Persentase siswa sekolah menengah di Amerika Serikat yang menggunakan rokok elektrik pada tahun 2023 sebanyak 4,6%. Berdasarkan laporan Riskesdas tahun 2018 prevalensi perokok elektrik di Indonesia usia 10-18 tahun sebanyak 10,9%. Perilaku merokok remaja jika tidak dicegah dapat berdampak terganggunya konsentrasi belajar, menurunnya prestasi, dan gangguan kesehatan. Salah satu faktor penyebab remaja merokok elektrik adalah peran teman sebaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran teman sebaya dengan perilaku merokok elektrik pada remaja SMA di Jakarta Pusat. Sampel penelitian ini berjumlah 398 remaja SMA di Jakarta Pusat dengan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Penelitian ini menggunakan instrument dari Global Youth Tobacco Survey (r=0,730-1) untuk mengukur peran teman sebaya dan National Youth Tobacco Survei (r=0,365-0,942) untuk mengukur perilaku merokok elektrik. Analisis bivariat menggunakan Chi-square. Hasil analisis Odds Ratio (OR) menunjukkan nilai 0,192 (95% CI: 0,123-0,300), yang mengindikasikan bahwa individu yang memiliki teman sebaya yang lebih banyak merokok elektrik cenderung lebih berisiko untuk terlibat dalam perilaku merokok elektrik. Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengidentifikasi faktor lain yang mempengaruhi perilaku merokok dan efektivitas strategi pencegahan melibatkan teman sebaya dalam mengurangi prevalensi merokok elektrik pada remaja.
In the United States, 4.6% of high school students reported using e-cigarettes in 2023. According to the 2018 Riskesdas report, the prevalence of e-cigarette use among Indonesian adolescents aged 10-18 years was 10.9%. Adolescent smoking behavior, if not prevented, can affect concentration, academic performance, and health. One of the factors contributing to adolescent e-cigarette use is peer influence. This study aims to determine the relationship between peer influence and e-cigarette smoking behavior among high school students in Central Jakarta. The study involved 398 high school students in Central Jakarta, using simple random sampling. Instruments from the Global Youth Tobacco Survey (r=0.730-1) were used to measure peer influence, and the National Youth Tobacco Survey (r=0.365- 0.942) to assess e-cigarette smoking behavior. Bivariate analysis was conducted using Chi-square. The results showed a significant relationship between peer influence and e-cigarette smoking behavior, with adolescents who had less peer influence being 0.19 times less likely to smoke compared to those with more peer influence. Further research is needed to identify other factors affecting smoking behavior and the effectiveness of peer-based prevention strategies in reducing e- cigarette use among adolescents.