Objektif: Mengetahui prevalensi dan faktor-faktor risiko glaukoma pada kerabat tingkat pertama pasien glaukoma primer sudut terbuka (GPSTa). Metode: Penelitan observasional yang merekrut kerabat tingkat pertama (orang tua, saudara kandung, dan anak) pasien GPSTa di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang berusia lebih dari/sama dengan 40 tahun. Semua partisipan akan menjalani pemeriksaan komprehensif berupa tajam penglihatan, refraksi objektif, tonometri aplanasi, gonioskopi, penilaian papil nervus optik, perimetri, evaluasi ketebalan kornea sentral, diabetes mellitus, dan hipertensi. Penegakkan diagnosis glaukoma berdasarkan kriInternational Society of Geographical and Epidemiological Ophthalmology. Hasil: Terdapat 359 peserta dari 198 pasien GPSTa yang memenuhi kriteria pemilihan sampel. Sebagian besar subjek berjenis kelamin perempuan dengan median usia 47 tahun. Prevalensi glaukoma pada kerabat tingkat pertama pasien GPSTa adalah 16,2%. Faktor risiko yang berpengaruh signifikan terhadap glaukoma adalah tekanan intraokular (TIO) (p=0,002) dan tekanan perfusi okular (OPP) (p=0,015). Uji regresi logistik menunjukkan korelasi yang signifikan antara glaukoma dengan TIO (koefisien regresi 0,090/mmHg; p=0,019), dan hubungan keluarga (p=0,020). Hubungan keluarga berupa saudara kandung adalah faktor risiko yang paling berperan dalam meningkatkan probabilitas glaukoma (p=0,006, aOR 2,59; 95% CI 1,32 to 5,09). Kesimpulan: Prevalensi glaukoma pada studi ini cukup besar. TIO yang tinggi, OPP yang rendah, dan hubungan keluarga merupakan faktor risiko yang dianggap signifikan.
Objective: This study aims to evaluate glaucoma prevalence and risk factors in first- degree relatives of primary open-angle glaucoma (POAG) patients. Methods: An observational study involving first-degree relatives (parents, siblings, and children) of POAG patients at Cipto Mangunkusumo Hospital, Indonesia, aged 40 years or older. All participating individuals underwent comprehensive examination including visual acuity, objective refraction, applanation tonometry, gonioscopy, optic disc assessment, perimetry, corneal central thickness, diabetes mellitus, and hypertension evaluation. Glaucoma was diagnosed according to the criteria described by International Society of Geographical and Epidemiological Ophthalmology. Results: Three-hundred and fifty- nine relatives of 198 patients were examined. Majority of subjects are women with median age 47 years. Overall prevalence of glaucoma in first-degree relatives of POAG patients was 16.2%. Risk factors found to have significant impact on glaucoma included intraocular pressure (IOP) (p=0.002) and ocular perfusion pressure (OPP) (p=0.015). Multiple regression analysis revealed significant correlation between glaucoma and IOP (regression coefficient 0.090/mmHg; p=0.019), also family history of glaucoma (p=0.020). Siblings proved to be independent variable with the greatest influence on glaucoma (p=0.006, aOR 2.59; 95% CI 1.32 to 5.09). Conclusions: The prevalence of glaucoma in the current study was high, where higher IOP, lower OPP, and family history contributed to risk.