Penelitian ini mengkaji strategi retensi petugas pemadam kebakaran di Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Daerah Khusus Jakarta (Dinas Gulkarmat DKI Jakarta) yang berfokus pada pemenuhan kesejahteraan dari segi mental, fisik, dan finansial. Fokus penelitian terletak pada urgensi memenuhi kesejahteraan petugas pemadam kebakaran sebagai pekerjaan yang berbahaya dan berisiko tinggi, tetapi tidak mendapatkan kesejahteraan yang sebanding. Analisis dilakukan dengan mendalami praktik-praktik yang diterapkan oleh Singapore Civil Defence Force (SCDF) dan Fire Department New York (FDNY) terkait upaya mewujudkan kesejahteraan petugas pemadam kebakaran, baik dari segi mental, fisik, maupun finansial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesejahteraan petugas pemadam kebakaran menjadi perhatian penting dari SCDF dan FDNY karena kesadaran yang tinggi terhadap risiko yang timbul dari pekerjaan pemadam kebakaran. Keduanya memberikan manfaat finansial yang kompetitif dan menyadari bahwa pemadam kebakaran sangat dekat dengan penyakit mental dan fisik sehingga perhatian yang besar diberikan melalui berbagai program, seperti memeriksa kesehatan mental dan fisik secara rutin, membangun kesadaran kesehatan mental dan fisik, menerapkan skema parakonselor di antara petugas, dan melibatkan profesional yang tergabung dalam unit khusus untuk menangani dan mendukung pemulihan hingga petugas siap bertugas kembali. Hal tersebut dapat menjadi best practices untuk diadaptasi dan diimplementasikan di Dinas Gulkarmat DKI Jakarta sebagai strategi retensi berbasis kesejahteraan agar jumlah personel tidak semakin berkurang dan petugas yang ada dapat bertugas dengan maksimal.
This study examines retention strategies for firefighters at the Jakarta Fire and Rescue Agency (Dinas Gulkarmat DKI Jakarta), focusing on addressing their mental, physical, and financial well-being. The research emphasizes the urgency of ensuring firefighter welfare, given the high-risk and hazardous nature of their work, which is often not matched by adequate welfare provisions. The analysis delves into practices implemented by the Singapore Civil Defence Force (SCDF) and the Fire Department of New York (FDNY) in fostering firefighter well-being across mental, physical, and financial dimensions. The findings reveal that firefighter welfare is a critical focus for both SCDF and FDNY due to their strong awareness of the occupational risks inherent in firefighting. Both organizations provide competitive financial benefits and recognize the high susceptibility of firefighters to mental and physical health issues. As a result, significant attention is given through various programs, including routine mental and physical health check-ups, mental and physical health awareness campaigns, the implementation of peer counseling schemes among firefighters, and the involvement of specialized professionals to manage recovery and support readiness for duty. These practices can serve as best practices for adaptation and implementation at Dinas Gulkarmat DKI Jakarta. By adopting welfare-based retention strategies, the agency can mitigate personnel shortages and enable existing firefighters to perform their duties optimally.