Dalam upaya untuk mempercepat transisi energi menuju Net Zero Emission di tahun 2060, pemerintah Indonesia memiliki beberapa target ambisius, salah satunya adalah untuk meningkatkan adopsi kendaraan listrik (Electric Vehicle). Untuk mendukung target tersebut, infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) atau “Charging Station” menjadi kebutuhan primer, khususnya di Ibu Kota Nusantara yang diimpikan menjadi kota berkelanjutan yang menargetkan 100% energi keberlanjutan. Oleh karena itu, implementasi SPKLU tentunya memerlukan analisis yang mendalam terkait kelayakan finansial, terutama bagi Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sekarang menjadi tulang punggung utama dalam Pembangunan SPKLU di IKN, dan juga sektor swasta yang ingin ikut serta berinvestasi di sektor ini. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis kelayakan finansial rencana proyek implementasi SPKLU di IKN dengan menggunakan metode Discounted Cash Flow (DCF), Net Present Value (NPV), dan Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period. Data yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari studi literatur, data sekunder, serta simulasi proyeksi keuangan berdasarkan kondisi pasar dan regulasi yang berlaku. Hasil penelitian sejauh ini menunjukkan bahwa proyek implementasi SPKLU di IKN memiliki prospek yang baik dan menarik, akan tetapi keberhasilannya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti insentif fiskal pemerintah, kerjasama yang baik dengan pihak swasta, dan model bisnis yang diterapkan. Dengan adanya semua hal tersebut, proyek ini dapat menjadi peluang bisnis yang baik serta berkelanjutan, juga mendukung visi dan misi Indonesia dalam transisi energi hijau.
In an effort to accelerate the energy transition towards Net Zero Emissions by 2060, the Indonesian government has several ambitious targets, one of which is to increase the adoption of electric vehicles (Electric Vehicles). To support this target, infrastructure for Public Electric Vehicle Charging Stations (SPKLU) or "Charging Stations" is a primary need, especially in the capital city of the archipelago which dreams of becoming a sustainable city targeting 100% sustainable energy. Therefore, the implementation of SPKLU certainly requires an in-depth analysis regarding financial feasibility, especially for the State Electricity Company (PLN) as a State-Owned Enterprise (BUMN) which is now the main backbone in SPKLU development in IKN, and also the private sector who want to participate in investing in this sector. This research is aimed at analyzing the financial feasibility of the SPKLU implementation project plan in IKN using the Discounted Cash Flow (DCF), Net Present Value (NPV), and Internal Rate of Return (IRR) and Payback Period methods. The data used in this research was obtained from literature studies, secondary data, and financial projection simulations based on market conditions and applicable regulations. The research results so far show that the SPKLU implementation project in IKN has good and attractive prospects, but its success is influenced by several factors such as government fiscal incentives, good cooperation with the private sector, and the business model implemented. With all these things in place, this project can be a good and sustainable business opportunity, also supporting Indonesia's vision and mission in the green energy transition.