Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui implementasi dari Best Interest of The Child pada permohonan dispensasi perkawinan yang diputuskan kabul oleh hakim. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian doktrinal. Secara umum, Best Interest of the Child adalah salah satu dari 4 (empat) prinsip dasar anak yang disebutkan di dalam konvensi anak internasional. Meskipun konsep tersebut biasanya diaplikasikan pada isu pengangkatan anak, secara umum hak tersebut tetap melekat sebagai hak fundamental anak. Maka itu, konsep Best Interest of The Child sejatinya adalah suatu hal yang perlu diakomodir di dalam setiap hal yang berkaitan dengan anak termasuk perkawinan. Pertama, Penulis menjelaskan lebih jauh mengenai peraturan dari perkawinan secara umum dan ketentuan mengenai dispensasi perkawinan yang ada di Indonesia. Kedua, Penulis menguraikan faktor dan dampak kesehatan, pendidikan, dan perekonomian yang akan timbul jika perkawinan dilaksanakan oleh anak di bawah umur. Ketiga, Penulis menganalisa dua putusan yang mengabulkan permohonan dispensasi perkawinan yakni Putusan Nomor No. 419/PDT.P/2020/PN Mnd dan Putusan No. 189/PDT.P/2024/PN Tnn. Dua putusan tersebut sejatinya mengabulkan permohonan dispensasi perkawinan, namun, putusan yang pertama tidak didasarkan dengan suatu keadaan genting sedangan putusan kedua didasarkan dengan keadaan mendesak atau genting. Dengan demikian, putusan yang diberikan oleh hakim harus didasarkan dengan pengimplementasian konsep Best Interest of The Child atau Kepentingan Terbaik bagi Anak yang tepat.

---

This study aims to determine the implementation of the Best Interest of the Child in marriage dispensation cases decided by the judge. This research was conducted using the doctrinal research method. In general, Best Interest of the Child is one of the 4 (four) basic principles of children mentioned in the International Children's Convention. Although the principle is usually applied to the issue of child adoption, in general, the right is still inherent as a child's fundamental right. Therefore, the concept of Best Interest of the Child is actually something that needs to be accommodated in every matter relating to children, including marriage dispensation. First, the author explains more about the regulations of marriage in general and the provisions regarding marriage dispensation in Indonesia. Second, the author describes the factors and impacts on health, education, and the economy that will arise if marriage is carried out by minors. Third, the author analyzes two decisions that granted marriage dispensation applications, namely Decision No. 419/PDT.P/2020/PN Mnd and Decision No. 189/PDT.P/2024/PN Tnn. The two decisions actually granted the application for marriage dispensation, however, the first decision was not based on an urgent situation while the second decision was based on an urgent or critical situation. Thus, the decision given by the judge must be based on the implementation of the concept of Best Interest of the Child.