Pendahuluan: HIV/AIDS tetap menjadi tantangan kesehatan global yang signifikan, terutama pada populasi heteroseksual. WHO dan UNAIDS menargetkan untuk mengakhiri epidemi ini pada tahun 2030 melalui strategi 95-95-95. Hingga tahun 2022, Indonesia melaporkan bahwa 81% individu mengetahui status HIV mereka, 41% menjalani pengobatan, dan 19% berhasil mencapai penekanan viral. HIV Testing menjadi kunci dalam mengidentifikasi individu yang terinfeksi.
Tujuan: Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan tentang HIV, dukungan sosial, dan persepsi risiko dengan sikap terhadap tes HIV pada heteroseksual di Indonesia.
Metodologi: Deskriptif analitik dengan cross-sectional yang melibatkan 192 responden dari RSUD Bekasi, Lapas Kelas I Cipinang, Lapas Narkotika Kelas II A Cipinang, dan RS Siloam Mampang. Instrumen yang digunakan meliputi Knowledge Questionnaire-18 (HIV-KQ-18), Perceived Social Support in HIV (PSS-HIV), HIV Risk Perception Questionnaire (HRPQ), dan HIV-Antibody Testing Attitude Scale (HTAS).
Hasil: Analisis multivariat menunjukkan bahwa dukungan sosial memiliki nilai P < 0,001 dengan OR tertinggi sebesar 3,778, menunjukkan bahwa responden dengan dukungan sosial tinggi 3,778 kali lebih mungkin mendukung tes HIV (95% CI: 1,719-8,029).
Kesimpulan: Dukungan sosial merupakan faktor yang paling signifikan dibandingkan dengan variabel lain yang mempengaruhi keputusan individu untuk melakukan pengujian HIV.
Introduction: HIV/AIDS remains a significant global health challenge, particularly among heterosexual populations. The WHO and UNAIDS aim to end the epidemic by 2030 through the 95-95-95 strategy. By 2022, Indonesia reported that 81% of individuals were aware of their HIV status, 41% were undergoing treatment, and 19% had achieved viral suppression. HIV Testing is critical in identifying infected individuals. Objective: To analyze the relationship between the level of HIV knowledge, social support, and risk perception with attitudes toward HIV Testing among heterosexuals in Indonesia. Methodology: A descriptive-analytic cross-sectional study involving 192 respondents from RSUD Bekasi, Class I Cipinang Correctional Facility, Class II A Cipinang Narcotics Correctional Facility, and Siloam Mampang Hospital. The instruments used included the Knowledge Questionnaire-18 (HIV-KQ-18), Perceived Social Support in HIV (PSS-HIV), HIV Risk Perception Questionnaire (HRPQ), and HIV-Antibody Testing Attitude Scale (HTAS). Results: Multivariate analysis revealed that social support had a P-value < 0.001, with the highest OR of 3.778, indicating that respondents with high social support were 3.778 times more likely to support HIV Testing (95% CI: 1.719–8.029). Conclusion: Social support is the most significant factor compared to other variables influencing an individual's decision to undergo HIV Testing