Teori keuangan belum mencapai kata sepakat mengenai hubungan antara utang dan sewa. Satu argumen mengatakan hubungannya adalah substitusi (bila sewa bertambah, maka utang harus berkurang dan sebaliknya). Argumen lain mengatakan hubungannya adalah komplemen (penambahan sewa diikuti dengan penambahan utang). Tesis ini meneliti hubungan antara keduanya dengan menggabungkan Schallheim (2013) untuk penggunaan transaksi sale and leaseback (SLB) sebagai proksi tingkat sewa serta Yan (2006) untuk pemodelan menggunakan persamaan multivariat. Penelitian ini menemukan hubungan substitusi yang robust. Faktor eksogenos EBITD, marginal tax rate (MTR), suku bunga acuan, dan pertumbuhan ekonomi signifikan menjelaskan dinamika utang dan/atau SLB pada sampel tertentu. Semakin tinggi MTR, maka tingkat substitusi semakin tinggi, yang mengindikasikan cost of debt yang lebih besar untuk setiap penambahan sewa ekstra.
Financial theory has not reached an agreement on the relationship between debt and lease. One argument says the relationship is a substitution (if lease increase, the debt must be reduced and vice versa). Another argument says the relationship is complementary (additional lease is followed by the addition of debt). This research examines relationship between the two by combining Schallheim (2013) for the use of sale and leaseback transactions (SLB) as a proxy for the level of lease and Yan (2006) multivariate equation modelling. This study found a robust relationship of substitution. Exogenous factors EBITD, marginal tax rate (MTR), policy interest rate, and economic growth significantly explain the dynamics of debt and/or SLB at some sample. The higher the MTR, the higher the substitution rate, which indicates the cost of debt are greater for an additional extra rent.