Latar Belakang : Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi karies gigi pada anak usia 5-9 tahun adalah 92.6% dan pada anak usia 10-14 tahun adalah 74.4% di Indonesia. Prevalensi tersebut membuktikan bahwa kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 5 hingga 14 tahun tergolong rendah. Oleh karena itu, anak usia 5-14 tahun perlu diberikan edukasi dengan media yang mudah diakses dan lebih efektif. Salah satu media edukasi modern adalah Chatbot. Chatbot terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan kesehatan gigi dan mulut anak-anak usia 5-14 tahun. Di Indonesia, belum banyak penelitian terkait efektivitas Chatbot. Oleh karena itu, pengukuran efektivitas perlu diteliti dampaknya terhadap pengetahuan, sikap, dan tindakan kesehatan gigi dan mulut anak usia 5-14 tahun. Tujuan : Untuk mengetahui perubahan dalam pengetahuan, sikap, dan tindakan perawatan kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak usia 9-12 tahun yang menggunakan Chatbot dibandingkan dengan yang menggunakan metode konvensional berupa media leaflet. Metode : Metode penelitian Quasy-Experiment Pretest dan Posttest Design pada siswa-siswi SDN Pondokcina 01 . Pilot study dilaksanakan selama 1 minggu untuk mengevaluasi instrumen 17 pertanyaan kuisioner dan 10 pertanyaan System Usability Scale (SUS) media Chatbot sebanyak 27 partisipan. Metode pengambilan partisipan adalah purposive sampling. Jumlah partisipan sebanyak 252 terbagi menjadi 2 kelompok dengan intervensi berbeda, yakni Chatbot dan leaflet. Pengukuran perubahan pengetahuan, sikap, dan tindakan menggunakan 17 pertanyaan kuisioner yang dikerjakan pada pretest dan posttest selang 30 hari. Skor pretest dan posttest masing-masing kelompok menggunakan uji paired sample t-test dan antar kelompok independent sample t-test. Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa-siswi SDN Pondokcina 01 mengalami peningkatan pengetahuan pada kelompok intervensi Chatbot (p = 0.05), meningkat dari 90.86% menjadi 92.71%. Aspek sikap menunjukkan peningkatan, tetapi tidak signifikan (p = 0.594 pada kelompok intervensi, dan p = 0.562 pada kelompok kontrol) meningkat dari 82.75% ke 84% pada kelompok intervensi. Aspek tindakan menunjukkan peningkatan, tetapi tidak signifikan (p = 0.519 pada kelompok intervensi, dan p = 0.799 pada kelompok kontrol) mengalami kenaikan dari 86.83% ke 87.50% pada kelompok intervensi. Hasil Skor System Usability Scale sebesar 67.32 dari kelompok intervensi. Skor SUS tersebut menunjukkan bahwa Chatbot diterima dengan baik oleh partisipan. Analisis mengungkap bahwa durasi intervensi dan kurangnya keterlibatan orang tua dan guru dapat menjadi faktor penyebab. Kesimpulan: Siswa-siswi SDN Pondokcina 01 memiliki peningkatan pengetahuan yang signifikan dengan media edukasi Chatbot. Akan tetapi, aspek sikap dan tindakan menunjukkan peningkatan skor, tetapi tidak signifikan baik di kelompok intervensi maupun kelompok kontrol.
Background: According to the 2018 Riskesdas data, the prevalence of dental caries in children aged 5-9 years is 92.6%, and in children aged 10-14 years is 74.4% in Indonesia. This prevalence indicates that dental health among children aged 5 to 14 years is relatively low. Therefore, children in this age group need to be provided with accessible and effective educational media. One modern educational medium is Chatbot. Chatbots have been proven effective in improving knowledge, attitudes, and behaviors regarding oral health in children aged 5-14 years. However, in Indonesia, there has been limited research on the effectiveness of Chatbots. Therefore, it is necessary to assess the effectiveness of Chatbots and their impact on the knowledge, attitudes, and behaviors related to oral health in school-age children. Objective: To assess the changes in knowledge, attitudes, and behaviors related to dental care in children aged 9-12 years who use Chatbots compared to those using traditional methods, such as leaflets. Method: This study used a Quasi-Experimental Pretest and Posttest Design on students at SDN Pondokcina 01. A pilot study was conducted for one week to evaluate the 17-question questionnaire and 10-question System Usability Scale (SUS) for the Chatbot program with 27 participants. Participants were selected using purposive sampling. A total of 252 participants were divided into two groups with different interventions: Chatbot and leaflet. The changes in knowledge, attitudes, and behaviors were measured using a 17-question questionnaire, which was administered as a pretest and posttest after 30 days. Pretest and posttest scores within each group were analyzed using paired sample t-test, and between groups using independent sample t-test. Results: The results showed that the students at SDN Pondokcina 01 experienced an improvement in knowledge in the Chatbot intervention group (p = 0.05), increasing from 90.86% to 92.71%. The attitude aspect showed improvement but was not significant (p = 0.594 for the intervention group, and p = 0.562 for the control group), increasing from 82.75% to 84% in the intervention group. The behavior aspect also showed improvement but was not significant (p = 0.519 for the intervention group, and p = 0.799 for the control group), increasing from 86.83% to 87.50% in the intervention group. The System Usability Scale score was 67.32 for the intervention group, indicating that the Chatbot was well-received by its users. Analysis revealed that the duration of the intervention and lack of parental and teacher involvement could be contributing factors. Conclusion: The students at SDN Pondokcina 01 showed a significant improvement in knowledge when using the Chatbot educational medium. However, the attitude and behavior aspects showed an increase in scores, but these were not statistically significant in either the intervention or control groups.