Latar Belakang: Trauma maksilofasial adalah cedera yang mencakup kerusakan pada jaringan lunak dan tulang di area wajah, mulai dari luka ringan seperti laserasi hingga patah tulang yang kompleks. Penyebab trauma ini sangat bervariasi karena dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi, budaya, kelompok usia, dan lokasi geografis. Insidennya meningkat akibat berbagai faktor, termasuk kecelakaan lalu lintas, tindakan kekerasan, cedera olahraga, jatuh, dan kecelakaan rumah tangga. Hingga saat ini, data terkait frekuensi dan distribusi trauma maksilofasial di Indonesia masih terbatas. Tujuan: Mengetahui frekuensi dan distribusi pasien dengan trauma maksilofasial berdasarkan usia, jenis kelamin, etiologi, lokasi trauma, tatalaksana trauma, dan lama rawat inap di RSUP Persahabatan periode 2019 hingga Juli 2024. Metode: Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan studi retrospektif menggunakan data sekunder yang diperoleh dari poli Bedah Mulut, poli Bedah Plastik, poli Bedah Saraf, dan Poli Anak RSUP Persahabatan. Hasil: Penelitian ini mencatat 102 kasus trauma maksilofasial di RSUP Persahabatan, dengan 71 (69.61%) kasus diantaranya memenuhi kriteria inklusi penelitian ini, melibatkan total 126 macam lokasi trauma maksilofasial selama periode Januari 2019 hingga Juli 2024. Kesimpulan: Kelompok usia 10-20 tahun ditemukan terbanyak dengan persentase sebesar 39.4%. Pasien trauma maksilofasial berjenis kelamin terbanyak adalah laki-laki dengan persentase 76.1%. Keluhan utama pasien trauma maksilofasial adalah nyeri bagian mulut dan kepala dengan persentase 70.4%. Etiologi trauma maksilofasial terbanyak adalah karena kecelakaan lalu lintas sebanyak 76.1%. Lokasi trauma maksilofasial terbanyak adalah pada tulang zygoma dengan persentase 11.9%. Regio trauma maksilofasial terbanyak adalah ⅓ wajah bagian bawah dengan persentase 52.1%. Tipe trauma maksilofasial terbanyak adalah trauma maksilofasial multipel dengan persentase 53.5%. Tatalaksana trauma oral maksilofasial yang paling sering dilakukan adalah ORIF (Open Reduction and Internal Fixation) dengan persentase 83.1%. Lama rawat inap pasien trauma yang paling sering terjadi adalah 3 hari dan 6 hari dengan persentase 12.7%. Keluhan utama pasien trauma oral maksilofasial yang paling sering adalah nyeri pada bagian mulut dan kepala dengan persentase 70.4%. Pasien trauma maksilofasial yang melakukan kunjungan control sebesar 90.1% dengan frekuensi kontrol yang paling sering adalah <3 kunjungan dengan persentase 38%.
Background: Maxillofacial trauma is an injury that includes damage to soft tissue and bones in the facial area, ranging from minor injuries such as lacerations to complex fractures. The causes of this trauma vary greatly because they are influenced by socio-economic factors, culture, age group and geographic location. The incidence is increasing due to a variety of factors, including traffic accidents, acts of violence, sports injuries, falls, and domestic accidents. Until now, data regarding the frequency and distribution of maxillofacial trauma in Indonesia is still limited. Objective: To determine the frequency and distribution of patients with maxillofacial trauma based on age, gender, etiology, location of trauma, trauma management, and length of stay at RSUP Persahabatan for the period 2019 to July 2024. Method: This research method is descriptive with a retrospective study using secondary data obtained from the Oral Surgery Polyclinic, Plastic Surgery Polyclinic, Neuro Surgery Polyclinic, and Pediatric Polyclinic at RSUP Persahabatan. Results: This study recorded 102 cases of maxillofacial trauma at RSUP Persahabatan, with 71 (69.61%) cases meeting the inclusion criteria for this study, involving a total of 126 types of maxillofacial trauma locations during the period January 2019 to July 2024. Conclusion: Age group 10-20 years found the most with a percentage of 39.4%. The majority of maxillofacial trauma patients are male with a percentage of 76.1%. The main complaint of maxillofacial trauma patients is mouth and head pain with a percentage of 70.4%. The etiology of maxillofacial trauma was mostly traffic accidents at 76.1%. The most common location of maxillofacial trauma is the zygoma bone with a percentage of 11.9%. The most common region of maxillofacial trauma is the lower ⅓ of the face with a percentage of 52.1%. The most common type of maxillofacial trauma is multiple maxillofacial trauma with a percentage of 53.5%. The most frequently performed treatment for oral maxillofacial trauma is ORIF (Open Reduction and Internal Fixation) with a percentage of 83.1%. The most common length of stay for trauma patients is 3 days and 6 days with a percentage of 12.7%. The most frequent main complaint of oral maxillofacial trauma patients is pain in the mouth and head with a percentage of 70.4%. Maxillofacial trauma patients who had control visits were 90.1% with the most frequent control frequency being <3 visits with a percentage of 38%.