Dalam hunian perkotaan yang semakin berkembang secara vertikal, terdapat perbedaan pola adaptasi bermain antara anak-anak yang posisi tempat tinggalnya berada di ketinggian dan mereka yang menapak langsung di permukaan tanah karena adanya perbedaan kekhawatiran akan keamanan. Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis cara anak-anak membentuk pola adaptasi bermain sebagai respons terhadap kekhawatiran keamanan berdasarkan posisi tempat tinggalnya di ketinggian. Tiga studi kasus dengan karakteristik ketinggian hunian yang berbeda, yakni kontrakan bertingkat di Kampung Cibubur, rumah susun Klender, dan rumah tapak satu lantai di perumahan Bumi Satria Kencana, dianalisis melalui kajian literatur dan pengamatan langsung pada waktu bermain anak-anak dengan fokusan analisis berupa teman bermain, pengawasan, dan batasan fisik. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pola bermain anak yang tinggal di hunian perkotaan dengan perbedaan ketinggian terbentuk berdasarkan perbedaan isu keamanan yang mereka hadapi. Anak-anak yang tinggal di lantai atas cenderung memiliki kekhawatiran terhadap keamanan fisik akibat posisi tempat tinggalnya di ketinggian, sehingga jangkauan ruang bermain mereka lebih dekat atau memproduksi ruang tersembunyi. Sementara itu, anak-anak yang tinggal menapak langsung dengan tanah lebih leluasa menjangkau ruang luar selama adanya pengawasan dari komunitas. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku pada anak yang berkebutuhan khusus karena pola bermainnya beradaptasi terhadap kondisi tubuhnya bukan terhadap isu keamanan.
In increasingly vertical urban housing developments, there are notable differences in children’s play adaptation patterns between those living on the upper floors and those living directly on the ground level due to differences in safety concerns. This study aims to analyze how children develop play adaptation strategies in response to safety concerns based on the elevation of their residence. Three case studies with different housing height characteristics were examined, a two-storey rental house in Kampung Cibubur, a four-storey flat in Klender (Rusunami Klender), and a one-storey landed house in the gated community of Bumi Satria Kencana. This study combines literature review with field observation at children’s playtime activities, focusing on aspects such as playmates, surveillance, and boundaries. Findings show that the play patterns of children living in urban housing with different heights are shaped by the different safety concerns they face. Children who live on the upper floors tend to have concerns about physical safety due to the elevated position of their home, leading them to play in closer proximity to their residence or create hideout space. In contrast, children living at ground level have greater freedom to access outdoor space as long as there is surveillance from the community. However, this does not apply to children with special needs, as their play patterns are adapted more to their body conditions rather than to safety concerns.