Dalam perancangan ruang kota terdapat elemen yang perlu saling terhubung untuk menciptakan lingkungan yang dapat mendukung aktivitas penggunanya. Elemen tersebut lebih dari sekadar hubungan fisik tetapi juga relasi yang melibatkan waktu, lokasi, sosial dan pola spasial. Dalam perancangan tersebut, aspek indra visual berperan penting karena memengaruhi estetika hingga fungsi perkotaan. Namun, dalam prosesnya, perkembangan modern seringkali menitikberatkan pada visual tanpa melibatkan indra lain, seperti penciuman dan pendengaran. Padahal indra penciuman dalam proses perancangannya memiliki kontribusi terhadap identitas perkotaan hingga menjadi referensi geografis. Selain itu, indra pendengaran juga memiliki kontribusi dalam proses perancangannya seperti kualitas hidup hingga kenyamanan penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan mengeksplorasi persepsi pengguna ruang kota menggunakan sense (visual, penciuman dan pendengaran) yang timbul dari relasi-relasi ruang kota tersebut dengan menggunakan metode kualitatif dengan metode analisis deskriptif dimana mengumpulkan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasi dilakukan untuk mendapatkan dokumentasi visual serta audiovisual hasil wawancara terbuka dari persepsi pengalaman visual, penciuman dan pendengaran pengguna ruang kota. Hasilnya adalah persepsi dari pengalaman multi-indra visual, penciuman dan pendengaran timbul dari relasi-relasi ruang kota yang berkaitan serta memiliki kaitan antar persepsi itu sendiri. Relasi tersebut memberikan intervensi terhadap kebutuhan ruang bagi para penggunanya untuk memahami bagaimana relasi ruang kota yang dapat mengakomodasi kebutuhan penggunanya. Oleh karena itu, perencana dan perancang kota dapat menggunakan persepsi dari pengalaman multi-indra pengguna ruang kota untuk memahami ruang kota yang dapat mendukung aktivitas penggunanya.
In urban space design, there are elements that need to be connected to each other to create an environment that can support user activities. These elements are more than just physical relationships but also linkage that involve time, location, social and spatial patterns. In this design, visual sense aspects play an important role because they influence aesthetics and urban function. However, in the process, modern developments often focus on visual aspects without involving multi-sensories, such as smell and hearing. In fact, the olfactory sense in the design process contributes to urban identity and becomes a geographical reference. Apart from that, auditory sense also has a contribution to the design process, such as quality of life and comfort for residents. This research aims to see and explore the perceptions of urban space users using sense (visual, olfactory and auditory) arising from urban spatial linkages using qualitative methods with descriptive analysis methods which collect data through observation, interviews and documentation. Observations were carried out to obtain visual and audiovisual documentation of the results of open interviews regarding the perceptions of the visual, olfactory and auditory experiences of urban space users. The result is that the perception of multi-sensory visual, olfactory and auditory experiences arises from related urban space linkages and has a connection between the perceptions themselves. These relationships provide interventions into the space needs of its users to understand how urban space relationships can accommodate the needs of its users. Therefore, urban planners and designers can use perceptions from the multi-sensory experiences of urban space users to understand urban spaces that can support user activities.