Diperkirakan 6 dari 10 penyakit infeksius pada manusia merupakan penyakit yang ditularkan dari hewan atau penyakit zoonosis, salah satunya adalah Leptospirosis. Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri patogen dari genus Leptospira. DKI Jakarta merupakan salah satu dari 11 wilayah endemis leptospirosis, dimana kasus penyakit tersebut dilaporkan secara konsisten setiap bulannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterkaitan antara faktor sosial (kepadatan penduduk), faktor iklim (kelembapan udara, curah hujan, dan suhu) dan faktor lingkungan (daerah rawan banjir dan timbulan sampah) terhadap kasus Leptospirosis di Provinsi DKI Jakarta tahun 2017-2023. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan analisis korelasi, uji mann-whitney, dan pendekatan spasial dengan unit analisis kecamatan per 5 kota administrasi di Provinsi DKI Jakarta selama periode tahun 2017-2023. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan pada variabel kelembapan, curah hujan, dan daerah rawan banjir (p<0.05) dengan kasus leptospirosis di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017-2023. Terdapat hubungan yang bermakna pada variabel kelembapan (r = -0,375) dan curah hujan (r = 0,477). Dalam analisis spasial, terlihat bahwa pola persebaran penyakit leptospirosis di Provinsi DKI Jakarta tahun 2017-2023 lebih banyak terjadi pada wilayah dengan kriteria daerah rawan banjir, timbulan sampah sedang dan tinggi, dan kepadatan penduduk yang sedang. Dengan demikian, perlu adanya pengoptimalan pelaporan kasus leptospirosis serta kolaborasi lintas sektor dalam mengintervensi masyarakat mengenai adanya penyakit leptospirosis.

---

An estimated 6 out of 10 infectious diseases in humans are animal-borne or zoonotic diseases, one of which is Leptospirosis. Leptospirosis is a zoonotic disease caused by pathogenic bacteria of the genus Leptospira. The Jakarta Special Region is one of 11 leptospirosis endemic areas, where cases of the disease are reported consistently every month. This study aims to analyze the relationship between social factors (population density), climatic factors (air humidity, rainfall, and temperature) and environmental factors (flood-prone areas and waste generation) on Leptospirosis cases in the Special Region of Jakarta Province in 2017-2023. This research uses an ecological study design with correlation analysis, mann-whitney test, and spatial approach with sub district analysis units per 5 administrative cities in the Special Region of Jakarta Province during the period 2017-2023. The results showed that there was a significant relationship between the variables of humidity, rainfall, and flood-prone areas (p<0.05) with leptospirosis cases in the Special Region of Jakarta Province in 2017-2023. There was a significant relationship in the variables of humidity (r = -0.375) and rainfall (r = 0.477). In the spatial analysis, it can be seen that the distributionas pattern of leptospirosis in the Special Region of Jakarta Province in 2017-2023 is more prevalent in areas with criteria for flood-prone areas, moderate and high waste generation, and moderate population density. Thus, it is necessary to optimize the reporting of leptospirosis cases and cross sector collaboration in intervening in the community regarding the presence of leptospirosis.