Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8419 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heuken SJ, Adolf
Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka ; Gramedia Pustaka Utama, 1987
R 433.992 21 HEU d
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Agricola, Erhard
Leipzig: Veb Bibliographisches Institut, 1962
R JER 433 AGR w
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Detter, Ferdinand
Leipzig: G. F. Gofchen'iche Berlagshandlung, 1897
R JER 433 DET d
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Cappeller, C.
[ s.l. ] : Straassburg Trubner , 1887
RB 491.233 C 10
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Rahajoekoesoemah, Datje
Bandung: Sumur Bandung, 1963
R 433 Rah k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Made Riasni
"Dalam skripsi ini telah diterapkan teori leksikografi oleh Scheeder dan Hausmann ke dalam kamua ekabahasa Berman Wahrig dan Duden. Tujuannya ialah menunjukkan sejauhmana pokok-pokok pikiran dari ke dua poker leksikograf Jerman tersebut dapat diterapkan, serta menunjukkan kekurangan dan kelebihan masing-masing kamus, khususnya bagi pengguna kamus aktif.
Skripsi ini terdiri alas empat bab. Bab pertarna ialah pendahuluan. Di dalaun bab kedua dijabarkan struktur leksem kamus ekabahasa yang ditulis oleh Hausmann dan Scheeder. Berdasarkan ke dua teori tersebut pada bab ketiga dianalisis lima belas kata yang diambil dari kamus Duden dan Wahrig. Kesimpulan dan basil analisia ditulis dalam bab keempat.
Hasilnya ialah: pokok-pokok pikiran Schaeder dapat lebih banyak diterapkan daripada pokok-pokok pikiran Hausmann. Hal ini dikarenakan Schasder menulis teorinya dengan lebih terperinci, sehingga dapat menganalisis suatu lama lebih jauh. Kamus Wahrig cocok untuk penggtuta kamus aktif karena lebih lengkap memberikan petunjuk bagaimana menggunakan suatu kata dalam sebuah kalimat. Sebaliknya Roden memiliki kelebihan dengan menggunakan Nest gugus dalam penyusunan lamanya, sehingga mempermudah penggunanya untuk mempelajari bentukan-bentukan suatu kata."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S16213
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sari Ariani
"Proses nominalisasi merupakan salah satu cara membentuk nomina yang terdapat di dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia. bahasa Jerman membedakan pemakaian istilah nominalisasi, yaitu Nominalisierung untuk tatatran frase dan kalusa, dan substantivierung untuk tataran kata; bahasa Indonesia hanya memiliki satu istilah untuk tataran kata, frase dan klausa yaitu nominalisasi.
Berdasarkan penelitian, terdapat perbedaan penggunaan alat pembentuk, yaitu afiks. Dalam bahasa Jerman hanya sufiks yang dapat mengubah kelas kata, sedangkan bahasa Indonesia dapat dilakukan oleh prefiks, sufiks, konfiks dan kombinasi afiks.
Kedua proses nominalisasi tersebut masing-masing diuraikan dan dianalisis secara terpisah, baik dari segi bentuk maupun dari segi makna semantis. Hasil analisis yang didapat digambarkan dalam bentuk tabel.
Pada analisis kontrastif diperlihatkan perbedaan dan persamaan bentuk serta makna semantis dari hasil proses nominalisasi.
Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa pada proses nominalisasi dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia walaupun berbeda bila ditinjau dari segi bentuk tetapi memiliki persamaan dari segi makna."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S14753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Yogo Rahardja
"Di dalam bahasa yang berbeda seperti bahasa Jerman dan bahasa Indonesia dapat kita temukan kosa kata serapan yang seasal, seperti Aspekt = aspek, Favorit = favorit dan Imitation = imitasi. Kosa kata serapan seasal itu sebenarnya sudah ada padanan atau sinonimnya dalam bahasa Jerman maupun bahasa Indonesia. Sinonim kata serapan seasal itu membentuk pola sinonim yang dapat dirumuskan. Walaupun kata serapan itu seasal ternyata pola sinonim yang dimilikinya tidaklah selalu sama, seperti menurut jumlah anggota perangkatnya kata Jerman Aspekt mengikuti pola dua yaitu Aspekt, Gesichtspunkt sedangkan kata Indonesia aspek mengikuti pola empat yaitu aspek, faset, segi, sudut. Berdasarkan hal ini maka dilakukan penelitian untuk melihat sejauh mana persamaan dan perbedaan semantis pola sinonim kosa kata serapan seasal yang terdapat dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia. Kosa kata serapan dan sinonimnya diperoleh dari dua buah kamus yang menjadi sumber utama penelitian ini, yaitu: kamus Duden Jilid 8 Die sinn-und sachverwandten Worter untuk bahasa Jerman dan Kamus Sinonim Bahasa Indonesia untuk bahasa Indonesia. Kosa kata serapan seasal tersebut masing-masing dianalisis pola sinonimnya menurut jumlah anggota perangkat, asal-usul dan perbedaan makna anggota perangkatnya. Kemudian dari hasil analisis itu dilakukan analisis kontarstif, yang menghasilkan kesimpulan bahwa menurut jumlah anggota perangkat sinonimnya kosa kata serapan bahasa Jerman lebih banyak mengikuti pola dua sedangkan kosa kata serapan bahasa Indonesia lebih banyak mengikuti pola tiga; menurut asal-usul anggota perangkat sinonimnya kosa kata serapan bahasa Jerman lebih banyak memiliki anggota yang berasal dari bahasa Jerman sendiri. Sedangkan kosa kata serapan bahasa Indonesia lebih banyak memiliki sinonim yang berasal dari bahasa Indonesia sendiri dan juga dari kata serapan bahasa asing. Menurut perbedaan makna anggota perangkatnya kosa kata serapan bahasa Jerman lebih banyak memiliki makna yang lebih luas dibanding dengan kosa kata serapan bahasa Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S14614
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Yulianti Rusdi
"
ABSTRAK
Penelitian skripsi ini adalah mengenai eufemisme dalam bahasa politik. Sebagai data digunakan pidato Helmut Kohl pada tanggal 2 Oktober 1990. Pidato tersebut disampaikan dalam rangka menyambut penyatuan kembali Jerman. Landasan teori utama dalam skripsi ini adalah teori Leinfellner mengenai eufemisme dalam bahasa politik. Teori lainnya yang juga digunakan adalah teori dari Hannapel Melenk mengenai eufemisme. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui frase atau kata yang merupakan eufemisme dalam pidato berdasarkan analisis makna kontekstual eufemisme yang dikaitkan dengan konteks sejarah,dan menganalisis bentuk semantis serta tema eufemisme tersebut.
Setelah dilakukan analisis, didapatkan hasil bahwa ada tujuh buah frase yang merupakan eufemisme politis dalam pidato tersebut. Bentuk semantis eufemisme politis yang ditemukan ada tiga buah, yaitu pemakaian kata-kata yang kabur atau bermakna ambigu, metafer, dan penambahan kata-kata. Bentuk semantis yang tidak ditemukan adalah penggunaan kata-kata yang asing; penghilangan kata-kata yang penting, litotes; ungkapan yang terdiri dari gabungan kata yang saling bertentangan secara semantis dan deskriptif, dan pertentangan tersebut disembunyikan; serta pemakaian satu ungkapan dari banyak pilihan ungkapan. Konteks sejarah yang berperan dalam analisis penelitian ini adalah perbedaan sistem pemerintahan dan perekonomian di kedua negara Jerman. Oleh karena berada dalam satu konteks, seluruh eufemisme ini mempunyai tema yang sama, yaitu masalah politik dalam negeri Jerman yang berkaitan dengan politik, ekonomi, sosial, dan masyarakat.
"
1998
S14663
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>