Penelitian ini bertujuan untuk menguji asosiasi antara kualias pelaporan keuangan dengan efisiensi investasi di ASEAN. Penelitian ini juga menguji peran analyst following dalam memoderasi asosiasi antara kualitas pelaporan keuangan dengan efisiensi investasi. Penelitian ini menggunakan sampel sejumlah 9.335 observasi yang berasal dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand dalam periode 2007-2012.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelaporan keuangan cenderung berpengaruh terhadap efisiensi investasi, yakni berpengaruh negatif terhadap underinvestment. Namun demikian, kualitas pelaporan keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap overinvestment. Hasil yang berbeda ini dimungkinkan karena kondisi underinvestment lebih banyak terjadi pada perusahaan di ASEAN, yang disebabkan negara-negara berkembang cenderung kesulitan dalam memperoleh pembiayaan eksternal.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa analyst following tidak memoderasi asosiasi antara kualitas pelaporan keuangan dengan efisiensi investasi, baik untuk kondisi underinvestment maupun overinvestment. Hal ini dimungkinkan karena analyst following lebih efektif berperan sebagai monitor perusahaan saat berada di negara dengan tingkat perkembangan keuangan yang tinggi dibandingkan di negara dengan tingkat perkembangan keuangan yang rendah. Sedangkan ASEAN masih berada pada tingkat perkembangan keuangan yang rendah dibandingkan dengan kawasan ekonomi lainnya di dunia.
This study aims to investigate the association of financial reporting quality on investment efficiency in ASEAN. This study also aimed to investigate the role of analyst following in moderating the association of financial reporting quality on investment efficiency. This study used 9.335 year-observation from Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapore, and Thailand for the period of 2007-2012 as the sample.The results suggest that financial reporting quality tends to affect investment efficiency, that is negatively associated with underinvestment. Meanwhile, financial reporting quality does not significantly affect overinvestment. Different results are possible because the underinvestment condition is more common in ASEAN. Developing countries will tend to have difficulties in obtaining external financing.Other results of the study show that analyst following can not moderate the negative association of financial reporting quality and investment efficiency, either for underinvestment or overinvestment. This is maybe due to analyst following is more effective in monitoring the companies in countries with high level of financial development than in countries with low level of financial development. While ASEAN is still at a low level of financial development compared with other economic regions in the world.