Latar Belakang: Oroantral communication (OAC) adalah kondisi patologis yang ditandai dengan hubungan terbuka antara rongga mulut dan sinus maksilaris pasca pembedahan gigi molar tiga rahang atas impaksi. Pada penelitian ini dilakukan analisa faktor risiko terjadinya OAC yang dapat digunakan sebagai acuan anatomi pra operasi pembedahan gigi molar tiga rahang atas impaksi.
Tujuan: Menganalisa faktor risiko terjadinya OAC pasca pembedahan gigi molar tiga rahang atas impaksi di RS Universitas Indonesia Periode 2019- 2024.
Metode Penelitian: Analitik observasional retrospektif menggunakan data sekunder rekam medis pasien di RS Universitas Indonesia Periode 2019-2024 dengan jumlah sampel 689. Uji chi square dilakukan menggunakan SPSS(26.0) dan uji regresi logistik berganda menggunakan Stata(18.5).
Hasil Penelitian: Uji chi square menunjukkan variabel jenis kelamin dan usia tidak berhubungan signifikan secara statistik terhadap terjadinya OAC dengan p value (p>0.05). Uji regresi logistik berganda menunjukkan variabel dasar sinus maksilaris 3, 4, 5 dan sudut angulasi distoangular dan horizontal memiliki hubungan signifikan secara statistik terhadap terjadinya OAC dengan p value (p<0.05).
Kesimpulan: Faktor sosiodemografi seperti jenis kelamin dan usia tidak signifikan sedangkan faktor anatomi seperti posisi gigi, dasar sinus maksilaris kelas 3, 4, 5 dan sudut angulasi distoangular dan horizontal signifikan secara statistik sebagai faktor risiko terjadinya OAC.
Background: Oroantral communication (OAC) is a pathological condition characterized by an open connection between oral cavity and maxillary sinus after surgery for impacted upper third molar. This study analyzed the risk factors for OAC which can be used as a reference for preoperative anatomy for surgery impacted upper third third molar. Objective: To analyze the risk factors for OAC after surgery for impacted upper third molars at RS Universitas Indonesia for period 2019-2024. Methods: Retrospective observational analytic using secondary data from patient medical records Universitas Indonesia Hospital for period 2019-2024 with a sample size of 689. Chi-square test was performed using SPSS (26.0) and multiple logistic regression tests using Stata (18.5). Results: Chi-square test showed that variables of gender and age were not statistically significant related of OAC with p value (p>0.05). Multiple logistic regression test showed that variables of maxillary sinus class 3, 4, 5 and distoangular and horizontal angulation had a statistically significant related of OAC with p value (p<0.05). Conclusion: Sociodemographic factors such as gender and age are not significant while anatomical factors such as tooth position, maxillary sinus class 3, 4, 5 and distoangular and horizontal angulation are statistically significant as risk factors for OAC.