Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184320 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agung Jatmiko
"Riset ini mencoba membandingkan dan membuktikan teori tanggung jawab sosial korporat (Corporate Social Responsibility / CSR) yang dikembangkan oleh banyak ilmuan marketing tentang hubungan antara asosiasi korporat dan respons konsumen terhadap produk. Adakah hubungan yang spesial antara reputasi korporat-dalam hal ini PT HM Sampoerna, tiga besar dalam industri rokok-yang dibangun oleh aktivitas CSR dan respons konsumen untnk membeli produknya, khususnya dalam produk rokok yang terrnasuk unethical product?
Riset ini difokuskan pada lima masalah utama, yaitu (1) Apa bentuk hubungan antara kemampuan korporat dengan kepuasan konsumen terhadap produk? (2) Apa bentuk hubungan antara kemampuan korporat dan tanggung jawab sosial korporat dengan evaluasi terhadap produk? (3) Apa bentuk hubungan antara tanggung jawab sosial korporat dengan tanggung jawab sosial produk? (4) Apa bentuk hubungan kepuasan konsumen terhadap produk. asosiasi korporat dan tanggung jawab sosial produk dengan evaluasi terhadap produk? (5) Apa bentuk hubungan antara evaluasi produk, kemampuan korporat dan tanggung jawab sosial korporat dengan keinginan konsumen untuk membeli produk?
Dengan memakai teori yang dikembangkan oleh Brown dan Dacin (1997) yang dikombinasikan dengan teori dari Smith (2000). penelitian ini menyasar mahasiswa FISIP-UI dengan 262 sampel. Data lalu dianalisis dengan Model Persamaan Struktural (Structural Equation Model SEM) memakai perangkat lunak LISREL 8.54.
Beberapa temuan riset ini membuktikan bahwa: (1) Kepuasan terhadap produk dipersepsikan Oleh konsumen memiliki hubungan positif dengan kemampuan korporat. (2) Evaluasi korporat memiliki hubungan yang lebih kuat dengan kemampuan korporat ketimbang tanggung jawab sosial korporat. Walaupun tanggung jawab sosial korporat dan evaluasi korporat memiliki korelasi, tetapi hubungannya tidak signifikan. (3) Persepsi konsumen terhadap tanggung jawab sosial produk tidak dipengaruhi oleh tanggung jawab sosial korporat. (4) Evaluasi produk dipengaruhi secara signifikan oleh kepuasan terhadap produk, evaluasi korporat, dan tanggung jawab sosial produk. (5) Keinginan konsumen untuk membeli produk lebih dipengaruhi oleh kemampuan korporat dan evaluasi produk.
Secara umum, dengan memperhatikan batasan sampel dan kondisi penelitian ini, keinginan konsumen untuk membeli produk rokok Sampoerna Iebih dikarenakan kemampuan korporat yang didukung oleh teknologi yang canggih dan evaluasi positif terhadap produk, dan bukan karena aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan.

This research tries to compare and prove the Corporate Social Responsibility (CSR) theories developed by many scholars about the relationships between corporate associations and consumer product responses. Are there any special relations between reputations of corporate-PT HM Sampoerna, third big cigarette company-which is built by CSR activities and consumer responses to buy its products in this cases, especially to unethical product?
This research tocuses on five main questions (1) what are the relationships of corporate abilities to product sophistications? (2) What are the relationships of corporate abilities and corporate social responsibilities to corporate evaluations? (3) What are the relationships of corporate social responsibilities to product social responsibilities? (4) What are the relationships ofproduct sophistications, corporate associations, and product social responsibilities to product evaluations? (5) What are the relationships of product evaluations, corporate abilities, and corporate social responsibilities to purchase intention?
This research uses the theories developed by Brown and Daein (1997) with combination to Smith (2000). Data are collected by survey to the student of University of Indonesia (262 samples) and to be analyzed with Structural Equation Model (SEM) by LIS REL 8.54 software.
Some important findings are: (1) product sophistications are perceived have positive relationship with corporate abilities. (2) Corporate evaluations have stronger relationship with corporate abilities than corporate social responsibilities. Even though corporate social responsibilities and corporate evaluations have a correlation, but the relationships are insignificant (3) Consumer perceptions on product social responsibilities are not influenced by corporate social responsibilities (4) Product evaluations are significantly influenced by product sophistications. corporate evaluations, and product social responsibilities (5) Purchase intention is influenced by corporate abilities and product evaluation.
So, in this research with concern to the limited samples and condition, consumer purchase intention to Sampoerna product is merely droven by corporate abilities to produce high-end product beside the positive product evalution, not by the Sampoerna`s social responsibilities.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15795
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reisha Adanna Kuntoro
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi konsumen atas upaya Social Responsibility pada fast fashion brands dan bagaimana tingkat Religiosity masyarakat mempengaruhi Purchase Intention-nya terhadap lini produk sustainable dalam fast fashion brands H&M atau Zara, dan mengetahui apakah nilai-nilai internal seperti General Attitude, Trust, dan Perceived Consumer Effectiveness turut berpengaruh. Responden yang digunakan dalam penelitian ini merupakan seseorang yang berdomisili di Indonesia, beragama Islam, berusia 17-27 tahun (lahir di tahun 1995 - 2005), dan mengetahui salah satu fast fashion brands diantara H&M atau Zara. Peneliti memperoleh 217 responden yang sesuai kriteria melalui self-administered kuesioner yang disebar secara online melalui berbagai platform media sosial, seperti Whatsapp, Line, Instagram, dan Linkedin. Peneliti kemudian mengolah data menggunakan metode Structural Equation Model (SEM dengan bantuan software SmartPLS 3.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data mendukung seluruh hipotesis, yaitu Perceived Social Responsibility yang dimiliki seseorang terhadap brand mempengaruhi General Attitude, Trust, dan Perceived Consumer Effectiveness-nya secara positif. Ketiga variabel tersebut juga memberikan pengaruh yang positif terhadap Purchase Intention seorang konsumen pada produk sustainable dalam fast fashion brands. Disamping itu, tingkat Religiosity juga menjadi salah satu faktor yang dapat memberikan pengaruh positif terhadap Perceived Consumer Effectiveness seseorang. Penelitian ini dapat membantu para pelaku bisnis fashion yang memiliki atau ingin menjual produk sustainable dalam memahami nilai-nilai dan menciptakan persepsi brand yang baik bagi konsumen agar dapat menyesuaikan strategi bisnisnya.

This research was conducted to find out how consumers' level of Religiosity and their perceptions of Social Responsibility efforts in fast fashion brands affects their Purchase Intentions towards sustainable product lines in H&M or Zara. This research also wants to find out whether internal values ​​such as General Attitude, Trust, and Perceived Consumer Effectiveness also contribute to this. Respondents used in this study are someone who is domiciled in Indonesia, a Moslem, aged 17-27 years (born in 1995 - 2005) and knows one of the fast fashion brands between H&M or Zara. Researcher obtained 217 respondents who met the criteria through online distributed self-administered questionnaires through various social media platforms, such as Whatsapp, Line, Instagram, and Linkedin. Researcher then processed the data using the Structural Equation Model (SEM) method with SmartPLS 3.0 software. The results of the study indicates that the data supports all hypotheses: consumer’s Perceived Social Responsibility towards a brand affects his General Attitude, Trust, and Perceived Consumer Effectiveness positively. These three variables also have a positive influence on consumer’s Purchase Intention towards sustainable products in fast fashion brands. In addition, the level of Religiosity is also one of the factors that has a positive influence on consumer’s Perceived Consumer Effectiveness. This research hopefully will help fashion managers who have or want to sell sustainable products in understanding values ​​and creating good brand perceptions for consumers in order to adjust their business strategies."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifeald Romauli
"Tesis ini membahas mengenai implementasi ISO 26000 sebagai panduan pelaksanaan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dan pelaporan serta pengungkapkan kegiatan CSR sesuai dengan standar Global Reporting Initiative (GRI) di PT. Indah Kiat Pulp and Paper, Tbk. Dasar yang digunakan oleh Indah Kiat dalam melaksanakan kegiatan CSR adalah visi dan misi perusahaan menjadi produsen bubur kertas (pulp) dan kertas nomor satu di dunia dengan memberikan yang terbaik bagi stakeholder serta berkomitmen untuk menjalankan usahanya secara berkelanjutan. Untuk menjalankan kegiatan CSR sesuai dengan visi dan misi perusahaan, Indah Kiat menggunakan ISO 26000 sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatan CSR dengan memenuhi prinsip-prinsip CSR dan tujuh subjek inti yang terkandung pada ISO 26000.
Untuk menghindari adanya asimetri informasi antara perusahaan dengan stakeholder, kegiatan-kegiatan CSR yang telah dilakukan kemudian dilaporkan dan diungkapkan melalui annual report dan sustainability report yang diterbitkan bersama dengan Asia Pulp and Paper sesuai dengan standar GRI. Dengan pelaksanaan kegiatan CSR dan pelaporan serta pengungkapan ini, Indah Kiat telah menunjukkan perilaku etis dengan menghormati kepentingan stakeholder yang dimiliki perusahaan dan meningkatkan citra perusahaan yang berdampak terhadap kemudahan perusahaan untuk menembus pasar Internasional.

This thesis discusses implementation of ISO 26000 as guidance of Corporate Social Responsibility (CSR) activities, reporting and disclosure CSR activities according to Global Reporting Initiative (GRI) standard. Vision and mission to become number one pulp and paper manufacturer in the world and committed to conducting its business sustainable by giving superior value for stakeholders is used as the basis of CSR program. Indah Kiat using ISO 26000 to run the CSR activities by fulfill CSR principles and seven core subject contained in ISO 26000.
To prevent the occurrence of asymmetric information between company and stakeholder, CSR activities that have been made then reports and disclosed through Indah Kiat's annual report and sustainability report issued together with Asia Pulp and Paper according to GRI standards. With this ISO 26000 implementation, reporting, and disclosure of CSR activities, Indah Kiat has demonstrated ethical behavior with respect for stakeholder's interest and enhances the corporate image which has an impact on the ease of the company to break through the international market.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T31454
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Triska Handayani
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh manajemen laba terhadap pengungkapan CSR dan ROA (Return on Asset), RDI (Research and Development Intensity), kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, Size, Leverage, dan Financial Resources sebagai variabel kontrol. Data yang dianalisis adalah data sekunder berbentuk time series periode 2008-2010, berupa Discretionary Accruals, pengungkapan Corporate Social Responsibility, Return on Assets, R&D Intensity, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, Size, Leverage, dan Financial Resources) yang berasal dari 50 perusahaan. Untuk menganalisis data digunakan regresi berganda untuk data panel.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan manajemen laba memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap pengungkapan CSR. Tetapi terdapat pengaruh signifikan negatif pada tingkat 1% antara variabel kontrol ROA terhadap pengungkapan CSR, dan terdapat pengaruh signifikan positif pada tingkat 5% antara variabel kontrol RDI terhadap pengungkapan CSR, serta terdapat pengaruh signifikan negatif pada tingkat 10% antara variabel kontrol MO terhadap pengungkapan CSR.

This study aims to analyze the effect of Earning Management on Corporate Social Responsibility Disclosures with Return on Assets, R&D Intensity, Managerial Ownership, Institutional Ownership, Size, Leverage, and Financial Resources as the control variables. The data was analyzed using secondary data in the form of time series 2008-2010 period, the discretionary accruals, disclosure of corporate social responsibility, Return on Assets, R&D Intensity, Managerial Ownership, Institutional Ownership, Size, Leverage, and Financial Resources from 50 companies. To analyze the data used multiple regression to the data panel.
The results of this study indicate that the earning management activity didn’t have significant effect on CSR Disclosures. However, there were negative significant effect at level 1% between variable control ROA against CSR Disclosure, and there were positive significant effect at level 5% between variable control RDI against CSR Disclosure, and also there were negative significant effect at level 10% between variable control MO against CSR Disclosure.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Nursahid
"Kedermawanan merupakan aktivitas yang bersifat sukarela dan altruistik (bertujuan untuk membahagiakan pihak lain). Dalam konteks perusahaan, kedermawanan sosial merupakan bagian dari implementasi tanggungjawab sosial dan etis perusahaan. Di lingkungan BUMN, aktivitas serupa pun dilakukan kendati bersifat imperatif (affirmative action) karena terdapat instrumen "pemaksa" berupa Kepmen BUMN Nomon Kep-236/MBUl2003.
Praktik kedermawanan yang bersifat imperatif, tentu bertolakbelakang dengan filosofi kedermawanan itu sendiri yang bersifat sukarela. Oleh sebab itu, sangat mungkin terdapat kompleksitas masalah baik dalam penggalangan, pengelolaan, maupun penyaluran dana/program sosial yang ditujukan ke masyarakat. Selain itu, motivasi berderma dan keberlanjutan praktik kedermawanan sosial tersebut juga menjadi persoalan tersendiri bagi BUMN.
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan di atas. Pertanyaan-pertanyaan pokok diajukan, meliputi: (1) bagaimana pola kedermawanan sosial BUMN dilakukan menyangkut: penggalangan, pengelolaan, dan penyaluran dana bantuan atau program sosial yang ditujukan ke masyarakat; (2) motif yang melatarbelakangi praktik kedermawanan sosial tersebut; (3) persepsi stakeholder (terutama masyarakat penerima bantuan); dan (4) kemungkinan untuk melakukan transformasi praktik kedermawanan: dari sifatnya yang imperatif (affirmative action) ke arah kesukarelaan (volunteerism) dan memperhatikan aspek keberlanjutan (sustainability).
Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif. Sampel ditentukan secara purposive dengan mengambil tiga dari 162 perusahaan BUMN yang ada di Indonesia. Ketiga sampel (PT Krakatau Steel, PT Pertamina dan PT Telekomunikasi Indonesia) dipilih dengan pertimbangan: ketiganya merupakan BUMN besar yang bergerak dalam bidang bisnis atau industri strategis, praktik derma sosialnya relatif besar, dan masing-masing berada daIam Iokasi wilayah yang berbeda yakni: Cilegon, Jakarta, dan Bandung; sehingga memungkinkan terjadi variasi bentuk derma yang berbeda sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat sekitar Iokasi perusahaan di wilayah masing-masing. Pengumpulan data dilakukan melalui penelusuran dokumen, pengamatan, dan wawancara. Data dianalisis, diolah dan dilaporkan dalam pemaparan bersifat deskriptif.
Sejumlah teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori mengenai relasi negara dengan Dunia Bisnis -khususnya dalam perspektif kesejahteraan (welfare system), Etika Bisnis, Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility), dan Peran Sosial BUMN. Secara lebih khusus, berbagai konsep sosial digunakan dalam penelitian ini meliputi konsep: filantropi atau kedermawanan sosial dalam konteks perusahaan, motif kedermawanan, kebijakan sosial (social policy), dan transformasi kedermawanan sosial perusahaan. Konsep-konsep ini sekaligus rnerupakan konsep pokok yang dikaji dalam melihat praktik kedermawanan sosial perusahaan sebagaimana tema penelitian.
Berdasarkan penelitian ?praktik derma sosial? ketiga BUMN ini dapat disimpulkan bahwa: pertama, sebagian besar derma atau bantuan sosial yang diberikan oleh ketiga perusahaan BUMN ke masyarakat masih bersifat karitas ketimbang filantropis. Bantuan atau sumbangan tersebut masih ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan sesaat, belum memikirkan aspek keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat secara optimal. Kedua, kendati secara normatif penyelenggaraan program sosial ini didorong oleh kesadaran untuk bertanggungjawab secara sosial, pada umumnya kepentingan untuk membentuk citra positif perusahaan melalui bantuan terasa lebih menonjoI. Ketiga, perusahaan belum memiliki cetak biru (blueprint) terkait dengan penyelenggaraan derma sosial. Ketiadaan cetak biru menyebabkan penyusunan program belum dapat sepenuhnya didasarkan pada tujuan, target dan pengukuran tingkat keberhasilan secara jelas. Keempat, pada umumnya stakeholder mempunyai persepsi positif terhadap perusahaan terkait dengan penyelenggaraan bantuan. Namun demlkian, ada sejumlah pandangan kritis misalnya menyangkut perlunya pemihakan secara jelas oleh perusahaan terhadap kelompok marjinal, keberlanjutan pembinaan pasca bantuan -terutama menyangkut program peningkatan SDM masyarakat setempat; karena seringkali perusahaan memberikan bantuan begitu saja tanpa tindaklanjut yang jelas. Kelima, dilihat dari benluk kontribusi, motivasi, pengeIolaan, dan pengorganisasian program; praktik derma yang dilakukan oleh perusahan masih dikategorikan sebatas "karitas" ini sebenarnya merupakan bentuk yang paling tradisional dari penyelenggaraan derma, sehingga diperlukan transformasi praktik derma menuju pemberdayaan masyarakat. Keenam, belum ada satupun perusahaan yang menerapkan mekanisme "voluntary" (pelibatan relawan) dalam penyelenggaraan program. Namun demikian, gagasan mengenai volunterisme ini umumnya dapat diterima, dipandang relevan, dan mungkin akan diterapkan dalam pengelolaan derma sosial BUMN ke depan.
Untuk itu, agar pelaksanaan derma sosial oleh BUMN dapat lebih ditingkatkan ke arah praktik kedermawanan sosial lebih ideal, Peneliti menyarankan agar perusahaan BUMN perlu melakukan pemetaan sosial secara komprehensif sebagai jaminan bahwa penyusunan dan pelaksanaan programnya didasarkan pada database kondisi masyarakat yang benar dan akurat.
Selain itu, perusahaan BUMN perlu memperkuat pemberian bantuan sosial yang mengarah pada aktivitas-aktivitas atau program filantropik yang bertujuan untuk penguatan kapasitas masyarakat (capacity building) dan berkelanjutan; mengembangkan perangkat-perangkat yang terintegasi dengan kebijakan, serta menyusun dan mengembangkan mekanisme voluntary (kesukarelaan) sebagai bagian dari upaya melibatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaran program secara lebih maksimal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22354
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatima Baria
"Studi ini bertujan untuk mengetahui teori apa saja yang digunakan dalam penelitian-penelitian mengenai pengaruh CSR dan pengaruh pengungkapan CSR terhadap kinerja keuangan. Dengan mengumpulkan 20 jurnal yang membahas mengenai topik tersebut. metode pencarian penelitian dilakukan dengan memasukkan kata kunci berupa CSR, CSR disclosure, dan Sustainability Report di Scopus. Penelitian yang digunakan memiliki peringkat Q1, Q2, Q3 atau Q4, sesuai peringkat di Scimago journal atau Scopus. Kemudian penelitian dikelompokkan menjadi dua yaitu pertama untuk aktivitas CSR terhadap kinerja keuangan, kedua untuk pengungkapan CSR terhadap kinerja keuangan. Dalam kedua penelitian terdapat secara total 12 teori yang digunakan. Penelitian mengenai  aktivitas CSR menunjukkan bahwa teori yang paling banyak digunakan adalah teori stakeholder yaitu sebanyak 35%. Sama halnya dengan penelitian mengenai aktivitas CSR, penelitian mengenai pengungkapan  CSR juga paling banyak menggunakan teori stakeholder. Selain teori stakeholder terdapat beberapa teori lain yang digunakan dalam penelitian-penelitian CSR diantaranya; legitimacy theory, Agency theory, institutional theory, dan signaling theory.

This study aims to find out what theories are used in studies regarding the influence of CSR and the effect of CSR disclosure on financial performance. By collecting 20 journals that discuss the topic. research search methods are carried out by entering keywords in the form of CSR, CSR disclosure, and Sustainability Report in Scopus. The research used has a rating of Q1, Q2, Q3 or Q4, according to the ranking in the Scimago journal or Scopus. Then the research is grouped into two, namely the first for CSR activities on financial performance, the second for CSR disclosure on financial performance. In both studies there are a total of 12 theories used. Research on CSR activities shows that the most widely used theory is stakeholder theory, which is as much as 35%. Similar to research on CSR activities, research on CSR disclosure also mostly uses stakeholder theory. Apart from the stakeholder theory, there are several other theories used in CSR studies, including; legitimacy theory, Agency theory, institutional theory, and signaling theory."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lely Dahlia
"Tujuan penelitian adalah menguji pengaruh corporate social responsibility terhadap kinerja perusahaan, yaitu kinerja keuangan dan kinerja saham. Masih rendahnya perusahaan-perusahaan di Indonesia yang melakukan aktivitas CSR dan pengungkapannya, serta hasil beragam yang diperoleh dalam penelitian sebelumnya melatarbelakanzi pemilihan topik ini.
Penelitian ini menggunakan Corporate Social Disclosure Index (CSDI) sebagai ukuran dari pengungkapan CSR perusahaan, yang dibuat berdasarkan indikator yang dikeluarkan oleh GRI (Global Reporting Initiatives). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 77 perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005 dan 2006.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata nilai CSDI yang sangat rendah menunjukkan masih rendahnya pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan. Hal ini kemungkinan disebabkan belum adanya peraturan yang mengharuskan mengenaj pengungkapan CSR di Indonesia dan masih kurangnya kesadaran perusahaan mengenai pentingnya aktivitas CSR dan pengungkapannya di laporan tahunan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh positif terhadap ROE satu tahun ke depan (ukuran kinerja keuangan perusahaan). Sedangkan hasil yang diperoleh dari pengujian kinerja saham menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel cumulative abnormal return/CAR (ukuran kinerja saham perusahaan).

The purpose of this research is to test the effect of CSR on firm financial and market performance. This research is motivated by the fact that there is a lower level of activities of CSR and its disclosure and also mixed results from previous research.
This research used Corporate Social Disclosure Index (CSDI) as a measure of CSR disclosure, based on indicators from Global Reporting Initiatives (GRI). The samples of this research are 77 public firms listed in Indonesian Stock Exchange (IDX) year 2005 and 2006
Relatively lower score of CSDI shows that CSR disclosure in firms? annual report is still low. This may due to there is still no mandatory rules regarding CSR disclosure in Indonesia and the lack of firms? awareness of the importance of CSR and its disclosure in annual report. Test results show that CSR disclosure have positive and signyicant effect on Return on Equity as a measure of financial performance, but CSR disclosure do not has significant effect on cumulative abnormal retum (CAR) as a measure of market performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T24672
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Noviera
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menganalisis praktek Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP) dalam unit PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) di PT Taspen (Persero). Hasil evaluasi dan analisis tersebut digunakan dalam persiapan penyusunan roadmap unit ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menjelaskan pelaksanaan kegiatan unit PKBL. Pelaksanaan kegiatan dianalisis dan dievaluasi dengan mengacu pada beberapa konsep dan teori yang terkait dengan TJSP.
Diketahui bahwa unit ini memiliki laporan tahunan tersendiri (Success Story). Selain itu, ringkasan mengenai kegiatan serta keuangan unit PKBL tersebut juga diungkapkan dalam Laporan Tahunan perusahaan (Annual Report). Hal ini mengindikasikan adanya transparansi dan dapat memberi pengaruh positif pada Laporan Tahunan PT Taspen karena terlihat mulai menjadi laporan yang terintegrasi dan komprehensif. Selain itu diketahui bahwa Program Kemitraan unit PKBL PT Taspen telah memenuhi karakteristik TJSP dan mengarah pada TJSP strategis sementara untuk program Bina Lingkungan sendiri belum memiliki karakteristik TJSP dan kurang memiliki keterkaitan dengan TJSP strategis.

This research is conducted in order to evaluate and analyze the CSR practice in Partnership and Community Development Programs (PCDP) unit of PT Taspen (Persero). The evaluation and analysis results are used in the preparation of the Roadmap for this unit. This research used qualitative method in order to explain the activities conducted in this unit. The activities are analyzed and evaluated based on some concepts and theories related to Corporate Social Responsibilites (CSR).
Based on the result it is known that this unit has their own annual report, namely Success Story. Not only that, the summary of unit activities and finance also disclosed in the company's Annual Report. It indicates the transparency and this can give positive impact for the company's Annual Report as it has tendency to become a comprehensive and integrated reporting. Another result shows that the Partnership Program (PP) already fulfill the CSR characteristic and tends to be strategic CSR while Community Development Program doesn't have the CSR characteristic and has less or even no connectivity with strategic CSR.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T31455
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Nizam
"ABSTRAK
Relasi sosial yang berbentuk integrasi dengan komunitas lokal merupakan solusi terkait maraknya konflik sosial yang terjadi dari implikasi kegiatan operasi perusahaan ekstraktif. Desentralisasi di Indonesia telah menguatkan sense of localism komunitas lokal atas sumber daya alam bermanfaat di lingkungannya. Beberapa studi sebelumnya menekankan bila praktik tanggung jawab sosial perusahaan dapat membangun integrasi yang kuat melalui pemenuhan harapan sosial. Penelitian ini dilakukan untuk melihat relasi sosial perusahaan CNOOC SES Ltd dengan Komunitas Lokal, juga turut menjelaskan proses sejumlah faktor yang berperan dalam membangun relasi sosial perusahaan dengan komunitas lokal selain dari praktik tanggung jawab sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data proses wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa integrasi yang lemah terjalin yang terlihat dari permasalahan rekognisi masyarakat, kerjasama, partisipasi program, dan maraknya keluhan masyarakat. Integrasi tersebut dibentuk oleh dinamika beberapa faktor seperti performa tanggung jawab sosial yang tidak maksimal, prosedur yang tidak menerapkan keadilan, dan aktor serta organisasi sosial lokal sentral yang tidak mampu memanfaatkan peilibatannya. Relasi sosial yang berbentuk integrasi dengan komunitas lokal merupakan solusi terkait maraknya konflik sosial yang terjadi dari implikasi kegiatan operasi perusahaan ekstraktif. Desentralisasi di Indonesia telah menguatkan sense of localism komunitas lokal atas sumber daya alam bermanfaat di lingkungannya. Beberapa studi sebelumnya menekankan bila praktik tanggung jawab sosial perusahaan dapat membangun integrasi yang kuat melalui pemenuhan harapan sosial. Penelitian ini dilakukan untuk melihat relasi sosial perusahaan CNOOC SES Ltd dengan Komunitas Lokal, juga turut menjelaskan proses sejumlah faktor yang berperan dalam membangun relasi sosial perusahaan dengan komunitas lokal selain dari praktik tanggung jawab sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data proses wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa integrasi yang lemah terjalin yang terlihat dari permasalahan rekognisi masyarakat, kerjasama, partisipasi program, dan maraknya keluhan masyarakat. Integrasi tersebut dibentuk oleh dinamika beberapa faktor seperti performa tanggung jawab sosial yang tidak maksimal, prosedur yang tidak menerapkan keadilan, dan aktor serta organisasi sosial lokal sentral yang tidak mampu memanfaatkan peilibatannya.

ABSTRACT
Social relation in the form of integration with local communities is a solution related to widespread social conflict that occurs from the implication of mining companies operation activities. Decentralization in Indonesia has strengthened the sense of localism of local communities over beneficial natural resource environment. Several previous studies have emphasized that corporate social responsibility practices can built strong integration through fulfillment of social expectation. The aim of this studies is to see the social relation of CNOOC SES Ltd company with the local communities, and also explain the process of a few factors that play role in building company social relation with local community apart from practice of social responsibility. The method used in this research is a qualitative with data collection technique process of in depth interview and observation. The result of this studies reveal that this integration runs weakly, it is seen from the problems of society recognition, cooperation, program participation, and the widespread public grievance. This integration is shaped by the dynamics of several factors such as inadequate social responsibility performance, not applying procedural fairness, and vested and non vested group that unable to utilize their involvement."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>