Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 199892 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Metty Fauziah Wardhani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengelahui kandungan informasi relatif dan inkremental dari Cash Flow Return on Jnvestmeni (CFROI) sebagai alat pengukuran yang mengukur penciptaan nilai perusahaan dalam menjelaskan imbal balik saham, kemudian membandingkarmya dengan kandungan informasi relatif dan inkremental menilai yang terdapat pada Economic Value Added (EVA) - sebagai sarana alat pengukuran penciptaan nilai - dan laba bersih dan ants kas dari kegiatan operasional sebagai representatif dari alat pengukuran tradisional.. Penelitian dilakukan meaggunakan regresi liniear dengan metode OLS atas data panel dart 27 perusahaan rnanufall:tur yang tercatat di Bursa Efek Jakarta dengan periode pengamatan 1999-2002.
Hasil regresi menunjukkan kandungan informasi relatif CFROI tidak mengungguli EVA dalam menjelaskan imbal balik saham. Kandungan informasi relatif yang terdapat paaa CFROI juga Lebih renduh daripada arts kas dart kegiatan operasioaal, namun Lebih tinggi dibandingkan kandungan informasi relatif laba bersih. Dalam hal perbandingan kandungan informasi inkremental, EVA lebih baik dari CFROI. Tapi bila dibanndingkan dengan laba bersih da-a arts kas dart kegiatan operasional. kand'ingan informasi inkreniental CFROI dal ani menjelaskan imbal balik saham masih lebih baik.
Di samping itu, dalam penelitian ini diselidik pula ada tidaknya perbedaan kandungan informasi inkrementa; antara komponen-komponen dalam perhinengan CFROI, dalain lull ini diwakili oleh komponen Gram. Cash Flaw (GCF) dan Gross Cash Investment (CC). Hasil pengujian inenun;ekkan terdapamya perbedaan loand igan informasi inkremental antera kedua komponen CFROI tersebut.

This research is conducted to study the -relative and incremental information content of Cash Flow Return on Investment (CFROI) as a representative of value-based financial measures, in explaining stock returns. CFROI's relative and incremental information content ate then compared with the relative and incremental information content of Economic Value Added (EVA) - as another representative of value-based financial measures - and net income and cash flow from operating activities - as representatives of traditional income measures. CLS linear regression is applied as the research method, over a pallet data which consists of 27 manufacturing companies listed on Jakarta Stock Exchange dining observation.periods of 1999-2002.
The regression shows that CFROI's relative information content does not outperform EVA's in explaining stock return. CFROI's relative information content is also lower than that of cash flow from operating activities, yet higher than that of net income. In terms of comparison of incremental information content, EVA shows a better result than CFROL But when compared with net income and cash flow from operating activities, CFROI has a higher incremental information content.
This research also examines whether there is a difference of incremental information content among components of CFROI, which in this case are represented by Gross Cash Flow (GCF) dan Gross Cash Investment (GC). The test result shows that difference of incremental information content between the two CFROI components does exist.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T15025
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Curie Halimatus Sofia
"Tanggung jawab perusahaan dalam memanfaatkan modal yang dipcrolehnya dari pasar modal tidaklah mudah, karena perusahaan tersebut dituotut pula untuk memherikan peningkatan keuntungan bagi para pemodal yang telah ikut rnenginvestasikan dananya ke perusahaan. Tingkat pengembalian aset (Return on Asets = ROA) merupakan salah satu cara untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dalam menghasilkan laba atas suatu investasi tenentu. EVA adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas operasi/kinerja suatu perusahaan seeara nyata.Permasalahan pokok dalam tesis ini adalah Apakah terdapat pengaruh antara EV A,ROA dan ROE terhadap imbal hasil saham perusahaan pertambangan di BE] tahun 2000 - 2004. Objek dalam penelitian ini adalah Economic Value Added (EVA), Refilm On Asse/s (ROA) dan Relum on Equity (ROE) dalam pengaruhnya terhadap imbal hasil saham sektor pertambangan di BE) periode 2000 - 2004. Metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah regresi berganda dan uji parsiaJ suatu metode yang dalam menilai suatu objek penelitian yang berkenaan dengan suatu kondisi ataupun suatu fase tertentu., dengan cara menganalisis dan menginterpretasikan data-data dan informasi yang diperoleh dalam upaya membuat tesis atau gambaran seeara sistematis. faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau sifat-sifat serta hubungan antar variabel yang diteliti. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan disajikan ke dalam bentuk label dalam upsya mempermudah proses anaJisis dan pengolahannya yang dibuat seeara kuantitatif dan kualitatif Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian Japangan. Uji yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain menggunakan uj i Asumsi Klasik yg didalamnya termasuk uji distribusi normal, uji multikolinearitas uji auto korelasi, uji heteroskedastisdan uji Regresi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil perhitungan uji F atas persamaan regresi berganda disimpulkan b3hwa EVA., ROA dan ROE secara hersama-sarna tidak mernpengaruhi secara signifikan imbal hasil saham pertambangan. Seear. parsial, EV A,ROA dan ROE tidak mempengaruhi imbal hasil saham pcrtambangan di BEJ tahun 2000 - 2004."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T24500
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Octavia
"Menurut Kenneth Lahn dan Anil K. Makhija dalam tulisannya yang berjudul ?EVA & MVA as Performance Measures and Signals For Strategic Change?, pengukuran kinerja perusahaan berdasarkan nilai buku pada laporan keuangan seperti Return on Equity (ROE), tidak dapat mengukur penciptaan nilai perusahaan. Dengan kata lain, ROE tidak dapat menggambarkan penciptaan value bagi shareholders secara eksplisit. Kondisi ini yang menyebabkan kesulitan dalam mengambil kebijakan yang dapat memuaskan manajer maupun shareholders. Di satu sisi, manajer merasa tidak mendapat insentif yang sesuai dengan kinerjanya sehingga timbul kekecewaan yang dapat memicu moral hazard. Sedangkan di sisi lain, penilaian atau persepsi yang keliru dari shareholders terhadap kinerja perusahaan dapat mengakibatkan terganggunya laju kenaikan nilai saham perusahaan.
Pengukuran kinerja yang dipercaya mampu mengatasi hal tersebut adalah Economic Value Added (EVA). EVA dianggap mampu karena EVA dapat mengukur penciptaan nilai bagi kekayaan shareholders. Manajer akan dihargai sesuai dengan kemampuannya dalam menambah penciptaan value bagi shareholders sehingga memacu manajer dalam bertindak seolah-olah sebagai shareholders untuk selalu berusaha menambah penciptaan value perusahaan. Hal ini menguntungkan shareholders dengan memperoleh return yang terus meningkat.
Hal tersebut juga didukung adanya penelitian yang dilakukan Kenneth Lehn dan Anil K. Makhija (1996) bahwa EVA berkorelasi positif dengan tingkat pengembalian investasi dalam saham dengan korelasi yang lebih tinggi dibanding ROA (Return on Asset), ROE, dan ROS (Return on Sales) yang digunakan sebagai alat ukur kinerja perusahaan.
Pada tesis ini dipilih industri perbankan karena perbankan mempunyai peranan yang strategis dalam mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, perbankan harus sehat agar dapat menjalankan fungsi dan peranannya sebagai bank seperti menghimpun dana (giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, serta tabungan); memberikan kredit, menerbitkan surat pengakuan utang; membeli; menjual atau menjamin surat-surat berharga, dan sebagainya.
Untuk mengetahui apakah, bank tersebut sehat atau tidak, maka bank wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi. Pengumuman neraca dan perhitungan laba rugi merupakan cerminan dari kinerja bank pada periode waktu yang tertera dalam laporan tersebut sedangkan bagaimana pengukuran penciptaan value bagi shareholders masih merupakan masalah karena bank masih menggunakan pengukuran kinerja yang tradisional. Oleh karena itu, EVA diyakini mampu memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian dalam thesis ini ingin menguji tiga hal. Pertama, apakah EVA perbankan yang telah go public berkorelasi dengan return sahamnya. Kedua, apakah terdapat pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya. Ketiga, apakah benar pengaruh EVA lebih signifikan dibanding ROE terhadap return sahamnya. Penelitian mengambil sampel pada perbankan yang telah melakukan emisi dan terdaftar sebagai emiten secara berkelanjutan di Bursa Efek Jakarta selama 5 periode yaitu dari 1999 sampai dengan 2003. Data sekunder lainnya selain laporan keuangan yang telah diaudit adalah harga penutupan harian harga saham masing-masing perbankan dengan periode tahun yang sarna, Indeks Harga Saham Gabungan, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan country risk premium.
Berkenaan dengan hal pertama, pengujian dilakukan dengan tingkat keyakinan sebesar 95% dengan menggunakan analisis korelasi antara EVA dengan return sahamnya. Sedangkan pengujian untuk hal kedua dan ketiga adalah dengan menggunakan Multiple Linier Regression dan tingkat keyakinan sebesar 95%.
Setelah melakukan pengujian, maka didapat hasil sebagai berikut guna menjawab permasalahan dalam penelitian:
1. Sebanyak 2/5 dari 5 tahun penelitian membuktikan bahwa tidak ada korelasi antara EVA perbankan yang telah go public dengan return sahamnya. 3/5-nya membuktikan bahwa korelasi antara EVA perbankan yang telah go public dengan return sahamnya adalah negatif. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat korelasi antara EVA perbankan yang telah go public dengan return sahamnya, dimana korelasi tersebut adalah negatif.
2. Sebanyak 3/5 dari 5 tahun penelitian membuktikan bahwa tidak ada pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya. Sedangkan sisanya, yaitu 2/5 membuktikan bahwa terdapat pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya.
3. Sebanyak 2/5 dari 5 tahun penelitian menunjukan bahwa EVA lebih signifikan dibanding ROE terhadap return sahamnya. Sedangkan masing-masing sisanya, yaitu 1/5-nya menunjukan bahwa EVA dan ROE tidak signifikan terhadap return sahamnya, ROE lebih signifikan dibanding EVA terhadap return sahamnya, dan EVA dan ROE sama-lama signifikan terhadap return sahamnya Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa EVA lebih signifikan dibanding ROE terhadap return sahamnya.
Hasil penelitian tersebut bukanlah sesuatu yang absolut, mengingat penelitian ini hanya menggunakan 11 bank sebagai sampel. Hal ini dikarenakan hanya terdapat 11 bank yang telah melakukan emisi dan terdaftar sebagai emiten berkelanjutan di BEJ selama 5 periode dari 1999-2003 sesuai dengan jangka waktu pengamatan. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperbanyak sampel penelitian dan jangka waktu penelitian yang lebih panjang. Alasannya, dengan mendapatkan sampel yang lebih banyak dan jangka waktu pengamatan yang lebih panjang akan menghasilkan kesimpulan yang lebih baik. Kesimpulan tersebut dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang lebih baik bagi pihakpihak yang berkompeten.
Selain itu, industri yang dipilih untuk penelitian selanjutnya tidak terbatas pada industri perbankan saja. Hal ini bertujuan untuk membuktikan apakah EVA akan berkorelasi positif dengan return saham dan masing-masing perusahaan yang telah go public yang berada dalam industri yang berbeda."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Aprillia
"Penelitian ini menguji perbandingan prediksi Economic Value Added (EVA), Residual Income (RI) dan ukuran kinerja konvensional Net Income (NI) dan Free Cash Flow (FCF) terhadap imbal hasil saham di Indonesia. Penelitian ini menggunakan 110 data observasi, uji konten informasi relatif (relative information content) dan uji konten informasi inkremental (incremental information content) pada perusahaan yang memiliki bad debt.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Economic Value Added (EVA) memiliki konten informasi relatif yang lebih baik dibandingkan Residual Income (RI), Net Income (NI) dan Free Cash Flow (FCF). Economic Value Added (EVA) juga memiliki konten informasi inkremental yang lebih baik dibandingkan Net Income (NI), Residual Income (RI) dan Free Cash Flow (FCF).

This study examines the predicting comparison of Economic Value Added (EVA), Residual Income (RI) and conventional performance measure Net Income (NI) and Free Cash Flow (FCF) to the Annual Stock Return In Indonesia. This study uses 110 observation data, relative information content test and incremental information content test to the companies that have bad debt.
The results suggest that Economic Value Added (EVA) has higher relative information content better than Residual Income (RI), Net Income (NI) and Free Cash Flow (FCF). Economic Value Added (EVA) has incremental information content better than Net Income (NI), Residual Income (RI) and Free Cash Flow (FCF).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55580
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Indroyono
"Untuk mengukur perekonomian suatu negara, salah satu tolok ukurnya adalah tingkat investasinya dimana makin banyak investasi yang dilakukan di negara tersebut makin tinggi pula tingkat perekonomiannya. Berbicara mengenai investasi, banyak cara yang dapat dilakukan untuk melkkukan investasi di pasar modal. Seperti deposito, saham, obligasi, kurs, dan banyak instrumen lainnya yang menawarkan keuntungan bagi para investor. Yang menjadi subyek penelitian pada penelitian ini adalah investasi pada saham khususnya saham pads sektor rokok.
Dari data-data harga saham sektor rokok pada Bursa Efek Jakarta, dapat dilakukan perhitungan regresi sehingga dapat dilihat perbandingannya terhadap Indeks Harga Saharn Gabungan (IHSG) untuk mengukur tingkat expected return dan risk dari suatu sekuritas. Salah satu caranya dengan menggunakan metode yang sudah cukup popular seperti CAPM. Metode CAPM dapat membantu menentukan tingkat return dan risk dan suatu saham. Capital Asset Pricing Model ( CAPM) adalah suatu model keseimbangan yang menentukan hubungan antara risiko dan tingkat return."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18209
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S9615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Raksitrianawan
"ABSTRAK
Kecepatan reaksi harga saham terhadap suatu peristiwa menggambarkan tingkat efisiensi suatu pasar. Semakin efisien suatu pasar. maka semakin cepat pula informasi tersebut terefleksi dalam harga saham. Dalam konsep Efficient Market Hypothesis, suatu pasar dikatakan efisien jika harga saham secara cepat menggambarkan sepenuhnya seluruh informasi baru dan relevan yang tersedia (Fama, 1991 ).
Pada karya akhir ini akan dilakukan penelitian mengenai event study atas pengumuman dividen tunai untuk mengetahui respons pasar atau kecepatan pasar menangkap informasi tersebut yang kemudian merefleksikannya dalam pergerakan harga saham. Saham-saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham-saham yang membagikan dividen tunai terus menerus secara konsisten baik itu yang
mengalami kenaikan, penurunan maupun yang bervariasi selama kurun waktu tahun 1999 sampai dengan tahun 2002. Dari proses pengumpulan data terdapat 31 emiten yang secara konsisten selalu membagikan dividen tunai sejak tahun 1999 sampai dengan tahun 2002.
Metodologi yang digunakan terdiri dari dua tahapan yaitu: tahapan time series dan tahapan event study. Pada tahapan time series digunakan untuk pembentukan model peramalan expected return sebagai dasar pengukuran abnorrnai return. Selanjutnya yang dilakukan adalah tahapan event study yang berguna untuk memperoleh informasi mengenai respons pasar terhadap event pengumuman dividen dan mengetahui keberadaan abnormal return selama periode penelitian.
Periode penelitian terbagi menjadi 2 periode, yaitu periode estimasi (estimation window) dan periode event (event window), dimana penulis menetapkan untuk masingmasing periode adalah 101 hari perdagangan yang mendahului periode event untuk periode estimasi dan 21 hari perdagangan untuk periode event, dimana 10 hari perdagangan mendahului hari event, dan 10 hari mengikuti hari event maka hal tersebut dianggap sebagai periode pre-event dan post event, sedangkan untuk hari event yaitu satu hari, t=0.
Hasil penelitian empiris event study agregat untuk 31 emiten yang secara konsisten terus menerus membagikan dividen selama periode tahun 1999 sampai tahun 2002 adalah sebagai berikut: selama periode pre-event (sepuluh hari sebelum hari event), menunjukkan bahwa AAR (Average Abnormal Return) atau respons pasar positif dan signifikan; kemudian pada hari event (t=O) respons pasar negatif dan signifikan; dan selama periode post event (sepuluh hari setelah hari event) respons pasar berfluktuasi dengan kecenderungan negatif sampai akhir periode event. Nilai CAAR (Cumulative Average Abnormal Return) bergerak positif pada periode pre-event (sepuluh hari sebelurn hari event) dan kemudian bergerak negatif sampai akhir periode post event.
Hasil penelitian empiris event study untuk kelompok emiten yang dividennya naik terus menerus selama periode tahun 1999 sampai tahun 2002 adalah sebagai berikut: selama periode pre-event, respons pasar negatif dan signifikan; kemudian pada hari event (t=0) respons pasar negatif namun tidak signifikan; dan selanjutnya selama periode post event (sepuluh hari setelah hari event) respons pasar negatif dan signifikan. Sedangkan besaran nilai CAAR secara keseluruhan berada pada posisi negatif.
Hasil penelitian empiris event study untuk kelompok saham yang dividennya turun terus menerus selama tahun 1999 sampai dengan 2002 adalah sebagai berikut: selama periode pre-event respons pasar berfluktuasi antara negatif dan positif secara signifikan; dan kemudian pada hari event (t=O) respons pasar negatif dan signifikan; selanjutnya pada periode post event respons pasar kembali bergerak fluktuatif antara negatif dan positif secara signifikan. Namun secara keseluruhan besaran nilai CAAR bergerak negatif.
Hasil penelitian empiris event study menunjukkan adanya beberapa temuan. Pertama, secara agregat respons pasar negatif dan signifikan terhadap saham-saham yang mengumumkan dividen selama periode tahun 1999 sampai dengan tahun 2002. Kedua, untuk kelompok saham yang dividennya naik terus menerus, respons pasar negatif yaitu sama dengan respons pasar untuk kelompok yang dividennya turun terus menerus. Ketiga, besaran nilai CAAR (-0,149) untuk kelompok saham yang dividennya
naik terus menerus lebih besar jika dibandingkan dengan nilai CAAR (-0,057) untuk kelompok saham yang dividennya turun terus menerus. Kenyataan ini bertentangan dengan efficient market theory (Efficient market hypothesis-EMH).
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Tigor
"Pasar sekuritas merupakan pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualkan. Disamping pasar modal merupakan salah satu perantara untuk menyalurkan pihak-pihak yang kelebihan dana (unit surplus) kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana (unit defisit). Bagi unit surplus (investor), kegiatan tersebut merupakan investasi yang bertujuan untuk meningkatkan kekayaan dirinya. Salah satu kegiatan investasi tersebut adalah membeli sekuritas dari perusahaan go public, sebagai tanda penyertaan modal yang disetor.
Tujuan penelitian ini untuk menjawab pertanyaan berikut: pertama, apakah terdapat pengaruh EVA terhadap imbal hasil saham perusahaan industri sektor real estate dan properti di Bursa Efek Jakarta periode 1995-2004. Kedua apakah terdapat pengaruh debt equity ratio terhadap imbal hasil saham perusahaan industri sektor real estate dan properti di Bursa Efek Jakarta periode 1995-2004. Ketiga apakah terdapat pengaruh price earning ratio terhadap imbal hasil saham perusahaan industri sektor real estate dan properti di Bursa Efek Jakarta periode 1995-2004. Keempat apakah terdapat pengaruh economic value added, debt equity ratio dan price earning ratio terhadap imbal basil saham perusahaan industri sektor real estate dan properti di Bursa Efek Jakarta periode 1995-2004.
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari laporan keuangan tahunan 4 (empat) perusahaan real estate dan properti yang konsisten terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 1995 - 2004, dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai kriteria berikut: Pertama perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri yang sama. Kedua dalam hal ini dipilih industri real estate dan properti dengan pertimbangan utama bahwa sampel yang dipilih mempunyai homogenitas dalam aktivitas penghasilan pendapatan utama (revenue-producing activities). Ketiga perusahaan sudah go public paling lambat tahun 1995 dan emiten yang saham biasanya aktif diperdagangkan di BEJ dengan didasarkan pada surat edaran PT BEJ No. SE-031BE7 11-I1111994 yang menetapkan bahwa saham dikatakan aktif apabila frekuensi perdagangan selama tiga bulan sebanyak 75 kali atau lebih.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu metode yang dalam menilai suatu objek penelitian yang berkenaan dengan suatu kondisi ataupun suatu fase tertentu, dengan Cara menganalisis dan menginterpretasikan data-data dan informasi yang diperoleh dalam upaya membuat tesis atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau sifat-sifat serta hubungan antar variabel yang diteliti. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan disajikan ke dalam bentuk tabel dalam upaya mempermudah proses analisis dan pengolahannya yang dibuat secara kuantitatif.
Dari hasil penelitian dengan uji normalitas terlihat bahwa terdapat normalitas antara EVA, DER dan PER terhadap Imbal Hasil Saham. Uji regresi secara parsial diperoleh bahwa EVA menunjukan adanya hubungan yang positif dan signifikan dengan imbal hasil saham. Uji DER terhadap Imbal Hasil Saham secara parsial diperoleh basil ada hubungan yang negatif dan signifikan, dan hasil uji PER terhadap Imbal Hasil Saham secara parsial diperoleh hasil terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Hasil Uji secara simultan diperoleh kesimpulan tidak terdapat pengaruh signifikan EVA, DER dan PER terhadap Imbal Hasil Saham.
Saran yang diusulkan dalam penelitian ini agar penentuan variabel diperluas karena satu perusahaan yang EVA-nya positif belum tentu stock return tinggi. Variabel lain yang dimaksud adalah variabel subspr dan variable spread. Variabel subspr yaitu variable yang membagi harga pasar saham yang beredar dengan harga pemesanan saham barn yang dikeluarkan. Variable spread adalah merupakan rentang antara harga yang ditawarkan oleh penjual dengan harga yang diinginkan atau diminta oleh pembeli.

Securities market represents of some financial instruments in long term market that can be sold. Besides, capital market constitutes one of the instruments that can be used as a channel of excessive fund from any party as surplus unit (investor) to the parties that require fund (deficit unit). For surplus unit (investor), such activity constitutes investment has purpose to enrich its property. One of activities of such investment is to purchase securities from company that has become a public listed company in the stock exchange company, as sign of accompaniment of the deposited capital.
The purpose of this investigation is to answer the following questions: first, whether there is influence of EVA against compensation of result of industrial company's share in real estate sector and property in Jakarta Stock Exchange during 1995-2004 period. Second, whether there is influence of debt equity ratio against compensation of result of industrial company's share in real estate sector and property in Jakarta Stock Exchange during 1995-2004 period. Third, whether there is influence of price earning ratio against compensation of result of industrial company's share in real estate sector and property in Jakarta Stock Exchange during 1995-2004 period. Fourth, whether there is influence of economic value added, debt equity ratio and price earning ratio against compensation of result of industrial company's share in real estate sector and property in Jakarta Stock Exchange during 1995-2004 period.
Data used in this investigation is secondary data consisting of annual financial statements from 4 (four) real estate companies and property which continuous in Jakarta Stock Exchange during 1995-2004 period, with purpose to obtain representative sample pursuant to the following criteria: First, companies having activity in same industry. Second, in this case it is selected real estate industry and property with main consideration that the selected sample has homogeneity in (revenue producing activities). Third, company shall be declared as go public not later than 1995 and issuer having ordinary share that is actively traded in BEJ (Jakarta Stock Exchange) based on circular from PT BEJ No. SE-03IBEJ II-11111994 stipulating that share shall be declared as active if trading frequency during three months is 75 times or more.
The technique used in this investigation is a method that in assessing an object of investigation relating to a specified condition or phase, by method of analyzing and interpreting data and information obtained in the effort to prepare thesis or illustration through systematic, factual and accurate manner concerning facts or characteristics and relation among the investigated variable. The collected data shall be processed and presented in the form of table in the effort to make easy process of its analysis and processing that is prepared quantitatively.
From the result of investigation by normality test, it can be seen that there is normality among EVA, DER and PER against Compensation of Result of Share. From regressive test conducted partially, it is obtained that EVA shows the existence of positive and significant relation with compensation of result of share. From the test of DER against Compensation of Result of Share conducted partially, it is obtained result that there is negative and significant relation, and from test result of PER against Compensation of Result of Share conducted partially, it is obtained result that there is positive and significant relation. From the result of test conducted simultaneously it is obtained result that there is no significant relation among EVA, DER and PER against Compensation of Result of Share.
Suggestion proposed in this investigation is that in determining variable, it should be conducted extensively because a company having positive EVA is not sure to have high stock return. Other purposed variables are subspr variable and spread variable. Subspr variable i.e., variable that divides market price of circulating share by price of reservation of new shares issued. Spread variable constitutes difference between the prices offered by the seller and price desired or requested by purchaser.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22147
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lila Equilibrilla
"Pada dasarnya, Nilai perusahaan dapat ditingkatkan dengan kinerja manajemen yang baik. Sehingga penelitian ini meneliti hubungan antara penciptaan nilai perusahaan (yang diukur dengan Market Value Added) dengan berbagai pengukuran kinerja internal, dalam hal ini penulis menggunakan industri telekomunikasi dan transportasi pada periode 2004-2006 sebagai sampel penelitian. Pengukuran kinerja internal yang dipakai dalam penelitian ini sebagai variabel independen, yaitu Return on Asset, Return on Equity, Earning per Share, dan yang populer baru-baru ini, Economic Value Added. Hasil Penelitian ini menyatakan bahwa pengukuran kinerja internal Return on Asset berpengaruh secara signifikan terhadap Market Value Added. Sementara pengukuran kinerja internal dengan Return on Equity, Earning per Share, dan Economic Value Added tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Market Value Added."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S6073
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anita
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh antara efektifitas dewan komisaris dan direksi terhadap nilai perusahaan dengan menggunakan ukuran PBV. Kriteria efektifitas dewan komisaris dan direksi diwakili oleh variabel komposisi dewan, fungsi dewan, dan penilaian mandiri dewan. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 34 perusahaan BUMN yang terdaftar di IDX untuk tahun penelitian 2005 - 2008 dengan menggunakan motode analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa variabel komposisi dewan komisaris dan direksi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Variabel fungsi dewan komisaris dan direksi terbukti berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun variabel evaluasi mandiri dewan berpengaruh negatif terhadap PBV
The purpose of this study is to examine the effect of board effectiveness on firm value measured using PBV. Board effectiveness is represented by variable board composition, board function, and board self evaluation. The Sample consist of 34 BUMN companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2005 - 2008, using multiple regression.
The result of this study show that the board composition do not have significant effect on the value of the firm. While, board function significantly have positive effect on the value of the firm. But board self evaluation have significant and negative effect on PBV.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>