Pantai Indah Kapuk dan bagian luar daerah Muara lebih rendah dari daerah lainnya. Masyarakat yang tinggal di Pantai Indah Kapuk memiliki tingkat ekonomi yang lebih tinggi, dengan demikian dapat diasumsikan bahwa masyarakat ini memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan memiliki kesadaran tentang kebersihan lingkungan yang lebih baik. Selanjutnya, air di daerah paling luar dari Muara memiliki kadar garam yang tinggi sehingga dapat membunuh bakteri-bakteri patogen. Akhir kata, kualitas air di sepanjang Kali Angke adalah air kelas dua yang tidak layak minum kecuali di daerah Pantai Indah Kapuk dan Muara yang layak minum sesudah dididihkan.

Abstract
This research is a part of a multidisciplinary research in the Angke River. The aim of this research is to study the river?s water quality from the microbiological point of view in several locations along the Angke River. The locations under this study included: Duri Kosambi, Pesing Poglar, Teluk Gong, Pantai Indah Kapuk and Estuary (4 points). The examinations were held in term of microbiological aspects, based on the guide published by the Ministry of Health, the Republic of Indonesia and concluded according to Government Regulation. The parameter of microbiological tests was the most probability number (MPN) of total and fecal coliform. The method used was done in 2 steps: presumptive and confirmed test. Completed test was conducted to confirm the presence of E.coli and other bacteria in water. The result showed that the water quality of the Angke River was poor; therefore, it is not recommended to be used as drinking water. It is categorized as the 2nd class quality that means it can only be used for water recreation, veterinary, showering plants and or other purposes that require the same quality of water. The MPN of total coliform at Pantai Indah Kapuk and the outer side of river mouth (estuary area) was lower than other areas. People who live in Pantai Indah Kapuk are having a higher economic level. Therefore, it can be assumed that they are more educated people who have more insight about hygiene. Further, the water at the outer side of river mouth contains a higher salt concentration that can kill pathogenic bacteria. In conclusion, the water quality of the Angke River is categorized as 2nd class quality not recommended to be used as dringking water except the water from Pantai Indah Kapuk and estuary area that can be used as dringking water after boiling."
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Caro, Paul
New York: McGraw-Hill, 1993
553.7 CAR w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cairns, James C.
London: Evans Brothers, 1972
553.7 AST w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"System of rice intensification yang dikenal dengan singkatan SRI telah diperkenalkan di beberapa wilayah di Indonesia. Sistem ini yang dipadukan dengan pemupukan organik telah memberikan hasil yang menggembirakan dalam memperbaiki produktivitas lahan dan air , dan keuntungan yang lebih baik bagi para petani....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
McDonald, Adrian T.
New York: Wiley, 1988
333.91 MCC w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>